Dosen Pengampu :
Oleh :
KELOMPOK 4
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat dan karunianya
sehingga makalah dengan tema ‘K3 KONSTRUKSI’ ini selesai dengan waktu yang tepat. Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada bapak selaku guru pengajar mata kuliah Metode
Pengantar Pelaksanaa Dan Pembongkaran Konstruksi yang telah memberikan tugas ini kepada
bapak Hamdeni Medriosa kami sehingga kami mendapatkan banyak tambahan ilmu pengetahuan
khususnya tentang k3 konstruksi.
Kami selaku penyusun makalah ini, berharap semoga makalah yang telah Kami susun ini
bisa memberikan banyak manfaat serta menambah ilmu pengetahuan terutama dalam hal
konsruksi di Indonesia.
Karena keterbatasaan ilmu maupun pengalaman kami, kami yakin makalah ini masih
banyak memiliki kekurangan yang membutuhkan perbaikan,oleh karena itu kami sangat
berharap saran dan kritik yang membangun berasal dari Ibuk dosen pengajar serta teman-teman
sekalian demi kesempurnaan makalah ini.
Resume Rencana Keselamatan Konstruksi
Rencana keselamatan konstruksi adalah sebuah strategi dan tindakan yang dirancang
untuk memastikan keselamatan karyawan dan mencegah terjadinya kecelakaan di area
konstruksi. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi risiko kecelakaan dan cedera,
meminimalkan kerugian finansial, serta memastikan bahwa seluruh aspek keselamatan di
lingkungan konstruksi telah diperhitungkan dengan baik. Rencana keselamatan konstruksi
meliputi identifikasi risiko, evaluasi risiko, rancangan strategi keselamatan, implementasi,
pemantauan dan evaluasi, serta kebijakan kesehatan kerja. Dalam lingkungan konstruksi, bahaya
dan risiko dapat berubah dengan cepat, maka perlu dilakukan evaluasi terus menerus dan
perbaikan yang diperlukan untuk menjaga keselamatan.
Rencana keselamatan konstruksi adalah suatu dokumentasi tertulis yang berisi instruksi
dan pedoman untuk memastikan keselamatan dan kesehatan karyawan yang bekerja di
lingkungan konstruksi. Rencana ini juga melibatkan perencanaan yang matang dan sistematis
terhadap berbagai risiko yang mungkin terjadi selama proses konstruksi, seperti risiko jatuh,
risiko tertimpa benda, risiko listrik, risiko kebakaran, risiko paparan bahan berbahaya, dan lain
sebagainya.
Dalam banyak negara, rencana keselamatan konstruksi merupakan persyaratan wajib bagi
perusahaan yang ingin melaksanakan proyek konstruksi. Rencana ini juga berperan penting
dalam meminimalkan potensi kerugian finansial dan reputasi yang diakibatkan oleh kecelakaan
dan cedera yang terjadi di lokasi konstruksi.
Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) yang merupakan komitmen dari penyedia jasa
(kontraktor) dalam penjaminan keselamatan konstruksi dalam proyek yang ditangani, wajib
untuk memenuhi regulasi yang sudah ditetapkan. Dalam lingkup Kementerian PUPR sejak
tanggal 23 Desember 2019 telah terbit Peraturan Menteri PUPR No. 21/PRT/M/2019 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi sebagai pengganti Peraturan terdahulu
yaitu Permen PUPR No 05/PRT/M/2014.
1. Identifikasi risiko: Identifikasi semua potensi bahaya dan risiko di area konstruksi,
termasuk risiko fisik, kimia, biologis, ergonomis, psikososial, dan lingkungan.
2. Evaluasi risiko: Setelah identifikasi risiko, nilai tingkat risiko dan kemungkinan
terjadinya kecelakaan atau cedera. Prioritaskan risiko dengan tingkat yang paling tinggi
dan siapkan tindakan pencegahan dan pengendalian.
3. Rancang strategi keselamatan: Rancang strategi keselamatan yang akan diterapkan,
termasuk peraturan dan kebijakan keselamatan, pelatihan karyawan, pemilihan alat dan
peralatan yang aman, dan tindakan pencegahan khusus untuk mengurangi risiko.
4. Implementasi: Terapkan strategi keselamatan, dengan memastikan bahwa semua
karyawan memahami aturan dan kebijakan keselamatan, serta dilakukan pengawasan
secara rutin dan evaluasi kinerja keselamatan secara berkala.
5. Pemantauan dan Evaluasi: Selalu lakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
keberhasilan strategi keselamatan yang diterapkan, dan perbaiki jika ada kelemahan atau
masalah.
6. Peralatan Pelindung Diri: Pastikan semua karyawan memiliki peralatan pelindung diri
yang memadai dan diberikan pelatihan dalam penggunaannya.
7. Kebijakan Kesehatan: Buat kebijakan kesehatan kerja yang efektif, termasuk mengurangi
paparan bahan berbahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan karyawan.