Anda di halaman 1dari 65

JURUSAN TEKNIK KELAUTAN,

FTK-ITS
OSEANOGRAFI

Dr. Wahyudi
J
Jurusan
Teknik
T k ik K
Kelautan,
l t
FTK-ITS
FTK ITS

1. Marine Survey
Kebutuhan dan Kegunaan Survei Laut
Perancangan konstruksi dan pemeliharaan bangunan laut:
Struktur
S k Pantai
P
i
Pipa Bawah Laut (seleksi rute-desain-instalasi-pemeliaharaan)
Kabel Bawah Laut
Survei Eksplorasi
Site Surveys untuk Rig
Site Surveys untuk Instalasi Platform
Field Development
Clearance, Abandonment and Inspection
Wind Farm (energi angin lepas pantai)

Data yang Dibutuhkan


Data Oseanografi:
-

g
angin
gelombang
arus
pasang surut

Kedalaman Air Laut, Relief Dasar Laut & kemiringan Dasar Laut
Tipe
p Sedimen Dasar Laut
Properti Tanah Dasar Laut
Obstructions, debris/fragmen, benda karam di dasar laut
Instalasi Existing
Kondisi Geologi Dasar Laut untuk Fondasi, Trenching
Potensi Geohazards

Seleksi Rute Pipa

Jarak terpendek antara ujung ke ujung pipa


mungking akan menghasilkan kebutuhan beaya
material paling rendah.
rendah Tetapi,
Tetapi mungkin tidak akan
memberikan rute pipa yang optimum

Faktor
F
k
lain
l i yang membutuhkan
b
hk
pertimbangan
i b
termasuk:
y Kedalaman Air
y Adanya kondisi seperti batuan yg tersingkap, pipa lain,

daerah terlarang, penggalian/trenching, dll.

y Adanya kondisi lingkungan yg mengancam: breaking

waves, arus yg kencang

y Daerah p
pelayaran
y
atau fishing
g zones
y Suitabilitas untuk shore crossing

PEMILIHAN RUTE
y Kriteria dasar pemilihan rute pipeline terutama pada sea-

bottom yang unstable

y Hindari bottom obstruction


y Hindari kemungkinan adanya crossing
y Hindari anchoring
g area
y Minimalkan panjang pipa pada unstable seafloors, bila

teridentifikasi pilih rute yg relatif stable


y Hindari depression
y Dalam area mudflow, minimalkan resiko kerusakan pipa oleh
gerakan tanah dg memilih rute sejajar dg arah mudflow

Optimisasi Rute
y Untuk topografi dasar laut yg berat, saving terhadap

beaya konstruksi & instalasi mungkin dapat dicapai


dengan
optimisasi
d
ti i
i rute
t

y Dibutuhkan data beaya


y yang
y g akurat untuk:
y Suplai pipeline
y Beaya Fabrikasi
y Koreksi Freespan
y Trenching, rock dump, weight-coat, anchoring

y Design pipeline harus selesai terlebih dahulu

sebelum optimisasi rute dapat dikerjakan

MARINE SURVEY
TUJUAN SURVEI

RENCANA DASAR
(item, lokasi, waktu)

Survei Lokasi
Pendahuluan

Survei Perancangan Struktur Pantai


Survei Rute Pipa Bawah Laut
Survei Eksplorasi
Site Surveys untuk Rig
Site Surveys untuk Instalasi Platform
Survei untuk Field Development
Survei untuk Clearance, Abandonment and Inspection
Survei Wind Farm (energi angin lepas pantai)

Hasil Survei Sebelumnya

Akses lokasi
Tingkat kesulitan
Ketersediaan bahan logistik, dll

RENCANA EKSEKUSI LAPANGAN


Tanggal, periode, Areal Survei
Metode
M t d Survei,
S
i Peralatan
P l t
Skedul, Pengalokasiamn Staf
Safety Measures
Beaya/RAB

Pelaksanaan
Survei
Removal/
D
Demobilisasi
bili
i

PERSIAPAN EKSEKUSI
(Prosedur Birokrasi,
Suplai Bahan Kebutuhan)

Pengolahan &
Analisis of Data
Mobilisasi/Pemasangan
Alat Ukur di Lokasi

PELAPORAN

KEGUNAAN

oseanografi
struktur
pantai

sub bottom profiler

magnetometer

Morfologi Das
sar Laut

Marin
ne Surrvey

side scan sonar

pipa
bawah laut

struktur
lepas pantai

batimetri

Survei tanah

Integrated
Coastal Zone
Management

MARINE
PIPELINE
SURVEY

OSEANOGRAFI
GELOMBANG-ARUS-ANGIN

Tentukan kondisi
paling berat selama
konstruksi untuk
metoda instalasi
tertentu

SUB-BOTTOM
PROFILER

SIDE SCAN SONAR

MAGNETOMETER

SOIL SAMPLES

Identifikasi Potensi Bencana, crossings & obstuction

Tentukan kondisi
paling berat selama
waktu operasional
pipa (100 yr, storm)

Identifikasi Rencana Rute Pipa, jika dalam area mud


pilih rute pararel
p
dengan
g
arah slide
slide p
Tentukan kondisi tanah dan stratigrafi secara umum
sepanjang rute pipa

Analisa stabilitas tanah: strength deterioration sewaktu


kondisi badai. Potensi gerakan tanah dan gaya yang
ditimbulkannya

Tentukan koefisiean gesek lateral yang


mengenai pipa sepanjang rute

Pilih rute yang paling aman, & tentukan kedalaman


tanah yang terpengaruh oleh beban badai

Tentukan spacific gravity yg


disaratkan berdasar stabilitas
hidrodinamis selama
konstruksi, SGc

Tentukan spacific gravity yg


disaratkan berdasar
stabilitas hidrodinamis
selama operasi, SGo

Mungkin pipa
dipendam

Gerakan tanah
berpotensi
bencana sepanjang
rute pipa ?

Tentukan kisaran spacific gravity


yg aman dalam liquefied soil
SGfloat < SG < SGsink

Yes

No

Pemendaman
disaratkan oleh karena
bencana lain?
No

Persyaratan specific gravity:


SG(slm konstruksi) > SGc
SGo < SG(pipa+isi) < SGsink

exit

Yes

Persyaratan specific gravity:


SG(slm konstruksi) > SGc
SGfloat < SG < SGsink

exit

Pilih specific gravity untuk


pipa tetap pada/dekat mudline
SG(slm konstruksi) > SGc
SGo < SG(pipa+isi) < SGsink

exit

Oceanography:
Wind-Waves
TidesCurrent

Marine Surrvey

Side scan
sonar

Sub-bottom
profiler
fil

Magnetometer
g

Tentukan
Kondisi terberat selama konstruksi
untuk metoda instalasi tertentu
Tentukan kondisi terberat selama
Selama waktu operasional pipa
(100 yrs storm)

Identifikasi potensi bencana


bencana,
Crossing & obstruction
Identifikasi rencana rute pipa, jika
melalui area mud slide
pilih rute pararel arah slide
Tentukan
kondisi tanah dan stratigrafi secara
umum di sepanjang rute pipa
Analisa stabilitas tanah: strength
deterioration saat badai, potensi
gerakan tanah & gaya yg timbul

Bathymetry &
T
Topography
h

Soil
i
investigation
ti ti

Pilih rute
t paling
li
aman, tentukan
t t k
Kedalaman tanah yg terpengaruh
Beban badai jika ada
Tentukan koefisien gesek lateral
yg bekerja pd pipa sepanjang rute

Tentukan specific gravity yg disyaratkan


berdasarstabilitas hidrodinamis
selama konstruksi, SGc
selama operasi, SGo
dalam liquefied soil

Gerakan tanah
Berpotensi bencana di
Sepanjang
Rute pipa?

yes

Jika pipa tetap dekat/pada


mudline
dli
pilih specifi gravity yg aman

no

Mungkin pipa harus dipendam

Pemendaman
disyaratkan oleh
bencana lain?

no

yes

Syarat specific gravity

Syarat
Specific
gravity

2 Survei
S
i Oseanografi
O
fi
2.
y Datayangdikumpulkan
y Kondisiyangdiperhitungkan
y g p
g
y Durasiperiodekonstruksiyangberpengaruh

Data yyang
g dikumpulkan
p
Data lingkungan yang bekerja di lokasi struktur yang
direncanakan dan di sekitarnya, yang mewakili kondisi
lingkungan selama konstruksi dan operasional, meliputi:
y Kondisi angin,
y Gelombang
G l b
y Arus
y Pasang surut

Kondisi yang diperhitungkan

Kondisi paling berat dengan periode ulang 100 tahun


Dihitung dari arah, periode, tinggi gelombang signifikan
Diperoleh dari published data (umumnya)
Data digunakan dalam analisa stabilitas hidrodinamis

Sirkulasi udara yang kurang lebih sejajar dengan


permukaan bumi disebabkan oleh perubahan temperatur
atmosfer
Angin berperan penting dlm pembentukan gelombang salah satu
aspek yg hrs dipertimbangkan dlm coastal/offshore design & planning:
terutama pipa bawah laut
Sebagai aspek lingkungn yg penting, sbg gaya yg mengenai
struktur langsung, sirkulasi polusi di atmosfer, pembentukan arus
di laut
Driving mechanism utama gerakan atmosfer adalah pemanasan
matahari terhadap bumi dan rotasi bumi

Gerakan vertikal disebabkan oleh direct surface heating (land-sea breeze circulation), pengaruh
topografi advection udara kedalam suatu masa udara yg berbeda densitasnya
topografi,
Gerakan horisontal disebabkan oleh gradien densitas udara dekat permukaan yg terjadi karena
differential heating (variasi utara-selatan radiasi matahari, perbedaan thermal response laut &
darat)

Angin di atas permukaan air menimbulkan riak kecil, kecepatan angin


bertambah riak semakin besar, jika berhembus terus riak menjadi
gelombang, semakin lama berhembus semakin besar gelombang yang
terbentuk
Kecepatan angin diukur dg menggunakan anemometer.
Besaran angin diukur berdasarkan kecepatan dan jumlahnya pada
periode
i d tertentu
t t t (frekuensi)
(f k
i)
Kecepatan angin diukur dg dimensi:
m/dt, km/jam, mil/jam atau knot
1 knot = panjang satu menit garis bujur melalui katulistiwa yang
ditempuh dlm satu jam

Informasi navigasi yang penting pada saat


Survei
Instalasi/konstruksi
Inspeksi
Jika tdk ada pengukuran gelombang secara langsung,
langsung data angin
sangat diperlukan untuk menentukan karakteristik gelombang

Konversi Data Angin Menjadi Karakteristik Gelombang:


Data Angin
Tabel
Frekuensi
Kejadian

Fetch

Diagram
Mawar Angin

Arah &
Kecepatan
Dominan

Karakteristik
Gelombang
Hs Ts,
Hs,
Ts LL,
Gelombang Badai

2.2 Data Gelombang


Waves are the undulatory motion of a water surface:
Parts of a wave are, Wave crest, Wave trough, Wave height (H),
Wave Amplitude, Wave length (L), and Wave period (T).
Wave period provides a basis for the wave classifications:
Capillary waves, Chop, Swell, Tsunamis, Seiches.

Most of the waves present on the oceans surface are


wind-generated waves
Size and type of wind-generated waves are controlled by: Wind velocity
velocity, Wind
duration, Fetch, and Original state of sea surface.
As wind velocity increases wave length, period and height increase, but only if wind
duration and fetch are sufficient.
Fully developed sea is when the waves generated by the wind are as large as they can
be under current conditions of wind velocity and fetch.
Significant wave height is the average wave height of the highest 1/3 of the waves
present and is a good indicator of potential for wave damage.

Data Gelombang

Gerakan Gelombang
g
Progressive waves are waves that move forward across the surface

Pada penjalaran gelombang, bentuk dan energi gelombang


b
bergerak
k cepat,
t bukan
b k air
i yang bergerak
b
k
Partikel air bergerak dalam gerakan orbital saat gelombang
menjalar
Diameter orbit semakin besar dengan meningkatnya ukuran
gelombang, dan mengecil kearah dasar laut.
Dasar gelombang (wave base) adalah batas kedalaman air
gelombang dapat menggerakkan air.
Jika kedalaman air lebih besar dari pada wave base
base, bentuk
orbit bulat dan tak ada interaksi antara dasar laut dengan
gelombang, tetapi jika kedalaman air lebih dangkal dari
pada wave base, orbit berbentuk elip dan menjadi pipih
kearah dasar laut.

Displasmen partikel air


untuk gelombang perairan dangkal dan dalam

Kegunaan Data Gelombang


Informasi navigasi yang penting saat survei,
i t l i/k
instalasi/konstruksi,
t k i d
dan operasional
i
l
Input lingkungan dalam analisa beban gelombang, scouring,
wave setup, & run up
Gelombang yang mendekati pantai akan mengalami
shoaling, refraksi, difraksi, dan akhirnya pecah yang dapat
menimbulkan
i b lk arus d
dan menyebabkan
b bk
Erosi & sedimentasi, yang mengakibatkan perubahan garis pantai,
Memicu longsor
g
di depan/kaki
p
struktur,, sekitar delta,, & di daerah
lereng tak stabil

Analisa soil liquefaction

2.3
2 3 Data Pasang surut
Fluktuasi muka air laut harus diketahui saat survei batimetri
Informasi posisi muka air laut, yang sangat dibutuhkan bagi
penentuan posisi bagian atas struktur yang peka terhadap
fluktuasi muka air laut:
Dermaga
Jetty
Bangunan
B
ffasilitas
ilit pantai
t i

Di daerah dengan tidal range yang besar, pada saat surut


dapat
p menghasilkan
g
arus ((ebb current)) yyang
g mampu
p
Erosi dasar laut di garis pantai,
Erosi dinding pantai
Memicu longsor di sekitar delta di pinggiran endapan delta

Pengukuran Pasang Surut


Pengukuran pasut sangat penting untuk kebutuhan rekayasa, begitu
pula untuk p
p
prediksi p
pasut.
Kebutuhan paling penting untuk konstruksi navigational chart, dimana
survei batimetri harus didasarkan pada suatu datum. Biasanya sounding
datum didasarkan pada muka air terendah terprediksi.
terprediksi
Referensi sounding bersifat arbitrary, tetapi selalu diambil pada jarak
tertentu di bawah tanda permanen seperti benchmark yg berada di
darat.
darat
Untuk menyediakan prediksi bagi kebutuhan navigasi dibutuhkan record
yg kontinyu, dan bahkan navigasi butuh level aktual dibanding hasil
prediksi.
dik i

Untuk kebutuhan prediksi diperlukan record pasut selama periode satu tahun, walaupun
idealnya hasil pencatatan selama 19 tahun.
Bench-mark: suatu titik di darat yang telah diketahui secara pasti koordinat dan
elevasinya, dipakai sebagai titik referensi dalam pengukuran topografi, pasut dan
batimetri.

Tahap Pengukuran
Lama Pengukuran
Dalam prakteknya untuk kebutuhan rekayasa pengukuran selama 1
th atau bahkan 19 th sulit dilaksanakan. Untuk keperluan ini
pengukuran dilakukan 30 hari atau 15 hari, kemudian dilakukan
peramalan untuk memprediksi level muka air laut.

Penentuan lokasi
Lokasi harus bebas dari pengaruh angin, gelombang dan turbulensi
Alat ukur harus dapat meng-cover seluruh fluktuasi muka air.
Zero level dari alat harus diikat kepada referensi

Alat
Staff gauge
float gauge
g g
pneumatic gauge
rambu ukur (peel schaal)

Survei Pasang surut

BT. 2

BT. 1

Patok

Peilschaal

Berbagai posisi permukaan air laut


MSL
MHWS
MLWS
HHWS
LLWS
HAT
LAT

: mean sea level, rata-rata seluruh muka air yang terjadi


: mean high
hi h water
t spring,
i
rata-rata
t
t muka
k air
i ti
tinggii saatt
purnama
: mean low water spring, rata-rata muka air rendah saat
purnama
: highest hight water spring, muka air tertinggi saat
purnama
: lowest low water spring, muka air terendah saat
purnama
: high
hi h astronomical
t
i l Tide
Tid
: low astronomical Tide

2.4 Data Arus


Arus: gerakan air laut dalam skala yang besar
Terjadi di mana saja di laut
Dapat di permukaan atau di bawah permukaan

2 tipe utama

arus permukaan (10%)


arus bawah p
permukaan ((90%))

Arus permukaan, terutama wind driven


Arus bawah permukaan karena perbedaan densitas air laut
Gaya-gaya lain yang mempengaruhi arus:

Coriolis effect
gesekan
gravitasi
expansi thermal
bentuk geologi cekungan laut

Survei Pengukuran
Arus

3. MORFOLOGI DASAR LAUT


GEOLOGICAL
Inner
continental
shelf

millennia
ENGINEERING
centuries

Lower shore face


trangressive dune

Tiime Scale

decades

Tid l basin
Tidal
b i
EVENT
inlet river mouth

years
upper shore face
seasons

frontal dune

Bentuk permukaan
dasar laut dan
perkembangannya

Surf zone bars

days
beach face
hours

INSTANTANEOUS
ripple

seconds
0,1

1
Length Scale (km)

1,0

100

Perbandingan
g daratan dan lautan

Physiografi dasar laut Atlantik


continental
margins
g

deep ocean
basins

midoceanic
ridges

Pembagian Morfologi Dasar Laut

Continental margins
g are the submerged
g edges
g of the continents and consist of massive
wedges of sediment eroded from the land and deposited along the continental edge.
The continental margin can be divided into three parts: the Continental shelf, the
Continental slope, and the Continental rise.

Deep Ocean Province is between the continental margins and the midoceanic ridge
and includes a variety of features from mountainous to flat plains: Abyssal plains,
plains
Abyssal hills, Seamounts, and Deep sea trenches.

Deep Ocean Basin

Midoceanic Ridge Province consists of a continuous submarine mountain range that


covers about one third of the ocean floor and extends for about 60,000
60 000 km around the
Earth.

Morfologi Dasar Laut

Daerah Studi

Morfologi Dasar Laut

3.1 SURVEI BATIMETRI


o Batimetri adalah kedalaman air relatif terhadap permukaan air laut.
Sehingga pengukuran batimetri dapat memberikan gambaran topografi
dasar laut. Seperti telah diketahui bahwa dasar laut bervariasi,
kompleks, dan bahkan berubah, terdapat bagian yang rata, curam,
j
jurang,
volcano
l
aktif
ktif maupun ttelah
l h mati,
ti rangkaian
k i pegunungan, ddan hhott
spring
o P
Pemetaan
t
bbatimetri
ti t i ttermasukk memproduksi
d k i peta
t ddasar llautt dan
d peta
t llautt
berdasarkan data batimetri. Peta batimetri merepresentasikan
kedalaman laut sebagai
g fungsi
g dari koordinat ggeografis
g
seperti
p ppeta
topografi yang menyajikan ketinggian permukaan bumi pada titik
geografis bumi yang berbeda. Peta batimetri yang paling terkenal adalah
yang direpresentasikan dengan garis
garis-garis
garis dengan nilai kedalaman yang
sama (isobath).

Survei Batimetri
Map grids: coordinates of latitude and longitude for each location
are unique.
q No two locations on the earths surface have the same
pair of coordinates.

Latitude:
Imaginary lines running E-W, measured N and S from the Equator. Equator at
0o latitude, divides the earth into two hemispheres. Range from 0o to 90o NNorthern Hemisphere.
Hemisphere 0o to 90o S Southern Hemisphere.
Hemisphere

Longitude:
g
Imaginary lines running N-S. Prime meridian at 0o longitude, passes through
Greenwich, UK. Range from 0o to 180oW, going west- Western Hemisphere.
Range from 0o to 180oE, Eastern Hemisphere. International date line at 180o
passes th
throughh th
the middle
iddl off th
the Pacific
P ifi Ocean
O
((nott a straight
t i ht liline).
)

Fakta dalam Peta


Latitude and longitude are expressed in degrees,
minutes and seconds:
60 ((seconds)) = 1 (minute)
(
)
60 (minutes) = 1o (degree)

Mean Sea Level is a reference for elevation


Different types of map projections highlight different
p
areas of the earth. Globe is onlyy true ((to scale)) map.

Garis kontur
Contour line: Imaginary line that connects all points of equal
elevation/depth on the earth surface
Contour interval: the difference in elevation between adjacent
contour lines.
lines
Rules generally obeyed by contour lines:
Contour lines usually do not intersect
Contour lines are closed loops, though not necessarily within a
given map
Contour lines cannot intersect a standingg bodyy of water
Contour lines V up a stream valley
A contour line generally runs parallel to adjacent contour lines.
Wide spaced lines = gentle slopes; closely spaced = steep slopes

Skala Peta
Verbal scale (example): 1inch = 2000 feet
Ratio scale; 1:24,000
Bar
B scale:
l graphical
hi l representation
t ti using
i
bar lengths with number labels. (Scale is valid
even after
ft photographic
h t
hi enlargement).
l
t)

Different ratios show different amounts of


detail and area in maps.

Langkah Pemetaan Bathymetry


TETAPKAN
TUJUAN

SURVEI
PENDAHULUAN

SURVEI
PASUT

SURVEI
BATIMETRI

KOREKSI FLUKTUASI MUKA AIR

LAPORAN
PETA
BATIMETRI

Luas area
Skala Peta
Interval kontur
Datum
Titik Pengukuran Pasut
Transport & akomodasi lokal
Penentuan BM
Penentuan Grid/alur kapal
MSL
Datum/Referensi

Kedalaman dasar laut

Contoh Grid dan Lintasan Pengukuran Batimetri


Kapal Survey + GPS

Lintasan pengukuran

Lintasan pengukuran
BM
Kapal Survey + GPS

BM

Pengukuran

Contoh Hasil Pemetaan Batimetri

3.2 SURVEI SIDE SCAN SONAR


Survei side scan sonar, sering disebut 4S, atau side imaging sonar atau side looking
sonar
Termasuk dalam kategori sistem sonar, digunakan secara efisien untuk menghasilkan
image dasar laut dalam area yang besar
Mampu
p memberikan ppemahaman tentangg pperbedaan material dan tekstur dari dasar laut
Digunakan sebagai dasar survei lanjutan, seperti survei arkeologi, sampling
sedimen/tanah permukaan, dll.
Sangat umum digunakan untuk deteksi fragmen,
fragmen bongkahan
bongkahan, obstruction lain di dasar
laut yang mungkin berbahaya bagi pelayaran, atau terhadap instalasi dasar laut.
Untuk investigasi keberadaan, status/kondisi pipa atau kabel bawah laut
4-S
4 S juga digunakan dalam militer untuk deteksi ranjau
Dalam riset bidang perikanan, kajian lingkungan, dan dalam operasi pengerukan
4-S sering dilakukan bersamaan dengan survei batimetri dan pengambilan data subb tt profiler,
bottom
fil sehingga
hi
ddapatt memberikan
b ik gambaran
b
sekilas
kil ttentang
t
struktur
t kt ddangkal
k l
lapisan dasar laut.

Side Scan Sonar

3.3 Sub-Bottom Profiling


Memberikan informasi lapisan sedimen di bawah dasar laut
Sub-bottom pprofilingg mengidentifikasi
g
dan mengukur
g
berbagai
g
layer/lapisan yang ada di bawah air.
Merupakan sistem akustik yang menggunakan taknik single beam.
S mber suara
Sumber
s ara memancarkan sinyal
sin al secara vertikal
ertikal ke bawah
ba ah melalui
melal i
kolom air, dan receiver menangkap gelombang yang dipantulkan
kembali oleh dasar laut. Sebagian gelombang menembus dasar laut
dan dipantulkan lagi ketika mengenai bidang antar lapisan dari dua
lapisan yang berbeda densitasnya
Peningkatan power memberikan penetrasi yang lebih baik kedalam
sedimen, tetapi jika dasar laut sangat keras atau tidak terlalu dalam,
naiknya power akan menyebabkan lebih banyak sinyal yang
dipantulkan sehingga akan memberikan lebih banyak noise.

Sub-Bottom
Sub
Bottom Profiling
Frekuensi sinyal juga mempengaruhi sistem performance,
frekuensi yang ditransmisikan sebanding dengan
hilangnya sinyal karena absorsi oleh sedimen. Semakin
tinggi frekuensi semakin banyak kehilangan sinyal yang
masuk kedlam sedimen.
Semakin panjang gelombang semakin banyak energi yang
ditransmisikan dan menghasilkan penetrasi sedimen
semakin dalam, tetapi menurunkan kemampuan
membedakan antar reflektor yang berdekatan, sehingga
menurunkan
k resolusi
l id
darii sistem.
i t

Sub-Bottom Profiling
g
Kemampuan SBP
Sistem sub
sub-bottom
bottom profiling sangat berguna dalam mencirikan kondisi
dasar laut, karena memberikan informasi tentang struktur bawah
permukaan. Tak ada cara lain yang mampu memberikan informasi
struktur bawah permukaan,
permukaan kecuali dengan pengambilan sampel
secara fisik melalui pemboran ini (dalam survei tanah).
Sub-bottom pprofilingg mampu
p ppenetrasi kedalam sedimen dasar laut
sedalam 300 m, tergantung tipe sedimen dan karakteristik sonar.
Kemampuan penetrasi sub-bottom profiling jauh lebih dalam dari
pemboran
b
ttanah,
h tetapi
t t i penetrasi
t i ini
i i tergantung
t
t
kkekerasan
k
llapisan
i
sedimen dan keberadaan deposit gas, seperti metan.

Sub-Bottom Profiling
g
Kegunaan SBP
Sistem
Si t sub-bottom
b b tt profiling
fili resolusi
l i titinggii ttelah
l h bbanyakk
digunakan untuk
deteksi dan pengukuran kedalaman endapan sedimen yang
dikeruk,
deteksi adanya
y substrat yyangg telah dilingkupi
g p sedimen,,
identifikasi benda-benda yang telah terkubur, serta
menentukan posisi bedrock
identifikasi potensi longsoran dasar laut
identifikasi keberadaan fault/patahan aktif

Contoh Hasil Survei sub-bottom profiling

Contoh Hasil Survei sub-bottom profiling

3.4
3 4 Survei Magnetik
Investigasi
g
yyang
g didasarkan p
pada anomali
kemagnetan dalam medan magnet bumi karena
sifat magnetik batuan di bawahnya
Aplikasi:

Eksplorasi migas & Batubara


Eksplorasi mineral ekonomi
UXO (unexploded ordnance)/ranjau
Investigasi arkeologi
Site investigation struktur laut/darat
Benda-benda
Benda
benda terkubur (existing pipelines)

4. SURVEI TANAH/SOIL
TANAH/SOIL INVESTIGATION
Geotechnical Investigation
Tujuan:
T j
Mengetahui profil tanah secara menerus (stratigrafi) di
sepanjang
p j g rute p
pipa
p
Mengetahui properti tanah yang dibutuhkan di sepanjang rute
pipa
Properti
p tanah yyang
g diperlukan:
p
Klasifikasi tanah umum
Distribusi ukuran butir
Specific gravity
Soil moisture
Permeability
Attenberg limits
Undisturbed & disturbed shear strength

Survei Tanah/Soil Survey


Kegunaan:
Kapasitas beban tanah
Persyaratan
P
t trenching
t
hi
Resistensi tanah terhadap gerakan pipa, hilangnya
kekuatan tanah oleh beban siklis gelombang
g
g
Identifikasi potensi erosi/scouring
Identifikasi potensi soil liquefaction
Identifikasi
Id tifik i potensi
t
i llongsoran

Peralatan yang digunakan

Grab sampler
Gravity corer
Box corer
Piston corer
Vibro corer
Drilled core sampler

Teknik Sampling Tanah

Sediment grabber

Vibro corer

Piston corer
Multi corer

Sediment core yang diperoleh dipotong


setiap 1
1,5
5m
m, R/V Marion Dufresne 2005

Multiple core, R/V Bosei Maru, 1994

Since time limitation, sampling should be carried


out at late of night, R/V Bosei Maru, 1994

Magnetic susceptibility, color & other analyses of core


on board R/V Marion Dufresne di Laut Arafura 2005

Sebelum analisa awal, core dibelah menjadi dua;


on board R/V Marion Dufresne di Laut Arafura 2005
Sampling sediment core on board R/V Bosei Maru di
Okinawa Trough Northwest Pacific 1994

Laboratory on board R/V Tansei Maru,


Oceanographic Cruise di East China Sea 1993

After meal.. on board R/V Bosei Maru in Okinawa Trough


Northwest Pacific, 1994

Student room on board R/V Nagasaki Maru,


Pacific Oceanographic Cruise, 1992

R/V Nagasaki
N
ki Maru
M
is
i crossing
i calm
l water
t off Pacific
P ifi
Ocean in the Pacific Oceanographic Cruise, 1992

Colleague from Korea on board R/V Nagasaki Maru,


Pacific Oceanographic Cruise, 1992

Bersama pak Perry Burhan dan mahasiswa S2


Perancis, Malaysia & PNG, on board R/V Marion
Dufresne di Laut Arafura, 2005

Seluruh researcher dan student on board R/V


Marion Dufresne
D fresne di Laut
La t Arafura,
Araf ra 2005

Menunggu keberangkatan R/V Tansei Maru,


Maru
ECS Oceanographic Cruise 1993; menyeberang
ke Sakurajima volcano Kagoshima

Menghindari badai tropis Jepang taifu R/V


Bosei Maru harus melewati selat antara Shikoku &
Honshu, menyebarang di bawah Jembatan OSeto

5. Survei dan Data Lain


Tujuan:
Mengidentifikasi
g
ada/tidaknya
y ppatahan di sepanjang
p j g rute ppipa
p
Mengidentifikasi adanya potensi longsoran di dasar laut (submarine
land slide)
Mengidentifikasi adanya potensi terjadinya soil liquefaction

Kegunaan
Informasi ppotensi ggeo-hazards
Patahan/fault, submarine landslides
Soil liquefaction

Data yang Dibutuhkan

Peta Geologi Regional maupun Lokal Sepanjang Rute Pipa


Peta Tektonik
Peta Seismik
Data Gempabumi (magnitudo dan ground acceleration)

Peta Tektonik Indonesia (Bock, et al., 2003)

Peta Seismicity Pulau Jawa 1990 sampai 2007

Peta Patahan di Jawa

Peta Percepatan Permukaan (PU., 2010)

Anda mungkin juga menyukai