Oleh :
Lembar Pengesahan i
Daftar Isi ii
Ringkasan iii
Bab 1 Pendahuluan
1.1. Analisa Situasi ................................................... 1
1.2. Permasalahan Mitra ................................................... 4
Daftar Pustaka
Lampiran
ii
RINGKASAN
Indonesia yang asalnya adalah negara agraris dengan potensi kesuburan tanah dan luas
lautan yang lebih dari cukup, seharusnya menjadi pemain utama dalam pemenuhan
kebutuhan pangan dunia bukan malah menjadi pengimpor bahan pangan. Khususnya
Provinsi NTT terdiri dari banyak pulau, mata pencaharian utama masyarakatnya adalah
bertani, berkebun dan nelayan. Tetapi dengan penerapan teknologi yang minim,
menjadi salah satu kendala dalam optimalisasi produksi pangan. Salah satu produk
unggulan hasil laut adalah rumput laut, khususnya lokasi budidaya di Kabupaten
Kupang. Teknik yang diterapkan masih sangat tradisional sehingga hasil yang
diperoleh belum dapat memenuhi permintaan pasar nasional.
Penerapan teknologi sarana budidaya sistem rumpon rakit dari bahan bambu,
diharapkan dapat mengatasi masalah nelayan di masa tanam sampai dengan panen
seperti produksi tidak mencapai jumlah maksimal karena cukup banyak rumput laut
yang siap panen putus akibat peristiwa pasang surut, rumput laut mudah terkena
penyakit akibat sampah laut yang banyak hanyut ke pantai, waktu petani habis tersita
untuk kegiatan pemeliharaan mulai dari pagi hingga sore hari, serta akibat semakin
banyaknya masyarakat yang terlibat dalam kegiatan budidaya maka konflik akibat
perebutan lokasi potensial akan mudah terjadi.
Inovasi teknologi rakit rumpon apung rumput laut yang ditawarkan berdimensi 3 x 3 x
1 m atau 4 x 4 x 1 m untuk keperluan budidaya 50 kg bibit dengan kebutuhan luasan
lahan 9 m2 16 m2. Jika dibandingkan dengan teknik Long Line yang membutuhkan
luasan lahan 25 m2 - 50 m2. Teknik ini memiliki keunggulan dari segi efisisensi lahan,
optimalisasi produk dan efektifitas kerja sumber daya manusia. Diharapkan terdapat
peningkatan hasil dan mutu produk rumput laut, sehingga rumput laut di Provinsi NTT
dapat diperhitungkan di pasar nasional dan internasional.
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
panen putus akibat peristiwa pasang surut, rumput laut mudah terkena penyakit
akibat sampah laut yang banyak hanyut ke pantai, waktu petani habis tersita untuk
kegiatan pemeliharaan mulai dari pagi hingga sore hari, serta akibat semakin
banyaknya masyarakat yang terlibat dalam kegiatan budidaya maka konflik akibat
perebutan lokasi potensial akan mudah terjadi.
Salah satu teknik budidaya baru yang ingin diterapkan adalah Teknik
Kotak Rakit. Teknik ini ditawarkan dengan harapan dapat meningkatkan jumlah
produksi rumput laut NTT karena terjadi penambahan area budidaya,
meminimalkan jumlah rumput laut siap panen yang hilang, meminimalisir
kemungkinan penyakit pada rumput laut akibat sampah laut, meminimalisir waktu
pemeliharaan yang harus dilakukan oleh petani, serta dapat menjadi salah satu
solusi yang baik dalam mengatasi konflik perebutan lahan potensial budidaya.
Secara detail keuntungan yang dapat diperoleh adalah:
1. Teknik ini membutuhkan luas lahan yang jauh lebih kecil dari teknik long line.
Untuk budidaya 50 kg bibit hanya membutuhkan luasan 9-16m, jika
dibandingkan dengan teknik long line akan membutuhkan bidang seluas 25m
atau 50m. Ukuran rakit yang dipakai adalah 3 x 3 x 1 m atau 4 x 4 x 1 m.
2. Bahan untuk rangka kotak rakit terbuat dari bambu hutan yang banyak
ditemukan di wilayah NTT dan harganya jauh lebih murah dari bamboo jenis
lainnya. Diameter minimal yang biasa digunakan adalah 5 7 cm.
3. Rakit akan dilengkapi dengan jaring berukuran lubang - 1 inchi yang
berfungsi sebagai tempat hidup, penahan sampah laut dan ikan besar, serta
mencegah hanyutnya rumput laut. Karenanya hasil panen menjadi lebih
maksimal.
4. Karena kegiatan budidaya dilakukan pada area diluar pasangsurut yang
umumnya tidak terdapat banyak sampah laut maka, kegiatan pemeliharaan
berupa pembersihan rumput dari sampah laut tidak harus dilakukan setiap dan
sepanjang hari. Situasi ini memberikan waktu bagi petani untuk melakukan
aktivitas ekonomi lainnya atau untuk menjaga kesehatan dari akibat berendam
dalam air seharian tiap hari.
2
5. Bibit yang dibudidaya tidak diikatkan pada wadah apapun melainkan dibiarkan
bergerak bebas di dalam kotak jaring. Kemungkinan kontak langsung dengan
sinar matahari dalam waktu lama bisa dihindari karena adanya jaring penutup
yang membatasi gerak rumput laut pada arah vertical. Untuk pertumbuhan
rumput laut membutuhkan sinar matahari tetapi tidak boleh secara langsung
dalam waktu lama karena akan mengurangi mutu rumput laut yang dihasilkan.
Selain itu karena selalu berada di dalam air, tekstur rumput lautnya akan
menjadi lebih padat dan cenderung berwarna lebih gelap jika dibandingkan
dengan rumput laut yang selalu berada dipermukaan air laut. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rumput laut dengan tekstur padat dan berwarna gelap jika
dikeringkan akan memiliki karagenan yang lebih banyak dari pada yang padat
dan berwarna terang karena kandungan airnya yang banyak.
Dari sejumlah kelompok tani/nelayan yang bergelut di bidang budidaya
rumput laut di NTT tentu ada juga yang mampu bertahan dan berkembang lewat
sejumlah pembinaan / pendanaan baik dari pemerintah maupun swasta. Oleh karena
itu informasi dan teknologi dari mereka yang berhasil ini akan disosialisasikan
kepada beberapa kelompok nelayan (UMKM) melalui kegiatan ini.
Yang menjadi sasaran UMKM dalam rencana kegiatan ini adalah 2
kelompok usaha rumput laut di wilayah Bolok yaitu Kelompok Pantai Baru (10
nelayan) dan Kelompok Bolok Indah (10 nelayan). Umumnya para nelayan
memulai usahanya dari tahun 2000 dengan hasil produksi rata-rata pertahun 50 70
ton / kelompok. Wilayah ini memiliki lahan potensial untuk rumput laut seluas
450 Ha, namun dengan keterbatasan saat ini, lahan yang aktif digarap seluas 200
Ha atau 45 % dari lahan yang ada.
Kelompok-kelompok ini dipilih sebagai mitra dalam penerapan Ipteks
karena beberapa hal yang melatarbelakanginya, yaitu antara lain :
1. Adanya dukungan penuh dari Pemerintah Daerah setempat dan dinas-dinas
terkait untuk mengembangkan budidaya rumput laut sebagai produk unggulan
daerah.
2. Menjadikan kelompok-kelompok ini sebagai pilot project untuk dicontohi
wilayah-wilayah lain di Kabupaten Kupang dan NTT secara umum.
3
3. Wilayah yang luas dan jumlah petani yang tergabung dalam beberapa
kelompok memungkinkan diupayakannya penerapan teknologi rakit rumpon
untuk meningkatkan hasil produksi.
4. Organisasi kelompok yang cukup baik dan rasa kebersamaan yang terjalin
dalam kelompok untuk mengembangkan usaha mereka dirasakan akan
mendukung proses pengembangan usaha mereka apabila teknologi terapan ini
dapat semakin meningkatkan hasil panen rumput laut dan sekaligus
dikembangkan.
4
BAB 2
TARGET DAN LUARAN
Kegiatan ini akan membuat 10 (sepuluh) unit alat rakit kotak apung dari bahan
bambu, sehingga nantinya setiap kelompok Mitra mendapatkan 5 unit kotak rakit sebagai
produk contoh yang bisa langsung dipakai di lahan budidaya rumput laut.
Pembuatan unit kotak rakit apung Diskusi, Praktek dan Lokasi Mitra dan Lab.
1.
dari bahan bambu. Peragaan Konstruksi Politkenik
Unit rakit rumpon rumput laut yang akan dibuat nanti terbuat dari bahan bambu
yang sudah diawetkan secara kimiawi, jaring plastik dan pelampung dari bahan
botol bekas air mineral.
Dimensi rakit bisa dibuat dalam ukuran 3 x 3 x 1 m atau 4 x 4 x 1 m. Rangka rakit
bambu disambung dengan teknik pengikatan khusus dan dari bahan serat rami.
Jangkar untuk penambat rakit terbuat dari bahan beton atau besi bekas. Model
konstruksi rakit rumpon tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini.
5
Jaring
Pelampung
Rakit
Bambu
Jangkar
6
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
Kegiatan yang akan dilaksanakan dibagi dalam beberapa tahap yang dapat dirinci
berikut ini :
a. Tahap observasi dan penyiapan wilayah binaan,
Tahapan ini untuk meninjau kesiapan lokasi dan mitra nelayan untuk aplikasi
teknologi rakit apung. Termasuk mengurus perijinan dengan pihak pihak
terkait.
b. Tahap pengumpulan bahan
Bahan bahan untuk keperluan konstruksi rakit apung dipilih berdasarkan
kualitasnya dan dikumpulkan. Persiapan fasilitas kerja untuk produksi rakit
apung.
c. Tahap konstruksi rakit apung.
Aktivitas konstruksi rakit dilakukan di fasilitas workshop konstruksi jurusan
teknik sipil Politeknik Negeri Kupang. Ketersediaan peralatan yang lengkap
diharapkan dapat membantu terlaksananya pekerjaan ini.
d. Tahap uji coba rakit apung
Konstruksi rakit apung dibawa ke lokasi binaan untuk diujicoba aplikasinya di
kawasan budidaya rumput laut. Sekaligus penebaran benih untuk pertama kali
dan selanjutnya akan diobeservasi tingkat keberhasilan jenis konstruksi ini
selama 4 bulan.
e. Tahap transfer teknologi
Kelompok nelayan yang menjadi mitra akan diberi pembinaan secara berkala
untuk dapat membuat sendiri rakit apung, dimulai dari cara pemilihan bahan
baku, cara pembuatan sampai dengan cara pemeliharaannya. Nelayan mitra juga
akan diberi penyuluhan untuk teknik budidaya dan pemilihan produk rumput
laut yang sesuai dengan standar nasional.
7
BAB 4
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
UPT PpM Politeknik Negeri Kupang berperan dalam memfasilitasi Mitra dan
Tim Peneliti untuk melakukan kegiatan pengabdian sebagai salah satu Tri Darma
Perguruan Tinggi sekaligus melakukan monitoring terhadap kegiatan yang dilakukan
secara periodik.
Jenis keahlian / kepakaran yang diperlukan untuk menjamin berhasilnya kegiatan
ini secara kelembagaan UPT PpM Politeknik Negeri Kupang telah mempunyai tenaga
peneliti yang cukup yaitu meliputi ahli Rancang bangun yang berpengalaman dalam
budi daya rumput laut (Priska G. Nahak, ST., MT) dan bermitra dengan nelayan di
lokasi binaan, sehingga untuk keperluan konstruksi rakit ini dapat dijamin
pelaksanaannya. Hal ini didukung dengan ketersediaan peralatan laboratorium
konstruksi di Politeknik Negeri Kupang.
8
BAB 5
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
9
4 Sertifikat Pelatihan 10 Lbr 15.000,- 150.000,-
5 Cuci Cetak DIgital 1 Keg 250.000,- 150.000,-
6 Perijinan dan Materai 1 Keg 1.500.000,- 1.500.000,-
7 Kertas HVS 5 Rim 35.000,- 175.000,-
Jumlah 3 (Rp.) 8.725.000,-
Total Biaya Pelatihan =
Rp. 14.400.000 + Rp. 26.756.400,- + Rp. 8.725.000 + = Rp. 49.881.400,-
Terbilang : Empat Puluh Sembilan Juta Delapan Ratus Delapan Puluh Satu
Ribu Empat Ratus Rupiah
1 Observasi ke lokasi X
10
DAFTAR PUSTAKA
Cholik, F. 1991. Budidaya rumput laut Eucheuma Sp dengan rakit dan lepas
dasar.Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Badan Litbang Pertanian, Jakarta
Flores Pos, edisi 16 April 2004, Potensi Laut NTT Yang Melimpah.
Ismail, W, 1992. Budidaya rumput laut jenis algae merah. Makalah Aplikasi Teknologi
Kupang NTT, 2-3 Maret 1992
11
LAMPIRAN 1
A. IDENTITAS DIRI
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
SI S2
Nama Perguruan Tinggi Universitas Nusa Cendana, Kupang Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Bidang llmu Teknik Sipil Teknologi Bahan Bangunan
Tahun Masuk - Lulus 1994 - 2001 2006-2008
Judul Skripsi/Tesis Analisis Kadar Air Terhadap Berat Beton Non Pasir dengan Agregat Batu
Volume Kering, Tingkat Alam dari Sungai Lua (Batu Ape)
Pengembangan Bebas dan Nilai Kabupaten Kepulauan Talaud Sulawesi
CBR dari Tanah Kembang - Susut Utara
untuk Tanah Dasar Jalan
Nama Pembimbing 1. Ir. Dolly Karel 1. Ir. Kardiyono Tjokrodimuljo, MT
2. Ir. Hidayat Rizal 2. DR. Ir. Iman Satyarno, M.Eng
PENDANAAN
NO. TAHUN JUDUL PENEUTIAN
SUMBER JUMLAH (Juta Rp.)
1 2007 Teknis Pembuatan Sumur Resapan di Swadaya 4,00
Lingkungan Perkotaan
2 2008 Pengaruh Penambahan Fly Ash Pada Dana DEPDIKNAS, 7,95,00
Derajat Workability dan Sifat - Sifat Biro Perencanaan
Mekanik Beton Non Pasir dengan dan Kerjasama
Agregat ALWA (Artificial Lightweight Luar Negeri, 2008
Agregate) Asal Cilacap Jawa Tengah
3 2008 Evaluasi Penerapan Konsep Bangunan Dana DIPA 3,00
Tahan Gempa Pada Rumah Tinggal Yang Politeknik Negeri
Dibangun Oleh Masyarakat Di Kota Kupang 2008
Kupang
4 2009 Beton Non Pasir Dengan Agregat Kasar Dana DIPA 3,00
Asal Desa Takari Politeknik Negeri
Kupang 2009
5 2010 Analisa Sifat Fisik Dan Mekanis Beton Dana DIPA 4,5,00
Normal Dengan Bahan Tambah Mineral Politeknik Negeri
Abu Sekam Padi Kupang 2010
6 2010 Pemanfaatan Bahan Limbah Sekam Padi Dana DIPA 4,5,00
Sebagai Bio Briket Politeknik Negeri
Kupang 2010
7 2012 Analisis Sifat Fisik dan Mekanik Beton Dana DIPA 4,5,00
Non Pasir dengan Campuran Fly Ash Politeknik Negeri
Kupang 2012
PENDANAAN
NO. JUDUL ARTIKEL ILMIAH NAMAJURNAL VOLUME/
NOMOR/TAHUN
1 Beton Non Pasir Dengan Agregat Dari Batu Alam (Batu Civil Engineering Volume XIX/1
Ape) Sungai Lua Kabupaten Kepulauan Talaud Forum Jurusan Januari 2009,
Sulawesi Utara Teknik Sipil dan ISSN : 0854-1116
Lingkungan
Fakultas Teknis
Universitas
Gadjah Mada,
Yogyakarta
2 Analisis Kapasitas Dukung Dan Penurunan Jembatan Prosiding Edisi Pebruari
Akibat Pengurangan Panjang Pondasi Sumuran Pertemuan llmiah 2011,
Tahunan ISBN : 978-979-
Himpunan Ahli 96668-8-8
Teknik Tanah
Indonesia (HATTI)
3 Rehabilitasi dan Monitoring Kondisi Suatu Struktur Majalah Mitra, No.
Beton Dengan Memanfaatkan Teknologi Material Politeknik Negeri 12/K21.5/PK/2009.
Pintar Kupang April 2009
4 Pemanfaatan teknologi beton non pasir sebagai Saintek, Politeknik April 2009
alternatif untuk bahan bangunan dan perkerasan jalan Negeri Kupang
INSTITUSI PEMBERI
No. JENIS PENGHARGAAN TAHUN
PENGHARGAAN
1 Luius program Magister dengan predikat Universitas Gadjah Mada, 2008
Cum Laude Yogyakarta
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hah ternyata dijumpai ketidaksesuaian
dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan Hibah IbM Kelompok Petani Budidaya Rumput Laut di Pantai Bolok - Kupang NTT.
A. IDENTITAS DIRI
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
SI S2
Nama Perguruan Tinggi Universitas Katolik Widya Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Mandira, Kupang
Bidang llmu Teknik Sipil Pengelolaan Bencana Alam
Tahun Masuk - Lulus 1991 - 1 9 9 8 2006 - 2008
Judul Skripsi/Tesis Jumlah Alat Angkut dan Alat Muat Kajian Genangan Banjir Sungai Muke di
yang Paling Ekonomis Menurut Kabupaten TTS - Provinsi NTT dan
Teori Kesepadanan Upaya Pengendaliannya.
Nama Pembimbing 1. Ir. Laurensius Lulu, M.Eng 1. Dr. Ir. Istiarto, M.Eng
2. Dr. Ir. Bambang Yulistyanto
PENDANAAN
NO. TAHUN JUDUL PENEUTIAN
SUMBER JUMLAH (Juta Rp.)
1 2001 Jumlah Alat Angkut dan Alat Muat yang Dana DIPA 3,00
Paling Ekonomis Menurut Teori Politeknik
Kesepadanan. (dipublikasi) Negeri Kupang
2 2002 Tinjauan Mitigasi Bencana Gempa Terhadap Dana DIPA 3,00
Bangunan Pendidikan Bertingkat (Studi Politeknik
Kasus pada Gambar Rencana Denah
Negeri Kupang
Bangunan Gedung Sekolah Dasar Inpres
Bertingkat Maulafa Kupang), 2002
(Politeknik)
3 2003 Syarat Perencanaan Dinding Bangunan Dana DIPA 3,00
Bertingkat pada Daerah Rawan Gempa Politeknik
(Studi Kasus pada Gambar Rencana Negeri Kupang
Bangunan Ruko di Kelurahan Kuanino,
Kupang). (Dipublikasi)
PENDANAAN
NO. TAHUN JUDUL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
SUMBER JUMLAH (Juta Rp.)
1 2010 Pelatihan teknik pertukangan kayu Dana DIPA 10,00
(meubelair) untuk masyarakat di desa binaan Politeknik Negeri
desa Seki Kecamatan Amabi Oefeto Timur Kupang 2010
Kabupaten Kupang
2 2011 Pelatihan pembangunan jalan lingkungan di Dana DIPA 10,00
Desa Penfui Timur RT.06 RW. 02 Kecamatan Politeknik Negeri
Kupang Tengah Kupang 2011
3 2012 IPTEK bagi masyarakat Desa Penfui Timur Dana DIPA 10,00
yang mengalami kesulitan aksesibilitas jalan Politeknik Negeri
lingkungan Kupang 2012
4 2012 IbM Pembinaan KarangTaruna Kelompok Kemendiknas 50,00
Oebobo 2012
VOLUME/
No. JUDUL ARTIKEL ILMIAH NAMA JURNAL
NOMOR/TAHUN
1 Jumlah Alat Angkut dan Alat Muat yang Paling Mitra Edisi April No. 3 /
Ekonomis Menurut Teori Kesepadanan. 2003
2 Syarat Perencanaan Dinding Bangunan Bertingkat Mitra Edisi Desember
pada Daerah Rawan Gempa (Studi Kasus pada No. 2 / 2005
Gambar Rencana Bangunan Ruko di Kelurahan
Kuanino, Kupang).
3 Kajian Genangan Banjir Sungai Muke di Kabupaten Saintek Edisi Maret No. 2 /
TTS - Provinsi NTT dan Upaya Pengendaliannya. 2009
INSTITUSI PEMBERI
No. JENIS PENGHARGAAN TAHUN
PENGHARGAAN
1
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian
dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan Hibah IbM Kelompok Petani Budidaya Rumput Laut di Pantai Bolok - Kupang NTT.
(PRISKA
BIODATA ANGGOTA TIM PENELITI
A. IDENTITAS DIRI
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
SI S2
Nama Perguruan Tinggi Universitas Brawijaya Malang Universitas Brawijaya Malang
Bidang llmu Teknik Sipil Teknik Pengairan
Tahun Masuk - Lulus 1999 - 2003 2009-2011
Judul Skripsi/Tesis Pengaruh perlakukan tata guna Analisis pengaruh perubahan
lahan terhadap fluktuasi debit penggunaan lahan terhadap bahaya
reservoir PDAM Kota Kupang erosi dan desain bangunan pengendali
sedimen di DAS Oesapa Besar Kupang,
Provinsi NTT
Nama Pembimbing 1. Ir. Agus Suharyanto, Ph.D 1. Dr. Erik Suhartanto, ST., MT
2. Ir. H. Suroso, Ph.D 2. Dr. Ir. Pitoyo, MT
PENDANAAN
NO. TAHUN JUDUL PENEUTIAN
SUMBER JUMLAH (Juta Rp.)
1 2008 Pengujian Kekuatan Geser Tanah DIPA Politeknik 3,00
untuk Analisa dan Desain Jalan di Negeri Kupang
Kabupaten Timor Tengah Selatan
2 2009 Pengaruh Limpasan Air ke Badan DIPA Politeknik 4,75
Jalan di Jalan Fetor Funay Kota Negeri Kupang
Kupang
D. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
PENDANAAN
NO. JUDUL ARTIKEL ILMIAH NAMA JURNAL VOLUME/
NOMOR/TAHUN
1 Kajian Indeks Koefisien Analisa Biaya Pekerjaan Saintek TAHUN II. No.
Beton Bertulang sesuai Penerapan Rencana 1 Edisi Maret
Anggaran Pelaksanaan (RAP) 2009, ISSN :
1979-0511
INSTITUSI PEMBERI
No. JENIS PENGHARGAAN TAHUN
PENGHARGAAN
1 Lulus dengan predikat Cum Laude Universitas Brawijaya, Malang 2011
program Magister
2 Satya Lencana Karya Satya 10 tahun Pemerintah Indonesia 2003
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian
dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan Hibah IbM Kelompok Petani Budidaya Rumput Laut di Pantai B o l o k - Kupang NTT.
Gambaran IPTEKS
Jenis sarana yang akan dibuat di sini adalah rakit rumpon untuk budidaya rumput laut,
Bahan rangka terbuat dari bambu hutan yang sudah diawetkan dalam larutan formalin
dan jaring berbahan plastik. Pelampung dapat terbuat dari blok beton atau besi tua.
Maksud pemilihan jenis konstruksi ini adalah untuk meminimalisir rumput laut yang
hanyut oleh arus, mengurangi resiko serangan penyakit pada rumput laut akibat
bercampuran dengan sampah laut dan mengurangi perebutan lahan potensial untuk
budidaya jika dibandingkan dengan cara budidaya Long Line dan mengurangi waktu
pemeliharaan.
Konstruksi ini berdimensi 3 x 3 x 1 m dan 4 x 4 x 1 m.
Jaring
Pelampung
Rakit
Bambu
Jangkar
Lampiran 3.
Kegiatan Pengabdian ini akan dilaksanakan di Politeknik Negeri Kupang dan di Lokasi
Mitra (Pantai Bolok Kabupaten Kupang). Lokasi Mitra berjarak 45 Km dari kampus
Politeknik Negeri Kupang (seperti pada peta dibawah ini).
Lokasi Mitra
Lam pi ran 4
Bersama ini pula kami nyatakan dengan sebenarnya bahwa di antara industri kecil
sasaran dan Pelaksana Kegiatan Program IbM tidak terdapat ikatan kekeluargaan
dalam wujud apapun juga.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung
jawab tanpa ada unsur paksaan di dalam pembuatannya untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Dominggus Tupu
Surat Pernyataan Kesediaan Bekeriasama dari Mitra I K M
menyelesaikan permasalahan di industri/usaha kecil rumah tangga kami dan sudah pula
disepakati bersama sebelumnya. Ketua Tim Pengusul program IbM dimaksud adalah :
Bersama ini pula kami nyatakan dengan sebenarnya bahwa di antara industri kecil
sasaran dan Pelaksana Kegiatan Program IbM tidak terdapat ikatan kekeluargaan
dalam wujud apapun juga.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung
jawab tanpa ada unsur paksaan di dalam pembuatannya untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Imanuel Mau