Anda di halaman 1dari 9

Pada artikel Tugas Manajemen Konstruksi (MK) Proyek Gedung ini akan dibahas tugas-

tugas MK pada proyek dengan sistem kontraktor. Secara garis besar tugas-tugas Manajemen
Konstruksi adalah sebagai berikut.

1. Mengawasi jalannya pekerjaan di lapangan apakah sesuai dengan metode konstruksi yang
benar atau tidak
2. Meminta laporan progres dan penjelasan pekerjaan tiap item dari kontraktor secara
tertulis
3. MK berhak menegur dan menghentikan jalannya pekerjaan apabila tidak sesuai dengan
kesepakatan
4. Mengadakan rapat rutin baik mingguan maupun bulanan dengan mengundang konsultan
perencana, wakil owner, dan kontraktor.
5. Berhubungan langsung dengan owner atau wakil owner dalam menyampaikan segala
sesuatu di proyek
6. Menyampaikan progres pekerjaan kepada owner langsung
7. Mengesahkan material yang akan digunakan apakah sesuai dengan spesifikasi kontrak
atau tidak.
8. Mengelola, mengarahkan, dan mengkoordinasi pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor
dalam aspek mutu dan waktu.
9. Mengesahkan adanya perubahan kontrak yang diajukan oleh kontraktor
10. Memeriksa gambar shop drawing dari kontraktor sebelum dimulai pelaksanaan
pekerjaan.
11. Selalu meninjau ulang metode pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor agar memenuhi
syarata K3LMP (kesehatan dan keselamatan kerja, lingkungan, mutu, dan pengamanan)
12. Memberikan Site Instruction secara tertulis apabila ada pekerjaan yang harus dikerjakan
namun tidak ada di kontrak untuk mempercepat skedul.

Pada proyek gedung terdiri dari 3 sub pekerjaan besar antara lain pekerjaan struktur, arsitektur
dan interior, dan mekanikal elektrikal plumbing. Oleh karena itu minimal dari susunan struktur
organisasi dari Manajemen Konstruksi adalah pengawas struktur, pengawas arsitek dan interior,
dan pengawas MEP. Adapun tugas dari masing-masing pengawas tersebut adalah

Tugas Pengawas Struktur

1. Mengawasi proses pekerjaan pembesian apakah sesuai dengan gambar shopdrawing atau
tidak. Apabila ada besi yang kurang pengawas berhak menunda pengecoran.
2. Mengawasi proses pekerjaan bekisting apakah sudah aman terhadap lingkungan dan tidak
membahayakan sekitarnya. Karena pembuatan perancah yang tidak kuat akan
meningkatkan resiko kecelakaan kerja.
3. Mengawasi proses pekerjaan pengecoran terutama penggunaan vibrator agar hasil beton
tidak ada yang keropos.
4. Manajemen konstruksi berhak menegur secara tertulis kepada pelaksana dari kontraktor
5. Memeriksa ijin pelaksanaan pekerjaan dari kontraktor mengenai pekerjaan struktur

Tugas Pengawas Arsitektur dan Interior


1. Mengawasi pekerjaan finishing mulai dari pasangan dinding, lantai, plafond, fasade
hingga furniture interior
2. Mengawasi dan memeriksa penggunaan material apakah sesuai dengan spesifikasi
kontrak atau tidak.
3. Menegur pelaksana apabila ada pekerjaan arsitektur dan interior yang kurang rapi
4. Selalu berkoordinasi antara pengawas arsitektural dengan pengawas MEP karena
pekerjaan keduanya saling berhubungan
5. Selain kontraktor, MK juga harus menghitung progres pekerjaan untuk membandingkan
progres dari kontraktor dan dari manajemen konstruksi.

Tugas Pengawas MEP

1. Selalu berkoordinasi dengan pelaksana MEP dari kontraktor agar tidak terjadi perbedaan
sistem pekerjaan
2. Harus paham dengan sistem MEP sebuah gedung karena MEP berbeda dengan struktur
maupun arsitektural. MEP lebih ke sistem. Pembuktian pekerjaan benar-benar selesai
apabila sistemnya sudah berjalan.
3. Paham dan mempunyai wawasan luas mengenai spesifikasi-spesifikasi alat MEP seperti
Genzet, Panel listrik, Lift dan sebagainya.
4. Mengesahkan ijin pelaksanaan pekerjaan dari kontraktor sebelum dimulai
5. Selalu memberikan masukan kepada owner mengenai pekerjaan MEP

Konsultan Manajemen Konstruksi Pada Pelaksanaan Proyek

Konsultan Manajemen Konstruksi pada proses pembangunan berfungsi


sebagai mediator dan wakil dari pemberi tugas atau pemilik kegiatan dalam
menjalankan komunikasi dengan para pelaksana kegiatan yang lain. Keberadaannya
sangat diperlukan mengingat pemilik kegiatan tidak sepenuhnya memiliki sumberdaya
manusia yang kompeten maupun waktu yang cukup untuk mengelola, mengendalikan
dan mengawasi kegiatan persiapan pelaksanaan sampai dengan serah
terima pekerjaan.

Lingkup Pekerjaan Konsultan Manajemen Konstruksi


Manajemen Konstruksi diharapkan menjadi mediator
dalam komunikasi, konsultasi, kontrol dan pengendali dari apa yang mungkin timbul
di lapangan pada saat tahapan pelaksanaan konstruksi berkaitan dengan adanya
perbedaan antara perencanaan dan pelaksanaan sehingga bisa terselesaikan dengan
baik.

Lingkup Tugas Konsultan Manajemen Konstruksi Sebelum Pelaksanaan


Konstruksi

Lingkup tugas Konsultan Manajemen Konstruksi sebelum pelaksanaan konstruksi


adalah sebagai berikut :

1. Membantu owner dalam menyusun anggaran biaya dan lingkup pekerjaan


disesuaikan dengan pagu anggaran yang tersedia
2. Membantu owner dalam melakukan klarifikasi dan negosiasi atas pengajuan
kontraktor terhadap anggaran biaya dan lingkup pekerjaan disesuaikan
denganpagu anggaran yang tersedia
3. Membantu menyiapkan draf surat perjanjian pekerjaan pelaksanaan konstruksi
fisik

Lingkup Tugas Konsultan Manajemen Konstruksi Pada Pelaksanaan Konstruksi

Adapun lingkup pekerjaan konsultan manajemen konstruksi dalam masa pelaksanaan


pembangunan adalah sebagai berikut :
1. Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan fisik yang disusun oleh
pelaksana konstruksi yang meliputi program pencapaian sasaran fisik,
penyediaan dan penggunaan sumber daya berupa tenaga kerja, peralatan
dan perlengkapan bahan bangunan, informasi, dana, program quality
assurance, quality control dan program kesehatan dan keselamatan kerja
(K3).
2. Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, yang meliputi program
pengendalian sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian waktu,
pengendalian sasaran fisik (kualitas dan kuantitas) hasil konstruksi,
pengendalian perubahan pekerjaan, pengendalian tertib administrasi,
pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja.
3. Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan manajemen
yang timbul, usulan koreksi program serta melakukan koreksi teknis bila
terjadi penyimpangan.
4. Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
konstruksi fisik.
5. Melakukan kegiatan pengawasan yang terdiri atas :
a. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelelangan konstruksi yang
akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan
b. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta
mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi
c. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas
dan laju pencapaian volume / realisasi fisik
d. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan
persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi
e. Menyelenggarakan rapat lapangan secara berkala, membuat laporan
mingguan dan bulanan pekerjaan manajemen konstruksi, dengan
masukan hasil rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan
pekerjaan konstruksi fisik yang dibuat oleh pelaksana konstruksi
f. Menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan pekerjaan
dan pembayaran angsuran pekerjaan pelaksanaan konstruksi
g. Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanan yang diajukan oleh pelaksana
konstruksi
h. Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan
sebelum serah terima I
i. Menyusun daftar cacat sebelum serah terima I dan mengawasi
perbaikannya pada masa pemeliharaan
j. Bersama-sama dengan penyedia jasa perencanaan menyusun petunjuk
pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung
k. Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, serah terima I,
berita acara pemeliharaan pekerjaan dan serah terima II pekerjaan
konstruksi, sebagai kelengkapan untuk pembayaran angsuran pekerjaan
konstruksi
l. Membantu mengelola kegiatan dalam penyiapan kelengkapan dokumen
Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari Pemerintah, Kabupaten / Kota setempat.
6. Menyusun laporan akhir pekerjaan manajemen konstruksi.
a. Konsultan Manajemen Konstruksi sebagai suatu lembaga yang
berfungsi Integral dan profesional mempunyai tugas yang lebih panjang
dalam suatu proses pengadaan suatu kegiatan proyek dimana
diantaranya membantu pemberi tugas dalam proses pengadaan
konsultan perencana, jasa pelaksana hingga pelaksanaan di lapangan
sampai masa pemeliharaan konstruksi.
b. Konsultan Manajemen Konstruksi secara sistemik dan proporsional
akan berfungsi manajerial dalam setiap proses. Pengadaan Konsultan
Perencana yang akan membuat dokumen perencanaan terhadap fasilitas
yang dikehendaki oleh pemberi tugas dan pengadaan Pelaksana Fisik /
Kontraktor yang akan melaksanakan pembangunan fisik dari yang telah
direncanakan.
c. Manajemen Konstruksi sebagai suatu institusi yang berfungsi Integral
dan turut serta memahami hasil perencanaan hingga diaplikasikan
dalam pelaksanaan. Konsultan Manajemen Konstruksi merupakan wakil
dari pemberi tugas dalam mengendalikan proses pembangunan. Dengan
Konsultan Manajemen Konstruksi ini diharapkan akan dapat
menjawab pertanyaan - pertanyaan awal sebagai berikut :

 Bagaimana metode yang tepat dan efisien untuk


mendudukkan klien (pemberi tugas) dalam situasi
yang menguntungkan dilihat dari kemampuan
untuk bernegosiasi secara teknis dengan
perencana dan Kontraktor.
 Bagaimana mengoptimalkan hasil perencanaan
dan pelaksanaan sehingga dapat menghasilkan
produk yang dikehendaki baik untuk mutu, waktu
dan biaya.
 Bagaimana metoda yang tepat agar dapat
menghemat waktu akibat tersita permasalahan yang
timbul di lapangan.

d. Konsultan MK bekerja mulai dari persiapan Tahap Pelelangan Kontraktor


(bila diperlukan membantu proses pelelangan Kontraktor), pengawasan
pelaksanaan pembangunan fisik dan pengawasan pelaksanaanmasa
pemeliharaan dan penyusunan kontraknya.

Maksud Keberadaan Konsultan Manajemen Konstruksi

Maksud diadakannya Konsultan Manajemen Konstruksi adalah secara garis besar


sebagai berikut :

1. Untuk mencapai penyelesaian pelaksanaan kegiatan pembangunan mulai dari


Perencanaan, Pembangunan dan Pemeliharaan dalam waktu yang telah
disepakati dalam rangka penghematan waktu, dengan biaya yang
serendah– rendahnya dalam rangka penghematan biaya dengan mutu
yang setinggi– tingginya.
2. Membentuk faktor – faktor sistem agar terbentuk pengelolaan kegiatan yang
dapat melaksanakan fungsinya dengan baik.
3. Mengendalikan aliran informasi antara berbagai tahap pelaksanaan untuk
mendapatkan kesatuan bahasa dan gerak serta kelancaran pelaksanaan.
4. Mengendalikan pengaruh timbal balik antara proyek/kegiatan dengan
lingkungannya agar didapat (1) koordinasi yang baik dengan instansi yang
terkait, (2) arah perkembangan proyek yang lebih baik, (3) penerapan
teknologi yang tepat (4) pendokumentasian dan administrasi proyek yang
baik.
5. Menyelaraskan disain produk dan pelaksanaannya sesuai dengan yang
diharapkan.

Tujuan Keberadaan Konsultan Manajemen Konstruksi

Sedangkan tujuan akhir dari diadakannya Konsultan Manajemen Konstruksi adalah


untuk mendapatkan hasil akhir pembangunan dengan mutu yang maksimal, hemat
biaya, hemat waktu dan tertib administrasi, untuk itu tujuan diadakannya Konsultan
Manajemen Konstruksi adalah untuk melakukan pengendalian sebagai berikut :
1. Pengendalian Mutu.

 Menyediakan dan memberikan layanan konsultasi pada tahap


perencanaan sehingga hasil perencanaan bisa mencapai
sasaran mutu yang diinginkan.
 Mengawasi dan menyetujui pemakaian bahan , peralatan
dan metode pelaksanaan konstruksi termasuk
merekomendasi perubahan / subsitusi material apabila
diperlukan tanpa merubah inlai kontrak pemborongan.
 Menyelenggarakan dan memimpin rapat persiapan
pelaksanaan pekerjaan ( pre – operation meeting / kick off
meeting ). rapat berkala dan rapat – rapat khusus dalam
rangka pengendalian mutu pelaksanaan konstruksi di
lapangan.
 Meneliti, memeriksa dan menyetujui gambar kerja / shop
drawing yang dibuat oleh kontraktor sebelum pekerjaan
mulai dilaksanakan di lapangan.
 Menyusun daftar cacat ( defect list ) sebelum serah terima
pertama pekerjaan dan mengawasi / mengontrol
pelaksanaan perbaikannya selama masa pemeliharaan.
 Meneliti dan memeriksa gambar (as built drawing ) yang
dibuat oleh kontraktor sebelum serah terima pertama.

2. Pengendalian Waktu.
 Mengawasi pelaksanaan konstruksi dari segi kualitas ,
kuantitas dan laju pencapaian volume/realita fisik
berdasarkan jadwal yang sudah disepakati sebelum
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dimulai.
 Menyusun updating time schedule pelaksanaan apabila
terjadi penyimpangan pelaksanaan di lapangan terhadap
master schedule dalam rangka pencapaian target yang
sudah disepakati sebelumnya.

3. Pengendalian Biaya.

 Menyetujui dan merekomendasikan pekerjaan tambah


kurang disertai dengan pertimbangan teknis dan harga
kepada Pengguna Anggaran sebelum dilaksanakan di
lapangan.
 Menyusun Berita Acara persetujuan kemajuan/progres
prestasi pekerjaan untuk pembayaran angsuran/termijn.

4. Administrasi Pelaksanaan Pekerjaan.

 Membantu kontraktor dalam menyusun laporan Harian,


mingguan , bulanan dan laporan pekerjaan berdasarkan
pemantauan progres pelaksanaan konstruksi.
 Menyusun Berita Acara persetujuan kemajuan pekerjaan
ntuk pembayaran angsuran , pemeliharaan pekerjaan serta
serah terima pertama dan kedua pekerjaan konstruksi.
 Membantu Konsultan Perencana menyusun Manual
Petunjuk Operasional dan Pemeliharaan/Perawatan
Bangunan Gedung termasuk fasilitas pendukungnya serta
petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan
Mekanikal - Elektrikalnya.
 Membantu Pengelola Proyek mempersiapkan dan
menyusun dokumen pendaftaran Gedung.
 Membantu Pengelola Proyek mengurus sampai
mendapatkan Ijin Penggunaan Bangunan ( IPB ) dari Dinas /
Instansi yang berwenang.

Anda mungkin juga menyukai