Anda di halaman 1dari 21

METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN : FISIK REHAB LANTAI 1 GEDUNG B GEDUNG BPKA

A. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Keberhasilan suatu pelaksanaan pekerjaan sangat tergantung pada kecermatan


penyusunan Metode Pelaksanaan yang direncanakan secara sistematis dan akurasi.
Ketepatan waktu pelaksanaan dapat direalisasikan apabila adanya suatu penyusunan
planning yang cermat, persiapan-persiapan yang seksama dan koordinasi yang baik.
Dukungan metode kerja, equipment, logistik, tenaga kerja dan expertise yang kuat
merupakan faktor yang sangat menentukan tingkat keberhasilan suatu pelaksanaan
konstruksi. Bekerja tepat waktu bukan saja untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan
kontrak tetapi lebih penting lagi adalah mencapai effisiensi dan efektivitas yang lebih
tinggi. Lingkup pekerjaan sangat penting dan harus jelas batas-batasnya. Seluruh
lingkup pekerjaan yang ada terlebih dahulu diinventarisir, kemudian disusun rencana
kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan urutan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi yang akan kita tangani. Adapun lingkup pekerjaan adalah sebagai
berikut:

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PEKERJAAN PEKERJAAN DINDING
3. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI
4. PEKERJAAN PLAFOND
5. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
6. PEKERJAAN KM/WC
7. PEKERJAAN LAIN-LAIN

Manajemen Dan Keselamatan Lalu Lintas


Dalam Manajemen dan Keselamatan Lalu-Lintas Penyedia Jasa harus menyediakan
perlengkapan dan pelayanan lalu lintas untuk mengendalikan dan melindungi
karyawan Penyedia Jasa ,Direksi Pekerjaan, dan pengguna jalan yang melalui daerah
konstruksi, termasuk lokasi sumber bahan dan rute pengangkutan, sesuai dengan seksi
ini dan memenuhi detil dan lokasi yang ditunjukkan dalam denah atau yang diterbitkan
oleh Direksi Pekerjaan.

METODE PELAKSANAAN Page 1


Semua personil pada jam kerja dilokasi pekerjaan menggunakan baju reflektif, sepatu
safety dan helm kerja, lebih lengkap dijelaskan pada bagian Pra Rencana K3 Kontrak
(Pra-RK3K).
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan kami akan menyampaikan Rencana
Manajemen dan Keselamatan Lalu-lintas (RMKL).
Bahan dan peralatan :
1. Rambu panah berkedip
2. Rambu suar berkedip portable
3. Rambu konstruksi dan pengalihan
4. Rambu tetap
5. Penghalang lalu-lintas
6. Marka sementara
7. Warning tape

B. PENGAMANAN LINGKUNGAN HIDUP


Sebelum melaksanakan pekerjaan, pihak kontraktor menyediakan drum atau sejenis
tempat penampungan yang berfungsi untuk menampung sisa bahan atau sampah
bangunan seperti cairan kimia,minyak atau thiner cat maupun kotoran dan sampah
sebelum di buang, kemudian pihak kontraktor akan membawa seluruh smapah-sampah
yang berasal dari lokasi kerja menutu tempat p[embuangn akhir yang telah di di
tetapkan oleh Pemerintah Daerah tersebut.

Manajemen Mutu
1. Pengendalian Mutu Bahan
Kualitas bahan dalam pekerjaan sangat menentukan untuk bisa mencapai ketentuan
dalam spesifikasi yang telah direncanakan, sehingga pengendalian mutu bahan
sangatlah penting akan keberhasilan pembangunan dalam suatu proyek.Untuk
menjamin bahan dengan mutu yang di inginkan, maka sebelum kontraktor melakukan
pengadaan, maka dilakukan persetujuan dari pihak konsultan pengawas, namun jika
bahan yang di sediakan berbeda, maka dilakukan uji laboratorium, Kualitas bahan
dalam pekerjaan sangat menentukan untuk bisa mencapai ketentuan dalam spesifikasi
yang telah direncanakan, sehingga pengendalian mutu bahan sangatlah penting akan
keberhasilan pembangunan dalam suatu proyek.
Standard yang ditetapkan oleh konsultan perencana untuk standard mutu bahan,
menggunakan dari American Concrete Institute (ACI), American Standard for Testing
and Material (ASTM), Standard Nasional Indonesia (SNI).
2. Pengendalian Mutu Peralatan
Perawatan akan peralatan merupakan hal yang penting untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan. Peran mekanik akan sangat berguna untuk mencegah tertundanya pekerjaan
akibat dari kerusakan peralatan. Akan tetapi jika kerusakan sudah tidak dapat ditangani
oleh para mekanik, maka peralatan tersebut akan dikirim ke bengkel pusat.

METODE PELAKSANAAN Page 2


3. Pengendalian Tenaga Kerja
Tenaga kerja dalam suatu proyek merupakan hal yang mutlak. Penempatan tenaga kerja
yang sesuai dengan jumlah dan kemampuannya dapat menunjang tercapainya efisiensi
dalam suatu pekerjaan proyek, oleh karena itu diperlukan suatu pengendalian mutu
tenaga kerja
4. Pengendalian Waktu
Untuk menghindari adanya keterlambatan pelaksanaan maka perlunya pengendalian
waktu yang berdasarkan pada time schedule pekerjaan. Keterlambatan pekerjaan pada
suatu proyek akan berpengaruh pada cost. Maka untuk mempermudah pelaksaan
dilapangan, manager sebaiknya membuat schedule yang lebih sederhana akan tetapi
tetap mengacu pada time schedule yang dikeluarkan oleh engineering sebab tidak
semua paham akan pembacaan master schedule. Agar dapat berlangsung tepat waktu,
maka time schedule digunakan sebagai kontrol untuk mengatur tingkat prestasi
pekerjaan dengan lamanya pelaksanaannya. Sehingga pekerjaan apa yang harus
dikerjakan lebih dahulu dan kapan harus dimulai dapat terjadwal dengan baik, sehingga
kemungkinan keterlambatan dapat diperkecil.
5. Pengendalian Teknis Pekerjaan
Pada pelaksanaana dilapangan biasanya akan mengalami problem pada item pekerjaaan
tertentu. Pengendalian Teknis Pekerjaan menunjukkan tahap untuk pengawasan dan
kontrol terhadap kualitas pekerjaan. Hal ini memerlukan suatu menajemen kualitas
agar hasil pekerjaan dapat tercapai mutu sesuai rencana proyek. Jika permasalahan
yang dihadapi memerlukan perhitungan teknis maka pihak engineering akan membuat
metode repair yang kemudian akan diajukan terlebih dahulu kepada konsultan
perencana.
6. Progress Report
Pengendalian hasil pekerjaan di lapangan dimaksudkan untuk mengetahui
perkembangan dan permasalahan di proyek melalui laporan kemajuan dan koordinasi
proyek. Laporan kemajuan proyek dikerjakan secara berkala untuk mengetahui sejauh
mana kemajuan dari proyek itu.
7. Pengendalian Biaya
Perlunya pengendalian biaya adalah untuk dapat mengetahui jumlah biaya dengan
realisasi pekerjaan. Fungsi dari pengendalian biaya agar dari Rencana Anggaran Biaya
(RAB) tidak membengkak dalam pelaksanaannya. Jikapun adanya pembengkakan maka
perlunya evaluasi biaya.Salah satu penyebab terjadinya pembengkakan biaya adalah
adanya kesalahan dalam pelaksanaan dilapangan sehingga membutuhkan perbaikan
yang tentu saja menambah biaya dari segi biaya material maupun tenaga kerja, maka
untuk menghindari adanya pembengkakan biaya yaitu dengan cara melakukan
pelaksanaan dilapangan dengan baik dan hati-hati.
8. Pengendalian K3
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja sangat diperlukan untuk melindungi para
pekerja dari segala kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Perlindungan tenaga

METODE PELAKSANAAN Page 3


kerja dalam suatu proyek dimaksudkan agar tenaga kerja dapat bekerja dengan aman
dalam melakukan pekerjaannya. Target K3 sendiri adalah ‘zero accident’ selama
pelakasanaan di lapangan sehingga perlunya penyusunan:
a. Safety Equipment
Safety equipment dipergunakan untuk melindungi para pekerja dari segala
macam kejadian – kejadian atau kecelakan kerja yang tidak diinginkan pada
lokasi pekerjaan. Berbagai macam safety equipment diantaranya adalah :
 Safety hellmet
 Safety belt
 Sepatu boot
 safety shoes
 penutup telinga
 kaca mata pengaman
 masker
b. Safety Plan
Identifikasi bahaya kerja, dan penanggulangannya, rencana penempatan alat-
alat pengamanan seperti pagar pengaman, jarring pada tangga dan tepi bangunan,
railing serta rambu-rambu K3 serta rencana penempatan alat-alat kebakaran
(tabung pemadam api), dan lain-lain.
c. Security Plan
Prosedur keluar masuk bahan proyek, prosedur penerimaan tamu, identifikasi
daerah rawan di wilayah sekitar proyek, dan prosedur komunikasi di proyek.
d. House Keeping
Lokasi penempatan dan jumlah toilet pekerja, tempat sementara penimbunan
material bekas, pengaturan kantor, jalan sementara, gudang, barak pekerja dan
lain-lain.Pada proyek pembangunan ini, hal – hal tentang kesejahteraan dan
keselamatan kerja sudah diperhatikan, yaitu dengan adanya alat – alat,
perlengkapan, dan fasilitas yang berhubungan dengan masalah kesejahteraan dan
keselamatan kerja. Meskipun masih terjadi pelanggaran-pelanggaran yang
dilakukun oleh pekerja meski telah diberi rambu peringatan.

C. PROGRAM KESELAMATAN KERJA ( K3)


1. UMUM
Bagian ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada di
tempat kerja yang berhubungan dengan :
1. pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi,
proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.
2. Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan
kerja dan perlindungan Kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan
personil yang kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi sesuai

METODE PELAKSANAAN Page 4


dengan tingkat resiko yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
3. Pihak Kami akan mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3
yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
09/PRT/M/2009 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, UNDANG -
UNDANG KESELAMATAN KERJA Lembaran Negara No. 1 Tahun 1970
(Tambahan Lembaran Negara No. 1918) dan peraturan terkait lainnya

2. SISTEM MANAJEMEN K3 KONSTRUKSI


1. Pihak Kami akan membuat, menerapkan dan memelihara prosedur
untuk identifikasi bahaya, Penilaian risiko dan pengendaliannya secara
berkesinam - bungan sesuai dengan Rencana K3 Kontrak (RK3K)
yang telah disetujui oleh MK.Pihak Kami akan melibatkan Ahli K3
Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 tinggi atau
sekurangkurangnya Petugas K3 Konstruksi pada paket pekerjaan
dengan risiko K3 sedang dan kecil. Ahli K3 Konstruksi atau Petugas
K3 bertugas untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
Sistem Manajemen K3 Konstruksi. Tingkat risiko K3 ditetapkan oleh
Pengguna Jasa.
2. Pihak Kami akan membentuk Panitia Pembina K3 (P2K3) bila
jumlah pekerja paling sedikit 100 orang,
3. Pihak Kami akan melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi.
4. Pihak Kami akan melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada
bagian yang memang perlu dilakukan kaji ulang) Setiap bulan secara
berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi
berlangsung.

3. FASILITAS K3
1. FASILITAS PENCUCIAN
Pihak Kami akan menyediakan fasilitas pencucian yang memadai
dan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan untuk seluruh pekerja
konstruksi. Fasilitas pencucian termasuk penyediaan air panas dan
zat pembersih untuk kondisi berikut ini:
 Jika pekerja beresiko terpapar kontaminasi kulit yang
diakibatkan oleh zat beracun, zat yang menyebabkan infeksi
dan iritasi atau zat sensitif lainnya;
 Jika pekerja menangani bahan yang sulit dicuci dari kulit
jika menggunakan air dingin;
 Jika pekerja harus membersihkan seluruh badannya;
 Jika pekerja terpapar pada kondisi panas atau dingin yang
berlebih, atau bekerja pada kondisi basah yang tidak biasa

METODE PELAKSANAAN Page 5


sehingga menyebabkan para pekerja harus membersihkan
seluruh badannya, maka Pihak Kami akan menyediakan
pancuran air (shower) dengan jumlah yang memadai dengan
jumlah yang memadai.
 Untuk kondisi normal, Pihak Kami akan menyediakan
pancuran air untuk mandi dengan jumlah sekurang- kurangnya
satu untuk setiap 15 orang.

2. AIR MINUM
Kami akan menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi
seluruh pekerja dengan persyaratan:
 Mudah diakses oleh seluruh pekerja dan diberi label yang jelas
sebagai air minum;
 Kontainer untuk air minum harus memenuhi standar
kesehatan yang berlaku;
 Jika disimpan dalam kontainer, kami pastikan kontrainer
bersih dan terlindungi dari kontaminasi dan panas; dikosongkan
dan diisi air minum setiap hari dari sumber yang memenuhi
standar kesehatan.

3. FASILITAS PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)


 Peralatan P3K kami sediakan dalam seluruh kendaraan
konstruksi dan di tempat kerja.
 Di tempat kerja kami tempatkan pekerja yang sudah terlatih
dan/atau bertanggung jawab dalam Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan.

4. PENANGANAN MATERIAL DAN KIMIA BERBAHAYA ALAT


PELINDUNG DIRI
Pihak Kami bertanggung jawab untuk menyediakan alat pelindung
diri bagi pekerjanya dengan ketentuan:
1. Seluruh pekerja dan personil lainnya yang terlibat harus dilatih cara
penggunaan alat pelindung diri dan harus memahami alasan
Penggunaannya.
2. Jika dipandang tidak praktis untuk melindungi bagian atas dan jika
ada resiko terluka dari objek jatuh, maka Penyedia Jasa
menyediakan helm pelindung dan seluruh personil yang terlibat di
lapangan harus menggunakannya.
3. Perlindungan mata harus digunakan jika terdapat kemungkinan
kerusakan mata akibat pekerjaan las, atau dari serpihan material
seperti potongan gergaji kayu, atau potongan beton.

METODE PELAKSANAAN Page 6


4. Sepatu yang digunakan harus mampu melindungi kaki pekerja.
Gunakan sepatu dengan ujung besi di bagian jari kaki.
5. Pelindung kebisingan harus digunakan jika tingkat kebisingan tinggi
6. Sarung tangan akan diperlukan pada beberapa pekerjaan.
7. Perlindungan pernafasan harus disediakan untuk pekerja yang
terekspos pada bahaya seperti asbes, asap dan debu kimia.

Bahaya Pada Kulit


a. Setiap pekerja harus melapor jika mendapatkan masalah kulit,
terutama di tangan akibat penggunaan bahan berbahaya.
b. Tangan dan mata pekerja harus dilindungi terhadap kontak dengan
semen. Usahakan kontak dengan semen seminimum mungkin.
Penggunaan krim pelindung dapat mengurangi resiko kerusakan kulit.
c. Sedapat mungin, pakaian pelindung harus digunakan selama pekerjaan.
Pakaian ini termasuk baju lengan panjang, sarung tangan dan sepatu
pelindung.
d. Pihak Kami Jasa harus menyediakan fasilitas untuk mencuci badan
dan mengganti pakaian.
e. Alat pelindung pernapasan harus digunakan selama proses pemeraman
beton dimana debu mulai terbentuk.

Penggunaan bahan kimia


a. Pihak Kami akan mempunyai prosedur yang mengatur tata cara
menangani bahan kimia atau zat berbahaya dengan sehat, tata cara
penyimpanan, tata cara pembuangan limbah.
b. Seluruh bahan kimia harus disimpan di kontainer asalnya dalam
suatu tempat yang aman dan berventilasi baik.
c. Seluruh pekerja harus dilatih jika menangani bahan kimia atau
zat berbahaya termasuk tindakan darurat yang perlu dilakukan jika
terjadi masalah.

5. PENGAMANAN
1. Pihak Kami akan bertanggung jawab untuk pelaksanaan
pengamanan pelaksanaan konstruksi dan harus menyediakan anggota
Satuan Pengamanan (SatPam) yang cukup jumlahnya untuk
memenuhi syarat- syarat ini. Tugas dari Satpam Penyedia
adalahmenjaga ketertiban dan keamanan di lokasi proyek,
melakukan pengawalan, mengatur lalu lintas dilokasi proyek,
mencatat dan memeriksa kendaraan setiap tamu yang keluar-
masuk, dan hal-hal lain yang dianggap perlu untuk perlindungan

METODE PELAKSANAAN Page 7


pelaksanaan konstruksi didalam lokasi proyek termasuk perlindungan
dan penjagaan peralatan, material Penyedia, MK dan orang-orang
yang bekerja serta berhubungan dengan proyek ini secara terus
menerus pada jam kerja maupun bukan jam kerja siang dan malam
selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini sampai selesainya
seluruh pekerjaan dan telah diserahterimakan atau Penyedia secara
keseluruhan telah didemobilisasi dari lapangan yang dianggap terakhir
dari kedua hal tersebut
2. Pihak Kami akan meyakinkan bahwa seluruh karyawan penyedia,
perwakilan penyedia atau Subpenyedia memakai kartu tanda
pengenal yang disediakan oleh penyedia. Kartu harus
memperlihatkan identitas penyedia, subpenyedia, Nomor induk
karyawan dan harus selalu dipakai dilokasi proyek.
3. Pihak Kami akan meyakinkan bahwa seluruh kendaraan yang
digunakan oleh Penyedia dan subpenyedia termasuk peralatan
penyedia harus diberi label nama dari penyedia atau subpenyedia.

6. PENYIAPAN PERALATAN STANDARD YANG HARUS DISIAPKAN UNTUK


K3.
Sesuai dengan standard keselamatan kerja, kami menyediakan
perlengkapan K3 seperti diuraikan berikut ini:
1. Helm safety dengan
2. Sepatu safety
3. Safety harness
4. Sarung tangan
5. Rompi safety
6. Ear plug
7. Masker
8. Kacamata safety
9. Baricade
10. Tali pengaman Jaring Pengaman
11. Penyiapan papan peringatan dan petunjuk K3
12. Tempat sampah organic dan non organic
13. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
14. Jas hujan
15. Kotak P3K
Dan lain-lain yang berhubungan dengan K3.

SISTEM DAN MEKANISME KERJA


Untuk tercapainya efektifitas dan efisiensi kerja maka Kontraktor bersedia dan
melakukan . Sistem dan Mekanisme Kerja yang disiapkan tersebut meliputi :

METODE PELAKSANAAN Page 8


1. Prosedur Operasional Standar
Prosedur Operasional Standar (POS) ini dibuat untuk menunjang pengelolaan
proyek mulai dari tahap awal sampai dengan selesai pelaksanaan dan masa
pemeliharaan. Prosedur Operasional Standar ini akan menggambarkan proses
kerja yang perlu dilaksanakan pada setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan,
dan pihak-pihak yang bertanggung jawab dan terlibat didalam setiap proses kerja
tersebut.

2. Rapat Koordinasi
Mengikuti Rapat koordinasi secara periodik dan pada waktu-waktu tertentu
bilamana perlu dalam rangka mengidentifikasi, menginventarisasi dan
memecahkan setiap permasalahan, dan menerima masukan-masukan dari
berbagai pihak yang terkait.
Ditinjau dari obyek permasalahan, rapat koordinasi dapat dibedakan menjadi 2
(dua) jenis rapat yakni :
 Rapat Manajemen

 Rapat Teknis

PENYELESAIAN PEKERJAAN
Pelaksanaan Pekerjaan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat (RKS) serta Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan ditambah dengan kontrak
pemborongan pekerjaan fisik selama 150 (Seratus Lima puluh) hari kalender
berturut-turut sejak tanggal dikeluarkannya SPK berikut masa pemeliharaan.
Jika terjadi perpanjangan waktu pelaksanaan karena alasan di luar kemampuan
Kontraktor dan hal itu disetujui oleh Direksi, maka tambahan biaya pengawasan
akan dibayar/ditanggung oleh Proyek.

KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh Kontraktor Pelaksana disamping Pembangunan
Pekerjaan ini adalah:
1. Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan pengawasan.
2. Buku Harian yang memuat semua kejadian perintah atau petunjuk penting dari
Konsultan Pengawas/Direksi yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan,
menimbulkan konsekwensi keuangan, keterlambatan penyelesaian dan tidak
terpenuhinya syarat teknis.
3. Laporan Harian, berisi keterangan tentang :
 Tenaga kerja.

 Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak.

 Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.


 Pekerjaan yang diselenggarakan.

 Waktu pekerjaan.

METODE PELAKSANAAN Page 9


 Keadaan/situasi cuaca harian.
4. Berita Acara Penyerahan I Pekerjaan.
5. Berita Acara Pernyataan Selesainya Pekerjaan.
6. Berita Acara Penyerahan II Pekerjaan.
7. Membuat gambar-gambar yang dibuat Kontraktor Pelaksana sesuai dengan
pelaksanaan (As Built Drawing).
8. Membuat gambar perincian (Shop Drawing, Bar Chart yang dibuat oleh
Kontraktor).

KRITERIA PEKERJAAN
Untuk pekerjaan Pembangunan Proyek ini berlaku ketentuan-ketentuan seperti
Standard, Pedoman dan Peraturan-peraturan yang berlaku antara lain :
 Ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan yang bersangkutan, yaitu

Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan dan ketentuan-ketentuan sebagai dasar


perjanjian.
 Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.

 Normalisasi teknis yang berlaku di Indonesia.

PROSES PEKERJAAN
1. UMUM
Sesuai ketentuan yang ada, setiap bagian pekerjaan yang akan dikerjakan
maka kontraktor akan menjelaskan/dapat dijelaskan melalui time schedule
yang telah dibuat terlebih dahulu, serta meminta penyerahan lokasi/surat
perintah kerja sebagai bentuk legalitas dalam melakukan pekerjaan pada pihak
Pemberi Tugas.
2. URAIAN TUGAS KONTRAKTOR
Kontraktor Pelaksana (sesuai dengan setiap bagian pekerjaan pelaksanaan
yang dihadapi di lapangan) harus memerinci sendiri kegiatannya, yang secara
garis besar sebagai berikut :
2.1. Persiapan
 Menyusun Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan

pelaksanaan.
 Memeriksa kembali kebutuhan untuk melaksanakan pekerjaan
sehingga pekerjaan dapat selesai dalam waktu yang telah direncanakan.
 Membuat Kontrak pelaksanaan yang ditanda tangani oleh pihak-pihak

yang terkait.
2.2. Pekerjaan Teknis
• Melaksanakan pekerjaan dengan memeperhatikan segi kenyamanan
pengguna gedung, serta spesifikasi equipment yang terpasang sesuai
dengan yang telah disyaratkan didalam Rencana Kerja & Syarat-Syarat
(RKS).

METODE PELAKSANAAN Page 10


• Mengajukan Berita Acara Persetujuan Kemajuan Pekerjaan untuk
pembayaran sesuai dengan bobot pekerjaan yang tercantum dalam
kontrak.
• Mengikuti rapat-rapat lapangan secara berkala dan menerima
masukan- masukan dari berbagai pihak terkait untuk proses kelancaran
pekerjaan.
• Menyelesaikan kekurangan-kekurangan dan cacat-cacat pekerjaan
selama masa pemeliharaan.
• Meminta bantuan dan petunjuk kepada Konsultan Pengawas dalam
mengusahakan perijinan sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
tersebut (bila ada).
• Membuat semua gambar kerja (as-built drawing).

3. KONSULTASI
3.1. Melakukan konsultasi dengan Pengelola Proyek dan Direksi serta
Konsultan Pengawas untuk membicarakan masalah dan persoalan yang
timbul selama masa pembangunan.
3.2. Mengadakan rapat berkala sedikitnya satu kali dalam seminggu
dengan
Pengelola Proyek, Perencana dan Konsultan Pengawas dengan tujuan
untuk membicarakan masalah dan persoalan yang timbul dalam
pelaksanaan yang tidak sesuai dengan kontrak.
4. LAPORAN
• Membuat Bar Chart dan Net Work Planning dari pekerjaan dan disetujui
pihak terkait.
• Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan
alat- alat yang digunakan.
• Laporan Harian.
• Laporan-laporan yang akan dibuat berdasarkan kebutuhan proyek
beserta gambar perubahan bila ada.

METODA PELAKSANAAN
I. Pekerjaan Persiapan
1. Adm / Dokumentasi
Administrasi dilaksanakan sebelum dan sesudah pelaksanaan yang meliputi
perjanjian, chek list, ijin pasang, laporan harian, mingguan dan bulanan, mutual
chek dan time shedule, untuk dokumentasi foto-foto pelaksanaan dari kondisi
lapangan 0 % (sebelum di mulai pelaksanaan), dan 50& (saat dalam pelaksanaan
dan 100% (pekerjaan setelah selesai dilaksanakan). foto dokumentasi akan dibuat
rangka sesuai permintaan dari pengguna jasa.

METODE PELAKSANAAN Page 11


2. Pembongkaran
Pekerjaan pembongkaran dilakukan oleh pekerja. Pekerjaan pembongkaran sesuai
gambar kerja. Pembongkaran dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak bagian
lain.

3. Direksi Keet/Barak kerja/Gudang penyimpanan


Direksi keet disewa di lokasi sekitar pekerjaan. bisa berupa rumah warga ataupun
pertokoan. Di direksi keet terdapat fasilitas seperti Komputer, Laptop, Printer,
Infokus,dll.
Barak kerja adalah bangunan semi permanen yang dibuat dari bata dan
kayu,bertempat dilokasi pekerjaan. barak kerja terdapat fasilitas kamar tidur, wc,
dll.
Gudang penyimpanan dibuat dari bangunan semi permanen, bertujuan untuk
menyimpan material pekerjaan.

Pagar Pengaman Pos Satpam

Gudang Material Pabrikasi Besi

METODE PELAKSANAAN Page 12


4. Papan Nama Proyek
Pemasangan papan nama proyek bertujuan untuk Sebagai bahan informasi
dalam kegiatan pembanguan ini, maka kontraktor akan membuat papan kegiatan
pelaksanaan yang berisi antara lain :
 Nama Pekerjaan.
 Nama Pemberi Tugas.
 Nama Konsultan Perencana.
 Nama Konsultan Pengawas.
 Nama Kontraktor Pelaksana.
 Volume Pekerjaan.
 Lama Waktu Pelaksanaan.
 Nilai Anggaran.
 Tahun Anggaran.
 Dan keterangan lainnya.

II. PEKERJAAN DINDING

1. Pek. Dinding Partisi Ruangan


Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan dinding partisi
multipleks.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : multipleks board, rangka kayu.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, steiger, unting-
unting, gerinda, gergaji, bor screw driver, kape, ampelas, cutter, selang air, dll.

Pengukuran
 Lebih dahulu juru ukur/surveyor dengan theodolith menentukan dan menandai
(marking) pada bagian lantai dan dinding pemasangan dinding partisi
multipleks.

Pemasangan rangka kayu dan multipleks board


 Potong rangka kayu dengan ukuran dengan sesuai gambar kerja.
 Pasang rangka kayu pada bagian lantai dan dinding mengikuti marking dengan
jarak rangka 60x60 cm.
 Pastikan dan cek rangka kayu sudah terpasang tegak lurus (siku).
 Pasang lembaran multipleks board pada rangka kayu dengan perkuatan
menggunakan paku multipleks.
 Lembaran multipleks board dipasang satu sisi dahulu, untuk memudahkan
pekerjaan instalasi mekanikal dan elektrikal. Setelah instalasi mekanikal dan
elektrikal terpasang baru lembaran multipleks board sisi berikutnya dipasang.

METODE PELAKSANAAN Page 13


 Cek kerataan permukaan pasangan dinding partisi multipleks board.
 Tutup semua kepala sekrup dengan compound lalu gosok dengan ampelas agar
permukaan rata.
 Pekerjaan terakhir adalah finishing cat permukaan multipleks dan pemasangan
walpaper

2. Pekerjaan interior lapis HPL


 Bahan dasar multipleks dibersihkan dengan amplas
 Bahan dasar disemprot lem kuning
 HPL yang mau ditempel kebidang dasar dengan lem
 Rekatkan hpl dengan multipleks
 Pemasangan accessories dilakukan dengan hati-hati.

III. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI

1. Pemasangan Parkit Lantai (Ruang Kabid)


Tahapan pemasangan parkit lantai
 Mulai dengan membersihkan terlebih
dahulu lantai yang akan ditutupi dengan
parket.
 Acian merupakan metode pemasangan
pada lantai kayu parket, saat mulai ada
harus menaruh lem atau acian

 tersebut lalu tempelkan parket secara 1 persatu – satu ( dari ujung kiri
sampe ujung kanan terlebih dahulu, usahakan 2 baris terlebih dahulu ).
 Mulai dengan memotong 1 parket menjadi dua sebagai pemasangan parket
pertama

METODE PELAKSANAAN Page 14


 Mulai memasang
 Meluruskan parket yang telah terpasang
 ini meluruskan agar sisi ruangan terisi dengan
baik dan tidak menyerong ke kanan atau pun
menyerong ke kiri.
 Pada gambar diatas bisa perhatikan benang
yang melintang di atas parket, itu adalah
sebagai patokan meluruskan bagian garis
yang menyambungkan lidah parket dengan penyambung parket. caranya
yaitu dengan paku yang dililit benang lalu tancapkan pada tembok dengan
menggunakan palu sisi kanan dan sisi kiri lalu luruskan parket tersebut
dengan benang yang lurus tersebut.

IV. PEKERJAAN PLAFOND


Tahapan pemasangan plafond
Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar
shop drawing pekerjaan plafond
multipleks
 Approval material yang akan
digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara
lain : multipleks board, list
multipleks, kayu 2/4 & 4/4, sekrup
multipleks, textile tape, compound,
air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran,
schafolding, gerinda, gergaji besi, bor screw driver, kape, ampelas, cutter, selang
dan air.

Pengukuran
 Level/peil plafond diukur dahulu dengan menggunakan theodolith dan dibantu
menggunakan selang air.
 Untuk mempermudah pemasangan, titik tetap pengukuran dipindahkan ke
dinding atau kolom dengan ketinggian 1 m dari lantai.

Pasang rangka kayu

METODE PELAKSANAAN Page 15


 Setelah posisi peil plafond didapatkan, pekerjaan awal adalah pemasangan
rangka kayu pada bagian tepi untuk memperoleh titik tetap plofond.
 Dilanjutkan pemasangan rangka kayu pembagi yang digantung ke plat beton
dengan menggunakan paku beton/penggantung. Perkuatan antara rangka kayu
dengan menggunakan sekrup multipleks.
 Penempatan jarak rangka kayu maksimum berjarak 60 cm.
 Setalah semua rangka kayu terpasang, lakukan perataan (leveling) dengan
menggunakan tarikan benang, setelah itu penggantung bisa dimatikan.

Pemasangan plafond
 Setelah rangka kayu terpasang dengan benar, rata dan kuat serta instalasi ME
sudah terpasang semua, maka lembaran multipleks dapat mulai dipasang.
 Untuk multipleks , pertemuan diatur secara menyilang.
 Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup disesuaikan benar, sehingga
kepala sekrup hanya masuk sedikit kedalam permukaan lembaran multipleks.
 Tekan ujung sekrup perlahan ke dalam permukaan lembaran multipleks
sebelum menjalankan mesin bor untuk memasukkan sekrup.
 Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimal 30 cm.
 Setelah lembaran plafond terpasang semua, cek leveling permukaan plafond.

Finishing plafond
 Untuk multipleks, sambungan antara pertemuan diberi textile tape dan di
compound kemudian digosok dengan ampelas untuk mendapatkan permukaan
yang rata/flat.
 Tutup semua kepala sekrup dengan compound lalu gosok dengan ampelas halus.
 Setelah plafond selesai terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan list plafond
multipleks. Untuk List plafond multipleks dipasang pada pertemuan antara dinding
dan plafond dengan perkuatan menggunakan compound jenis casting + lem.

V. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1. Lampu Downlight
a. Material
 Lampu Downlight LED 14 Watt dan 9 Watt
 Kawat gantungan
b. Peralatan
 Tang, Obeng dll
c. Urutan Pelaksanaan
TL recessed mounted

METODE PELAKSANAAN Page 16


 Marking plafon dengan kapur / spidol
 Lubangi plafon scsuai marking, untuk akustik
 Koordinasikan dg rangka plafon
 Pasang kawat gantungan
 Pasang lampu dengan melepas kap lampu
 Kencangkan kawat gantungan
 Sambung ke instalasi
 Pemasangan tl setelah kondisi proyek aman dari pencurian

TL ceiling mounted
 Marking plafon dengan kapur / spidol, dan pasang kawat gantungan
 Tarik kabel instalasi & kawat gantungan ke luar plafon
 Pasang lampu jika plafon telah finish
 Gunakan skrup untuk pengikat lampu sambung ke instalasi

2. Saklar Ganda dan Stop kontak


a. Material
 Saklar
 Stop kontak
 Grid switch
b. Peralatan
 Bor tangan
 Tang, obeng dll
 Waterpass
c. Urutan Pelaksanaan
 Marking jalur konduit pada dindin
 Bobok dinding bata, jangan lupa gunakan cutter
 Pasang konduit dan inbow dos
 Tunggu sampai dinding plester akhir
 Sambungkan saklar, stop kontak dengan instalasinya
 Pasang saklar & stop kontak, gunakan waterpass agar rata

VI. PEKERJAAN KM/WC

1. Pas. Keramik 20x20 cm Lantai


(Unpolished)
Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop
drawing pekerjaan lantai keramik.

METODE PELAKSANAAN Page 17


 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja : keramik 20x20 cm, semen PC, pasir, semen grouting nat,
air, dll..
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : gerinda, palu karet, meteran, waterpass,
benang, selang dan air.

Pengukuran
 Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) lokasi untuk
star/awal pemasangan keramik dan level permukaan lantai keramik.

Pelaksanaan pekerjaan pasang keramik lantai.


 Lantai dasarnya/permukaan dibersihkan dari kotoran/debu dan disiram terlebih
dahulu sebelum ditebar adukan pasangan keramik.
 Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
 Buat adukan untuk pasang keramik.
 Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan keramik yang
rata dan garis siar/nat yang lurus.
 Buat kepalaan adukan dengan jarak 1 - 1.5 m agar adukan yang ditebar
permukaannya yang rata/flat.
 Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
 Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan yang
sudah ditebar dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan keramik
lantai lainnya dengan acuan kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.
 Pada saat pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet untuk
mendapatkan permukaan lantai keramik yang rata.
 Cek kerataan permukaan pasangan lantai keramik dengan waterpass.
 Setelah pemasangan lantain keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan lantai keramik. Setelah itu
baru dilanjutkan dengan pekerjaan perapihan/finish garis siar/nat.
 Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan lantai keramik dari kotoran.

2. Closet Duduk, Lengkap terpasang


Pemasangan Kloset Duduk
 Buka cover toilet set dan baca petunjuk, dengan
begitu akan diketahui jarak dari dinding belakang
kloset ke bagian tengah pipa (jika merek American
Standard biasanya 30,5 cm).
 Persiapan alat yang diperlukan, antara lain: Bor
listrik, gergaji besi, meteran ukur, obeng plus dan
obeng minus, Catut atau tang kakaktua, kunci
inggris, lem silicon, kunci pipa, kunci 10 dan
12, dynabolt ukuran 10 mm sebanyak 2 buah.

METODE PELAKSANAAN Page 18


 Mempersiapkan lubang pembuangan dan pipa suplai air bersih sebelum
melakukan pemasangan kloset. Sebagaimana pernah dijelaskan di atas.
 Ukur lubang pengunci bowl (untuk merek American Standard berjarak 14,5
cm), tandai dengan pensil atau sejenisnya, dan lubangi pada sisi kanan dan
kiri dengan jarak tersebut dengan membagi dua titik tengah pipa. Kemudian
masukkan dynabolt, kencangkan menggunakan kunci 12, lepaskan mur-nya.
 Balik kloset dan pasang wax ring dengan cara menekannya pada bagian sisi
lubangnya dan pastikan lengket pada sisi lubang kloset.
 pemasangan wax ring
 Pasang stop kran, T, flexible hose dan jet shower yang berada pada bagian
belakang kloset. Gunakan kunci inggris untuk mengencangkan drat-nya.
 Stop kran, T Drat, dan flexible hose
 Jika kloset duduk menggunakan tempat duduk yang memiliki bijet, maka T
juga harus dipasang pada bagian belakang juga. Jika kloset dipasang terlebih
dahulu akan menyulitkan Anda ketika akan memasang stop kran.
 Pasang kloset di atas lubang pipa yang telah dipasang dynabolt pada kedua
sisi kanan dan kiri. Masukkan lubang kaki kloset pas pada dynabolt dan
pasang ring dan mur, kemudian kencangkan dengan kunci 12.
 Pasang alat-alat dalam tangki/tank trim dan memasangnya pada kloset
dengan memasang rubber tank terlebih dahulu sebagai pencegah bocor dan
dudukan tanki.
 Sambungkan flexible hose pada T dan tank trim dan kencangkan dengan
memutar drat secukupnya.
 Pengaturan ketinggian air dapat Anda atur sendiri sesuai dengan selera Anda.
 Tahap berikutnya adalah memasang tutup tangki dan tombol (
 push button).
 Kemudian memasang seat cover pada kloset.
 Lakukan pengetesan jika kloset telah dipasang, apakah terdapat rembesan
atau kebocoran pada tangki dan flexible hose.

3. Wastafel, Lengkap Terpasang


Tahapan pemasangan wastafel
a. Washtafel yang digunakan adalah semutu merk KIA lengkap dengan segala
accessorisnya seperti tercantum dalam brosurnya, warna putih, kecuali ditentukan
lain.
b. Washtafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik,
tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat lainnya.
c. Ketinggian dan konstruksi harus disesuaikan dengan gambar untuk itu, serta
petunjuk-petunjuk dari produsen dalam brosur. Pemasangan harus baik, rapi,
waterpas dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda serta penyambungan
instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
d. Ada daerah-daerah dimana washtafel dipasang lebih dari satu, harus
dibuat/disatukan dengan satu meja beton. Ukuran-ukuran disesuaikan dengan
gambar.

METODE PELAKSANAAN Page 19


4. Instalasi Pipa Air Bersih
 Pemasangan pipa air bersih dan keran-keran pada semua keperluan sanitair
dilaksanakan untuk pipa air bersih yang diambil dari saluran induk yang ada dengan
pipa ¾.”
 Keran-keran air dipergunakan produksi dengan kualitas yang baik.
 Penyambungan dan instalasi air dalam, sampai ke resevoir atausaluran bersih yang
ada lengkapdengan stop keran dan bak meternya sesuai dengan gambar.
 Pemasangan harus dikerjakan dengan rapih, sehingga tidak mengalami kebocoran.

5. Instalasi Pipa Air kotor


 Untuk saluran air kotor juga digunakan pipa PVC dengan ketebalan 5 mm semutu
merk “pralon atau benlon”, produksi Dalam negeri. Pemilihan salah satu merk
produksi adalah mengikat untuk seluruh proyek.
 Jaringan-jaringan harus dilengkapi dengan pipa hawa (vent) sesuai gambar. Pipa
hawa harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cm dari muka banjir alat sanitair
tertinggi, dengan kemiringan 2 %. Pipa hawa yang menembus atap harus dibuat
tahan cuaca, ujung atas terletak 15 cm diatas muka atap. Untuk vent pipa dipakai
PVC.
 Sambungan-sambungan pipa PVC memakai system “Spigot” atau system susuk
dengan perekat solvent semen.
 Sambungan-sambungan pipa tanah harus diberi penguat pondasi pasangan bata (1 ps
: 2 ps) sampai kuat yang menyelimuti sekeliling pipa dan kemudian diselimuti pasir
urug.
 Setip titik simpul T,Y dan X harus diberi lubang pembersih (clean out) untuk
memudahkan pemeliharaan.
 Kemiringan jaringan pipa-pipa mendatar untuk air kotoran dan air hujan adalah 1 – 2
%.

6. Bak Fiber
 Bak fiber yang digunakan adalah semutu dengan merk Dalam negeri.
 Bak fiber dipasang ditempat-tempat sesuai dengan gambar untuk itu.
 Bak fiber yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tanpa cacat dan telah disetujui
oleh Pemilik Pekerjaan.

7. Floor drain stainless


Tahapan pemasangan floor drain
 Floor drain yang digunakan adalah semutu dengan merk Dalam negeri, metal
verchroom, lubang diameter 2 inchi dilengkapi dengan siphon dan penutup
berengsel.
 Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai dengan gambar untuk itu.
 Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tanpa cacat dan telah disetujui
oleh Pemilik Pekerjaan.

METODE PELAKSANAAN Page 20


 Pada tempat-tempat yang telah dipasang floor drain, penutup lantai harus dilubangi
dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan
ukuran floor drain tersebut.
 Hubungan saringan metal dengan beton/lantai menggunakan perekat beton kedap
air.
 Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapi waterpass, dibersihkan dari noda-
noda semen dan tidak ada kebocoran.

8. Pemasangan kran air Stainless


Tahapan pemasangan kran air
a. Semua keran yang dipakai adalah semutu merk Dalam negeri atau setaraf
dengan chormed finish Ukuran disesuaikan dengan keperluan masing-
masing sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair. Keran-keran
tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyai ring dudukan yang
harus dipasang menempel pada dinding. Keran-keran yang dipasang
dihalaman harus mempunyai ulir untuk sambungan
selang. Selang-selang untuk metal sink diruang saji dan dapur disambung
dengan pipa leher angsa (extension).
b. Stop keran yang dapat digunakan semutu merkKitazawa ex Jepang, bahan
kuningan dengan putiran berwarna hijau, diameter dan penempatan sesuai
dengan gambar untuk itu.
c. Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku,
penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.

VII. PEKERJAAN LAIN-LAIN

Setelah pekerjaan selesai, dilakukan pembersihan akhir. Material sisa yang tidak
terpakai/ sampah dibuang ke disposal area

`pekerjaan tersebut diatas,saran yang positif sangat diharapkan untuk kesempurnaan


pelaksanaan pekerjaan jika kami memenangkan tender ini.

Banda Aceh, 28 Februari 2020


CV. GLOBAL SINERGI

Irwansyah
Direktur

METODE PELAKSANAAN Page 21

Anda mungkin juga menyukai