URAIAN PENDEKATAN,
METODOLOGI DAN PROGRAM
KERJA
Sebagai suatu sistem rekayasa, apabila semua sumber daya yang berupa waktu,
dana, peralatan, teknologi, manusia, material, didalam proses konstruksi disusun dan
diorganisasikan membentuk urutan kegiatan-kegiatan dalam suatu kerangka logis
menyeluruh akan membentuk sistem Manajemen Konstruksi.
Bab 2 - 1
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
TUJUAN TAHAPAN
KONSULTAN
MANAJEMEN KONSTRUKSI
HASIL
Menajemen Konstruksi memiliki maksud dan tujuan agar dalam penanganan proyek
dapat dicapai hasil maksimal, yaitu:
Memenuhi spesifikasi yang diinginkan.
Selesai tepat waktu.
Efisiensi biaya.
Keamanan dan keselamatan kerja terjamin.
Bab 2 - 2
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Pemilik/Owner
Tahap perencanaan
Perencana/Arsitek Manajemen
Konstruksi
Tahap pelaksanaan
Sub-Kontraktor Sub-Kontraktor
Pada kondisi optimal, faKtor-faktor, biaya, waktu dan kualitas membentuk tata
hubungan yang saling bergantung serta berpengaruh sangat kuat dengan kepekaan
Bab 2 - 3
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
tinggi. Jika salah satu darinya berubah atau digeser sedikit saja maka akan langsung
berdampak pada faktor lainnya dan pada umumnya merupakan hal yang sulit bahkan
mustahil untuk dapat mencegah pengaruhnya.
Bab 2 - 4
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Fungsi Konsultan Manajemen Konstruksi pada dasarnya dibagi dalam 2 (Dua) fungsi
yaitu :
1. Fungsi Administratif.
a. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen dalam memahami dan
melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum dalam
dokumen kontrak, terutama sehubungan dengan penentuan kewajiban
dan tugas Penyedia Jasa Pemborongan.
b. Mengadakan komunikasi dan surat menyurat, membuat memorandum
atas pekerjaan konstruksi saluran-saluran dan koker untuk jenis
penanganan (peningkatan pemeliharaan/perbaikan, pembangunan
baru).
c. Membuat dokumentasi hasil-hasil test pelaksanaan pekerjaan berupa,
foto-foto yang dibuat sebelum pekerjaan berlangsung (mulai), sedang
berjalan dan pekerjaan selesai, serta kejadian dilapangan lainnya.
d. Menyiapkan dokumentasi sehubungan dengan Contract Change Order
dan Addendum sehingga perubahan-perubahan Kontrak yang diperlukan
dapat dibuat secara optimal dengan mempertimbangkan semua aspek
yang ada.
e. Menyiapkan dan menyampaikan laporan pekerjaan secara berkala.
Bab 2 - 5
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Tugas dan Tanggung Jawab Konsultan Manajemen Konstruksi pada dasarnya dibagi
dalam 2 (Dua) fungsi yaitu :
1. Tanggung jawab Konsultan Manajemen Konstruksi.
Konsultan Manajemen Konstruksi bertanggung jawab kepada Pejabat
Pembuat Komitmen bahwa hasil pelaksanaan pekerjaan oleh Kontraktor
benar-benar sesuai dengan ketentuan kontrak pemborongan. Konsultan akan
memberikan jaminan segala izin kerja, persetujuan dari setiap jenis/langkah
pelaksanaan dan persyaratan konstruksi yang telah dikeluarkan.
Bab 2 - 6
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Bab 2 - 7
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
c. Pelaksanaan (Construction).
d. Tahap Mengoperasikan Bangunan (Masa Pemeliharaan).
a. Tahap Persiapan
Bab 2 - 8
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
b. Tahap Perencanaan
Bab 2 - 9
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
c. Tahap Pelaksanaan
Bab 2 - 10
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Bab 2 - 11
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Bab 2 - 12
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Jadwal waktu yang dibuat oleh Penyedia Jasa Pemborongan akan diteliti lebih
dahulu apakah sudah memadai terhadap volume pekerjaan yang akan
dilaksanakan dengan perkiraan tenaga kerja/tukang yang akan
Bab 2 - 13
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Dalam melakukan monitoring, kerjasama antara anggota tima kan kita jaga
sebaik-baiknya sehingga informasi dan pelaporan bisa berjalan dengan cepat,
Bab 2 - 14
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
sehingga kerugian yang menyangkut aspek mutu, volumen, waktu dan biaya
keseluruhan hasil pekerjaan dapat dihindari atau ditekan sekecil-kecilnya,
selain mengawasi pekerjaan fisik Konsultan Manajemen Konstruksi juga
memonitor aspek lingkungan sekitar kegiatan, agar jangan sampai pelaksana
lapangan berikut tukang-tukangnya menggaggu, mematikan serta merusak
flora dan fauna yang ada. Faktor keselamatan kerja juga akan dimonitor
secara rutin dengan memperhatikan peraturan-peraturan yang berlaku.
Bab 2 - 15
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Dalam konteks lebih luas, pekerjaan Manajemen Konstruksi mengemban juga fungsi
kontrol manajemen kegiatan konstruksi. Sebelum memeriksa hasil pekerjaan, perlu
diperiksa dahulu persiapan kerjanya. Persiapan pekerjaan yang dilakukan setengah-
setengah atau dengan cara perencanaan yang mendadak akan mengakibatkan hasil
Bab 2 - 16
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Kontrol yang sistimatik terhadap kegiatan dilapangan memiliki 3 (Tiga) tujuan, yaitu :
Meninjau secara periodik hasil dan kemajuan pekerjaan pada beberapa bidang
kegiatan pokok. Bilamana terdapat kekurangan, maka harus dikembangkan
sasaran jangka pendek dan program kerja.
Memastikan bahwa pekerjaan pekerjaan pengawasan berjalan secara benar
sehingga peringatan secara dini dapat diberikan apabila terjadi sesuatu
kesalahan.
Mengamankan bahwa biaya yang sudah dianggarkan oleh kegiatan tidak
dilampuai bila tidak terjadi perubahan kontrak.
Kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan dilapangan yaitu :
Pencapaian target kemajuan fisik.
Pencapaian target keuangan.
Pengadaan dan pembelian barang, bahan dan peralatan.
Pemakaian tenaga kerja dan peralatan untuk menjamin efektivitas dan
efesiensi kerja lapangan.
Pemantapan kerja sama antar pekerja kegiatan dari seluruh bagian/divisi.
Hubungan dengan pihak pemilik.
Tiap bidang tersebut diatas ditinjau apakah situasinya mantap, kurang memadai atau
menunjukan tendensi yang tidak menggembirakan. Dengan mengetahui keadaan dan
situasi masalah dengan benar, maka langkah-langkah yang diambil untuk
mengatasinya akan lebih cepat dan efektif.
Bab 2 - 17
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Pengontrolan Kegiatan
Merencanakan dan membangun adalah suatu aktifitas yang dinamis dan yang
dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Karena itu network/surve chart yang
telah disetujui sebagai pegangan untuk pelaksanaan harus secara periodik atau
sesuai kondisi dicheck kembali :
Apakah waktu yang direncanakan telah ditepati.
Akan tetapi dalam jangka panjang atau segera.
Nantinya akan ditepati (jangka panjang).
Bila perlu dapat diadakan perubahan baru untuk mengendalikan jalannya kegiatan
seperti yang dikehendaki.
Jarak waktu kontrol.
Jarak waktu kontrol dapat dibedakan menjadi 2 (Dua) macam rentang waktu
yaitu :
1-2 minggu untuk aktivitas yang kritis atau bisa kurang dari 1 minggu.
2-4 minggu untuk aktivitas-aktivitas yang tidak kritis.
Cara mengontrol.
Dibedakan 3 (Tiga) cara mengontrol, sebagai berikut :
Untuk sebuah aktivitas yang akan dimulai.
Untuk menguji pekerjaan yang seharusnya sudah dimulai.
Uji pekerjaan yang seharusnya sudah selesai.
Bab 2 - 18
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Di project-site setiap saat hasil pekerjaan fisik berkembang bertambah banyak dan
supaya perkembangannya terjadi menurut rencana, dimana rencana tersebut
dijabarkan dalam besaran uang dan besaran waktu.
Bab 2 - 19
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Pengendalian Mutu
Selama periode konstruksi, Konsultan Manajemen Konstruksi akan senantiasa
memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi yang diperlukan kepada
Penyedia Jasa Pemborongan guna menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan
dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian mutu yang perlu diperhatikan
dalam pelaksanaan konstruksi antara lain sebagai berikut :
Peralatan laboratorium.
Penyimpanan bahan/material.
Cara pengangkutan material yang akan digunakan.
Pengujian material yang akan digunakan.
Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan.
Test lapangan.
Administrasi dan formulir-formulir.
Penyimpanan Bahan/Material
Mekanismes penyimpanan bahan/material dilakukan sebagai berikut :
Bahan-bahan harus disimpan dengan suatu cara yang sedemikian rupa untuk
menjamin perlindungan kualitas.
Bab 2 - 20
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Bab 2 - 21
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Bab 2 - 22
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Test Lapangan
Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, produk tersebut perlu pengujian/test
lapangan.
Bab 2 - 23
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Pengendalian Kuantitas
Pengawasan kuantitas (Quantity Control), akan mengecek bahan-bahan/campuran
yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh Penyedia Jasa Pemborongan atau
yang terpasang. Konsultan akan memproses bahan-bahan/campuran berdasarkan :
Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.
Metode perhitungan.
Lokasi kerja.
Jenis pekerjaan.
Tanggal diselesaikannya pekerjaan.
Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan, baik kualitas maupun kuantitas dan
persyaratan lainnya, maka pengukuran kuantitas dapat dilakukan agar volumen
pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga kuantitas
dalam kontrak adalah benar diukur dan dibayar oleh Konsultan dan mendapat
persetujuan Pengguna Jasa. Beberapa pengukuran pekerjaan tersebut antara lain:
1. Pengukuran meter persegi (m2).
Pengukuran dilapangan dapat dilakukan dengan meteran, yaitu panjang dan
lebar, setelah ketebalan memenuhi persyaratan tebal mínimum atau toleransi
yang digunakan dan spesifikasi.
2. Pengukuran meter panjang (m’).
Pengukuran dilapangan dapat dilakukan dengan meteran, setelah penampang
suatu konstruksi sesuai dengan gambar (dimensinya).
3. Pengukuran meter kubik (m3).
Pengukuran dilapangan dapat dilakukan dengan meteran untuk panjang dan
lebar. Sedangkan untuk ketebalan dapat diukur dengan alat ukur sehingga
panjang, lebar, dan tebal menghasilkan volumen yang akurat.
4. Pengukuran berat (ton).
Untuk pengukuran ton dapat dilakukan dengan 2 (Dua) cara yaitu :
Penimbangan dengan timbangan.
Pengukuran meter kubik dikalikan berat jenis bahan tersebut (berat
jenis dapat diketahui dari laboratorium).
Pengendalian Waktu
Didalam pekerjaan, alat berat, tenaga kerja dan jumlah jam kerja per hari sangat erat
sekali hubungannya dengan waktu pelaksanaan penyelesaian pekerjaan. berikut ini
Bab 2 - 24
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Bab 2 - 25
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Untuk rencana sekian jam kerja per hari, apakah mampu alat tersebut
menghasilkan produk sesuai volumen yang ditargetkan. Bila tidak tercapai,
perlu diambil tindakan-tindakan, antara lain: menambah jumlah alat atau
menambah jam kerja/over time, sedemikian rupa sehingga volumen
pekerjaan yang direncanakan bisa diselesaikan dalam waktu yang ditentukan.
3. Tenaga Kerja.
Demikian juga tenaga kerja, untuk suatu pekerjaan diperlukan tenaga kerja
yang mencukupi, sehingga pekerjaan akan bisa dikerjakan oleh tenaga kerja
sesuai dengan jadwal/waktu yang ditentukan. Bila kondisi pekerjaan
diperkirakan tidak bisa diselesaikan, maka tenaga kerja perlu ditambah atau
kerja dua shift atau kerja lembur/over time. Dengan tenaga kerja yang cukup
Bab 2 - 26
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Jam kerja perlu disesuaikan dengan kapasistas alat, tenaga kerja, sedemikian
rupa sehingga volumen pekerjaan yang ditargetkan bisa diselesaikan. Kalau
suatu pekerjaan tidak bisa diselesaikan dalam satu hari siang, maka perlu
untuk kerja malam/over time.
Bab 2 - 27
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Bab 2 - 28
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Bab 2 - 29
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Dalam tahap pembayaran akhir, perlu diperiksa dan dievaluasi kuantitas yang
telah dibayar sebelumnya, sehingga kuantitas/volumen yang dibayar dalam
pembayaran akhir merupakan final quantity yang benar.
Bab 2 - 30
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Bab 2 - 31
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Bab 2 - 32
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Bab 2 - 33
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Pelayanan Umum
Indikasi yang diperlukan dalam pelayanan umum adalah sebagai berikut :
a. Efektivitas sistem informasi.
Sistem informasi bersifat pemberitahuan kepada calon pemakai jalan
selama pelaksanaan yang tujuannya memberikan informasi bahwa akan
ada pekerjaan pembangunan. Sistem ini dapat diwujudkan melalui :
Media cetak yang bersifat pengumuman.
Pembagian “pamflet”.
Bab 2 - 34
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
b. Mengurangi kemacetan.
Dalam mengatasi adanya kemacetan lalu lintas, dapat dilakukan dengan
perambuan sementara selama pelaksanaan pekerjaan dan dengan
menyiagakan satuan penanggulangan gangguan.
Keselamatan Kerja
Indikasi yang diperlukan dalam keselamatan kerja meliputi hal-hal berikut ini :
a. Disiplin kerja.
Pengendalian pelaksanaan dilapangan secara ketat dan terus menerus
dimonitor dengan perlengkapan komunikasi untuk dapat saling
berhubungan setiap saat dengan cepat.
Pada tahap pelaksanaan yang mana banyak aktivitas jenis pekerjaan yang
ditangani dan melibatkan banyak tenaga yang bekerja, maka keselamatan
kerja dari pada semua eksponen terkait menjadi faktor utama dari kelancaran
progres yang hendak dicapai.
Bab 2 - 35
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Perambuan Darurat
Seperti pada tahap perencanaan, maka perambuan pada tahap
pelaksanaanpun mempunyai andil besar dalam keselamatan kerja yang
memberikan rasa aman dalam melaksanakan pekerjaan bagi para pekerja
yang verada pada daerah perambuan. Rambu-rambu darurat yang diperlukan
pada tahap pelaksanaan misalnya rambu peringat, rambu perintah dan
larangan serta rambu petunjuk, juga rubber cone serta lighting yang
pengaturan letak penempatan serta jaraknya, seperti ditunjukan pada
keperluan “rambu darurat”.
Disamping itu, diperlukan pagar pembatas antara daerah kerja dan lajur yang
beroperasi yang diletakkan sepanjang daerah kerja. Pagar pembatas dicat
dengan warna crossing “kuning-biru” dan pada setiap jarak tertentu diberi
tanda “spot light” atau cat berpendar yang bisa terlihat bila kena sorot lampu
pada malam hari. Bisa juga dengan lampu-lampu sebagai pengganti spot
light.
Bab 2 - 36
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Bab 2 - 37
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Aspek lain yang sangat mempengaruhi mutu akhir pekerjaan sipil ialah
kecermatan rancangan. Rancangan yang dibuat berdasarkan dana yang
tersedia dan/atau berdasarkan survey yang tidak akurat cenderung
mendapatkan lebih banyak masalah mutu dibandingkan dengan rancangan
yang secara akurat mewakili kebutuhan-kebutuhan di lapangan.
Bab 2 - 38
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Pada format kontrak saat ini, supervisor harus membuktikan bahwa pekerjaan
Penyedia Jasa Pemborongan mengikuti standar. Ini berarti bahwa semua
pengetesan harus dibayarkan oleh Pengguna Jasa (kecuali kontrak tersebut
secara spesifik menetapkan yang sebaiknya), dengan kata lain : cadangan
anggaran untuk pengetesan merupakan persyaratan untuk lebih memperkuat
mutu.
Jaminan mutu mengarah pada kontrak lump sum (dengan harga borongan)
dan bentuk-bentuk kontrak lainnya yang tidak berdasarkan unit price, pada
paket yang lebih besar yang lebih mudah dilaksanakan dan pada
pencantuman per-syaratan testing serta kekerapan testing (yang harus
dikeluarkan dari kontrak) di dalam surat kontrak. Persyaratan testing dan
kekerapannya pada dasarnya berarti pergeseran tanggung jawab, yaitu
Penyedia Jasa Pemborongan harus membuktikan bahwa pekerjaan itu
dilakukan menurut spesifikasinya, bukannya supervisor harus membuktikan
bahwa pekerjaan ada di bawah standard. Memulai dan membentuk perubahan
tanggung jawab ini bukanlah praktek yang mudah dan cepat. Pola kerja dan
prosedur yang sudah terbentuk harus dibuang, praktek dan prosedur baru
harus diambil tetapi input-input seperti pengauditan teknis, evaluasi yang
dilakukan Penyedia Jasa Pemborongan dan lain-lain cenderung mempunyai
dampak pada pendekatan masalah ini. Pertama-tama perlu untuk memberi
jalan pada publik luas dalam pemerintah untuk melihat hasil perhitungan
teknis. Yang kedua, alternatif untuk format kontrak dan prosedur supervisi
saat ini perlu ditentukan, ditest dan dibentuk.
Bab 2 - 39
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
untuk memperoleh fungsi yang diminta dengan biaya kepemilikan total yang
paling kecil, tentu saja disesuaikan dengan persyaratan permintaan
penampilan, rahabilitasi, kualitas, teknis, dan kemudahan untuk pemeliharaan
suatu pekerjaan. Program value engineering, mencari kemampuan
manajemen seseorang untuk mengadakan perubahan yang berarti dengan
cara agar dapat menemukan biaya yang tidak berguna dan
menghilangkannya.
Program value engineering secara teoritis dapat digunakan kapan saja selama
siklus pelaksanaan pekerjaan. Yang paling baik adalah begitu disain akan
dimulai untuk dikerjakan, langsung dilakukan studi value engineering.
Bab 2 - 40
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Bab 2 - 41
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Tahapan Studi.
Tahapan Perencanaan.
Tahapan Pelaksanaan.
Tahapan Operasi dan Pemeliharaan.
Kualitatif Kualitatif
Kualitatif
Kualitatif Kualitatif
Berdasarkan acuan yang telah digariskan dalam Kerangka Acuan/TOR, maka dalam
menyiapkan rencana kegiatan akan dilakukan pendekatan teknis dan metodologi
Manajemen Konstruksi yang optimal, ekonomis, tepat guna dan solusinya dapat
diandalkan. Oleh karena itu dalam melaksanakan pekerjaan ini, pihak konsultan akan
menyajikan pendekatan teknis dan metodologi pengawasan dari masing-masing
kegiatan yang dimulai dari tahap awal hingga penyelesaian akhir pekerjaan.
Bab 2 - 42
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
1. Tahapan Persiapan.
2. Tahapan Koordinasi.
3. Tahapan Pengawasan Lapangan.
4. Tahapan Penyerahan Hasil.
Tahapan Persiapan
1. Penyelesaian Administrasi.
Masalah administrasi yang harus diselesaikan terutama meliputi administrasi
kontrak dan legalitas personil yang akan ditugaskan untuk melaksanakan
pekerjaan ini, baik di lingkungan intern konsultan maupun untuk berhubungan
dengan pihak lain.
Tahapan Koordinasi
Bab 2 - 43
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Dalam pengendalian mutu pekerjaan konstruksi, beberapa hal yang harus dilakukan
adalah sebagai berikut :
Bab 2 - 44
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Output.
Laporan harian, mingguan dan bulanan hasil uji mutu bahan.
Laporan harian, mingguan dan bulanan prestasi volume pekerjaan.
Laporan harian, mingguan dan bulanan prestasi metode pekerjaan.
Gambar pelaksanaan lapangan (as built drawing).
Perjanjian perubahan kontrak (adendum).
Bab 2 - 45
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
jadwal jalur kritis (critical path). Juga dibuat sub jadwal untuk menunjukkan jadwal
pekerjaan kritis dari keseluruhan jadwal konstruksi.
Di samping pembuatan diagram jaringan, untuk kontrol terhadap waktu perlu dibuat
juga jadwal kerja dalam pengawasan pelaksanaan konstruksi yang terdiri dari :
Bab 2 - 46
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Output.
Diagram jaringan (network diagram).
Laporan harian, mingguan dan bulanan pelaksanaan konstruksi aktual.
Laporan harian, mingguan dan bulanan kedatangan bahan bangunan.
Laporan harian, mingguan dan bulanan penggunaan tenaga kerja.
Laporan harian, mingguan dan bulanan penggunaan peralatan.
Output.
Kurva S Aktual yang dibandingkan dengan Kurva S Rencana.
Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran Penyedia Jasa
Pemborongan.
Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Tambah/Kurang bila ada perubahan
pekerjaan.
Bab 2 - 47
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Dalam evaluasi gambar kerja, beberapa hal yang dijadikan perhatian adalah :
Review Design
Pekerjaan review design akan dilakukan oleh Team Leader/Ahli Arsitektur dan Tenaga
Ahli lainnya, dimana data-data lapangan akan dikumpulkan dan di proses di kantor.
Pekerjaan ini akan dilakukan dengan berpedoman pada buku panduan yang
dikeluarkan oleh berbagai sumber, baik pemerintash ataupun swasta dan peraturan-
peraturan yang berlaku. Apabila diperlukan perubahan yang besar dari rencana,
maka akan di koordinasikan dan di konsultasikan dengan Team Leader/Site
Engineering dan Staf Proyek Pemberi Tugas. Berdasarkan masukan data yang
diperoleh maka ditentukan apakah design yang ada layak atau perlu dilakukan
perbaikan.
Bab 2 - 48
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Bab 2 - 49
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Material/Bahan Bangunan
1. Kontraktor harus mengajukan contoh material dan daftar tertulis kepada
Pengawas untuk mendapat persetujuan tentang tempat asal/sumber dan
macam bahan bangunan yang dipesan untuk digunakan dalam pekerjaan,
yaitu : koral, split, pasir, besi beton, PC untuk mendapatkan persetujuan
Pengawas.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pengawas akan dipakai sebagai
standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh
Kontraktor ke lapangan.
Bab 2 - 50
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
b. Agregat :
Agregat beton dapat berupa agregat hasil desintegrasi alami atau
buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu, tetapi agregat
tersebut harus memenuhi test, standard laboratorium dan
mempunyai gradasi yang memenuhi persyaratan ASTM 0-33.
Agregat kasar harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup
syarat kekerasannya dan padat (tidak porous). Selain itu, agregat
beton yang digunakan haruslah bersih, uncoated, keras dan
terbebas dan lumpur, garam, partikel pipih dan material-material
merusak lainnya seperti alkali, organik dan bahan-bahan lunak &
ekspansif.
Sumber-sumber pengambilan agregat terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. Kontraktor harus
menyediakan sample agregat seberat 25 kg untuk setiap ukuran
dari sumber pengambilan agregat yang akan digunakan untuk
disetujui pengawas. Jika pengawas memandang perlu untuk
mengadakan pemeriksaan di laboratorium, maka pemeriksaan
tersebut sudah harus diperhitungkan di dalam penawaran.
Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 20 mm dan
sesuai dengan ASTM Grade Size #67 (19,0 sampai 4,75 mm).
Bab 2 - 51
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dari bebas
dan bahan-bahan organik, tanah lempung dan sebagainya.
c. Air :
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih, segar dan tidak
mengandung minyak, asam, alkali, garam, dan bahan organik atau
bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan dan sesuai
dengan pasal 3.6 P81 1971 dan pasal 9 PUBI – 1982.
Apabila dipandang perlu, Pengawas dapat minta kepada
Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
d. Baja tulangan :
Besi beton harus bebas dari karat, sisik, oli, gemuk dan kotoran-
kotoran lain yang dapat mengurangi lekatannya pada beton dan
harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971.
Baja tulangan harus mempunyai tanda standard SII dengan
ukuran sesuai dengan dokumen lelang.
Kontraktor harus memberikan copy sertifikat dari pabrik mengenai
kekuatan dan ukuran baja tulangan.
Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta,
maka disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga harus
ada/dimintakan sertifikat dari laboratorium baik pada saat
pemesanan maupun secara periodik minimum masing-masing 2
(dua) contoh percobaan (stress strain) dan pelengkung untuk
setiap 20 ton besi. Pengetesan dilakukan pada laboratorium-
laboratorium yang disetujui oleh Pengawas.
e. Admixture :
Untuk setiap penggunaan admixture yang dianggap perlu,
Kontraktor diminta terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari
Pengawas mengenai hal tersebut.
Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama
perdagangan admixture tersebut dengan keterangan mengenai
tujuan, data-data bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan
Bab 2 - 52
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan yang harus dilaksanakan kontraktor meliputi pekerjaan
mobilisasi peralatan dan material, pemasangan papan nama proyek, pekerjaan
pengukuran kembali (setting out).
1. Pekerjaan Mobilisasi Peralatan dan Material/Bahan.
Bab 2 - 53
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Papan nama proyek dibuat dari kayu dengan mutu yang baik, terbuat dari
papan dengan ukuran tebal 3 cm, lurus dan diserut rata. Papan nama proyek
dipasang tegak (tidak miring), tinggi sisi atas papan nama proyek harus sama
satu dengan lainnya.
3. Pengurukan Kembali.
Pengukuran kembali dimaksudkan untuk memastikan lokasi tapak pekerjaan
serta situasi lokasi pekerjaan, agar didapat gambaran yang jelas (dalam
bentuk peta situasi) untuk pelaksanan pekerjaan.
a. Persyaratan
Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diharuskan untuk
mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil
ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat
yang sudah ditera kepresisiannya.
Bab 2 - 54
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Pengukuran sudut prisma atau benang secara azas segi tiga phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh
Direksi Pengawas.
Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda
yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari
Direksi Pengawas untuk membongkarnya.
Pada waktu pematokan (penetuan) peil dan setiap sudut-sudut tapak
(perpindahan), Kontraktor wajib membuat shop drawing dahulu sesuai
keadaan lapangan.
c. Papan dasar pelaksanaan (Bouwplank) dan patok pekerjaan.
Papan dasar pelaksanaan dipasang pada sepasang patok kayu ukuran
5/7 cm dengan mutu yang baik. Patok kayu tersebut tertancap dalam
Bab 2 - 55
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya,
kecuali dikehendaki lain oleh Direksi Pengawas.
Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari sisi luar lokasi
pekerjaan.
Pekerjaan Beton
1. Persyaratan.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan untuk
membuat mix design dari sebagian jumlah bahan untuk beton yang
sudah memenuhi persyaratan dengan pelaksanaannya mengikuti
Standar Konstruksi Bangunan Indonesia l.4.5.3.1989-UDC:693.5.
Kontraktor harus menyerahkan rencana konstruksi acuan dan perancah
kepada Pengawas untuk memperoleh persetujuannya. Pelaksanaan
pembuatan bangunan acuan dan perancah tidak diperkenankan sebelum
gambar rencana bangunan pembentuk disetujui Pengawas.
Pekerjaan pengecoran tidak dapat dimulai sebelum rencana tahap-
tahap, cara-cara dan persiapan pengecoran mendapat persetujuan
Pengawas.
Perbandingan adukan harus sesuai hasil percobaan dan persyaratan
yang diminta dan angka perbandingan adukan tersebut harus
menyatakan takaran dalam satuan isi yang dilaksanakan dalam keadaan
kering tanpa digetarkan. Alat penakar harus dibuat dengan baik, kuat
dan harus mendapatkan persetujuan Pengawas terlebih dahulu.
Bab 2 - 56
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Adukan beton tersebut sudah harus terpakai dalam waktu 1 jam setelah
pengadukan dengan air dimulai. Bila digerakkan kontinyu secara
mekanik, jangka waktu tersebut bisa diperpanjang satu jam. Adukan
beton tersebut harus dicorkan sedekat-dekatnya ke tujuan secara
kontinyu sampai mencapai syarat-syarat pelaksanaan yang disetujui
Pengawas.
Pengecoran harus dilakukan secara teliti dan harus selalu diperiksa
sehingga bisa menghasilkan bentuk permukaan serta ketinggian yang
dibutuhkan sesuai dengan gambar kerja.
Pelaksanaan pemadatan/penggetaran harus dilaksanakan oleh pekerja-
pekerja yang telah berpengalaman dan dilaksanakan sesuai dengan
pengarahan dan petunjuk Pengawas.
Bab 2 - 57
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
seluruhnya dan umur beton telah mencapai 28 hari. Kriteria penerimaan hasil
pekerjaan beton ditentukan berdasarkan PBI 1971.
Pekerjaan Mekanikal
1. Bahan Baku.
Material (bahan baku) yang digunakan harus baru dan mempunyai nilai
kualitas nomor satu bebas dari cacat dan ketidak sempurnaan, serta
sesuai dengan tingkatan klasifikasi pada desain.
Bab 2 - 58
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
2. Pabrikasi.
Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu gambar-gambar yang jelas
untuk mendapatkan persetujuan dari Pemilik Proyek/Pengawas Lapangan
sebelum pekerjaan fabrikasi dimulai, baik untuk pekerjaan yang perlu
difabrikasi di luar area proyek maupun di dalam area proyek. Hasil pekerjaan
fabrikasi tersebut, akan diperiksa oleh Pemilik Proyek/Pengawas Lapangan
untuk mendapat persetujuan sebelum dikirim ke lokasi/pemasangan.
3. Pengelasan.
Kualifikasi operator las (tukang las) yang akan melakukan pekerjaan harus
mempunyai kartu rekam (pass) selama 6 (Enam) bulan sesuai dengan JIS Z
3801 atau yang setara. Kontraktor harus menyerahkan 3 (Tiga) salinan
sertifikat laporan hasil tes las specimen pada tes kualifikasi. Bila pihak proyek
meragukan sertifikat para operator las yang diajukan kontraktor maka pihak
proyek berhak untuk meminta tes kualifikasi ulang. Semua biaya tersebut
ditanggung oleh kontraktor.
Kawat las yang digunakan harus mengacu pada JIS Z 3211 atau 3212, Low
hidrogen type covering atau yang setara. Kawat las tahan karat (stainless)
yang digunakan pada bagian di dalam air untuk pelindung atau
penyambungan harus menggunakan chromium nickel. Tipe, komposisi kimia
Bab 2 - 59
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
dan JIS atau acuan standar untuk kawar las yang akan digunakan harus
mendapat persetujuan dari pihak proyek.
4. Pengecatan.
Pemilihan cat dan warna yang akan digunakan harus di setujui oleh proyek
dan kontraktor harus mengusulkan merk cat dan warna, dengan menyerahkan
contoh warna termasuk spesifikasi cat untuk setiap lapisan sampai dengan
lapisan cat terakhir.
Dalam pelaksanaan pekerjaan layanan konsultansi, perlu adanya suatu program kerja
yang konsepsional, efektif dan efisien, sehingga setiap aktivitas kerja untuk mencapai
target sukses pekerjaan dapat terprogram dengan baik. Program kerja yang akan
dilaksanakan disesuaikan dengan ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau
Terms of Reference (TOR).
Agar tujuan dan sasaran pekerjaan dapat dicapai sebagaimana yang diharapkan,
maka program kerja akan disusun secara sistematis dan dilaksanakan berdasarkan
urutan pekerjaan efektif dan waktu pelaksanaannya. Untuk mendapatkan efektivitas
yang tinggi atas input konsultan, dengan menggunakan sumber daya yang tersedia
secara efisien, dibutuhkan suatu perencanaan dan pelaksanaan sistem layanan
Bab 2 - 60
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
konsultansi yang ketat. Hanya dengan cara ini kualitas maupun kuantitas pekerjaan
dapat dikontrol, seraya menghindari beban pekerjaan puncak yang cukup besar.
Beban puncak dalam pekerjaan memerlukan mobilisasi staf tambahan dan
pengenalan terhadap pekerjaan. Aktivitas yang mengakibatkan berkurangnya kualitas
pekerjaan diupayakan untuk dihindari.
2. Studi terdahulu.
Bab 2 - 61
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Koordinasi
Dalam rangka menunjang pelaksanaan pekerjaan, konsultan akan melakukan
koordinasi secara rutin dengan Pejabat Pembuat Komitmen, unsur pekerjaan, instansi
terkait dan koordinasi intern konsultan.
1. Pemimpin Pekerjaan.
Koordinasi dengan Pemimpin Pekerjaan perlu dilakukan secara rutin dan
dengan frekwensi yang cukup.
2. Unsur Pekerjaan.
Selama waktu pelaksanaan, akan diadakan “Monthly Project Meeting” antara
Konsultan, Penyedia Jasa Pemborongan dan pejabat Pembuat Komitmen, di
sini bisa dievaluasi, dimonitor dan dibahas hal-hal antara lain :
Membahas pekerjaan yang akan dikerjakan, agar tidak terjadi keragu-
raguan atau kesalahan dalam pelaksanaan.
Management/pengaturan/penempatan alat berat oleh Penyedia Jasa
Pemborongan.
Kemajuan pekerjaan.
Informasi-informasi yang perlu disampaikan kepada Penyedia Jasa
Pemborongan dan atau sebaliknya.
Masalah-masalah di lapangan dan pemecahannya.
Rencana kerja Penyedia Jasa Pemborongan untuk bulan berikutnya.
Bila terjadi hal-hal khusus misal kelambatan pekerjaan, pekerjaan yang perlu
dilaksanakan dengan “crash-program” dan lain-lain, dalam hal ini perlu
diadakan pertemuan khusus.
Project meeting antara Konsultan dan Penyedia Jasa Pemborongan dilakukan
secara periodik (mingguan), untuk kondisi khusus dapat dilakukan dalam
rentang 2 – 3 harian.
Bab 2 - 62
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
3. Instansi Terkait.
Dalam rangka melaksanakan tugas pengawasan teknik, konsultan perlu
melakukan koordinasi dengan instansi dan konsultan lain terkait yang
berhubungan dengan scope pekerjaan.
4. Intern Konsultan.
Dalam melaksanakan tugas, team konsultan selain akan melaksanakan
tugasnya sesuai dengan job description, juga perlu ada koordinasi
antara Team Leader dengan stafnya, seperti antara lain dan tidak
terbatas pada :
a. Rapat bulanan antara Team Leader dan staff, membahas :
Laporan bulanan.
Aktivitas yang sudah dan akan dilaksanakan.
Masalah lapangan dan pemecahannya.
Penjelasan dan diskusi teknis untuk menunjang kelancaran
pekerjaan.
Tahap Pengawasan
Konsultan selama periode konstruksi, akan senantiasa memberi arahan, bimbingan
dan instruksi yang diperlukan kepada Penyedia Jasa Pemborongan guna menjamin
bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas, tepat kuantitas,
tepat waktu dan tepat biaya dengan berdasarkan dokumen kontrak dan petunjuk
teknis lainnya. Selain itu, tugas konsultan meliputi melakukan sertifikasi atas
pekerjaan ini yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Pemborongan.
Bab 2 - 63
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Bab 2 - 64
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
mutu dan masalah lain yang berhubungan dengan dipenuhinya kontrak dan
kemajuan pekerjaan.
13. Menjamin penerimaan dan menjaga sebagai laporan tetap semua jaminan
yang diperlukan di bawah syarat-syarat yang tercantum di dalam dokumen
kontrak, untuk material dan peralatan yang digunakan di pekerjaan. Semua
material yang digunakan di pekerjaan termasuk sumbernya juga harus
disetujui terlebih dahulu.
14. Menyediakan informasi yang diperlukan oleh Pengguna Jasa, menghadiri dan
mencatat semua rapat/pertemuan dengan Penyedia Jasa Pemborongan,
Pejabat Pembuat Komitmen dan Instansi pemerintah lain serta menyediakan
bantuan teknis bila dan kapan diperlukan dalam kaitannya dengan
pelaksanaan pekerjaan dan masalah-masalah kontrak.
15. Mendokumentasikan kondisi cuaca harian, peralatan Penyedia Jasa
Pemborongan dan personil di lapangan serta peristiwa/kejadian yang bisa
mengakibatkan keterlambatan, dan langkah-langkah yang diambil untuk
mencegah keterlambatan tersebut.
16. Memberikan bantuan advis kepada Pejabat Pembuat Komitmen di dalam
menyusun kebijakan dan langkah untuk mencegah dan mengurangi klaim.
17. Membuat laporan bulanan, laporan teknik/khusus dan laporan akhir pekerjaan
seperti yang dikehendaki oleh Pengguna Jasa.
18. Pemeriksaan Serah Terima Sementara, termasuk penyiapan laporan dan
Berita Acara Serah Terima Sementara yang diperlukan, serta menyiapkan
Sertifikat Penerimaan Sementara (Certificate of Provisional Acceptance).
Bab 2 - 65
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
2. Pekerjaan konstruksi/Perbaikan.
Setelah mobilisasi dan persiapan di lapangan selesai dan diperiksa oleh
konsultan dan Pejabat Pembuat Komitmen, maka Penyedia Jasa Pemborongan
akan diijinkan untuk melanjutkan pekerjaan konstruksi. Team konsultan akan
mengecek langsung hal-hal berikut ini :
Metoda pekerjaan konstruksi;
Penggunaan bahan;
Pengecekan jadwal;
Kondisi cuaca dari waktu ke waktu selama periode pelaksanaan
pekerjaan;
Pengambilan contoh (sampling).
3. Pengawasan mutu.
Bab 2 - 66
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
4. Pengawasan kuantitas.
Pengawasan kuantitas (quantity control) akan mengecek bahan-bahan yang
ditempatkan oleh Penyedia Jasa Pemborongan. Konsultan akan memproses
bahan-bahan dan produk fisiknya berdasarkan atas :
Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi.
Metoda perhitungan.
Lokasi kerja.
Jenis pekerjaan (work item).
Tanggal diselesaikannya pekerjaan.
5. Catatan-catatan teknis.
Catatan-catatan akan dikeluarkan/diberikan dari waktu ke waktu, untuk
memberikan petunjuk-petunjuk kepada Penyedia Jasa Pemborongan guna
meningkatkan aspek-aspek pekerjaan fisik, metode kerja/construction
methode dan lain-lain.
Bab 2 - 67
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Tahap Pelaporan
Sedangkan laporan Akhir berisikan tentang perhitungan volume akhir pekerjaan dan
evaluasi pelaksanaan pekerjaan. Laporan tersebut akan dilengkapi dengan foto-foto
dokumentasi yang bedasarkan prosentase kemajuan pekerjaan (0 %, 25 %, 50 %,
75 % dan 100 %). Secara rinci, isi laporan adalah sebagai berikut :
Bab 2 - 68
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
2. Laporan Mingguan.
Laporan Mingguan, terdiri dari :
1. Laporan Harian Lapangan/Bobot Harian.
2. Data Umum Proyek.
3. Hasil Pembahasan/Laporan Rapat Lapangan (Masukan Rapat).
4. Rekapitulasi Bobot Progress Pekerjaan Pelakasanaan Konstruksi.
5. Rencana Kerja.
6. Quality Control Pekerjaan pelaksanaan konstruksi harian terhadap
jumlah tenaga kerja, peralatan dan material laporan ini harus sudah
diserahkan selambat-lambatnya akhir minggu setiap minggunya dan
dibuat dalam 3 (tiga) Eksemplar.
3. Laporan Bulanan.
Laporan Bulanan, terdiri dari :
1. Laporan Harian Lapangan (dari referensi buku harian lapangan).
2. Laporan Mingguan/Bobot Mingguan.
3. Administrasi kegiatan, antara lain :
a. Bantara erita Acara perubahan pekerjaan tambah dan kurang (bila
ada), termasuk menyiapkan usulan addendum kontrak dan analisa
perubahan pekerjaan tambah.
b. Berita Acara perubahan waktu pelaksanaan (bila ada) termasuk
menyiapkan usulan addendum kontrak.
c. Revisi Schedule (bila ada) dan networking planning.
d. Qualitty Control antara lain : Cek dimensi dan Tes material (beton,
besi beton, batu dan lain-lain).
e. Rekomendasi atas prestasi bobot yang telah dicapai berkaitan
dengan rencana tagihan/penarikan termyn.
f. Laporan pemeriksaan baik persyaratan fisik ataupun administrasi
berkaitan dengan rencana serah terima pekerjaan yang diusulkan
oleh Penyedia Jasa.
Bab 2 - 69
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
5. Laporan Akhir :
Laporan Akhir Pengawasan Teknis memuat :
Kesimpulan dan saran.
Bagian pokok, yang memuat uraian dan hasil pelaksanaan pekerjaan.
Cakupan fakta dan dokumentasi yang menggambarkan pendekatan dan
metodologi yang dipilih oleh Konsultan Manajemen Konstruksi dalam
pemberian jasa.
Laporan akhir ini harus merangkum tanggapan dan perubahan yang
disepakati.
Revisi program dan kegiatan pengendalian dan pengawasan waktu,
mutu, biaya dan administrasi kontrak tahap pelaksanaan (bila ada
revisi).
Laporan akhir ini mencakup keseluruhan kegiatan Manajemen Konstruksi
dari tahap persiapan sampai dengan serah terima kedua pekerjaan
pelaksanaan.
Laporan akhir harus diserahkan pada saat Konsultan mengakhiri
tugasnya sebanyak 3 (tiga) Eksemplar.
Bab 2 - 70
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Sasaran eksternal
Dalam arti tujuan koordinasi, pertukaran informasi, evaluasi dan pengendalian
pelaksanaan pekerjaan antara Tim Konsultan dengan Pelaksanaan Penyediaan
Perumahan Sumatera III Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi
Sumatera Barat.
Sasaran internal
Dalam arti koordinasi, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan di dalam Tim
Konsultan sendiri, baik dalam tahap persiapan maupun tahap pengawasan.
Koordinasi dilakukan antara anggota tim dan angota tim dengan ketua tim sesuai
tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota tim.
Bab 2 - 71
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Bab 2 - 72
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Tenaga Ahli :
1. Team Leader
Bab 2 - 73
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Bab 2 - 74
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Peralatan Pendukung
1. Ruang Kerja/Kantor/Mess
2. Peralatan Kerja
3. Transportasi
Bab 2 - 75
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
4. Telekomunikasi
Untuk komunikasi baik lokal maupun interlokal selama pengerjaan proyek ini
konsultan menggunakan fasilitas jasa telekomunikasi seperti :
Telephone 1 Buah
Faksimile 1 Set
Wifi 1 User
5. Peralatan Survey
Masker 11 Buah
Bab 2 - 76
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Bab 2 - 77
Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Rumah Susun Pemkab Sijunjung
Bab 2 - 1