Sebagai suatu system rekayasa, apabila semua sumber daya yang berupa waktu, dana,
peralatan, teknologi, manusia, material, didalam proses konstruksi disusun dan
diorganisasikan membentuk urutan kegiatan-kegiatan dalam suatu kerangka logis
menyeluruh akan membentuk system manajemen konstruksi.
Melihat dari struktur organisasi diatas fungsi manajemen konstruksi Sebagai penghubung
antara pemilik dengan kontraktor/pelaksana adalah memberikan rekomendasi terhadap
desain arsitek maupun masalah pelaksana pekerjaan, rekomendasi tersebut dibuat dan
harus didukung oleh analisa yang masuk akal berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
yang ia miliki; sedangkan hubungan sebagai penghubung antara pemilik dengan perencana
adalah memberikan rekomendasi mengenai langkah-langkah yang harus diambil dalam
memberikan keputusan terhadap arsitek/perencana.
Metodologi Manajemen Konstruksi
PROYEK PEMBANGUNAN BALI EXCLUSIVE INTERNATIONAL AIRPORT
Faktor yang menjadi acuan seberapa besar lingkup wewenang Manajemen Proyek, antara
lain :
• Besar dan lamanya proyek dilaksanakan
• Pengalaman organisasi
• Keuangan/financial perusahaan
• Tenaga ahli yang dimiliki
• Kekhususan dan kepentingan proyek (tingkat kesulitan yang berhubungan dengan
aspek teknologi, keuangan dan regulasi)
• Kuantitas proyek
• Tingkatan control yang diharapkan (biaya dan jadwal waktu)
Pada industri konstruksi sebagaimana layaknya pelayanan jasa ketentuan mengenai biaya,
kualitas dan waktu penyelesaian sudah diikat dalam kontrak dan ditetapkan sebelum
konstruksi dimulai. Apabila muncul hal-hal yang tidak diperhitungkan secara proses produksi
tidaklah mudah untuk merubah ketentuan-ketentuan yang sudah merupakan bentuk
kesepakatan tersebut. Apabila didalam psoses konstruksi terjadi penyimpangan kualiitas
hasil pekerjaan baik hal tersebut hasil perbuatan yang disengaja maupun tidak resiko yang
ditanggung tidaklah kecil.
Macam kegiatan pokok tersebut didasarkan pada bidang keahlian dan profesi yang terlibat,
sedangka urutan-urutan tahapannya tersusun berdasarkan pada kondisi spesifik yang
berkaitan dengan tantangan teknis serta kebutuhan mekanisme dalam proses, yang
selanjutnya melekat sebagai ciri utama dari industri. Sehingga sebagaimana kegiatan
industri pada umumnya, proses produksinya akan selalu mengikuti dan didasarkan pada
pola urutan tahapan kegiatan pokok tersebut. Seperti tampak pada Gambar 5 dibawah ini.
Metodologi Manajemen Konstruksi
PROYEK PEMBANGUNAN BALI EXCLUSIVE INTERNATIONAL AIRPORT
Kondisi visual suatu lingkungan dikatakan baik apabila kualitas ekspresif dan kualitas
fungsional tampil secara serasi. Secara sederhana dapat dikatakan :
Visual yang baik adalah fungsi dari keserasian kualitas ekspresif dan kualitas fungsional,
Atau
KV = f ( E, F )
Dimana :
KV = Kualitas Visual E = Kualitas Ekspresif F = Kualitas Fungsional
Pada umumnya, penilaian akhir visual dihasilkan secara kualitatif, misalnya dengan
membaginya dalam klasifikasi baik sekali, baik, sedang, kurang, dan buruk. Klasifikasi
tersebut dapat langsung dihasilkan dengan metode kualitatif, tetapi subyektifitasnya
tinggi sekali. Latar belakang dan kemampuan pengamat sangat mempengaruhi hasil
penilaian.
Kualitatif Kualitatif
Kualitatif
Kualitatif Kualitatif
Aspek sosial ekonomi mengkaji tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat dilokasi
Studi dan kawasan sekitarnya untuk menetapkan kelompok sasaran serta potensi dan
kemampuan ekonomi yang dimiliki.
Oleh karenanya dibawah ini akan dibahas langkah-langkah yang akan dilaksanakan
serta dasar pemikiran dalam pembuatan Studi UKL & UPL mendatang.
2. Problem Material
Kebutuhan ideal yang harus dipenuhi dalam teknik konstruksi bangunan dengan sistem
konstruksi prefabrikasi:
a. Kemampuan pembuatan melalui metode mekanis (beban bawaan dan komponen
yang tertutup).
b. Kemungkinan sambungan dan koneksi struktural yang layak dan memungkinkan
untuk dibuat dengan cara yang paling sederhana.
c. Secara simultan kemungkinan untuk pelaksanaan fungsinya akibat beban bawaan
dan keterbatasan ruang geraknya.
Hal yang paling penting adalah bahwa material harus memiliki kualifikasi sebagai berikut :
a. Mengisolasi panas, tahan air dan anti pembusukan.
b. Anti api dan dapat dicetak secara volumetric.
c. Dapat dipaku dan digergaji sehingga memungkinkan untuk perubahan.
d. Tidak banyak membutuhkan pemeliharaan (maintenance).
e. Memiliki kekuatan yang tinggi.
Perbandingan kualitatif antara strutur kayu, baja serta beton konvensional dan pracetak
dapat dilihat pada Tabel A.2 :
konvensional Pracetak
Pengadaan Semakin terbatas Utamanya impor Mudah Mudah
Permintaan Banyak Banyak Paling banyak Cukup
Pelaksanaan Sukar, Kotor Cepat, bersih Lama, kotor Cepat, bersih
Pemeliharaan Biaya Tinggi Biaya tinggi Biaya sedang Biaya sedang
Kualitas Tergantung Tinggi Sedang-tinggi Tinggi
spesies
Harga Semakin mahal Mahal Lebih murah Lebih murah
Tenaga Kerja Banyak Banyak Banyak Banyak
Lingkungan Tidak ramah Ramah Kurang ramah Ramah
Standar Ada Ada (sedang Ada (sedang Belum ada
(sedang diperbaharui) diperbaharui) (sedang
diperbaharui) disusun)
4. Ikatan
Cara meng-ikat-kan / me-lekat-kan suatu komponen terhadap bagian komponen konstuksi
yang lain secara prinsip dibedakan sebagai berikut :
A. Ikatan cor ( In situ concrete joint )
Penyaluran gaya dilakukan lewat beton yang dicorkan
▪ Diperlukan penunjang / pendukung pembantu selama pemasangan sampai beton cor
mengeras
▪ Penyetelan berlangsung dengan bantuan adanya penunjang / pendukung pembantu.
Toleransi penyusutan ‘diserap‘. oleh Coran Beton.
Metodologi Manajemen Konstruksi
PROYEK PEMBANGUNAN BALI EXCLUSIVE INTERNATIONAL AIRPORT
B. Ikatan terapan
Cara menghubungkan komponen satu dengan yang lain secara “lego” (permainan balok
susun anak-anak) disebut Iaktan Terapan.
Dimulai dengan cara hubungan “PELETAKAN “, kemudian berkembang menjadi “Saling
Menggigit “.
▪ Proses pemasangan dimungkinkan tanpa adanya pendukung / penunjang pembantu.
C. Ikatan baja
Bahan pengikat yang dipakai: Plat baja dan Angkur. Sistem ikatan ini dapat dibedakan
sebagai berikut:
▪ Menyambung dengan cara di las (Welded Steel)
▪ Menyambung dengan Baut / Mur / Ulir (Corbel Steel)
Catatan:
a. Harga dari profil baja sebagai pengikat tinggi
b. Mungkin dilaksanakan tanpa pendukung / penunjang
c. Harus dilindungi dari: korosi, api dan bahan kimia. Dengan Mortar / In Situ concrete Joint
sebagai pelindung / Finishing ikatan.
D. Ikatan tegangan
Merupakan perkembangan lebih jauh dari ikatan baja dengan memasukan unsur Post
Tensioning dalam sistem koneksi.
▪ Memerlukan penunjang / pendukung Bantu selama pemasangan
▪ Perlu tempat / ruang yang relatif besar untuk Post Tensioning
▪ Angkur cukup mahal
5. Simpul
1. Merupakan kunci dalam struktur yang memakai komponen pra – cetak dan merupakan
tempat pertemuan antara 2 atau lebih komponen struktur
2. Secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai berikut:
• Simpul Primer
Pertemuan yang menghubungkan kolom dengan balok dan juga terhadap plat lantai.
Disini beban dari plat akan diteruskan ke pendukung-pendukung vertikal.
• Simpul Pertemuan Kolom
Pertemuan dimana beban-beban vertical dan sewaktu momen-momen juga
disalurkan.
• Simpul Penyalur Sekunder-Primer (Pelat Balok)
Untuk menyalurkan beban vertikal
• Simpul Pendukung sesama Plat / dengan Balok dan Kolom
Metodologi Manajemen Konstruksi
PROYEK PEMBANGUNAN BALI EXCLUSIVE INTERNATIONAL AIRPORT
Untuk menyalurkan beban horizontal dalam bentuk tegangan tekan – tarik dan geser
• Simpul Yang Mampu Menahan Momen
Yang secara statis bisa membentuk komponen pendukung tapi oleh alasan tertentu.
Misal: Transportasi dibuat terdiri dari 2 atau lebih bagian
Persyaratan Pendimensian
1. Unit-unitnya dapat ditambahkan pada unit-unit yang lainnya
2. Unit-unit dapat saling dipertukarkan dan digantikan
3. Unit-unit dapat membentuk berbagai kemungkinan variatif
4. Prinsip Konstruksional
Berikut prinsip-prinsip yang dapat diterapkan untuk disain struktural:
1. struktur terdiri dari sejumlah tipe-tipe komponen yang mempunyai fungsi seperti
balok, kolom, dinding, plat lantai dll
2. Tiap tipe komponen sebaiknya mempunyai sedikit perbedaan
3. Sistem sambungan harus sederhana dan sama satu dengan yang lain, sehingga
komponen-komponen tersebut dapat dibentuk oleh metode yang sama dan
menggunakan alat Bantu yang sejenis
4. Komponen harus mampu digunakan untuk mengerjakan beberapa fungsi
5. Komponen-komponen harus cocok untuk berbagai keadaan dan tersedia dalam
berbagai macam ukuran produksi
6. Komponen –komponen harus mempunyai berat yang sama sehingga mereka bisa
secara hemat disusun dengan menggunakan peralatan yang sama
Alat Pengangkat
• Diusahakan agar alat pengangkat tidak dibebani dengan waktu penyetelan dan
waktu pengikatan.
• Karena mahalnya sambungan sebaiknya komponen berjumlah sesedikit mungkin
dengan berat sebesar mungkin sehingga jumlah sambungan menjadi sesedikit
mungkin.
• Harus diusahakan dalam perencanaan agar kapasitas crane dapat dimangfaatkan
sebaik mungkin.
Metodologi Manajemen Konstruksi
PROYEK PEMBANGUNAN BALI EXCLUSIVE INTERNATIONAL AIRPORT
Kriteria Pemilihan Alat Pengangkat
1. Berat komponen precast
2. Jenis komponen: dimensi, linear atau slab type
3. tinggi alat berkaitan dengan ketinggian bangunan
4. Kuantitas / jumlah komponen
5. Local condition: aksessibilitas, topografi
6. Gerakan alat
7. Cara kerja
8. Frekuensi
Fungsi pengendalian mempunyai arti yang penting, karena meskipun sasaran telah
ditetapkan dengan jelas, disertai organisasi kepemimpinan yang kuat dan motivasi yang
tepat, namun kecil kemungkinan untuk berhasil mencapai sasaran jika tidak disertai dengan
pengawasan dan pengendalian yang cukup.
Penggunaan Ceklis Manajemen Konstruksi ini dimaksudkan untuk menilai apakah Tim
Pengelola Kegiatan telah mengerti dan melaksanakan tugasnya dengan baik, yang
mencakup kegiatan persiapan pelaksanaan, mengatur pelaksanaan di lapangan dan
mengendalikan pelaksanaan proyek.
Dari hasil penilaian ini akan mendorong proses alih pengetahuan dalam pengelolaan proyek
dari FT ke Tim Pengelola Kegiatan yang pada akhirnya dalam banyak hal keputusan-
keputusan dapat diambil dan diputuskan oleh Tim Pengelola Kegiatan sendiri dengan
didasari pengetahuan dan pemahaman yang benar sesuai dengan persyaratan-persyaratan
yang ditentukan.
Ceklis Manajemen Konstruksi dapat diisi oleh FT, KMT dan PJOK. Blangko formulir telah
disediakan pada Form PTO – Pemeriksaan Kualitas Manajemen Konstruksi. Nama,
pemeriksa dan tanggal pemeriksaan dicatat pada bagian bawah dan persentase kemajuan
kegiatan dicatat pada bagian atas.
Untuk penilaian kualitas pengelolaan diuraikan hal-hal yang harus diperiksa menurut jenis
kegiatan. Untuk setiap hal tersebut, penilai memilih satu dari empat kategori penilaian, yaitu:
Cukup Jika kualitas telah memenuhi sesuai dengan persyaratan teknis
Agak kurang Jika terdapat kesalahan atau kekurangan kecil yang harus diperbaiki
untuk memenuhi sesuai persyaratan teknis
Kurang Jika masih terdapat banyak kekurangan yang harus diperbaiki
Tidak ada Jika hal tersebut tidak ada atau belum dilaksanakan
b. Tahap Pelelangan
• Membantu Pengelola Kegiatan dalam mempersiapkan dan menyusun
program pelaksanaan pelelangan pekerjaan konstruksi fisik
• Membantu Panitia Pengadaan Barang dan Jasa dalam penyebarluasan
pengumuman pelelangan baik melalui papan pengumuman, media cetak,
maupun media elektronik
Metodologi Manajemen Konstruksi
PROYEK PEMBANGUNAN BALI EXCLUSIVE INTERNATIONAL AIRPORT
• Membantu Panitia Pengadaan Barang dan Jasa melakukan pra-kualifikasi
calon peserta pelelangan
• Membantu Panitia Pengadaan Barang dan Jasa dalam menyusun Harga
Perhitungan Sendiri ( HPS ) / Owner’s Estimate ( OE ) pekerjaan
konstruksi fisik
• Mambantu melakukan pembukaan dan evaluasi terhadap penawaran
yang masuk
• Mambantu menyiapkan draft surat perjanjian pekerjaan pelaksanaan
konstruksi fisik
• Menyusun laporan kegiatan pelelangan
c. Tahap Pelaksanaan
• Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan fisik yang disusun oleh
pelaksana konstruksi yang meliputi program-program pencapaian
sasaran fisik, penyediaan dan penggunaan sumber daya berupa tenaga
kerja, peralatan dan perlengkapan, bahan bangunan, informasi, dana,
program Quality assurance / Quality Control, dan program kesehatan dan
keselamatan kerja (K3)
• Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik yang meliputi
program pengendalian sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian
waktu, pengendalian sasaran fisik (kualitas dan kuantitas) hasil konstruksi
pengendalian perubahan pekerjaan, pengendalian tertib administrasi,
pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja;
• Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan
manajerial yang timbul, usulan koreksi program dan tindakan turun
tangan, serta melakukan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan
• Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan konstruksi fisik
• Melakukan kegiatan pengawasan yang terdiri atas :
- memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan
konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan
pekerjaan di lapangan
- Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metoda
pelaksanaan serta mengawasi ketepatan waktu dan biaya
pekerjaan konstruksi
Metodologi Manajemen Konstruksi
PROYEK PEMBANGUNAN BALI EXCLUSIVE INTERNATIONAL AIRPORT
- Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas,
kuantitas dan laju pencapaian volume / realisasi fisik
- Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk
memecahkan persoalanyang terjadi selama pelaksanaan
pekerjaan konstruksi
- Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala,
membuat laporan mingguandan bulanan pekerjaan manajemen
konstruksi dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan, laporan
harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi fisik yang
dibuat oleh pelaksana konstruksi
- Menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan
pekerjaan dan pembayaran angsuran pekerjaan konstruksi fisik
- Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan ( shop drawing )
yang diajukan oleh pelaksana konstruksi
- Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan ( as
built drwawing ) yang diajukan oleh pelaksana konstruksi
- Menyusun daftar cacat / kerusakan sebelum serah terima I (
pertama ) dan mengawasi perbaikannya pada masa
pemeliharaan
- Mengusulkan perubahan-perubahan serta penyesuaian di
lapangan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang terjadi
selama pelaksanaan konstruksi
- Memberikan penilaian untuk mendapat persetujuan dari Pejabat
Pembuat Komitmen / Pengguna Jasa tentang Sub kontraktor
yang akan dilibatkan oleh Pelaksana Konstruksi
- Bersama-sama dengan konsultan perencana menyusun
petunjuk pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung
- Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, serah
terima pertama, berita acara pemeliharaan pekerjaan dan serah
terima kedua pekerjaan konstruksi
- Membantu pengelola kegiatan dalam menyusun Dokumen
pendaftaran bangunan Negara
- Membantu Pengelola Kegiatan dalam penyiapan kelengkapan
Dokumen sertifikat Laik Fungsi ( SLF ) dari Pemerintah
Kabupaten / Kota
• Menyusun laporan akhir Manajemen kostruksi
Metodologi Manajemen Konstruksi
PROYEK PEMBANGUNAN BALI EXCLUSIVE INTERNATIONAL AIRPORT
A. 8. METODE PENGENDALIAN PROYEK
Suatu sistem pengawasan dan pengendalian proyek, disamping memerlukan
perencanaan yang realitis, juga harus dilengkapi dengan metode pemantauan yang
segera dapat memberikan petunjuk atau mengungkapkan adanya penyimpangan.
Metode dan teknik yang lazim dipakai adalah :
1. Mengidentifikasi adanya varian
2. Grafik “S”
3. Menggunakan konsep nilai hasil (earned value)
4. Tonggak kemajuan (milestone)
5. Rekayasa nilai (value engineering)
1. Mengidentifikasi Varian
Mengidentifikasi varian berarti melakukan analisis data-data laporan
pelaksanaan pekerjaan pada kurun waktu tertentu dan membandingkannya
dengan anggaran atau jadwal yang telah ditentukan. Ini dikerjakan misalnya
dengan mengukur/menghitung jumlah unit yang diselesaikan kemudian
membandingkannya dengan perencanaan, atau melihat catatan penggunaan
sumber daya misalnya jam-orang dan membandingkannya dengan anggaran.
Langkah ini dapat menghasilkan hal-hl sebagai berikut :
A. 9. PELAKSANAAN PENGAWASAN
1. Pekerjaan Persiapan
Konsultan akan menyediakan blanko standar dan membuat format laporan yang
akan digunakan selama tahap supervisi konstruksi termasuk laporan inspeksi,
laporan pengetesan bahan, blanko pengecekan pengukuran topografi, blanko
pengukuran volume pekerjaan, surat menyurat antar instansi, blanko rekaman
pengiriman dan pemakaian peralatan serta kendaraan.
Hal-hal penting lainnya harus dilakukan oleh Konsultan pada tahap awal
pekerjaan adalah pengkajian ulang secara terinci data-data yang telah ada
seperti standar perencanaan, spesifikasi, surat keterangan material, persyaratan
kontrak, rencana anggaran biaya, rencana kerja dan lain-lain. Hal-hal
bermanfaat untuk menghilangkan keraguan atau mengkoreksi kesalahan-
kesalahan yang bisa ditemukan, serta memberikan usulan yang dapat
mengurangi biaya proyek dan menghemat waktu pelaksanaan dengan
pertimbangan-pertimbangan yang dapat diterima secara teknis.
Jika waktu memungkinkan maka pengkajian ulang secara studi atas data yang
sudah ada dapat diteruskan dengan penentuan kemungkinan penyempurnaan
perencanaan.
4. Pengendalian Keselamatan
Keselamatan kerja penting dipertimbangkan dalam pekerjaan konstruksi.
Konsultan akan meminta Kontraktor untuk mengambil tindakan pencegahan
kemungkinan terjadi kecelakaan pekerja.
Segera setelah Kontraktor melakukan mobilisasi personil dan peralatan, akan
diadakan rapat dengan dihadiri oleh wakil dari Pihak Proyek. Konsultan akan
meminta Kontraktor, untuk menunjuk salah seorang personilnya sebagai "Project
Safety" dan secara resmi akan bertanggung jawab untuk mengatur dan
melaksanakan program keselamatan kerja. Kontraktor akan diberi waktu 30 hari
untuk menyerahkan program keselamatan secara rinci kepada Konsultan untuk
selanjutnya dikaji ulang dan disetujui dan akan diserahkan ke Pihak Proyek
untuk diminta tanggapan dan rekomendasinya.
Keselamatan dan Keamanan Tenaga Kerja:
1) Manajemen Resiko dan Asuransi. Manajemen resiko memainkan peranan
yang sangat penting di dalam pelaksanaan proyek konstruksi yang memang
pada kenyataan penuh dengan berbagai resiko, Hal-hal yang berkaitan
dengan manajemen resiko merupakan permasalahan khusus dan amat luas
cakupannya. Praktek manajemen resiko meliputi beberapa langkah, salah
satu diantaranya adalah asuransi. Seperti diketahui, tidak semua resiko yang
muncul dalam pelaksanaan konstruksi dapat diasuransikan sehingga hanya
beberapa produk asuransi saja yang dikenal.
2) Keselamatan dan Keamanan Kerja. Upaya menjaga keselamatan manusia,
peralatan, serta keamanan bagi seluruh kekayaan proyek sebetulnya
merupakan bagian dari manajemen resiko dan pengamatan terhadap
lingkungan. Karena upaya-upaya memperhatikan keselamatan dan
Metodologi Manajemen Konstruksi
PROYEK PEMBANGUNAN BALI EXCLUSIVE INTERNATIONAL AIRPORT
keamanan yang diperlukan dilapangan termasuk dalam langkah-langkah
untuk menghindarkan dan mengurangi resiko. Kesemuanya di
administrasikan secara khusus di bawah manajemen konstruksi. Termasuk di
dalamnya adalah petunjuk untuk selalu memperhatikan keselarasan dan
keseimbangan keadaan dan masalah-masalah lingkungan pada umumnya.
Secara khusus pengendalian keselamatan kerja harus ditangani melalui
bagian organisasi yang dipimpin oleh seorang eksekutif senior. Fungsinya
adalah memberikan penyeliaan dan menjamin terlaksananya semua kegiatan
selaras dengan langkah-langkah keselamatan dalam rangka melindungi
kehidupan manusia. Proyek harus memiliki peraturan keselamatan kerja
secara khusus sebagai pedoman pelaksanaan bagi aparatnya, para
kontraktor, dan semua pekerja yang terlibat didalamnya.
3) Peduli terhadap lingkungan. Pada dasarnya pengamatan lingkungan
merupakan upaya menjaring dan memeriksa sejumlah informasi lingkungan
dalam rangka mendekati kencederungan sekaligus menetapkan langkah
antisipasinya. Kepedulian terhadap lingkungan merupakan tanggung jawab
bersama seluruh unsur yang terlibat dan diwujudkan melalui penerapan
perencanaan, rekayasa, pengadaan konstruksi, operasi, dan administrasi.
Pedoman kepedulian lingkungan biasanya disusun dalam bentuk matriks
tanggung jawab sekaligus menetapkan kelompok perhatian yang menjadi
tanggung jawab masing-masing aparat. Dengan cara demikian tampak
bahwa departemen konstruksi harus memberikan perhatian pada bagian
terbesar dari masalah-masalah lingkungan yang muncul. Sehingga jelas
kiranya bahwa langkah-langkah untuk memperhatikan masalah lingkungan
termasuk menjadi elemen tanggung jawab manajemen konstruksi.
4) Hukum dan Tata Tertib di lapangan. Munculnya permasalahan di lapangan
yang berawal dari ketentuan-ketentuan hukum dan tata tertib sebenarnya
mencakup spektrum yang sangat luas, kompleks, dan cenderung rumit.
Dalam berhadapan dengan permasalahan tersebut, merupakan kepentingan
pihak pemberi tugas untuk dapat mengundang tindakan secara mangkus dari
pihak pemerintah. Akan tetapi disadari bahwa seperti muncul keengganan
pihak pemerintah untuk menanggapinya, yang mungkin berakar pada
kerumitan permasalahan yang harus dihadapi. Tetapi bagaimanapun
situasinya, mengambil inisiatif untuk upaya-upaya pencegahan merupakan
bagian dari tanggung jawab manajemen konstruksi. Sedangkan manajemen
proyek atau manajemen puncak harus bergerak untuk berupaya
mengundang turun tangannya pihak pemerintah secara mangkus.
Metodologi Manajemen Konstruksi
PROYEK PEMBANGUNAN BALI EXCLUSIVE INTERNATIONAL AIRPORT
b. Perselisihan
Jika perselisihan timbul, Konsultan akan (sama dengan garis besar metode
proses klaim diatas), menerima alasan-alasan perselisihan secara tertulis
dari Kontraktor termasuk data-data penunjang yang mendukung timbulnya
perselisihan tersebut serta mereviewnya. Petunjuk umum dalam kontrak
akan diikuti untuk menyelesaikan perselisihan.
4) Masih dekat kaitannya dengan nomor 3 (tiga) adalah laporan dalam status
kontrak yang biasanya diterbitkan setiap bulan dan informasinya lebih
ditujukan kepada atasan pimpinan manajemen proyek. Kegunaan pokok dari
laporan tersebut menginformasikan status dari pelaksanaan kontrak yang telah
Metodologi Manajemen Konstruksi
PROYEK PEMBANGUNAN BALI EXCLUSIVE INTERNATIONAL AIRPORT
disetujui pada saat-saat tertentu secara periodik. Laporan memaut informasi
mengenai nilai kontrak asli, jumlah biaya dan banyaknya perintah perubahan
pekerjaan yang sedang diproses, perkiraan nilai kontrak revisi pada akhir proyek
dan perkiraan ketepatan waktu penyelesaian.
5) Buku harian yang berisi catatan tentang pelaksanaan pekerjaan setiap hari,
sumber daya yang digunakan keadaan cuaca atau keadaan lain yang
mempengaruhi kemajuan pekerjaan. Termasuk pada hambatan, gangguan
dan masalah yang dihadapi yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan baik
untuk saat sekarang maupun mendatang. Semua informasi ditulis dengan
menggunakan tinta pada lembar halaman yang bernomor urut untuk kemudian
dijilid menjadi buku. Catatan termasuk informasi mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan evaluasi klaim-klaim penting serta perlindungan
terhadappemberi tugas dari klaim yang tidak mendasar.
Hasil kemajuan evaluasi tersebut dituangkan dalam suatu laporan tertulis berkala
yang selanjutnya dibahas dalam rapat oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Dalam
rapat ini, isi laporan dapat dibahas dan diberikan keterangan tambahan yang tidak
dicantumkan dalam laporan tertulis. Dalam rapat ini pula peserta proyek dapat
berkomunikasi langsung dan membicarakan segala aspek yang menjadi kendala dan
bersama-sama bertukar gagasan pemecahannya. Rapat dan laporan berkala
ditetapkan bersifat mingguan dan bulanan.
4. Laporan Mingguan
Laporan Mingguan memuat laporan tertulis mengenai pelaksanaan pekerjaan
konstruksi selama seminggu yang memuat kemajuan pekerjaan fisik lapangan,
hambatan-hambatan, hasil rapat mingguan, penggunaan tenaga kerja,
peralatan, dan bahan serta pengamatan keadaan cuaca. Laporan mingguan
hanya perlu disampaikan kepada Pimpinan Proyek.
Laporan Rapat Mingguan membahas kegiatan operasional jangka pendek di
lapangan atau di kantor pusat, yang berkaitan dengan pencapaian kemajuan
proyek. Laporan ini bersifat spesifik, mendalam dan terinci dengan lingkup yang
terbatas yang dibagi per-area atau per-disiplin yang mengambarkan
perencanaan yang akan datang serta mengkaji hasil-hasil pelaksanaan minggu
yang lalu.
5. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan ini memuat kemajuan pekerjaan, baik pekerjaan perencanaan
maupun pekerjaan konstruksi dari bulan sebelumnya. Dalam laporan tersebut
harus tercantum pula berbagai permasalahan yang dihadapi proyek dengan
disertai saran mengenai cara untuk mengatasi masalah tersebut.
6. Laporan Akhir
Pada akhir pelaksanaan pekerjaan, Konsultan harus membuat dan menyerahkan
laporan akhir yang menyangkut seluruh kegiatan termasuk perubahan-perubahan
yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan, addendum, change order.
Diserahkan pada periode menjelang berakhirnya masa pelayanan jasa Konsultan,
yaitu segera setelah pelaksanaan serah terima, Konsultan harus menyerahkan
kepada Pihak Proyek laporan akhir yang mencakup laporan tentang :
• Metode pelaksanaan fisik.
• Pelaksanaan pengawasan teknis
• Saran-saran untuk pelaksanaan pemeliharaan pekerjaan.
• Semua masalah-masalah teknis yang ditemui.
• Masalah yang mungkin akan timbul serta saran-saran penanggulangannya.
✓ Perancangan dan penataan penghijauan (tanaman pelindung, penghias,
pengarah, dan lain sebagainya).
✓ Perancangan perabot taman (tiang bendera, lampu taman, dan lain
sebagainya) beserta marka grafisnya.
Metodologi Manajemen Konstruksi
PROYEK PEMBANGUNAN BALI EXCLUSIVE INTERNATIONAL AIRPORT
A.11. DASAR PEMIKIRAN
1. Skema Berpikir
Kapasitas, Peralatan
Lokasi, Lingkungan
Fungsi, Ruang, TOR
Pembangunan
Peraturan
• Orientasi
• Sirkulasi
• Zoning
MASA BANGUNAN RENCANA TAPAK
Pembangunan
Persyaratan
Persyaratan
Persyaratan
Sistem
Biaya
RENCANA RENCANA RENCANA
BANGUNAN PEMBANGUNA
SISTEM N