Anda di halaman 1dari 36

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

KOMPETENSI TENAGA KERJA KONSTRUKSI


Oleh:
Drs. SUNARNO, M. Eng
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
Balikpapan, 19 Nopember 2017
Pokok Bahasan
• Bagaimana mengetahui tenaga kerja yang mempunyai
kompetensi
• Apa keuntungan kompetensi bagi tenaga kerja konstruksi
• Apa keuntungan kompetensi bagi pengguna tenaga kerja
konstruksi
• Siapa yang bertanggung jawab agar tenaga kerja konstruksi
kita mempunyai kompetensi
LATAR BELAKANG
• Tukang merupakan tenaga kerja konstruksi yang paling
terdepan yang terlibat dan berhadapan langsung dengan
pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi.
• Seharusnya tukang memiliki kompetensi dan bersertifikat.
• Tenaga kerja konstruksi Indonesia diharapkan bisa diterima
dan berkompetisi dengan tenaga kerja konstruksi dari negara
lain dalam rangka liberalisasi tenaga kerja
PRODUK PEMBINAAN DAN
KEBIJAKAN TERKAIT

4
UU NO 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI
Terkait sertifikasi (Pasa 70)
1. Setiap tenaga kerja konstruksi yang bekerja di bidang jasa konstruksi wajib memiliki
sertifikat kompetensi kerja
2. Setiap pengguna jasa dan/atau penyedia jasa wajib mempekerjakan tenaga kerja
konstruksi yang memiliki sertifikat kompetensi kerja sebagai mana dimaksud dalam ayat
(1)
3. Sertifikat Kompetensi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh melalui uji
kompetensi sesuai dengan standar kompetensi kerja
4. Sertifikat kompetensi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diregistrasi oleh Menteri
5. Pelaksanaan uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan oleh lembaga
sertifikasi profesi
6. Lembaga sertifikasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) wajib mengikuti
ketentuan pelaksanaan uji kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
PRODUK HUKUM YANG TERKAIT LAINNYA

1. UU NO. 23/2014, TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.


2. PERMEN PUPR NO. 45/PRT/M/2015 TENTANG
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN TENAGA
AHLI KONSTRUKSI.
3. PERMEN PU PR NO.24/PRT/M/2014, PEDOMAN PELATIHAN
BERBASIS KOMPETENSI BIDANG JASA KONSTRUKSI.
4.NSPK BERUPA BAKUAN KOMPETENSI MELIPUTI SKKNI, KPBK,
MUK, DAN MATERI/MODUL PELATIHAN
PP No 23  Tahun 2004 tentang Badan Nasional
Sertifikasi Profesi (BSNP) Pasal 1 Ayat 1 dan 2
tentang kompetensi.

• Sertifikasi kompetensi kerja adalah proses pemberian sertifikat


kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui
uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi kerja
nasional Indonesia dan/atau internasional.
• Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia adalah rumusan
kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan
dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
PASAR KONSTRUKSI INDONESIA
(PELUANG PROYEK KEMITRAAN PEMERINTAH
BADAN USAHA/KPBU)

8
INFRASTRUKTUR YANG HARUS DIBANGUN 2015-2019
(PELUANG PROYEK KPBU)

• Jalan baru 2.350 Km • Pembangunan Jalur KA 3.258 km di


• Jalan tol 1.000 Km Jawa, Sumatera, Sulawesi dan
• Pemeliharaan jalan 46.770 Km Kalimantan terdiri dari:
- KA Antar kota 2.159 km
- KA Perkotaan 1.099 km
• Pembangunan 15 Bandara baru
• Pengadaan 20 Pesawat Perintis • Pembangunan Pelabuhan
• Pengembangan Bandara untuk Penyeberangan di 60 lokasi
pelayanan Cargo Udara di 6 Lokasi • Pengadaan kapal penyeberangan
perintis sebanyak 50 unit
• Pembangunan 24 Pelabuhan baru
• Pengadaan 26 Kapal Barang Perintis • Pembangunan BRT(Bus Rapit Transit)
• Pengadaan 2 Kapal Ternak di 29 kota
• Pengadaan 500 unit kapal Rakyat • Pembangunan angkutan massal cepat
di kawasan perkotaan (6 Kota
metropolitan, 17 Kota besar)
• Pembangunan 65 Waduk Baru dan 33 • Pembangunan Rusanawa 5.257
PLTA Twinblok (515.711 rumah tangga)
• Pembangunan/Peningkatan jaringan • Bantuan stimulan perumahan swadaya
irigasi 1 Juta Ha 5,5 Juta rumah tangga
• Rehabilitasi 3 Juta Ha Jaringan Irigasi • Penanganan kawasan kumuh 37.407 Ha
• Fasilitasi kredit perumahan untuk MBR
Ket : Bidang PUPR 2,5 Juta rumah tangga
Sumber: Perpres 2/2015 tentang RPJMN 2015-2019
DATA TENAGA KERJA KONSTRUKSI TINGKAT AHLI BERSERTIFIKAT TAHUN
2016*
KUALIFIKASI KEAHLIAN
JUMLAH
NO. KELOMPOK WILAYAH PROPINSI Sesuai
UTAMA MADYA MUDA Kualifikasi

1. Sumut, Aceh, Riau, Kep. Riau, Sumbar 300 25.329 26.705 52.334

2. Sumsel, Bangka-Belitung, Jambi, Bengkulu, Lampung - 2.452 2.511 4.963

3. DKI Jakarta, Banten, Jabar 3.970 9.254 9.137 22.361

4. DI Yogyakarta, Jateng, Jatim, Bali, NTB, NTT - 5.175 8.839 14.014

5. Kalsel, Kaltim. Kalteng, Kalbar, Kalut - 4.243 4.662 8.905

6. Sulsel, Sulut, Sulbar, Sulteng, Sultra, Gorontalo - 13.610 12.569 26.179

7. Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara - 1.785 1.689 3.474

JUMLAH 4.270 61.848 66.112 132.230


* Sumber : Buku Profil Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2016, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR
DATA TENAGA KERJA KONSTRUKSI TINGKAT TERAMPIL BERSERTIFIKAT TAHUN
2016*
KUALIFIKASI TERAMPIL
JUMLAH
NO. KELOMPOK WILAYAH PROPINSI Sesuai
KELAS 1 KELAS 2 KELAS 3 Kualifikasi

1. Sumut, Aceh, Riau, Kep. Riau, Sumbar 159.424 23.143 14.198 196.765

2. Sumsel, Bangka-Belitung, Jambi, Bengkulu, Lampung 12.883 4.333 4.480 21.696

3. DKI Jakarta, Banten, Jabar 22.674 9.719 9.404 41.797

4. DI Yogyakarta, Jateng, Jatim, Bali, NTB, NTT 41.877 11.213 16.637 69.727

5. Kalsel, Kaltim. Kalteng, Kalbar, Kalut 29.738 2.685 1.806 34.229

6. Sulsel, Sulut, Sulbar, Sulteng, Sultra, Gorontalo 73.376 11.065 9.063 93.504

7. Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara 8.423 1.562 1.039 11.024

JUMLAH 348.395 63.720 56.627 468.742


* Sumber : Buku Profil Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2016, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR
DISTRIBUSI TENAGA KERJA KONSTRUKSI (2010 – 2016)
Education 2010 2011 2012 2013 2014 2016* % Keterangan
≤ (SD) 2,881,885 3,293,287 3,501,450 3,155,036 3,708,792 3,616,813 46.9 %
Unskilled
(SMP) 1,354,668 1,557,475 1,665,910 1,523,111 1,727,756 1,888,474 24.5 %
(SMA) 650,712 750,403 791,402 772,455 915,026 1,086,587 14.1 %
Terampil
(SMK) 489,690 514,431 573,724 549,974 610,366 732,347 9.5 %
Diploma I/II/III/ 53,346 60,588 61,799 70,300 68,261 75,906 1.0 %
Akademi Ahli
Universitas 162,596 163,627 197,377 205,847 249,885 307,170 4.0 %
Jumlah 5,592,897 6,339,811 6,791,662 6,276,723 7,280,086 7,707,297 100%  

TENAGA KERJA KONSTRUKSI BERSERTIFIKAT TAHUN 2017**


Pertumbuhan rata-rata tenaga Total Tenaga Ahli 132.230 orang
kerja 5.2% 8.2
7.3 7.7
6.8 6.9 Total Tenaga Terampil 468.742 orang
6.3
5.2 5.4 5.5 5.6 Total 600,972 orang
4.7

Bersertifikat < 10%


* bps.go.id, February 2016
** lpjk.net diakses Feb 2017

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Bagaimana percepatan agar Nakerkons
Sumber: BPS, 2016
KOMPETEN DAN BERSERTIFIKAT
SEBARAN DAN KECUKUPAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI
KOMPOSISI TENAGA KOMPOSISI TENAGA
KERJA KONSTRUKSI AHLI
60%
74%

30%

24%
10%

2%
expert skilled non-skilled
Junior Middle Senior

Pulau Kep Bali,


Sulaw Maluk NTB,
esi u dan NTT
6% Papua 6%
1%
Pulau Pulau
Kalim Suma Pula
antan tera u
5% 17% Jaw
a
65%
Sebaran Tenaga Kerja Konstruksi, BPS
2016
RASIO KECUKUPAN TENAGA AHLI

WILAYAH TENAGA AHLI LUAS WILAYAH (KM2) RASIO (%)

INDONESIA BAGIAN BARAT 71.791 610.231,56 11.76

INDONESIA BAGIAN TENGAH 13.539 617.220,55 2.19

INDONESIA BAGIAN TIMUR 11.720 683.479,81 1.71

SINGAPURA 35.000 761 4599.21

MALAYSIA 77.000 329.847 23.34


15
Existing Tenaga Kerja Konstruksi di Indonesia Tahun 2016*
TIDAK BERSERTIFIKAT BERSERTIFIKAT TARGET PELATIHAN
NO. NAMA UPT DJBK WILAYAH KERJA TAHUN 2015* & SERTIFIKASI
(Nov. 2016)*
Balai Jasa Konstruksi Sumut, Aceh, Riau, Kep. Riau,
1. 770.294 Org 249.099 Org 530.952 Orang
Wil. I Banda Aceh Sumbar
2. Balai Jasa Konstruksi Sumsel, Bangka-Belitung, 511.468 Org 26.659 Org 484.809 Orang
Wil. II Palembang Jambi, Bengkulu, Lampung
Balai Jasa Konstruksi
3. Wil. III Jakarta DKI Jakarta, Banten, Jabar 2.134.899 Org 64.158 Org 2.070.741 Orang
Balai Jasa Konstruksi DI Yogyakarta, Jateng, Jatim,
4. 3.562.994 Org 83,741 Org 3.479.253 Orang
Wil. IV Surabaya Bali, NTB, NTT
Balai Jasa Konstruksi Kalsel, Kaltim. Kalteng,
5. 372.001 Org 43.134 Org 328.867 Orang
Wil. V Banjarmasin Kalbar, Kalut
6. Balai Jasa Konstruksi Sulsel, Sulut, Sulbar, Sulteng, 487.468 Org 119.683 Org 409.662 Orang
Wil. VI Makassar Sultra, Gorontalo
7. Balai Jasa Konstruksi Papua, Papua Barat, Maluku, 113.948 Org 14.498 Org 99.450 Orang
Wil. VII Jayapura Maluku Utara
JUMLAH 7.953.072 Org 600.972 Org 7.403.734 Orang

* Sumber : Buku Profil Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2016, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR
Existing Instruktur Pelatihan & Assesor Uji Kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi
di Indonesia Tahun 2015
JUMLAH JUMLAH
NO. NAMA UPT DJBK WILAYAH KERJA
INSTRUKTUR* ASSESOR*
1. Balai Jasa Konstruksi Sumut, Aceh, Riau, Kep. Riau, 155 Orang 290 Orang
Wil. I Banda Aceh Sumbar
2. Balai Jasa Konstruksi Sumsel, Bangka-Belitung, Jambi, 126 Orang 191 Orang
Wil. II Palembang Bengkulu, Lampung
Balai Jasa Konstruksi
3. Wil. III Jakarta DKI Jakarta, Banten, Jabar 210 Orang 460 Orang
Balai Jasa Konstruksi DI Yogyakarta, Jateng, Jatim, Bali,
4. 604 Orang 481 Orang
Wil. IV Surabaya NTB, NTT
Balai Jasa Konstruksi
5. Kalsel, Kaltim. Kalteng, Kalbar, Kalut 65 Orang 144 Orang
Wil. V Banjarmasin
6. Balai Jasa Konstruksi Sulsel, Sulut, Sulbar, Sulteng, 114 Orang 179 Orang
Wil. VI Makassar Sultra, Gorontalo
Balai Jasa Konstruksi Papua, Papua Barat, Maluku,
7. Wil. VII Jayapura Maluku Utara 118 Orang 78 Orang
JUMLAH 1.392 Orang 1.823 Orang

Ket. : * Sumber Buku Profil Sumber Daya Pembinaan Kompetensi Konstruksi Tahun 2015, Dit. Bina Kompetensi & Produktivitas Konstruksi, DJBK, Kemen. PUPR
ROADMAP PENGEMBANGAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI
INDONESIA
Bukti Kompetensi
•Realitas
•Legalitas
•Akademis
Kompetensi Secara Realitas
• Dapat diukur atau ditunjukkan pada ketrampilannya di lapangan
• Hanya dapat diketahui oleh orang yang pernah memakainya
Contoh Kompetensi
Secara Realitas
• Tidak menggunakan bahan yang tidak memenui standar
• Pendetailan tulangan.
• Proses pengerjaan beton.
• Mengetahui secara dini dan tidak menutup-nutupi
potensi kegagalan konstruksi yang akan terjadi.
• Memahami resiko fatal dari kesalahan suatu proses
pelaksanaan
Proses pengerjaan beton.
tidak menutup-nutupi potensi kegagalan
Kompetensi Secara Legalitas
• Dapat ditunjukkan dengan menggunakan sertifikat
• Dapat diketahui oleh semua orang yang memerlukan
Kompetensi Secara Akademis
• Pernah mengikuti pendidikan baik secara formal maupun
secara non formal seperti pelatihan
• Dapat ditunjukkan dengan hasil uji tertulis maupun uji lisan.
• Dapat diketahui oleh semua orang yang memerlukan
Manfaat Kompetensi bagi
Tenaga Kerja Konstruksi
• Mudah mencari kerja
• Kalau bisa diatur sistem upah yang berbeda
• Kalau bisa ada pembagian SHU jika kontraktor lebih untung
karena kinerja mereka yang lebih baik
Manfaat Kompetensi bagi
Pengguna Tenaga Kerja Konstruksi
• Mencegah kegagalan pelaksanaan dalam hal:
- Waktu
- Biaya
- Kualitas
- Funsional
- Kesehatan dan Keselamatan Kerja
- Keuntungan yang maksimal
Komitmen Pemerintah
• Pemerintah menyatakan siap menghadapi liberalisasi tenaga kerja
yang akan diterapkan pada tahun 2009
• Pembentukan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), yang akan
bertugas melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja bagi tenaga
kerja Indonesia.
• Badan tersebut sebenarnya diharapkan sudah beroperasi pada
Februari 2005 [Kompas (2005)] yang juga akan memberikan ujian
tingkat akhir bagi proses pelatihan yang dilakukan balai-balai
pelatihan.
KERANGKA KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI
1. Penyusunan Rencana Program dan manajemen pembinaan SDM Konstruksi
2. Pelaksanaan pengendalian dan penerapan kompetensi SDM Konstruksi (ALAT KENDALI/STANDAR
KOMPETENSI, PENERAPAN STANDAR, LAPORAN PENGAWASAN, REKOMENDASI PERBAIKAN)
3. Penyusunan dan evaluasi kurikulum dan modul pelatihan (DATA BASE, LAPORAN EVALUASI KOMPETENSI,
KESETARAAN ANTAR ASOSIASI,KETEPATAN DAN BAKUAN KOMPETENSI, REVISI MODUL)
4. Penyusunan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) pelatihan dan produktivitas konstruksi
(STANDAR PENYELENGGARAAN
PELATIHAN, STANDAR SERTIFIKASI, PRODKTIVITAS KONSTRUKSI
5. Pengembangan kerjasama peningkatan kapasitas sumberdaya sumber daya penyelenggara pelatihan
SDM Konstruksi (MOU PELATIHAN ANTAR STAKEHOLDER, STANDAR PROSESMAGANG PT, PEMDA,
KEMENAKER
6. Pelaksanaan penerapan kompetensi berkesinambungan (PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN, KONSEP KERJASAMA LINTAS STAKEHOLDER UNTUK EVALUASI KOMPETENSI TERUKUR,
MEKANISME PENINGKATAN KOMPETENSI)
7. Pelaksanaan pengembangan produktivitas SDM konstruksi di pasar nasional dan
Internasional (PENYEMPURNAAN/PERLUASAN MRA, KONSEP OPTIMALISASI MTU, KONSEP
BILLING RATE
Komitmen Pihak Swasta
• Melakukan kerjasama dengan pihak universitas dalam
melaksanakan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi tenaga
kerja
• Beberapa produsen bahan bangunan juga siap melakukan pelatihan
bagi tenaga kerja konstruksi yang akan memakai produk-produk
mereka.
• Bagi pihak kontraktor, pelatihan dapat dilakukan dengan melakukan
uji yang melibatkan calon tenaga kerja konstruksi yang akan
melaksanakan suatu pekerjaan terutama yang dianggap cukup
rumit
Kendala di Lapangan
• Kesiapan para stake holder dan para tenaga kerja
konstruksi sendiri untuk mendapatkan kompetensi dalam
rangka menghadapi era liberalisasi tenaga kerja.
• Bahasa bisa merupakan penghambat jika akan melakukan
sertifikasi secara internasional.
• Beberapa tenaga kerja yang mengikuti pelatihan akan
mempunyai masalah keuangan jika upah dari tempat asal
bekerja dihentikan selama mengikuti pelatihan tersebut.
• Perbedaan pendapatan atau upah antara yang bersertifikat
dengan yang tidak bersertifitakat bisa bisa menimbulkan
konflik.
Kesimpulan
• Dalam rangka menghadapi era liberalisasi tenaga kerja tenaga
kerja konstruksi harus mempunyai kompetensi dan
bersertifikat.
• Kompetensi tenaga kerja konstruksi ditunjukkan secara
realitas, legalitas dan akademis.
• Peningkatkan kompetensi tenaga kerja konstruksi dilakukan
lewat pelatihan-pelatihan.
• Semua stake holder bidang konstruksi ambil bagian dalam
meningkatkan kompetensi tenaga kerja konstruksi.
• Sebaiknya ada sistem insentif seperti penggajian yang berbeda
atau sisa hasil usaha (SHU) jika kontraktor untung lebih besar
akibat kinerja tenaga kerja konstruksi yang sangat baik
Dalam hidup ini, Jadilah orang yang
bermanfaat. Jika tidak bisa, jadilah orang
yang menyenangkan orang lain. Jika tidak
bisa juga, minimal jadilah orang yang tidak
merugikan/menyusahkan orang lain. Jika
yang ini pun tidak bisa, ya sudah jadilah
orang-orangan sawah
(Ridwan Kamil)
• "Sesuatu yang kita anggap susah, jika selalu dihindari justru akan
semakin sulit untuk kita, tetapi jika kita mencoba bersahabat
dengannya kesulitannya pun akan berkurang, meskipun tetap
sedikit sulit", 
Sekian

Anda mungkin juga menyukai