Anda di halaman 1dari 31

KOMPETENSI TENAGA KERJA

KONSTRUKSI
Oleh:
Dr.Ir. Iman Satyarno,M.E.
Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan
Fakultas Tenik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Latar Belakang
Tukang

merupakan tenaga kerja konstruksi yang


paling terdepan yang terlibat dan berhadapan
langsung dengan pelaksanaan suatu pekerjaan
konstruksi.
Seharusnya tukang memiliki kompetensi dan
bersertifikat.
Tenaga kerja konstruksi Indonesia diharapkan
bisa diterima dan berkompetisi dengan tenaga
kerja konstruksi dari negara lain dalam rangka
liberalisasi tenaga kerja

PP No 23 Tahun 2004 tentang Badan


Nasional Sertifikasi Profesi (BSNP) Pasal 1
Ayat 1 dan 2 tentang kompetensi.

Sertifikasi kompetensi kerja adalah proses pemberian


sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis
dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu
kepada standar kompetensi kerja nasional Indonesia
dan/atau internasional.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia adalah
rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta
sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan
syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pokok Bahasan

Bagaimana mengetahui tenaga kerja yang mempunyai


kompetensi
Apa keuntungan kompetensi bagi tenaga kerja
konstruksi
Apa keuntungan kompetensi bagi pengguna tenaga
kerja konstruksi
Siapa yang bertanggung jawab agar tenaga kerja
konstruksi kita mempunyai kompetensi

Bukti Kompetensi
Realitas
Legalitas
Akademis

Kompetensi Secara Realitas


Dapat

diukur atau ditunjukkan pada


ketrampilannya di lapangan
Hanya dapat diketahui oleh orang yang
pernah memakainya

Contoh Kompetensi
Secara Realitas

Tidak menggunakan bahan yang tidak


memenui standar
Pendetailan tulangan.
Proses pengerjaan beton.
Mengetahui secara dini dan tidak menutupnutupi potensi kegagalan konstruksi yang
akan terjadi.
Memahami resiko fatal dari kesalahan suatu
proses pelaksanaan

Proses pengerjaan beton.

tidak menutup-nutupi potensi kegagalan

Memahami resiko fatal

Kompetensi Secara Legalitas


Dapat

ditunjukkan dengan menggunakan


sertifikat
Dapat diketahui oleh semua orang yang
memerlukan

Kompetensi Secara Akademis


Pernah

mengikuti pendidikan baik secara


formal maupun secara non formal seperti
pelatihan
Dapat ditunjukkan dengan hasil uji tertulis
maupun uji lisan.
Dapat diketahui oleh semua orang yang
memerlukan

Pelaksanaan pelatihan-pelatihan
Sangat diharapkan untuk meningkatkan
Kompetensi tenaga kerja konstruksi

Manfaat Kompetensi bagi


Tenaga Kerja Konstruksi
Mudah

mencari kerja
Kalau bisa diatur sistem upah yang
berbeda
Kalau bisa ada pembagian SHU jika
kontraktor lebih untung karena kinerja
mereka yang lebih baik

Manfaat Kompetensi bagi


Pengguna Tenaga Kerja Konstruksi
Mencegah

kegagalan pelaksanaan dalam

hal:
- Waktu
- Biaya
- Kualitas
- Funsional
- Kesehatan dan Keselamatan Kerja
- Keuntungan yang maksimal

Kegagalan adalah suatu kegiatan berbiaya tinggi

Konon akibat dari kegagalan konstruksi


dan kegagalan bangunan mengakibatkan
kerugian sekitar Rp. 7,68 trilyun dalam
sektor jalan pada Pelita VI yang lalu akibat
mutu dan pemanfaatan jalan yang
menyimpang (www.kimpraswil.go.id).

The works of Wiryanto Dewobroto_files

Komitmen Pemerintah
Pemerintah

menyatakan siap menghadapi liberalisasi


tenaga kerja yang akan diterapkan pada tahun 2009
Pembentukan Badan Nasional Sertifikasi Profesi
(BNSP), yang akan bertugas melaksanakan
sertifikasi kompetensi kerja bagi tenaga kerja
Indonesia.
Badan tersebut sebenarnya diharapkan sudah
beroperasi pada Februari 2005 [Kompas (2005)]
yang juga akan memberikan ujian tingkat akhir bagi
proses pelatihan yang dilakukan balai-balai pelatihan.

Komitmen Pihak Swasta


Melakukan

kerjasama dengan pihak universitas dalam


melaksanakan pelatihan untuk meningkatkan
kompetensi tenaga kerja
Beberapa produsen bahan bangunan juga siap
melakukan pelatihan bagi tenaga kerja konstruksi
yang akan memakai produk-produk mereka.
Bagi pihak kontraktor, pelatihan dapat dilakukan
dengan melakukan uji mockup yang melibatkan calon
tenaga kerja konstruksi yang akan melaksanakan
suatu pekerjaan terutama yang dianggap cukup rumit

Peran pihak swasta sangat


diharapkan untuk
meningkatkan kompetensi
tenaga kerja konstuksi

Uji mockup pra konstruksi di


lapangan dapat digunakan
sebagai sarana untuk
meningkatkan kompetensi
tenaga kerja konstruksi
terutama untuk pelaksanaan
pekerjaan yang rumit

Kompetensi oprator peralatan


juga perlu mendapat perhatian

Kendala di Lapangan

Kesiapan para stake holder dan para tenaga kerja


konstruksi sendiri untuk mendapatkan kompetensi
dalam rangka menghadapi era liberalisasi tenaga
kerja.
Bahasa bisa merupakan penghambat jika akan
melakukan sertifikasi secara internasional.
Beberapa tenaga kerja yang mengikuti pelatihan akan
mempunyai masalah keuangan jika upah dari tempat
asal bekerja dihentikan selama mengikuti pelatihan
tersebut.
Perbedaan pendapatan atau upah antara yang
bersertifikat dengan yang tidak bersertifitakat bisa bisa
menimbulkan konflik.

Kesimpulan

Dalam rangka menghadapi era liberalisasi tenaga kerja


tenaga kerja konstruksi harus mempunyai kompetensi
dan bersertifikat.
Kompetensi tenaga kerja konstruksi ditunjukkan secara
realitas, legalitas dan akademis.
Peningkatkan kompetensi tenaga kerja konstruksi
dilakukan lewat pelatihan-pelatihan.
Semua stake holder bidang konstruksi ambil bagian
dalam meningkatkan kompetensi tenaga kerja
konstruksi.
Sebaiknya ada sistem insentif seperti penggajian yang
berbeda atau sisa hasil usaha (SHU) jika kontraktor
untung lebih besar akibat kinerja tenaga kerja
konstruksi yang sangat baik

Memperlihatkan kejelekan yang harus


dihindari setara dengan memperlihatkan
kebaikan yang harus dicapai dalam suatu
proses pembelajaran.

SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai