PENDAHULUAN
Untuk mencapai hasil yang optimal (sesuai dengan biaya, kualitas dan waktu),
proposal ini kami susun untuk dilaksanakan di lapangan sesuai budget dan
kualitas yang tinggi tanpa mengurangi faktor keselamatan (K-3) yang kini sedang
digalakkan.
Untuk mendapatkan hasil mutu, waktu. Teknis & biaya yang sesuai dengan
spesifikasi, maka digunakan personil yang cakap dan terampil guna penyelesaian
pekerjaan tepat waktu sesuai dengan yang diputuskan bersama.
Sistem kontrol mutu ini dipakai oleh semua personil yang secara langsung
maupun tidak langsung cepat mempengaruhi penampilan dari kontraktor utama
termasuk sub-kontraktor dan personil kantor pusat.
BAGAN - 1
STRUKTUR ORGANISASI SISTEM KONTROL MUTU
Project Manager
(PM)
1. Project manager :
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek.
Mengawasi jalannya pekerjaan secara menyeluruh
Mengkoordinasikan antara kontrol mutu, waktu dan biaya
3. Quality Control :
Mempelajari persyaratan mutu suatu pekerjaan
Mengawasi dari mulai persiapan sampai pelaksanaan agar sesuai dengan
mutu yang disyaratkan
Membuat laporan dan memeriksa hasil inspeksi
Membuat rencna tindakan perbaikan
Membuat program K3
Mengawasi pelaksanaan program K3 (inspeksi K3)
Membuat laporan dan memeriksa hasil inspeksi
Membuat rencana tindakan perbaikan
5. PEKERJAAN PERSIAPAN
Rincian dari pekerjaan bangunan Pasar pada point 7 sampai dengan 18 dijabarkan
dibawah ini :
1. Persiapan
Sebelum proses penggalian dilaksanakan, hal-hal yang perlu ditambahkan
adalah sebagai berikut :
a. Pengurukan kedalaman / elevasi galian
b. Pengaturan arah manuver alat berat dan dump truk yang baik
yang dilakukan dengan memperhatikan site instalation yang ada.
c. Pemilihan, jumlah, dan komposisi alat gali yang digunakan
berdasarkan waktu pelaksanaan dan lokasi proyek.
d. Pembuatan dinding penahan tanah (bila diperlukan)
e. Pembuatan jalan kerjqa yang memenuhi syarat.
f. Pemeliharaan lingkungan sekitar proyek (debu, lumpur bekas
material galian, dll)
2. Pekerjaan Galian Tanah
a. Penggalian / Scrapping dilakukan Bakchoe dan material langsung
di dumping ke dump truk
10
12
13
14
16
k) Pengiriman Beton
Volume baton yang dlbutuhkan akan disuply dart 1 unit
hatching plant dari supplier yang telah disetujui untuk
pemakaiannya.
Beton akan dikirim dengan memakai mixer truck dan
sebagai cadangan akan diusulkan 1 unit hatching plant
lagi.
l) Pengecoran Beton
18
19
m) Pengetesan Beton
Pengujian test beton akan dilakukan pada setiap umur beton
sudah mencapai hart ke 7, 14, 28, dan 56. Pembuatan test
beton akan dilakukan dan disesuaikan dengan spesifikasi
yang sudah ditentukan. Test beton akan dibuat dalam
cetakan yang berbentuk silinder dan pembuatannya akan
rriengikuti peraturan baton Indonesia (NI.2-1971) dan diuji
sesuai dengan ASTM. Untuk memudahkan identifikasi maka
setiap benda uji akan diberi tanda nomor uji dan tanggal.
Catatan khusus untuk data-data setiap benda uji yang dibuat
akan disimpan oleh seorang pengawas. Data yang dicatat
meliputi nomor uji, tanggal pengambilan benda uji, daerah
cor, slump, dils yang perlu dicatat.
Selain pembuatan benda uji beton, setiap pengiriman beton
akan diperiksa mutu slumpnya. Hasil uji slump untuk beton
yang sesuai dengan syarat akan dipakai. Untuk yang tidak
sesuai akan ditolak.
Pengetesen tekan pada benda uji beton akan dilakukan pada
laboratorium yang disetujui pengawas.
Umum
Akan diperiksa metode serta berapa lamanya curing
perlu diberikan. Curing diperlukan untuk memastikan
bahwa campuran baton sudah mencapai kekuatan
seperti yang direncanakan dan campuran tersebut
20
o) Sambungan Beton
Dalam pengecoran baton perlu pula diperhatikan batas
pemberhentiannya. Penghentian harus dilakukan dengan
pada tempat-tempat yang telah ditentukan, agar tidak
memperlemah elemen struktur dan pada daerah basah.
Bentuk penghentian cor-coran ini harus sedernikian rupa,
agar pada pengecoran berikutnya tidak mengalami kesulitan,
21
b) Pengiriman
Setelah mendapat persetujuan dari pengawas, besi tulangan
22
c) Fabrikasi / Produktifitas
Besi tulangan akan difabrikasi di workshop sesuai dengan
shop drawing dan BBS yang sudah disetujui. Alat fabrikasi
yang digunakan adalah mesin bar bending (BB) dan bar
cutter (BC). Jumlah mesin yang akan dipakai adalah 1 unit
bar bending dan 1 unit bar cutter untuk memenuhi
kebutuhan pekerjaan besi. Toleransi fabrikasi terhadap
dimensi dan bentuk yang diperbolehkan sesuai dengan
spesifikasi dan shop drawing.
Pelaksanaan
Persiapan : seluruh besi tulangan akan dibersihkan
dari karat, tanah dan material lainnya yang dapat
merusak beton
Pemasangan besi tulangan akan secara teliti
dilakukan, di perkuat dan dilindungi dari pergeseran
dengan bekisting dan selimut beton.
Pemasangan besi tulangan juga didukung oleh alat
pemotong dan pembengkokkan besi yang diijinkan
Inspeksi Lapangan
Inspeksi lapangan untuk tulangan besi ini akan
23
3) Pekerjaan Bekisting
Sistem bekisting yang dipakai adalah:
Daerah Sistem
Konvensional (bata / batako / plywood
Pondasi
/ kayu)
Kolom Persegi Konvensional (bekisting plywood / kayu)
Balok Konvensional (bekisting plywood / kayu)
Plat Metaldeck / Spandeck
24
Kalau untuk bekisting kolom, maka acuan diberi gapit dari kayu
atau ties! profit dan diikat dengan klem-klem atau baut-baut
penarik yang kuat. penyokong-penyokong (support) dipasangkan
pada acuan kolom dengan maksud untuk mengatur kevertikalan
acuan dan menjaga kestabilan tegaknya. Acuan untuk dinding
sama halnya dengan yang terjadi pada kolom, maka pada
dinding pun akan terjadi tekanan yang besar pada acuan
samping. Untuk menetralkan ke samping atau ke sisi acuan ini
dipakal 'tie form' yang dapat juga berfungsi sebagai 'separator' .
Jarak 'tieform' atau 'separator' ini harus diperhitungkan dengan
cermat agar dinding tidak melendut dan disesuaikan dengan
bentuk exposed bila dikehendaki. Bekisting untuk dinding car
lift/cor tangga digunakan bekisting sama seperti pada dinding.
a) Bekisting Kolom
Pengendalian kelurusan kolom dari bawah s/d atas dicek
lebih dahulu oleh surveyor sebelum dicor. Pekerjaan
bekisting kolom dilakukan sebagai berikut :
26
Cara Pembongkaran:
Yang perlu d1perhatikan pada saat pembongkaran
adalah alur bongkaran. Yang dimaksud dengan alur
bongkaran adalah jalan bongkaran harus dari samping
ketengah. Tujuannya adalah untuk meminimkan beban
yang akan dipikul oleh beton sewaktu bekisting
dibonkar. Lokasi moment terbesar adalah di tengah-
tengah bentangan, maka tempat ini adalah tempat
terakhir untuk dibongkar. Karena pada saat bentangan
terakhir mulai dibongkar disampingnya sudah di pasang
’Steel Support’.
Pembersihan Lokasi
Untuk mengefisienkan produktifitas pekerjaan maka
pada pelaksanaan pembongkaran semua perancah akan
di susun rapi pada satu sudut area. Tujuannya adalah
untuk mencegah kerusakan, mempercepat seleksi
komponen bekisiting, menjaga kebersihan dan
memudahkan handling.
1. Pekerjaan Pasangan
Metode untuk pelaksanaan pekerjaan finishing akan dibahas secara global,
pembahasan dibagi atas:
a. Pekerjaan Pasangan dinding
1) Marking Untuk Pekerjaan Dinding
Tahapan pekerjaan marking dilakukan setelah suatu lokasi
kerja telah dibersihkan dari kotoran-kotoran maupun
barang-barang sisa pekerjaan struktur (setiap lantai).
Tahapan pelaksanaan marking dilakukan sebagai berikut :
2) Menentukan titik acuan pengukuran sebagai permulaan suatu
pengukuran agar akurat dan sesuai dengan gambar yang
dibuat team engineering. Agar hat ini dapat terlaksana, maka
team engineering diwajibkan untuk membuat shop drawing
denah sedetail mungkin untuk menghindari terjadinya
kesalahan. Setelah didapatkan gambar denah, maka team
surveyor dapat melakukan pengukuran dan permarkingan
dengan tepat.
3) Setelah pengukuran dilaksanakan, maka garis-garis marking
dibuat. Pembuatan marking ini terdiri dari tiga garis, meliputi :
Garis pasangan bata.
Tebal dinding disesuaikan dengan ketebalan bahan dinding.
Garis betas plesteran & acian
Garis pinjaman (berjarak antara 25 cm s.d 50 cm dari garis
plasterer)
Pembuatan garis ini dilakukan dengan sipat.
Pada pekerjaan ini dibuat juga titik-titik penempatan kolom
praktis.
Pekerjaan marking ini sebaiknya dilakukan langsung untuk satu
lantai sekaligus, hal ini untuk menghindari tenadinya kerancuan
dalam pembuatan marking setelah suatu tempat telah dikerjakan
28
30
8) Pekerjaan Ringbalk
Pekerjaan ringbalk dilakukan setelah pekerjaan kolom praktis
selesai dikerjakan. Tahapan pelaksanaan pekerjaan ringbalk
dilakukan sebagai berikut:
a) Pemasangan ringbalk dipasang pada ketinggian seperti yang
ditentukan dalam gambar.
b) Besi ringbalk diletakkan di atas pasangan bata, kemudian
setiap Ujung diikatkan pada besi kolom. Untuk bagian yang
31
32
33
34
35
36
37
BAHAN / PRODUK
1. Finishing lantai dan dinding :
a. Keramik tile 40 x 40 cm ex. Granito.
b. Keramik tile 60 x 60 cm ex. Granito.
c. Keramik lantai KM/WC 20 x 20 cm. setara Roman, Mulia KW 1.
d. Keramik dinding KM/WC 20 x 25 cm. setara Roman, Mulia KW 1.
e. List keramik dinding KM/WC 10/20 cm. setara Roman, Mulia
KW1.
2. Mortar/adukan :
a. Untuk semua pemasangan keramik lantai memakai AM 40, Sika
dan atau setara.
b. Grout keramik memakai AM 50, Sika dan atau setara.
c. Semua material selain material jadi untuk finishing lantai
memakai floor hardener chapdur 7 kg/m2 ex Sika
38
Fabrikasi
a. Pola Pengukuran :
Pola (maal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang
dibutuhkan untuk menjamin ketelitian pekerjaan harus disediakan di pada
saat Pabrikasi. Semua pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan
pita-pita baja yang telah disetujui. Ukuran-ukuran dari pekerjaan baja
39
j. Pengecatan di Bengkel
Setelah dibongkar, sebagai kelanjutan berhasil baiknya montase
percobaan, maka permukaan dari seluruh pekerjaan baja, kecuali pada
bagian yang dikerjakan dengan mesin perkakas dan pada perletakan,
dibersihkan seluruhnya sehingga menjadi logam yang bersih dengan
menggunakan penyemprot pasir (sand blasting). Setelah semua
permukaan baja dalam keadaan bersih dan kering , diberi bahan-bahan
dasar dengan suatu lapisan menie mau bahan-bahan pelindung lainnya
k. Kerangka Baja.
Satu batang kerangka baja dipasang atas tumpuan-tumpuan
sedemikian rupa, sehingga kerangka baja itu dapat membentuk lawan
lendut seperti tertera pada gambar kerja.Tumpuan-tumpuan itu tidak boleh
41
Lingkup pekerjaan:
a) Mengadakan dan memasang perlengkapan secara bersama dengan panell
kontrolnya sampai berfungsi.
b) Mengadakan dan memasang jaringan hydran dan fire extinguisher.
c) Memasang semua perpipaan hydrant kebakaran dengan perlengkapannya
sesuai dengan gambar rencana dan gambar kerja yang telah disetujui
DireksL
d) Mengurus semua perijinan Instalasi Penanggulangan Kebakaran ini yang
43
Fire Extinguisher
Lingkup pekerjaan:
a) Mengadakan dan memasang tabung kebakaran dari bahan kimia, pada
tempat-tempat sesuai dengan gambar rencana.
b) Menguji tabung baik mengenai isi maupun kemampuan memadamkan
api.
c) Jenis tabung harus sesuai dengan spesifikasi.
d) Tabung dipasang pada dinding, sesuai dengan gambar rencanas
penggantung tabung harus mampu nienahan beban 4x berat tabung
penuh.
a. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Pemasangan
1. Kombinasi fixed temperature dengan rate of rise ( heat detector ), smoke
detector, alarm bell, manuall call point, panel control fire alarm dan
annuciator haras terpasang kokoh pada langit-langit plafond/dinding.
2. Saluran-saluran kabel didalam pipa haras dipasang sejajar/tegak lurus
dengan dinding bagian straktur / pertemuan bidang-bidang vertikal dengan
langit.
3. Pemasangan saluran pipa diatas plafond dengan cara diklem pada beton
dengan jarak masing-masing klem 40 cm.
4. Pipa saluran yang turun ke titik panggil manual / alarm bell dipasang
45
d. PEKERJAAN GENSET
Lingkup Pekerjaan
2) Protection circuit, control wiring system dan interlock circuit yang tidak
dispesifikasikan atau tidak tampak pada gambar tetapi merupakan suatu
keperluan terhadap operasi yang aman dari genset, maka hal tersebut harus
disediakan oleh Kontraktor dengan biaya sendiri.
HARTANTO HOETOMO
Direktur
46