Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

SISTEM
MANAJEMEN MUTU
KONSTRUKSI

PENERAPAN KONSEP
SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT DI
INDUSTRI KONSTRUKSI

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Teknik Perencanaan Teknik Sipil P111700016 Elhazri Hasdian, ST, MM
dan Desain
10

Abstract Kompetensi
Pendalaman mengenai Konsep supply Memahami Konsep supply chain
chain management di indistri management di industri konstruksi
konstruksi

2018 Sistem Manajemen Mutu Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
1 Elhazri Hasdian, ST, MM http://www.mercubuana.ac.id
Penerapan Konsep Supply Chain Management
di Industri Konstruksi
KONSEP SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Konsep supply chain merupakan konsep baru dalam melihat persoalan logistik. Konsep
lama melihat logistik lebih sebagai persoalan internal masing-masing perusahaan dalam
mengelola material dan pemecahannya dititikberatkan pada pemecahan secara internal di
masing-masing perusahaan. Dalam konsep baru, masalah logistik dilihat sebagai masalah yang
lebih luas yang terbentang sejak dari bahan dasar sampai barang jadi yang dipakai konsumen
akhir, yang merupakan mata rantai penyediaan barang. Perbedaan karakteristik antara
pengadaan yang dikelola secara tradisional dengan supply chain dapat dilihat pada Tabel 1
berikut ini.

Tabel 1. Perbedaan karakteristik antara pengadaan secara tradisional dengan supply chain
Elemen Manajemen Logistik Tradisional Supply Chain Management
Pengelolaan Dilakukan oleh bagian logistik perusahaan Dilakukan secara bersama-sama pada
inventory semua rantai pengadaan
Pendekatan biaya Meminimalkan biaya perusahaan Efisiensi pada seluruh rantai pengadaan
keseluruhan
Jangka waktu Jangka pendek Jangka panjang
Pembagian dan Dibatasi oleh kebutuhan transaksi sesaat Sesuai kebutuhan proses perencanaan
monitoring sejumlah dan monitoring
informasi
Koordinasi pada Kontak tunggal untuk transaksi antara Multi kontak diantara tingkatan pada
semua tingkat pasangan saluran perusahaan dan saluran rantai
saluran pengadaan
Perencanaan Berdasarkan transaksi Berkelanjutan
bersama
Kesesuaian dengan Tidak relevan Kesesuaian sedikitnya pada kunci
kebijakan hubungan baik
perusahaan
Luas lingkup supplier Lingkup lebar, untuk meningkatkan Lingkup sempit, untuk meningkatkan
persaingan dan antisipasi terhadap resiko koordinasi
Kepemimpinan Tidak diperlukan Diperlukan untuk fokus pada koordinasi
saluran
Pembagian resiko Pada perusahaan sendiri Resiko dan penghargaan dibagi dalam
dan penghargaan rentang waktu jangka panjang
Kecepatan operasi, Berorientasi pada pergudangan Berorientasi pada pusat distribusi
informasi dan (penyimpanan, stok pengaman) (kecepatan inventory) yang saling
tingkatan inventory terhubung, respon segera pada masing-
masing saluran

2018 Sistem Manajemen Mutu Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Elhazri Hasdian, ST, MM http://www.mercubuana.ac.id
Konsep supply chain pada awalnya berkembang di industri manufaktur.
suatukonsep supply system yang dipelopori oleh Toyota untuk mengkoordinasi dan
mengatursupplier untuk mengurangi pemborosan dalam produksinya. Supply chain adalah
suatujaringan kerjasama dalam menyediakan material atau bahan baku yang
melibatkanbeberapa pihak. Material tersebut meliputi bahan mentah maupun bahan setengah
jadi.Seiring dengan pengertian supply chain yang berkembang di industri manufaktur, maka
dalam konteks konstruksi, supply chain dapat didefinisikan sebagai suatu proses dari
sekumpulan aktifitas perubahan material alam hingga menjadi produk akhir (seperti jalanatau
bangunan) dan jasa (seperti perencanaan atau biaya) untuk digunakan oleh klien. Tujuan dari
penerapan supply chain adalah mengontrol inventori dengan mengaturaliran material, yaitu
dengan jalan menyeragamkan fungsi-fungsi dalam perusahaan danseluruh supplier-nya untuk
mengatur aliran material, jasa, dan informasi yang dibutuhkan oleh pelanggan.
Dengan melakukan penerapan supply chain ini diharapkan perusahaan mendapatkan
keuntungan sebagai berikut :
1. Mengurangi persediaan barang sehingga menguranngi biaya penyimpanan, kerusakan,
dan kehilangan akibat penyimpanan ;
2. Meningkatkankelancaran penyediaan barang karena kerjasama yang dilakukan antara
pihak perusahaan jasa konstruksi dan vendor ;
3. Menjamin mutu material yang disuplai sesuai dengan kondisi yang diinginkan dan harga
yang lebih kompetitif.
Supply Chain ini tentunya tidak dapat berjalan tanpa pelaku – pelaku yang saling
bekerja sama dalam suatu jaringan. Berikut adalah beberapa pelaku yang terkait dengan
jaringan Supply Chain pada proyek konstruksi, yaitu :
1. Owner. Dalam proses produksi konstruksi peran owner sangat tinggi karena produk
yang dibuat berdasarkan permintaan owner
2. Kontraktor. Suatu organisasi konstruksi yang memberikan layanan pekerjaan
pelaksanaankonstruksi berdasarkan perencanaan teknis dan spesifikasi yang telah
ditetapkan.
3. Subkontraktor. Perusahaan konstruksi yang berkontrak dengan kontraktor utama
untukmelaksanakan beberapa bagian pekerjaan kontraktor utama.

2018 Sistem Manajemen Mutu Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Elhazri Hasdian, ST, MM http://www.mercubuana.ac.id
4. Manufaktur Konstruksi & Supplier. Manufaktur konstruksi merupakan produsen
yang memproduksi material-material konstruksi dengan mengolah material-
material alam hingga menghasilkan komponen bangunan tertentu. Sedangkan
Supplier bertugas mendistribusikan material yang diperoleh dari Manufaktur Konstruksi
kepada pengguna. Dari jenis material yang didistribusikan maka supplier ini
dapat dibedakan menjadi supplier material alam dan supplier komponen bangunan.

KARAKTERISTIK CONSTRUCTION SUPPLY CHAIN


Dalam hubungannya dengan struktur dan fungsinya menurut Vrijhoef et al. (1999), karakteristik
construction supply chain meliputi tiga elemen, yaitu :
1. Supply chain memusatkan aliran material pada proyek konstruksi dimana obyek atau
produk tunggal berupa bangunan atau lainnya yang akan dirakit berasal dari material
yang dipasok dari luar.
2. Temporary supply chain akan menghasilkan satu proyek konstruksi melalui
pembentukan kembali organisasi proyek. Oleh karenanya construction supply chain
bersifat tidak stabil, tersekat-sekat, khususnya antara design team dengan konstruksi
pembangunan proyek
3. Secara tipikal, manajemen supply chain pada proyek konstruksi berbeda-beda,
tergantung pada prototype dan produk yang akan dibuat. Oleh karenanya meskipun
prosesnya hampir sama, tapi model supply chain yang akan dibentuk perlu disesuaikan
dengan prototype proyek bersangkutan.

Supply chain merupakan sebuah sistem yang pasti berjalan ketika proyek sedang
berlangsung dari awal hingga akhir proyek. Pada awal proyek yaitu fase desain, owner akan
memiliki permintaan kepada perencana struktur dan perencana arsitektural. Kontraktor akan
menentukan jumlah bahan atau material yang dibutuhkan untuk merealisasikan
bangunan sesuai dengan desain yang ada. Pada fase ini supply chain mulai berjalan. Hal
inidisebabkan kontraktor akan mencari pemasok atau penyedia barang guna menyediakan
bahan atau material yang kompeten dibidangnya. Sebagai contoh, dalam suatu proyekowner
menginginkan memakai dinding bata ringan, maka seorang kontraktor yang ditunjuk oleh owner
untuk membangun akan mencari pemasok yang tepat dengan harga yangmurah. Setelah

2018 Sistem Manajemen Mutu Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Elhazri Hasdian, ST, MM http://www.mercubuana.ac.id
menemukan pemasok bata ringan yang tepat, maka pemasok akan mulai memproduksi
material yang diperlukan. Pada fase ini material mentah diolah oleh produsen menjadi bahan
yang bisa dipakai didalam pembangunan. Manufaktur pada supply chain ini memiliki peran
memproses bahan mentah dari alam menjadi bahan setengah jadi, sedangkan
Supplier berfungsi mendistribusikan hasil produk dari manufaktur konstruksi.Tetapi Manufaktur
konstruksi sendiri bisa menjadi supplier sebagai dirinya sendiri dalam mendistribusikan material
hasil produksi nya tanpa bantuan supplier.

Gambar 1. Skema Konsep Penerapan Supply Chain pada Proyek Konstruksi

FOKUS DAN ATURAN CONSTRUCTION SUPPLY CHAIN


Terdapat empat aturan utama dalam supply chain yang dapat diterapkan pada proyek
konstruksi yaitu :
• Fokus yang menjadi tujuan utama yang berdampak pada aktifitas di proyek adalah
pengurangan biaya dan jangka waktu aktifitas. Yang menjadi pertimbangannya adalah
pihak kontraktor harus dapat memastikan aliran material utama proyek dan tenaga kerja

2018 Sistem Manajemen Mutu Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Elhazri Hasdian, ST, MM http://www.mercubuana.ac.id
ke lapangan untuk menghindari gangguan jadwal pekerjaan. Hal ini bisa dicapai dengan
memfokuskan pada hubungan yang baik antara lapangan dengan direct supliers.
• Fokus kedua dari pihak vendor atau supplier yakni mengurangi biaya-biaya khususnya
yang berhubungan dengan logistik, lead time dan inventory.
• Fokus selanjutnya adalah mentransfer informasi mengenai aktivitas pekerjaan dari site
ke anggota supply chain pertama, sehingga akan terjadi sinkronisasi kegiatan untuk
menghindari koordinasi yang kurang baik di lapangan.
• Terakhir fokus yang dilakukan adalah mengintegrasikan manajemen dan meningkatkan
kinerja kegiatan supply chain dengan pekerjaan di lapangan.

KONSEP PENDEKATAN SCP DALAM PENERAPAN SUPPLY CHAIN


Konsep rantai pasok di industri konstruksi sangat bermanfaat untuk melihat sejauh
mana kinerja industri konstruksi tersebut. London (2008) menyampaikan bahwa pengelolaan
rantai pasok pada tingkat industriakan sangat bermanfaat dalam penetapan kebijakan di industri
konstruksi itu sendiri. Hal ini sangat sesuai dengan pendekatan ekonomi organisasi industri
yang menyatakan bahwa struktur (structure) darirantai pasok dan perilaku (conduct) pihak-pihak
yang ada dalam rantai pasok akan mempengaruhi kinerja dari rantai pasok tersebut (Martin,
1993). Hal ini sering disebut dengan pendekatan SCP atau Structure, Conduct, and
Performance.

Gambar 2. Konseptual SCP dalam Industri Konstruksi

2018 Sistem Manajemen Mutu Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Elhazri Hasdian, ST, MM http://www.mercubuana.ac.id
Sebagaimana terlihat dalam Gambar 2, struktur pasar akan berinterkasi dengan perilaku pihak-
pihakyang terlibat dalam pasar tersebut. Dalam hal ini, struktur akan mempengaruhi perilaku,
dan perilakuakan mempengaruhi struktur pasar juga. Interaksi ini akan terlihat dari bagaimana
perusahan-perusahaanyang ada terikat dalam proses pengadaan. Perilaku akan terlihat sekali
dalam proses ini,terkait dengan bagaimana formasi perikatan terjadi, transaksi terjadi dan
pengelolaan dilakukan.Jadi dengan demikian, jika diharapkan akan dilakukan pengelolaan
rantai pasok konstruksi, makagambaran akan strukturnya, perilakunya, dan interaksinya harus
dapat teridentifikasi dengan baik, agarpengelolaan yang dirancang dapat menghasilkan kinerja
rantai pasok konstruksi yang diharapkan.
Beberapa peneliti menggambarkan tipologi dari supply chain ke dalam dua bagian yaitu
logistik dan supply chain management seperti pada Gambar 3. Kontribusi dari masing-masing
tipologi ini sangat dipengaruhi oleh kebutuhan dan tingkat kepentingan dari masing-masing
organisasi yang mengimplementasikan supply chain. Tipologi yang dilakukan oleh Hines (1998)
adalah intra-functional supply chain, inter-functional supply chain, inter organizational supply
chain, network supply chain dan regional clustering supply chains. Sedangkan menurut London,
K., (2008), rantai pasok di konstruksi terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu :
 Intra-organizational supply chain,
yang dimaksud dengan intra-organizational supply chain adalah sistem logistik di dalam
perusahaan masing-masing perusahaan yang menjadi entitas dari rantai pasok. Sistem
logistik ini hanya terbatas pada masing-masing perusahaan saja tidak terkait dengan
perusahaan lainnya.
 Inter-organizational supply chain,
tipe supply chain yang kedua, hubungan rantai pasok yang tergabung dalam suatu
proyek konstruksi. Tipe ini melibatkan beberapa entitas dari perusahaan yang berbeda-
beda dan selanjutnya bergabung di dalam suatu rantai pasok untuk proyek konstruksi.
 Cross-organizational supply chain,
cross-organizational supply chain merupakan gabungan dari beberapa rantai pasok
beserta beberapa clients. Tipe rantai pasok seperti ini banyak diimplementasikan pada
rantai pasok industri konstruksi.

2018 Sistem Manajemen Mutu Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Elhazri Hasdian, ST, MM http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 3. Tipologi Organisasi Rantai Pemasok

2018 Sistem Manajemen Mutu Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Elhazri Hasdian, ST, MM http://www.mercubuana.ac.id
PERMASALAHAN DALAM PENERAPAN SUPPLY CHAIN

Gambar 4. Masalah umum Pada Construction Supply Chain

Pada umumnya Construction supply chain management dipandang sebagai manejemen logistik
yang terintegrasi sepenuhnya secara vertical, dimana aliran seluruh material dimiliki oleh
sebuah perusahaan tunggal, dan setiap anggota supply chain beroperasi secara bebas untuk
memenuhi tujuan yang menyeluruh. Karena suatu rantai pasokan merupakan suatu tim kerja,
maka keberhasilan suatu rantai pasokan ditentukan oleh koordinasi dan sinkronisasi kerja di
antara masing-masing anggota rantai tersebut, dan tidak berdasarkan pada kualitas individu
masing-masing anggota. Permasalahan yang sering terjadi adalah tidak adanya integrasi di
dalam koordinasi antara pemasok dan pembeli, terutama di bidang
komunikasi. Akibat yang sering muncul adalah terjadinya tingkat persediaan yang cukup tinggi
(pekiraan jumlah permintaan yang terjadi semakin berfluktuasi) pada posisi perusahaan yang
semakin ke hulu (pemasok). Masalah yang sering terjadi pada aktivitas antar anggota supply
chain seperti terlihat pada Gambar 4 di atas adalah masalah komunikasi. Masalah komunikasi
ini signaficant mempengaruhi kinerja proses supply chain, karena informasi yang tidak

2018 Sistem Manajemen Mutu Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Elhazri Hasdian, ST, MM http://www.mercubuana.ac.id
terdistribusi dengan baik akan menyebabkan para anggota supply chain ragu atau salah dalam
mengambil keputusan.

Beberapa masalah lain yang sering terjadi di proyek konstruksi berkaitan dengan
penerapan manajemen supply chain digambarkan oleh Lin dan Shaw (1998) adalah sebagai
berikut :

Tekanan, prioritas, timeframes dan budaya pada divisi yang berbeda-beda dalam perusahaan
dan juga antar perusahaan yang tergabung dalam batasan supply chain yang harus berinteraksi
akan membuat pihak manajer proyek cukup kesulitan meng-organize aktifitas supply chain.
Pihak manajer proyek harus mempunyai tingkat pemahaman teknik yang cukup agar supaya
bisa membuat perencanaan, pelaksanaan dan monitoring aliran material secara fisik dalam
2018 Sistem Manajemen Mutu Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Elhazri Hasdian, ST, MM http://www.mercubuana.ac.id
supply chain dengan baik. Aliran material secara fisik harus dibuat sedetail dan selancar
mungkin, mulai dari ukuran packing, ukuran pallet, penempatan carton dalam pallet, posisi label
dan isi, berat kotor, dan banyak aspek material secara fisik lainnya untuk dapat memastikan
aliran material yang effisien melalui supply chain.

Beberapa kendala lain yang mungkin terjadi pada saat pelaksanaan supply chain
management, adalah :
1. Persaingan tidak sehat diantara supplier sendiri, misalnya pasokan material yang
terhalang karena para supplier saling menjegal atau tambahan pekerjaan
karenainspeksi yang ketat terhadap kualitas material yang didapat dengan harga
rendah.
2. Jumlah supplier yang sedikit sehingga harga kompetitif, hal ini biasanya terjadipada
material yang tidak umum dimana supplier memiliki kesempatan untuk
meningkatkan harga karena tidak adanya pesaing.

2018 Sistem Manajemen Mutu Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Elhazri Hasdian, ST, MM http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

1. Project Management Institute, A Guide to Project Management Body of Knowledge, 2008 edition.
2. Siswanto. Pengantar Manajemen. 2007
3. Project Management Institute, A Guide to Project Management Body of Knowledge, 2008 edition.
4. Siahaya, Willem. Sukses Suppl y Chain Management. 2015
5. Suryani, Irma. Analisis Kinerja Supply Chain Pada Proyek Konstruksi Bangunan Gedung. 2006
6. Soeharto, Iman. Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional. 1995
7. Berawi, M.Ali Dr. Quality Concept in Organisation. 2001
8. Serpell, Alfredo. Supply Chain Management in Construction: Diagnosis and Application Issues. 2004
9. Yamit, Zulian. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. 2013
10. Rahmadi, M. Arif. Kajian Penerapan Manajemen Supply Chain pada Perusahaan dan Proyek Konstruksi. 2008
11. Susilawati. Kajian Pengadaan oleh Kontraktor Pelaksana pada Proyek Konstruksi Bangunan Gedung..2006
12. Vrijhoef, R., & Koskela, L., , ”Roles of Supply Chain Management in Construction”, Proc.,7th Annual Conf. of the
International Group for Lean Construction. 2000

13. Wirahadikusumah, Reini. D. Pola Supply Chain pada Proyek Konstruksi Bangunan Gedung. 2006

14. Vaidyanathan, K., “Value of Visibility Planning in An Enginerr-to-Order Environment”. 2001

15. Kementerian PU. Kajian Rantai Pasok Material dan Peralatan Konstruksi dalam Mendukung Investasi di Bidang
Konstruksi Berkelanjutan. 2013

16. Lily Kholida “Modul Kuliah Sistem Manajemen Mutu Konstruksi”, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Mercu
Buana, 2016, Jakarta

2018 Sistem Manajemen Mutu Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
12 Elhazri Hasdian, ST, MM http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai