Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PENGANTAR METODE PELAKSANAAN

DAN PEMBONGKARAN KONSTRUKSI

“RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI”

Dosen Pengampu :

HAMDENI MEDRIOSA, S.T., M.T.

Oleh :

KELOMPOK 4

1. HASIBUL FUADI ( 2020210017)


2. MAHGRIS (2020210024)
3. MUHAMMAD HAMDANI (2020210027)
4. RAKEN ADHYAKSA (2020210033)
5. AISYAH RANJANI (2020210188)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat dan karunianya
sehingga makalah dengan tema ‘K3 KONSTRUKSI’ ini selesai dengan waktu yang tepat. Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada bapak selaku guru pengajar mata kuliah Metode
Pengantar Pelaksanaa Dan Pembongkaran Konstruksi yang telah memberikan tugas ini kepada
bapak Hamdeni Medriosa kami sehingga kami mendapatkan banyak tambahan ilmu pengetahuan
khususnya tentang k3 konstruksi.

Kami selaku penyusun makalah ini, berharap semoga makalah yang telah Kami susun ini
bisa memberikan banyak manfaat serta menambah ilmu pengetahuan terutama dalam hal
konsruksi di Indonesia.

Karena keterbatasaan ilmu maupun pengalaman kami, kami yakin makalah ini masih
banyak memiliki kekurangan yang membutuhkan perbaikan,oleh karena itu kami sangat
berharap saran dan kritik yang membangun berasal dari Ibuk dosen pengajar serta teman-teman
sekalian demi kesempurnaan makalah ini.
Resume Rencana Keselamatan Konstruksi

Rencana keselamatan konstruksi adalah sebuah strategi dan tindakan yang dirancang
untuk memastikan keselamatan karyawan dan mencegah terjadinya kecelakaan di area
konstruksi. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi risiko kecelakaan dan cedera,
meminimalkan kerugian finansial, serta memastikan bahwa seluruh aspek keselamatan di
lingkungan konstruksi telah diperhitungkan dengan baik. Rencana keselamatan konstruksi
meliputi identifikasi risiko, evaluasi risiko, rancangan strategi keselamatan, implementasi,
pemantauan dan evaluasi, serta kebijakan kesehatan kerja. Dalam lingkungan konstruksi, bahaya
dan risiko dapat berubah dengan cepat, maka perlu dilakukan evaluasi terus menerus dan
perbaikan yang diperlukan untuk menjaga keselamatan.

Rencana keselamatan konstruksi adalah suatu dokumentasi tertulis yang berisi instruksi
dan pedoman untuk memastikan keselamatan dan kesehatan karyawan yang bekerja di
lingkungan konstruksi. Rencana ini juga melibatkan perencanaan yang matang dan sistematis
terhadap berbagai risiko yang mungkin terjadi selama proses konstruksi, seperti risiko jatuh,
risiko tertimpa benda, risiko listrik, risiko kebakaran, risiko paparan bahan berbahaya, dan lain
sebagainya.

Dalam rencana keselamatan konstruksi, perusahaan biasanya menetapkan beberapa


kebijakan keselamatan, standar operasional prosedur, dan tindakan pencegahan untuk
mengurangi risiko kecelakaan. Selain itu, perusahaan juga harus menentukan peralatan pelindung
diri yang sesuai untuk para pekerjanya, serta melakukan pelatihan tentang cara menggunakan
peralatan tersebut.

Rencana keselamatan konstruksi juga harus mencakup protokol evakuasi, rencana


darurat, dan prosedur tindakan dalam kasus terjadinya kecelakaan. Ini juga melibatkan
pengawasan terus-menerus dan evaluasi kinerja keselamatan untuk mengetahui apakah tindakan
yang diambil sudah sesuai dan efektif.

Dalam banyak negara, rencana keselamatan konstruksi merupakan persyaratan wajib bagi
perusahaan yang ingin melaksanakan proyek konstruksi. Rencana ini juga berperan penting
dalam meminimalkan potensi kerugian finansial dan reputasi yang diakibatkan oleh kecelakaan
dan cedera yang terjadi di lokasi konstruksi.
Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) yang merupakan komitmen dari penyedia jasa
(kontraktor) dalam penjaminan keselamatan konstruksi dalam proyek yang ditangani, wajib
untuk memenuhi regulasi yang sudah ditetapkan. Dalam lingkup Kementerian PUPR sejak
tanggal 23 Desember 2019 telah terbit  Peraturan Menteri PUPR No. 21/PRT/M/2019 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi sebagai pengganti Peraturan terdahulu
yaitu Permen PUPR No 05/PRT/M/2014.

Kepemimpinan dan partisipasi pekerja dalam keselamatan konstruksi


Kepemimpinan dan partisipasi pekerja dalam keselamatan kerja merupakan hal mendasar
dalam mewujudkan keselamatan konstruksi. Oleh karena itu setiap persahaan jasa konstruksi
harus menerapkan program keselamtan konstruksi agar tercipta lingkungan kerja yang
aman dan meminimalisisr kecelakan kerja. Komitmen pemimpin yaitu memberikan
pelayanan yang tepat waktu, tepat mutu dan tepat biaya tanpa menggabaikan aspek-
aspek kesehatan, keselamatan kerja dankelestarian lingkungan hidup sehingga
tercapai sasaran pekerjaan yang diharapkan,dengan penerapan program perbaikan
berkelanjutan melalui sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dengan cara :
1. Menetapkan tujuan, merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi sasarandan program K3 ( Kesehatan & Keselamatan Kerja )
secara berkala agar selaras, baik dengan perkembangan kondisi
perusahaan, peraturan atau standar yangberlaku dan harapan pelanggan.
2. Mematuhi perundang - undangan dan persyaratan lainnya yang
berkaitandengan K3 , serta mengintegrasikannya ke dalam semua aspek kegiatan
operasi.
3. Melakukan identifikasi bahaya sesuai dengan sifat dan skala resiko - resiko K3.
4. Menyediakan kerangka kerja bagi penetapan dan peninjauan sasaran K3.
5. Menyediakan sumber daya yang cukup untuk mengimplementasikan
Sistem manajemen K3.
6. Mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara Sistem Manajemen K3.
7. Memelihara program lindungan lingkungan terhadap kegiatan di
semua lokasiproyek.
8. Mengkomunikasikan dan menanamkan kesadaran kebijakan ini
kepada semuapersonil secara berkala.
9. Mengelola dan menangani semua material, baik yang berbahaya
maupun yangtidak berbahaya, termasuk mengendalikan potensi bahaya terhadap
pekerja.
10. Meningkatkan kompetensi pekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
11. Meninjau Aspek Manajemen K3 secara periodik agar selalu relevan.
Tujuannya, menerapkan strategi dan tindakan untuk memastikan keselamatan karyawan
dan mencegah terjadinya kecelakaan di area konstruksi.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan:

1. Identifikasi risiko: Identifikasi semua potensi bahaya dan risiko di area konstruksi,
termasuk risiko fisik, kimia, biologis, ergonomis, psikososial, dan lingkungan.
2. Evaluasi risiko: Setelah identifikasi risiko, nilai tingkat risiko dan kemungkinan
terjadinya kecelakaan atau cedera. Prioritaskan risiko dengan tingkat yang paling tinggi
dan siapkan tindakan pencegahan dan pengendalian.
3. Rancang strategi keselamatan: Rancang strategi keselamatan yang akan diterapkan,
termasuk peraturan dan kebijakan keselamatan, pelatihan karyawan, pemilihan alat dan
peralatan yang aman, dan tindakan pencegahan khusus untuk mengurangi risiko.
4. Implementasi: Terapkan strategi keselamatan, dengan memastikan bahwa semua
karyawan memahami aturan dan kebijakan keselamatan, serta dilakukan pengawasan
secara rutin dan evaluasi kinerja keselamatan secara berkala.
5. Pemantauan dan Evaluasi: Selalu lakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
keberhasilan strategi keselamatan yang diterapkan, dan perbaiki jika ada kelemahan atau
masalah.
6. Peralatan Pelindung Diri: Pastikan semua karyawan memiliki peralatan pelindung diri
yang memadai dan diberikan pelatihan dalam penggunaannya.
7. Kebijakan Kesehatan: Buat kebijakan kesehatan kerja yang efektif, termasuk mengurangi
paparan bahan berbahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan karyawan.

Rencana keselamatan konstruksi sangat penting untuk memastikan keselamatan dan


kesehatan karyawan di lingkungan konstruksi. Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki
rencana keselamatan konstruksi yang terstruktur dan terorganisasi dengan baik, serta
mengikutinya dengan disiplin dan konsisten. Dalam lingkungan konstruksi, bahaya dan risiko
dapat berubah dengan cepat, maka perlu dilakukan evaluasi terus menerus dan perbaikan yang
diperlukan untuk menjaga keselamatan.

Anda mungkin juga menyukai