Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

PADA BANGUNAN TINGGI (HIGH RISE BUILDING)


Kevin Christian
Prodi Manajemen Rekayasa Konstruksi Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Malang
e-mail 24kevinchristian@gmail.com
ABSTRAK
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi saat ini, terutama di Indonesia banyak
dijumpai Manajemen K3 dianggap belum berperan secara maksimal sebagaimana fungsinya,
sehingga masih banyak ditemui berbagai kecelakaan kerja pada suatu proyek konstruksi.
Berdasarkan data dari Jamsostek (2012), kecelakaan kerja mencapai 103.000 kasus dengan
rata-rata pekerja meninggal sebanyak 9 orang per hari. Maka dari pada itu, dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi diperlukan suatu sistem yang dapat mengatur,
menjalankan, serta mengawasi pekerjaan konstruksi yang menyangkut didalamnya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sehingga resiko terjadinya kecelakaan kerja dapat
ditekan dan diminimalisir sekecil mungkin terutama pada pekerjaan konstruksi bangunan
tinggi (high rise building).
Kata kunci : Manajemen K3, bangunan tinggi
1. Pendahuluan
Manajemen K3 merupakan suatu bidang
yang

berperan

dalam

kecelakaan kerja dalam proses kegiatan


konstruksi.

mengatur,

menjalankan, dan mengawasi setiap kegiatan


yang mempunyai resiko kecelakaan kerja

2. Tujuan Penerapan Manajemen K3


Tujuan dari penerapan K3 ini adalah :
a. Perlindungan dan menjamin terhadap

dalam suatu proses pekerjaan konstruksi.

para

Manajemen K3 ada untuk memastikan

manusia

bahwa segala aktivitas proyek dilakukan


dengan cara yang benar, sehat, dan aman.
Dengan tuntutan kerja yang efisien dalam

ini

disebabkan

oleh

banyaknya

resiko

pada

atau

sumber

suatu

daya

pekerjaan

konstruksi
b. Agar tingkat produktivitas sesuai
jadwal dan tidak terganggu
c. Agar lingkungan kesehatan

proses konstruksi, penerapan keselamatan


dan kesehatan kerja wajib diperhatikan. Hal

pekerja

dan

keselamatan kerja di area dan sekitar


proyek tetap terjaga
d. Menuju Zero Accident

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MALANG

Untuk mencapai tujuan keselamatan


3. Sistem Manajemen K3
Pekerjaan

konstruksi

kerja, suatu
pada

bergerak pada bidang jasa konstruksi harus

bangunan tinggi (high rise building) sedang

menunjuk suatu personel yang memiliki

berkembang pesat, sehingga kebutuhan akan

klasifikasi sesuai dengan sistem yang telah

K3 juga ikut mengalami perkembangan.

diterapakan

Dalam hal ini, kontraktor sebagai pelaksana

Penerapan manajemen K3 yang telah diatur

juga menetapkan sistem manajemen K3

dalam Permenaker. 05/MEN/1996 Lampiran

dalam

organisasinya

terutama

perusahaan yang terutama

untuk

mengatasi

kebutuhan akan K3. Dengan menetapkan

tanggal

suatu

kebijakan

12

perusahaan

Desember

tersebut.

1996

yang

mencakup, yaitu:

sistem manajemen K3 diharapkan akan


menghasilkan

oleh

a. Komitmen dan kebijakan yang

yang

disesuaikan

dengan

masing-

diperlukan sesuai dengan prosedur yang

masing perusahaan bidang jasa

telah ditetapkan dan mengaplikasian K3

konstruksi
b. Perencanaan yang dibuat secara

secara nyata.
Pendekatan
dengan

sistem

manajamen

mempertimbangkan

efisien oleh perusahaan dalam

K3

mencapai

tujuan

manajemen K3
c. Penerapan secara langsung K3

keselamatan kerja, teknik, dan peralatan


yang

akan

diguanakan

dalam

pekerjaannya.

Berdasarkan

05/MEN/1996,

Sistem

proses

dengan

Permenaker

Manajemen

keberhasilan

personel

ditunjuk
d. Pengukuran,

K3

yang

telah

pemantuan,

adalah bagian dari sistem manajemen secara

evaluasi

keseluruhan

struktur

untuk menentukan keberhasilan

organisasi, perencanaan, tanggung jawab,

atau untuk melakukan identifikasi

pelaksanaan,
sumberdaya
pengembangan,

yang

meliputi

prosedur,
yang

proses

dan

dibutuhkan

bagi

penerapan,

oleh

yang

aman,

produktif.

efisien

dan

terkait

selaku

tinggi, K3 sangat diperlukan untuk menekan


angka kecelakaan kerja. Resiko yang timbul
dari kegiatan tersebut sangat beragam, mulai
dari

4. Penerapan Manajemen K3

pihak

Dalam pekerjaan konstruksi bangunan

dalam pengendalian resiko yang berkaitan


kerja

K3

manajemen K3

pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan K3

tempat

manajemen

tindakan perbaikan
e. Tinjauan ulang dan peningkatan

pencapaian,

dengan kegiatan kerja guna terciptanya

dari

dan

bekerja

tertimpa

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MALANG

pada

material

ketinggian
dan

alat,

tertentu,
lengahnya

pengawasan dan pengetahuan akan bahaya

memberikan kemudahan dalam memahami

bekerja pada bangunan bertingkat, dan

dan mengerti setiap kegiatan.

resiko-resiko

lainnya.

Sehingga

dengan

penerapan manajemen K3 yang baik, benar,

Manfaat

terhadap

keberlangsungan

ada

dengan

diberlakukannya SOP, antara lain :

dan aman akan menimbulkan dampak yang


besar

yang

a. Menjelaskan secara lebih detail

dan

dan terperinci setiap kegiatan

keberhasilan suatu pelaksanaan pekerjaan

yang akan, sedang, dan telah

konstruksi.

dikerjakan
b. Dapat meningkatkan konsistensi
dan keefisienan pekerjaan
c. Meningkatkan komunikasi antar

5. Standart Operating Procedure (SOP)


K3

berbagai pihak yang ikut berperan

Pada setiap pekerjaan konstruksi yang

dalam kegiatan K3
d. Membantu pola berpikir dalam

memiliki resiko kecelakaan kerja yang besar,


seperti pada bangunan tinggi harus dilakukan

mengambil

upaya pencegahan atau pengurangan resiko

sesuai dengan syarat dan prosedur

yang nantinya akan berdampak pada sumber

kerja
e. Menganalisan proses yang sedang

daya yang ada pada proyek tersebut. SOP K3

dan prosedur kerja

dan kesehatan kerja dalam menjalani suatu


Dengan

adanya

SOP

ini,

diharapakan agar dapat menangani bahaya


atau resiko dalam menggunakan bahan dan

Pelaksanaan

dan

dicapai
b. Membuat rancangan awal
c. Melakukan
evaluasi
secara

penyesuaian yang berada di lapangan.


SOP

baik

a. Menentukan tujuan yang ingin

SOP ini akan mengalami penyesuaiantujuan

yang

antara lain :

Dengan seiring berjalannya waktu pekerjaan,

dan

SOP

memaksimalkan semua elemen yang ada,

peralatan dengan baik, benar, dan aman.

Fungsi

keputusan

berlangsung sesuai dengan syarat

adalah suatu standart prosedur bagi keselatan


pekerjaan.

suatu

internal dan eksternal


d. Melakukan uji coba prosedur

adalah

yang telah dibuat


e. Menempatkan prosedur

mendefenisikan semua konsep dan teknik


yang penting sesuai dengan persyaratan yang

sesuai

dengan unit yang terkait


f. Menjalankan syarat dan prosedur

dibutuhkan dalam setiap kegiatan dalam


pelaksanaan kegiatan sehari-hari. SOP dibuat

yang telah dibuat

agar pekerja melakukan kegiatan-kegiatan


sesuai dengan yang telah direncanakan agar

6. K3 Pada Konstruksi Bangunan Tinggi

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MALANG

Pada bidang konstruksi bangunan tinggi,


penggunanaan

alat

berat

membutuhkan

perhatian lebih, dalam upaya pencegahan


terjadinya kecelakaan kerja ketika proses
pengoperasian

sedang

berlangsung.

Pengawasan dan perhatian juga diberikan


kepada sumber daya manusia. Dengan
memperhatikan penggunaan alat pelindung
diri

(APD)

sebagai

penunjang

alat

keselamatan kerja untuk meminimalkan


resiko kemungkinan terjadi kecelakaan kerja.
Selain daripada itu, penggunaan alat-alat
baik manual dan mesin yang digunakan
selama proses pekerjaan konstruksi juga
sangat diperhatikan. Pemberian pelatihan
mulai dasar-dasar penggunaan mesin yang
baik dan benar sampai kepada tindakan
pertama ketika terjadi kecelakaan kerja
sesuai dengan instruksi yang diberikan dari
para personel K3 itu sendiri.
Dari ketiga hal tersebut, mulai dari
sumber

daya

manusia,

peralatan,

dan

penggunaan alat berat harus melalui tahapan


identifikasi resiko penggunaan sesuai dengan
tahapan

kerja,

dokumen

intruksi

kerja

peralatan dengan aman, pemeliharaan dan


pemerikasaan peralataan dan alat berat
secara berkala, dan kesiapan tenaga kerja dan
operator. Pemasangan rambu dan spanduk,
ketersediaan dan penataan APD, kontrol dan
penggunaan

APD,

pemasangan

safety

protect, dan hard barricade terhadap K3


bangunan tinggi.
TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MALANG

7. Program Kerja K3 Pada Proyek

Dalam

Program kerja manajemen K3, sebagai


berikut :

suatu

proyek

sebaiknya

memperhatikan ketersediaan fasilitas, antara


lain :

a. Safety Induction, dilakukan rutin

a. Tersedianya denah lokasi fasilitas

kepada setiap tamu atau pekerja

umum dan ditempatkan pada

baru dengan mensosialisasikan

tempat yang mudah dibaca oleh

kewajiban penggunaan APD dan

pengunjung
b. Terdapat rambu

tata tertib proyek, informasi areaTalk,

darurat, dan jalur evakuasi


c. Tempat istirahat dan tempat

pembelajaran kecelakaan kerja

makan, serta toilet yang memadai

dan penataan APD


c. Toolbox
Meeting,
dan

teknis

target,

bagi pekerja dan staff.


d. Tempat
beribadah

resiko

dilengkapi

identifikasi, dan metode kerja


d. Q-SHE Meeting, target pekerjaan,
tenaga kerja, alat, dan material
e. Safety Patrol, inspeksi terhadap
pekerjaan,

material,

dan

sdm,

alat,

tamu yang berkunjung ke proyek


h. Tempat sampah untuk sampah

material
f. House Keeping, yang dilakukan

organik, anorganik, dan sampah


B3 (oli mesin genset, solar)
i. Ketersediaan ruang kesehatan

evaluasi

pekerjaan, target dan rencana


kerja, komunikasi dan koordinasi
setiap bagian

sarana

kendaraan para pekerja, staff, dan

penempatan

setiap hari
g. Daily
Meeting,

dengan

yang

penunjang
e. Ketersediaan air bersih
f. Ketersediaan smoking area
g. Ketersediaan lahar parkir bagi

kontrol pekerjaan, dan kesiapan

mutu

simbol

bahaya kecelakaan, titik kumpul

area penting diproyek


b. Q-SHE
Morning

pekerjaan

dan

9. Aspek Lingkungan Pada Area Proyek


Pengendalian lingkungan juga termasuk
di dalam manajemen K3. Menambahkan
aspek lingkungan juga penting terhadap
keberlangsungan manajemen K3. Dengan
memperhatikan lingkungan didalam area
proyek dan juga lingkungan diluar area
proyek. Untuk kegiatan pembangunan yang
berlangsung dengan waktu yang cukup lama

8. Fasilitas di Lingkungan Proyek

dijadwalkan dengan fogging pada area

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MALANG

proyek.

Pemantauan

merujuk

kepada

lingkungan

dokumen

yang

dapat diterapkan secara langsung dan nyata,

AMDAL,

berjalan dengan baik, sehat, dan aman

RKL/RPL, dan UKL/UPL, sehingga dapat


mengendalikan
periodik

dan

terhadap

memantau

secara

lingkungan

kerja.

Pengecekan area proyek untuk mengetahui


ambang batas dari suatu kegiatan sehingga
tingkat kenyamanan tercapai sesua dengan
yang dianjurkan.
Kegiatan
manajemen

11. Referensi
Presentasi K3 Bangunan Tinggi Wika. Pada
19 September 2015
Per. 1/MEN/1980 K3 Pada Konstruksi
Bangunan

lain
K3

yang

adalah

mendukung

kontribusi

dan

kepedulian terhadap area diluar lingkungan


proyek,

dengan resiko sekecil mungkin.

pembagian

jalan

akses,

Kep.

174/Men/1986

K3

Pada

Tempat

Kegiatan Konstruksi

dan

pengaturan lalu lintas pada kondisi tertentu.


10. Kesimpulan dan Saran
10.1 Kesimpulan

Per. 05/MEN/1996 Sistem Manajemen K3


http://manajemenproyekindonesia.com.

Sesuai dengan peraturan-peraturan yang

Diakses pada tanggal 26 September 2015.

telah tertulis, Keselamatan dan Kesehatan


Kerja (K3) merupakan satu aspek yang harus
berfungsi secara maksimal, sehingga resiko
terjadinya kecelakaan kerja bisa berkurang
dengan adanya manajemen K3 yang baik.

Infografik Data dan Fakta Keselamatan dan


Kesehatan

Kerja

di

Indonesia.

http://katigaku.com. Diakses pada tanggal 27


September 2015.

Agar, keberlangsungan dan keberhasilan


suatu proyek dapat sesuai dengan yang telah

http://cyahlul.blogspot.co.id. Diakses pada


tanggal 27 September 2015.

direncanakan.
10.2 Saran
Manajemen K3 perlu diberikan perhatian
lebih,

dengan

terus

berinovasi

dalam

http://www.bangunindah.com. Diakses pada


tanggal 27 September 2015.

kegiatan K3 agar kinerja setiap aspek yang


berada dalam lingkungan kegiatan konstruksi

http://k3-community.blogspot.co.id. Diakses
pada 28 September 2015

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MALANG

Anda mungkin juga menyukai