Hidup
Oleh:
2012
JALAN PANGERAN RATU, JAKABARING, PALEMBANG 30252
HALAMAN PENGESAHAN
Kami selaku guru pembimbing karya tulis ilmiah dari siswa SMAN Sumatera Selatan
(Sampoerna Academy) :
Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis yang dibuat oleh siswa tersebut di atas sudah
selesai dan siap diikut sertakan untuk mengikuti Lomba Kegiatan Ilmiah Tingkat SLTA se-
Kota Palembang 2012 yang diselenggarakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Sumatera Selatan.
Hari : Senin
Mengetahui,
Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah swt atas berkat rahmat dan hidayahNya,
sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan lancar. Tema yang kami
ambil dalam karya tulis ini yaitu “Pemerdayaan Masyarakat Pesisir”, sedangkan judul yang
kami angkat yaitu “Pemerdayaan Masyarakat Pesisir Pantai Dalam Rangka Meningkatkan
Kesejahteraan Hidup”. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak-
banyaknya kepada pihak-pihak yang telah mendukung kami dalam proses pembuatatn karya
ilmiah ini. Terutama untuk Pak Nanang Adi Prayitno sebagai Guru Pembimbing dan Ibu
Erma Retnowati sebagai Kepala SMAN Sumatera Selatan serat juga kepada guru-guru dan
teman-teman yang telah memberikan kami dukungan moril maupun materil.
Karya tulis ilmiah ini dibuat untuk menunjukkan perasaan kami sebagai murid SMA terhadap
masyarakat pesisir pantai yang masih hidup dibawah garis kemakmuran. Kami sadar bahwa
dalam penyusunan karya tulis ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, saran dan
masukan dari berbagai pihak yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi perbaikan
kami diwaktu yang akan datang.
Terima kasih.
Penulis
PEMERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR PANTAI DALAM RANGKA
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN HIDUP
Edo Setiawan
ABSTRAK
Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi sumberdaya laut yang
sangat besar dan melimpah. Selain itu negara Indonesia merupakan “Negara Bahari”
karena lebih dari tiga per empat atau lebih kurang 70 persen dari total wilayah negeri ini
adalah perairan. Tetapi sayangnya, potensi sumber daya laut yang melimpah tersebut tidak
diimbangi dengan pemerdayaan dan peningkatan kesejahteraan hidup bagi masyarakat
pesisir pantai secara maksimal. Hal tersebut dapat diketahui dari kehidupan para nelayan
serta masyarakat pesisir pantai yang masih dibawah garis kemakmuran. Berbagai upaya
telah dilakukan oleh pemerintah untuk berusaha meningkatkan tingkat kesejahteraan
masyarakat pesisir pantai yang masih dibawah garis kemakmuran, baik melalui pemberian
bantuan peralatan tangkap, kemudahan akses permodalan, maupun melalui program
pemberdayaan masyarakat pesisir. Dimana semua program tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kesejehteraan masyarakat pesisir. Akan tetapi tidak semua program tersebut
tepat sasaran dan hasil yang diperoleh belum sesuai dengan yang diharapkan. Masyarakat
pesisir pantai membutuhkan perubahan. Penelitian ini bertujuan memberikan upaya-upaya
dan kebijakan-kebijakan yang dapat dilakukan oleh masyarakat pesisir pantai maupun
pemerintah dalam peningkatan pemberdayaan masyarakat pesisir pantai diantaranya adalah
pemberian sosialisasi, pemberian pelatihan, pemberian modal dan pendampingan kepada
masyarakat yang dilakukan pemerintah secara berkelanjutan.
Kata Kunci : Potensi Sumber Daya Laut Indonesia, Kehidupan Masyarakat Pesisir
Pantai, Upaya Pemerdayaan Masyarakat Pesisir Pantai.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
…………………………………………………………………………………….. i
HALAMAN PENGESAHAN
……………………………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR
…………………………………………………………………………………… iii
ABSTRAK
…………………………………………………………………………………………………..
iv
DAFTAR ISI
………………………………………………………………………………………………..
v
DAFTAR TABEL
…………………………………………………………………………………………. vi
BAB I PENDAHULUAN
……………………………………………………………………………… 1
Pesisir
Pantai……………………………………………………………………………………………
. 8
BAB IV PENUTUP
………………………………………………………………………………………. 11
4.1
Kesimpulan……………………………………………………………………………………
…………. 11
4.2 Saran
…………………………………………………………………………………………………
……. 11
DAFTAR PUSTAKA
……………………………………………………………………………………. 12
DAFTAR TABEL
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah Negara Bahari. Kalimat itulah yang sangat sering didengung-dengungkan,
bahkan didengar semenjak kita masih kecil. Lantas terbayang bagaimana jayanya nenek
moyang kita menembus samudra, mengarungi lautan, memanfaatkan sumber daya kelautan
dan perikanan yang ada di dalamnya. Julukan Indonesia sebagai “Negara Bahari” bukanlah
hal yang berlebihan. Kenyataan menunjukkan, lebih dari tiga per empat atau lebih kurang 70
persen dari total wilayah negeri ini adalah perairan. Potensi wilayah pesisir dan lautan
Indonesia, terdiri dari Perairan Nusantara seluas 2.8 juta km2, Laut Teritorial seluas 0.3 juta
km2. Perairan Nasional seluas 3,1 juta km2, Luas Daratan sekitar 1,9 juta km2, Luas Wilayah
Nasional 5,0 juta km2, luas ZEE (Exlusive Economic Zone) sekitar 3,0 juta km2, panjang
garis pantai lebih dari 81.000 km dan jumlah pulau lebih dari 18.000 pulau (Sartika, 2010).
Di dalam wilayah lautan yang begitu luas, tersimpan potensi sumberdaya alam yang
melimpah, baik itu potensi sumber daya laut yang dapat diperbaharui maupun potensi
sumberdaya laut yang tidak dapat diperbaharui. Potensi sumberdaya laut yang dapat
diperbaharui itu sendiri seperti, perikanan laut yang luar biasa, baik dari segi kuantitas
maupun diversitas, potensi terumbu karang dan rumput laut sedangkan sumberdaya laut yang
tidak dapat diperbaharui seperti minyak bumi, mineral dan bahan tambang yang besar. Selain
wilayah kelautan memiliki sumber daya alam yang melimpah, wilayah kelautan pun dapat
dimanfaatkan sebagai sarana pariwisata bahari bagi para pengunjung baik yang berasal dari
dalam negeri maupun luar negeri atau yang lebih dikenal dengan sebutan turis.
Sayangnya potensi yang demikian besar tersebut belum diberdayakan secara optimal,
sehingga masyarakat pesisir di Indonesia masih berada dalam kondisi miskin, dengan kata
lain masih belum sejahtera. Begitu miskinnya maka masyarakat pesisir sering disebut
kelompok miskin diantara yang miskin (the poorest of the poor). Menurut data yang ada, 140
juta penduduk (60%) Indonesia tinggal di wilayah pesisir, 80% diantaranya bergantung pada
pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan (Sipahelut, 2009).
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah upaya
apa sajakah yang dapat dilakukan untuk memberdayakan masyarakat pesisir pantai.
1. a. Tujuan
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka tujuan dari karya tulis ini adalah mencari
dan mengetahui langkah-langkah ataupun upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
memberdayakan masyarakat pesisir pantai agar mampu meningkatkan kesejahteraan hidup
mereka.
1. b. Manfaat
Manfaat dari mengetahui langkah-langkah dan upaya yang dapat dilakukan untuk
memberdayakan masyarkat pesisir pantai adalah :
1) Bagi Penulis, sebagai media pembelajaran sehingga penulis dapat mengetahui bahwa
sebagian besar masyarakat pesisir pantai masih hidup dibawah garis kemakmuran padahal
Indonesia memilki potensi sumberdaya laut yang sangat melimpah guna meningkatkan
kesejahteraan hidup mereka.
2) Bagi Masayarakat, sebagai informasi sehingga mereka dapat megetahui bahwa laut
memiliki potensi yang sangat melimpah yang dapat mereka kelola demi kamakmuran dan
peningkatan taraf hidup serta masyarakat pun tahu khusunya masyarakat pesisir pantai
langkah-langkah dan upaya yang dapat mereka lakukan dalam proses pengelolahan laut
tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI
Wilayah laut Indonesia memilki potensi sumberdaya laut yang tergolong sangat melimpah.
Tersimpan potensi sumberdaya alam, terutama sumberdaya perikanan laut yang luar biasa,
baik dari segi kuantitas maupun diversitas. Potensi wilayah pesisir dan lautan lndonesia
dipandang dari segi perikanan meliputi, perikanan Laut (Tuna/Cakalang, Udang, Demersal,
Pelagis Kecil, dan lainnya) sekitar 4.948.824 ton/tahun, dengan taksiran nilai US$
15.105.011.400, Mariculture (rumput laut, ikan, dan kerang-kerangan serta Mutiara sebanyak
528.403 ton/tahun, dengan taksiran nilai US$ 567.080.000, Perairan Umum 356.020
ton/tahun, dengan taksiran nilai US$ 1.068.060.000, Budidaya Tambak 1.000.000 ton/tahun,
dengan taksiran nilai US$ 10.000.000.000, Budidaya Air Tawar 1.039,100 ton/tahun, dengan
taksiran nilai US$ 5.195.500.000, dan Potensi Bioteknologi Kelautan tiap tahun sebesar US$
40.000.000.000, secara total potensi Sumberdaya Perikanan Indonesia senilai US$
71.935.651.400 dan yang baru sempat digali sekitar US$ 17.620.302.800 atau 24,5 %.
Potensi tersebut belum termasuk hutan mangrove, terumbu karang serta energi terbarukan
serta jasa seperti transportasi, pariwisata bahari yang memiliki peluang besar untuk
dikembangkan (Kusumastanto, 2010).
Pesisir dari laut Indonesia memiliki cadangan minyak dan gas, mineral dan bahan tambang
yang besar. Dari hasil penelitian BPPT (1998) dari 60 persen potensi minyak yang
terkandung dalam alam Indonesia, sekitar 70 persen atau sekitar 40 persen potensi tersebut
terdapat di laut. Dari 40% potensi itu 10% telah diteliti secara intensif, 11% baru diteliti
sebagian, sedangkan 29% belum terjamah. Diperkirakan 40% minyak gas laut itu berpotensi
menghasilkan 106,2 miliar barel setara minyak, namun baru 16,7 miliar barel yang diketahui
dengan pasti, 7,5 miliar barel di antaranya sudah dieksploitasi. Sedangkan sisanya sebesar
89,5 miliar barel berupa kekayaan yang belum terjamah. Cadangan minyak yang belum
terjamah itu diperkirakan 57,3 miliar barel terkandung di lepas pantai, yang lebih dari
separuhnya atau sekitar 32,8 miliar barel terdapat di laut dalam. Sementara itu untuk
sumberdaya gas bumi, cadangan yang dimiliki Indonesia sampai dengan tahun 1998
mencapai 136,5 Triliun Kaki Kubik (TKK). Cadangan ini mengalami kenaikan bila
dibandingkan tahun 1955 yang hanya sebesar 123,6 Triliun Kaki Kubik. Sedangkan Potensi
kekayaan tambang dasar laut seperti aluminium, mangan, tembaga, zirconium, nikel, kobalt,
biji besi non titanium, vanadium, dan lain sebagainya yang sampai sekarang belum
teridentifikasi dengan baik (Kusumastanto, 2010).
1) Periode inisiasi, yakni introduksi kebijakan dan penggalangan partisipasi, serta perintisan
kelembagaan sesuai dengan potensi dan kebutuhan masyarakat sasaran,
2) Periode institusionalisasi, yakni proses lanjutan dari periode inisiasi berupa penguatan
kelembagaan ekonomi masyarakat, baik secara organisasi maupun tatalaksana, dan
Program-program pemerintah ini pun telah banyak dicantumkan dalam peraturan yang
bersifat global seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004
Tentang Perikanan dan Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil merupakan awal fase baru pengembangan wilayah laut dan
pesisir untuk kepentingan masyarakat, terutama masyarakat pesisir untuk meningkatkan
kesejahteraannya (Arif, 2009).
wisata bahari
3. Dana bergulir Nelayan yang bergerak dalam Dinas Perikanan dan Kelautan.
wisata bahari
4. Pembinaan Program pembinaan Pembiayaan yang ditangani
manajemen khusus untuk para pengelola oleh Dinas Perikanan dan Kelautan.
usaha, mutu dan
pemasaran
hasil perikanan
5. Peningkatan Program pembinaan khusus Tidak ada dana khusus untuk
untuk para pengurus
kemampuan pembinaan ini, sehingga
Koperasi
organisasi program pembinaan
(Sartika, 2010)
BAB III
1PEMBAHASAN
Pesisir Pantai
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memiliki potensi laut yang besar dan
melimpah tetapi belum dimanfaatkan secara maksimal. Nyatanya, masih banyak masyarakat
pesisir pantai yang hidup dibawah garis kemakmuran. Oleh Karena itu, diperlukannya
langkah-langkah, upaya serta kebijakan-kebijakan yang konkret yang dapat dilakukan dalam
rangka memberdayakan masyarakat pesisir pantai agar mampu meningkatkan taraf hidup
mereka. Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pemerdayaan masyarakat pesisir
pantai tersebut dapat dilakukan dengan cara antara lain :
1. Sosialisasi (Penyuluhan)
Dalam upaya sosialisasi atau penyuluhan, peneliti menyarakan untuk mengadakan program
“sosialisasi” ini karena sebagai suatu sarana dan media penyadaran bagi para masyarakat
khususnya masyarakat pesisir pantai, bahwa laut itu merupakan suatu aset yang sangat
penting. Dengan sosialisasi tersebut masyarakat dapat mengetahui serta menyadari bahwa
laut memilki potensi yang sangat melimpah terutama untuk meningkatkan kesejahteraaan
hidup yang mereka miliki apabila mereka dapat memanfaatkan dan mengelola laut serta
sumber daya alam yang didalamya secara maksimal baik itu pengelolaan berupa ikan,
terumbu karang, rumput laut, dan minyak bumi.
Selain itu, masyarakat pesisir pantai pun dapat memanfaatkan pantai dengan membuat sebuah
tempat pariwista dan penginapan untuk para pengunjung serta turis yang datang. Dengan
pembuatan tempat pariwisata bahari dan penginapan, para masyarakat pesisir pantai dapat
menciptakan sebuah usaha dan mendapatkan sebuah pendapatan yang berguna untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Tetapi, peneliti pun menyarankan pengelolaan
dan pemanfaatan kelautan bagi sumber kehidupan guna meningkatkan pemerdayaan dan taraf
hidup masyarakat pantai harus juga diimbangi dengan menjaga lingkungan laut agar tidak
rusak dan ekosistem serta habitat yang ada didalam laut tidak terganggu. Kita sebagai
pengelola harus tetap menjaga kelestarian serta keberlangsungan habitat, lingkungan,
ekosistem serta species seperti ikan dan terumbu karang yang ada di dalam laut itu sendiri.
1. Pemberian Pelatihan
Pengetahuan merupakan sesuatu yang sangat penting. Dengan pengetahuan yang dimilikinya
tersebut diharapkan nelayan serta masyarakat pesisir pantai lainnya dapat meningkatkan
kualitas serta pengelolaan baik berupa daging ikan, rumput laut, terumbu karang maupun
tempat pariwisata bahari bagi para pengunjung yang berasal dari dalam negeri maupun luar
negeri guna meningkatkan taraf hidup mereka. Pemberian pengetahuan ini dapat berupa
pemberian pelatihan bagaimana cara pengelolaan rumput laut, pembuatan kerajinan rumput
laut sebagai inovasi yang baru, pelatihan pemeliharaan terumbu karang karena sebagaimana
yang kita tahu terumbu karang mempunyai nilai jual dan terumbu karang pun juga
merupakan tempat tinggal untuk kebelangsungan hidup ikan dilaut, pemberian pelatihan
pengelolahan ikan yang tidak menggunakan bahan pengawat yang tidak berbahaya sehinggta
kualitas daging ikan itu pun sendiri tetap terjaga.
1. Pemberian Modal
Pemerintah dapat memberikan modal sebagai modal awal bagi para masyarakat pesisir pantai
yang berguna untuk membantu proses pengelolahan potensi sumberdaya laut itu sendiri.
Dengan modal tersebut pun, masyarakat pesisir pantai dapat membuat sebuah koperasi yang
dikelola oleh masyarakat sehingga dengan pembangunan koperasi tersebut para masyarakat
pesisir pantai dapat mendapatkan dana ataupun modal dengan cepat dan efektif. Tetapi
dibalik semua itu, apabila pengeloaan potensi laut berhasil dengan dana yang dipinjamkan
oleh koperasi, masyarakat pesisir pantai harus mengembalikan uang yang mereka pinjam
kepada koperasi agar hal ini dapat berlangsung secara berkelanjutan dan dapat berkembang.
“Pendampingan secara berkelanjutan” ini dapat berupa pengontrolan serta pengawasan dari
dana ataupun pelatihan yang diberikan. Pendampingan yang dilakukan oleh pemerintah kota,
pemerintah setempat ataupun lembaga-lembaga yang memilki kewenangan seperti Dinas
Kelautan dan Perikanan harus dilaksanakan secara berkelanjutan agar program ini dapat
berjalan dengan baik. Pendampingan secara berkelanjutan ini bertujuan yaitu memastikan
bahwa program dan kebijakan yang telah diambil dan dilakukan berjalan dengan baik dan
dapat berkembang.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasakan paparan dan penjelasan yang tertera di atas dapat kita simpulkan bahwasannya
sebagian besar masyarakat pesisir masih hidup dibawah garis kemakmuran. Bahkan karena
begitu miskinnya maka masyarakat pesisir sering disebut kelompok miskin diantara yang
miskin (the poorest of the poor). Padahal potensi laut yang dimiliki oleh Indonesia sangat
melimpah baik berupa potensi sumberdaya laut yang dapat diperbaharui seperti, perikanan
laut yang luar biasa, baik dari segi kuantitas maupun diversitas, potensi terumbu karang dan
rumput laut. Sama halnya dengan potensi sumber daya laut yang tidak dapat diperbaharui pun
melimpah seperti, minyak bumi, mineral dan bahan tambang yang besar. Selain itu, laut
Indonesia pun berpotensi sebagai tempat pariwisata bahari yang dapat dimanfaatkan
masyarakat pesisir pantai guna meningkatkan taraf hidup mereka.
Oleh karena itu upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk pemerdayaan
masyarakat pesisir pantai guna meningkatkan taraf hidup mereka antara lain dengan
melakukan sosialisasi yang diharapkan meraka akan menyadari potensi besar yang dimiliki
laut itu sendiri. Pemerintah pun dapat memberikan pelatihan, pemberian modal, dan
pendampingan secara berkelanjutan agar program yang telah dilaksanakan berjalan dengan
baik dan dapat berkembang guna meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat pesisir
pantai.
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Karsidi, Ravik. 2011. Pemerdayaan Masyrakat Nelayan Kecil. Aditya Media Publishing:
Malang.
Sartika, Ika. 2010. Evaluasi Kebijakan Pemberdayaan Nelayan. Institut Pemerintahan Dalam
Negeri, Jakarta.
Arif, Ainul. 2009. Pengaturan Hukum Dalam Mewujudkan Pengelolaan Wilayah Pesisir
Yang Berbasis Masyarakat. Universitas Diponegoro, Semarang.
Sipahelut, Michel. Budy Wiryaman. Tri Wiji Nurani. 2009. Analisis Pemberdayaan
Masyarakat Nelayan. Universitas Sumatra Utara, Medan.