STUDIO 1
PERENCANAAN WILAYAH BERBASIS TIK
PERENCANAAN BERDASARKAN POTENSI DAN MASALAH DI
KELURAHAN TAKATIDUNG
KELOMPOK 2
1. NANDA AGISTA NH (D0323002)
2. NURHIKMA (D0323010)
3. CRISTINA (D0323306)
4. HASNAWIAH (D0323309)
5. MASLAN (D0323502)
6. JANUARTO PAPPANG LANGI (D0323505)
7. YAYAT ALPRIADI (D0323303)
8. ANDIMAS MUKHADAM (D0323508)
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Tiada Tuhan yang pantas disembah kecuali
Allah,Syukur Alhamdullilah, atas berkat rahmat Allah Swt. yang telah berkenan memberikan
kami kesempatan dan kenikmatan untuk dapat menyelesaikan proposal “Perencanaan
Berdasarkan Potensi dan Masalah di Kelurahan Takatidung” ini dengan baik dan tanpa
kekurangan apapun.
Oleh karena itu, kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Dosen pengampu mata kuliah studio 1, yaitu Ibu Rahmiyatal Munaja,S.T.,M.Se, Ibu
Windy Septi Sintia,S.T.,M.T, Ibu Zul Asriana,S.T.,M.Si. yang telah mengajarkan dan
membimbing kami selama perkuliahan.
Orang tua, teman, serta sahabat yang telah membantu kelancaran dalam proses
pembuatan proposal ini.
Tiada ada kesempurnaan di dunia ini, kecuali kesempurnaan milik Allah Swt. semata.
Kami sebagai manusia hanya bisa membuka diri untuk senantiasa dikritik dan diberi saran yang
dapat membangun untuk memperbaiki dan menjadikanya lebih baik lagi. Semoga dengan
adanya proposal “Perencanaan Berdasarkan Potensi dan masalah di kelurahan Takatidung”,
dapat memberikan informasi lebih baik itu kepada mahasiswa, masyarakat, maupun pemerintah,
untuk senantiasa bersinergi guna bekerjasama membangun bangsa dan negara.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia termasuk salah satu negara yang kaya dengan sumber daya alam hayati
yang melimpah sehingga menjadi peluang dan tantangan bagi Pembangunan ekonomi
dimasa kini dan di masa depan. Meskipun memiliki peluang yang cukup benar, negara
Indonesia masih membutuhkan strategi dalam mengelola sumber dayanya. Sumber daya
ekonomi kelautan adalah termasuk sumber daya yang sangat berharga dan bernilai besar
bagi keberhasilan Pembangunan dan pendapatan negara Indonesia.
Dengan potensi Kawasan laut yang sangat luas, negara Indonesia memiliki
peluangyang cukup besar untuk mengelola sumber daya ekonomi kelautannya sehingga
mampu meningkatkan pendapatan dalam negeri. Sumber daya ekonomi kelautan berupa
non hayati (pertambangan, perhubungan laut, industri maritim, dan pariwisata Bahari)
dan sumber daya hayati seperti perikanan, rumput laut, dan Mutiara.
Antusias Masyarakat dalam melakukan pekerjaan budidaya rumput laut karena di
anggap sebagai peluang bisnis dan mata pencarian yang menjanjikan. Menurut penulis
walaupun budidaya rumput laut memiliki kemungkinan bisnis yang sangat menjanjikan
namun peluang ini hanya dilakukan oleh beberapa kalangan Masyarakat saja karena
beberapa faktor yaitu faktor cuaca, faktor infrastruktur, faktor produksi, dan sulitnya
lahan yang akan digunakan dalam pengelolahan rumput laut. Pada Masyarakat pesisir
penumbuhan Kembali pendapatan dengan berbagai usaha salah satunya dengan
membudidayakan rumput laut sebagai ladang usaha. Budidaya dan produksi rumput laut
yang semakin meningkat, selain memberi penghasilan bagi Masyarakat dan daerah, juga
dapat mendorong perekonomian Masyarakat pesisir setempat.
Usaha rumput laut maupun petani rumput laut menjadi peluang bisnis yang
menjanjikan dan menjadi mata pencarian sehari-hari bagi Masyarakat yang tertarik
menjadi petani rumput laut maupun pelaku usaha rumput laut. Dalam hal ini para pelaku
usaha rumput laut yang dilakukan di kelurahan Takatidung kecamatan Polewali
kabupaten Polewali Mandar terus berusaha mengembangkan dan membuktikan
keberhasilannya.
Setiap petani rumput laut mempunyai tanah pertanian di haruskan mengelolanya
agar tanah tersebut dapat menghasilkan sesuatu yang dapat dinikmatinya, sekaligus juga
agar kepemilikan tanah tersebut dapat terus menjadi milikinya. Maraknya usaha
pengolahan rumput laut dikalangan Masyarakat khususnya di kelurahan Takatidung
Kecamatan Polewali Kabupaten Polewali Mandar membuat beberapa Masyarakat
tertarik melakukan pekerjaan sebagai tani rumput laut maupun buruh rumput laut untuk
mata pencarian sehari-hari, namun pekerjaan ini tetap bergantung pada pengolahan
rumput laut. Tidak menutup kemungkinan, baik atau buruknya cara pengolahan rumput
laut, bisa saja berdampak pada pendapatan para pekerja tani rumput laut.
B. Tujuan Perencanaan
Perencanaan ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan perekonomian di
Kelurahan Takatidung dari bisnis budidaya/pengolahan rumput laut
C. Ruang Lingkup
a. Wilayah perencanaan
Wilayah tujuan dari studio ini adalah Kelurahan Takatidung. Batasan umum dari
ruang lingkup wilayah perencanaan ini mencakup kelurahan Takatidung secara
administratif.
Kelurahan takatidung terletak di kecamatam Polewali di pinggir kota Polewali
dangn luas 2.074,12 km2 dan berada di daerah dataran rendah dengan ketinggian
kurang lebih 2 meter di atas permukaan laut dan beriklim tropis. Secara geografis
batas wilayah Kelurahan takatidung berbatasan dengan:
Sebelah utara : kelurahan Darma
Sebelah Selatan : teluk mandar
Sebelah timur : kelurahan lantora
Sebelah barat : kelurahan pekkabata/kelurahan manding
Kelurahan Takatidung Kecamatan Polewali Kabupaten polewali MandarProvinsi
Sulawesi Barat memiliki 5 lingkungan yang terdiri dari
Lingkungan Kampung Pajala
Lingkungan Takatidung
Lingkungan Mangeramba
Lingkungan Alli-alli
Lingkungan Galung Latea
A. ASPEK PRODUKSI
Pengadaan dan Pemilihan bibit
Pengadaan peralatan tangkat
Pengadaan transportasi/alat angkut/media
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka lokasi yang dipilih untuk budidaya ini adalah
di……………………
2.3. Pemeliharaan
Pemeliharaan rumput laut berarti mengawasi terus menerus konstruksi sarana
budidaya dan tanamannya. Apabila ada kerusakan patok, jangkar, tali ris dan tali ris
utama disebabkan ombak yang besar, harus disegera diperbaiki. Pemeliharaan dilakukan
baik pada ombak besar maupun pada aliran laut tenang. Kotoran atau debu air yang
melekat pada tanaman harus selalu dibersihkan. Kotoran yang melekat dapat
mengganggu proses metabolisme sehingga pertumbuhan tanaman menurun. Beberapa
tumbuhan menempel yang merusak, seperti ulva, hypnea, chaetomorpha, dan
Enteromorpha dikumpulkan dan dibuang ke darat.
Beberapa jenis hewan herbivora pemangsa tanaman rumput laut adalah bulu babi,
ikan dan penyu. Serangan bulu babi dapat diatasi dengan cara diusir dari lokasi budidaya.
Lumut juga perlu disingkirkan karena menghalangi sinar matahari yang masuk sehingga
pertumbuhan akan terhambat.
Pemupukan tidak ada, untuk eucoeuma sp yang ditanam di perairan Pantai.
Kecuali umtuk budidaya rumput laut jenis gracilaria yang ditanam di tambak perlu
diberikan pemupukan. Untuk glacilaria yang ditanam ditambak pemupukan diberikan
secara teratur 15 hari sekali, yaitu sesaat setelah penggantian air. Pupuk yang digunakan
adalah campuran urea, TSP dan ZA dengan perbandingan 1 : 1 : 1 sebanyak 20 kg/ha
atau dengan perbandingan 2 : 1 : 1 sebanyak 100 kg/ha. Penggantian air tambak sebanyak
60% dilakukan setiap 15 hari sekali waktu bulan baru dan bulan purnama.
2.4. Penanam
Metode penanaman
Untuk penanaman rumput laut dikenal adanya beberapa metode :
1. Metode dasar
Pada metode ini bibit-bibit di ikatkan pada batu-batu karang yang kemudian
disebarkan pada dasar perairan. Cara ini sesuai untuk dasra perairan yang rata dan
tidak di tumbuhi karang dan tidak berpasir. Cara ini mudah, sederhana dan tidak
memerlukan sarana budidaya yang besar.
Metode ini jarang sekali digunakan karena belum diyakini keberhasilannya. Hal
ini mengingatkan persyaratan yang diperlukan adalah area yang terbuka terhadap
ombak dan arus dimana potongan-potongan batu karang yang kedudukannya sebagai
substrant yang kokohdan tidak terbawa oleh arus.
Di samping kesulitan mencari area penanaman, metode ini mempunyai kelemahan
antara lain : banyak bibit yang hilang terbawa ombak, tidak bisa dilaksanakan di
perairan yang berpasir, banyak mendapat gangguan/serangan bulu babi, dan
produksinya rendah.
2. Metode rakit apung
Penanaman dengan metode rakit ini menggunakan rakit apung yang terbuat dari
bambu berukuran antara (2,5x2,5) m2 persegi sampai (7x7) m2 tegantung pada
ketersediaan bahan bambu yang dipergunakan. Dalam usaha ini digunakan ukuran
7x7 m2. Untuk penahana supaya rakit tidak hanyut terbawa arus, digunakan jangkar
sebagai penahanan atau diikat pada patok kayu yang di ditancapkan di dasar laut.
Pemasangan tali dan patok harus memperhitungkan faktor ombak, arus, dan pasang
surut air. Metode rakit cocok untuk lokasi dengan kedalaman 60 cm. bahan-bahan
yang diperlukan adalah bibit tanaman, potongan bambu berdiameter 10 cm. potongan
kayu penyiku berdiameter 5 cm, tali rafia, tali ris berdiameter 4mm dan 12 cm, serta
jangkar dari besi, bongkah batu atau adukan semen pasir. Adapun tahap-tahap
penanamannya adalah sebagai berikut;