Anda di halaman 1dari 12

The mechanical

Properties
Of Bituminous Mixtures
By. A. Setyawan

Introduction
Dua aspek yang perlu diperiksa sebagai
bahan analisa perkerasan adalah:

Load-deformation, stress-strain characteristics


Karakter material yang menentukan pola
keruntuhan
The mechanical performance of bituminous
mixtures

Dynamic stiffness
Permanent deformation
Fatigue characteristic

Dynamics Stiffness of
Bituminous Materials
Bitumen = Viscoelastic
Mixture component : Heterogen

Dua kategori stiffness:

Bitumen membuat campuran bersifat viscoelastis


Mineral componen mempengaruhi sifat elastic
Perbedaab komponen dan komposisi campuran
membuat prediksi menjadi sulit
Elastic stiffness pada suhu endah dan short loading
Viscous stiffnes pada temperature tinggi atau long
time loading

Stiffness diukur pada suhu dan loading time


tertentu

Prediksi stiffness
campuran
Jika pengukuran secara langsung tidak
mungkin dilakukan maka prediksi stiffness
pada suhu dan pembebanan tertentu dapat
dilakukan dengan prediksi
Input yang diperlukan adalah:

Stiffness modulus dari bitumen, Pa


Volume bitumen, %
Volume mineral aggregate

Nomogram Fig 15.1 dari Shell pada tahun 1977


atau dalam program Bands.2

Batasan prediksi
Stiffness

bitumen > 5 x 106, yaitu pada


stiffness yang tinggi yang
memungkinkan ada lalu lintas diatas
perkerasan

Permanent deformation
of bituminous materials
Dianalisa

pada low stiffness response <

5 MPa.
Stiffness dipengaruhi juga oleh:
aggregate grading, bentuk, texture dan
tingkat interlock (saling kunci) antar
aggregate serta metoda pemadatan. See
Fig. 15.2
Creep test digunakan untuk mengukur
deformasi bitumen mixture

Deformation behaviour

Deformasi tergantung dari temperature, See Fig. 15.3


Hubungan antara mix stiffness dan bitumen stiffness
membentuk MASTERCURVE yang tidak terpengaruh
oleh atribut yang lain.
Fig. 15.4 menunjukkan bahwa dengan kadar bitumen
tinggi terdapat hubungan yang lebih baik antara Smix
dan S bit,
Pengaruh dari bentuk aggregate disajikan pada Fig.
15.5
Hubungan antara Sbit dan Smix dapat dijadikan acuan
untuk menilai sifat deformasi dari campuran bitumen.
Test yang lebih canggih masih diperlukan

Prediksi permanen
deformasi

Merupakan hal yang sangat komplek karena


menyangkut beberapa faktor antara lain:
penyebaran beban pada roda, contact area dan
tekanan roda, distribusi beban roda, temperature,
temperature gradient tiap lapisan.
Prediksi dari Shell pavement Design Manual:
Rut Depth = cm x h x (Average stress/smix)
Perbedaan temperature gradien maka tipa lapisan
deform sesuai dengan temperature dan karakter
masing-masing, rut depth total merupakan
penjumlahan dari rut depth tiap lapisan

Fatigue
Characteristics
The phenomenon of fracture under
repeated or fluctuating stress having a
maximum value generally less then the
tensile strength of the materials
Tensile strains dari pavement akibat beban
roda yang dapat menyebabkan fatigue
antara 30 sampai 200 microstrains.
Fig. 15.6 menunjukkan hubungan antara
constant stress terhadap fatigue life pada
temperature bervariasi.

Strain Criterion
Fig 15.7 menunjukkan hbungan antara
strain dengan fatigue life.
Kriteria dari runytuh karena fatigue adalah
STRAIN, sedang temperature dan time of
loadin mempengaruhi stiffness.
Fatigue life secara umum dinyatakan
dengan:

Nf = c x (1/et) m

Prediksi

Prediksi dari
fatigue

dari fatigue life dapat dilakukan


dengan menggunkan Nomograph dari
Shell, Fig 15.8.
Hasil dari lab harus dikalibrasi untuk
dissuaikan dengan kondisi di lapangan.

Matur Nuwun..

Sampai jumpa di Trimester III

Anda mungkin juga menyukai