Anda di halaman 1dari 7

Nama : Sugiharto Administrasi Publik 2018

NIM : 14020118130088
Kelas : 01 (Senin 12.20 B301)

A. Analisis beberapa aspek mengenai Karimun Jawa dan menganalisis solusi


keberlanjutan kedepannya bagi Karimun Jawa
Taman Nasional Karimunjawa terdiri 27 gugusan pulau baik pulau besar maupun pulau
besar, dimana terdapat beberapa pulau yakni, Pulau Karimun Jawa, Pulau Kemujan, Pulau
Menjangan Besar, Pulau Menjangan Kecil, Pulau Nyamuk, Pulau Penyawakan, Pulau Cemara
Kecil, Pulau Cendekian, Pualu Kembar, dan lain-lain. Taman Nasional Karimun Jawa
merupakan wilayah administrastif Kecamatan Karimun Jawa, Kabupaten Jepara yang terdiri
dari empat desa, yakni Desa Karimun Jawa (1502 KK), Desa Kemujan (764 KK), Desa
Parang(453 KK), dan Desa Nyamuk (226 KK) berdasarkan data BPS 2018.
1. Aspek Ekologi

Taman Nasional Karimunjawa memiliki luas kawasan sebesar 111.625 km2 dengan rincian
Wilayah daratan di Pulau Karimunjawa yang berupa ekosistem hutan hujan tropis dataran
rendah sebesar 1.285,50 km2, wilayah daratan di Pulau Kemujan yang berupa ekosistem hutan
mangrove 222,20 km2, wilayah perairan (Dalam perkembangannya kawasan ini ditetapkan
sebagai kawasan pelestarian alam (KPA) berdasarkan Surat Keputusan Menhut No.
74/KptsII/2001 tanggal 15 Maret 2001.) sebesar 110.117,30 km2. Dalam kawasan Taman
Nasional Karimunjawa terdapat 5 ekosistem, yakni ekosistem hutan hujan tropis dataran
rendah, ekosistem mangrove, ekosistem, pantai, ekosistem padang lamun, dan ekosistem
terumbu karang. Dalam perkembangan Taman Nasional Karimun Jawa untuk menunjang
beberapa kegiatan pariwisata, pendidikan, penelitian, budidaya, konservasi, dan rekreasi.
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal PHKA No. SK 28/IVSET/2012 tentang
Zonasi Taman Nasional Karimunjawa. Kawasan Taman Nasional Karimunjawa dibagi dalam
9 kawasan, yakni
1) Zona Inti

Dalam zona merupakan pengunaan mutlak bagi pelestarian dan perlindungan flora dan
fauna serta satwa liar untuk kegunaan penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan, dan
konservasi. Kegiatan memanfaatkan sumber daya yang ada di zona ini dilarang. Zona inti di
kawasam Taman Nasional Karimunjawa seluas 444,629km2 terdapat sebagian perairan Pulau
Kumbang, Taka Menyawakan, Taka Malang, dan Tanjung Bomang.
2) Zona Rimba

Dalam zona diperuntukkan bagi kegiatan pengawetan dan pemanfaatan sumber daya
alam dan lingkungan alam bagi kepentingan penelitian, pendidikan konservasi, wisata
terbatas, habitat satwa migran dan menunjang budidaya serta mendukung zona inti. Zona rimba
dalam kawasan Taman Nasional Karimunjawa seluas 1.451,767 km2 dan terdapat pada Hutan
Hujan Tropis Dataran Rendah di Pulau Karimunjawa dah Hutan Mangrove di Pulau
Kemujan(tanpa areal Legon Lele, areal trekking mangrove dan areal makam Sunan
Nyamplungan)
3) Zona Perlindungan Bahari

Dalam zona ini, kegiatan yang dapat dilakukan adalah kegiatan perlindungan
dan pengamanan; inventarisasi dan monitoring sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya; pengembangan penelitian, pendidikan, wisata alam terbatas, pemanfaatan
jasa lingkungan dan kegiatan penunjang budidaya; pembinaan habitat dan populasi dalam
rangka peningkatan keberadaan populasi kehidupan liar;pembangunan sarana dan prasarana
sepanjang untuk kepentingan penelitian, pendidikan dan wisata alam terbatas.
Zona ini memiliki luas sebesar 2.599,770km2 yang berada di Perairan Pulau Sintok,
Gosong Tengah, Pulau Bengkoang bagian utara, Pulau Cemara Besar bagian selatan, Pulau
Cemara Kecil bagian utara, Pulau Geleang, Pulau Burung, perairan selatan Pulau Menjangan
Kecil, timur Pulau Nyamuk, Perairan Karang Kapal, Karang Besi bagian selatan, Krakal Besar
bagian utara, Gosong Kumbang,Pulau Kembar dan Gosong Seliku

4) Zona Pemanfaatan Darat


Zona yang dikembangkan untuk kepentingan kegiatan wisata alam baik bahari
maupun wisata alam lainnya, rekreasi, jasa lingkungan, pendidikan, penelitian dan
pengembangan yang menunjang pemanfaatan, kegiatan penunjang budidaya.
Kegiatan yang diperbolehkan adalah kegiatan perlindungan dan pengamanan; inventarisasi
dan monitoring sumber daya alam hayati dan ekosistemnya; penelitian dan pengembangan
pendidikan dan penunjang budidaya;pengembangan potensi dan daya tarik wisata alam;
pembinaan habitat dan populasi; pengusahaan pariwisata alam dan pemanfaatan jasa
lingkungan; pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan, penelitian, pendidikan, wisata
alam dan pemanfaatan jasa lingkungan.
Dalam zona ini memiliki luas sebesar 55,933km2 yang terdapat di Pulau Menjangan
Kecil, Pulau Cemara Besar, areal Legon Lele, areal trekking mangrove, areal Nyamplung Raga

5) Zona Pemanfaatan Wisata Bahari


Dalam zona memiliki luas sebesar 2.733,735 km2 yag terdapat Perairan Pulau
Menjangan Besar, perairan Pulau Menjangan Kecil, perairan Pulau Menyawakan, perairan
Pulau Kembar, perairan Pulau Tengah, perairan sebelah timur Pulau Kumbang, perairan Pulau
Bengkoang bagian selatan, Indonor dan perairan Pulau Cemara Besar bagian utara, perairan
Tanjung Gelam, Perairan Pulau Cemara Kecil bagian utara, perairan Pulau Katang, perairan
Krakal Besar bagian selatan, perairan Krakal Kecil, perairan Pulau Cilik

6) Zona Budidaya Bahari


Zona yang diperuntukan mendukung kepentingan budidaya perikanan seperti
budidaya rumput laut, karamba jaring apung dan sebagainya oleh masyarakat setempat
dengan tetap memperhatikan aspek konservasi
Kegiatan yang diperbolehkan adalah budidaya rumput laut, karamba jaring apung
dan sebagainya. Dalam zona ini memliki luas sebesar 1370,729km2 yang terdapat pada Perairan
Pulau Karimunjawa, perairan Pulau Kemujan, perairan Pulau Menjangan Besar, Perairan,
Pulau Parang dan perairan Pulau Nyamukperairan Pulau Karang Besi bagian utara

7) Zona Religi, Budaya dan Sejarah


Zona yang diperuntukan untuk melindungi nilai-nilai hasil karya budaya, sejarah,
arkeologi, maupun keagamaan, sebagai wahana penelitian, pendidikan dan wisata alam
sejarah, arkeologi dan religius.
Kegiatan yang diperbolehkan adalah kegiatan perlindungan dan pengamanan;
pemanfaatan wisata alam, penelitian, pendidikan dan religi, penyelenggaraan upacara adat
atau upacara keagamaan; pemeliharaan situs budaya dan sejarah serta keberlangsungan
upacara. Upacara ritual keagamaan/adat yang ada. Dalam zona ini memiliki luas sebesar
0,859km2 yang terdapat pada areal Makam Sunan Nyamplungan di Pulau Karimunjawa

8) Zona Rehabilitasi
Zona yang diperuntukkan untuk kepentingan pemulihan kondisi ekosistem
terumbu karang yang telah mengalami kerusakan ≥ 75%.
Kegiatan yang diperbolehkan adalah kegiatan rehabilitasi guna pemulihan
Statistik Balai TN Karimunjawa Tahun 2016, ekosistem di zona ini dan kegiatan monitoring
hasil pelaksanaan rehabilitasi; kegiatan pendidikan, penelitian, pengembangan pendidikan
dan penunjang budidaya; pembinaan habitat dan populasi. Dalam zona ini memiliki luas
sebesar 68,329 km2yang terdapat Perairan sebelah timur Pulau Parang, perairan sebelah timur,
Pulau Nyamuk, perairan sebelah barat Pulau Kemujan dan perairan sebelah barat Pulau
Karimunjawa

9) Zona Tradisional Perikanan


Zona yang diperuntukan untuk kepentingan pemanfaatan perikanan yang sudah
berlangsung turun temurun oleh masyarakat setempat secara lestari dengan menggunakan
sarana prasarana penangkapan yang ramah lingkungan.
Kegiatan yang diperbolehkan adalah perlindungan dan pengamanan; inventarisasi dan
monitoring potensi jenis yang dimanfaatkan masyarakat; pembinaan habitat dan populasi;
penelitian dan pengembangan; aktivitas pemanfaatan perikanan menggunakan sarana
prasarana penangkapan yang ramah lingkungan. Dalam zona memiliki luas sebesar
2.899,249km2 yang terdapat di seluruh perairan di luar zona yang telah ditetapkan yang berada
di dalam kawasan Taman Nasional Karimunjawa.

B. Aspek Konservasi
Dalam kawasan Taman Nasional Karimun terdapat beberapa jenis fauna dan flora baik
endemik maupun non-endemik, salah satunya melestarikan penyu hijau dan penyu sisik serta
penyu lekang di Pulau Geleang dan perairan Kemujan. Upaya pelestarian penyu sisik dan
penyu hijau dilakukan dengan menciptakan penetasan semi alami di Legon Lele. Upaya
konservasi pelestarian terumbu karang di perairan Karimunjawa dilakukan mencegah
kerusakan dan eksploitasi oleh manusia maupun lingkungan, seperti pemutihan terumbu
karang yang terumbu karang pucat dan mati akibatnya kondisi lingkungan buruk serta
konservasi biota laut di beberapa zona perairan Karimunjawa seperti pelarangan menangkap
ikan di zona inti di Kawasan Taman Nasional Karimun Jawa.
C. Aspek Ekonomi

Dengan keberadaan kawasan Taman Nasional Karimunjawa, masyarakat Kecamatan


Karimunjawa, Jepara menerima imbas dari melonjak antusias wisatawan baik domestik dan
mancanegara serta para peneliti untuk mengunjungi Taman Nasional Karimunjawa yang
berdampak menambahnya mata pencaharian masyarakat Karimunjawa yang sebagian besar
nelayan, akhir-akhir ini mulai mendirikan penginapan (homestay), restoran, penjual
cenderamata, jasa angkutan transportasi, dan lain-lain yang menandakan pertumbuhan
ekonomi masyarakat Karimunjawa.
D. Aspek Objek Wisata

Kawasan Taman Nasional Karimunjawa yang terdiri dari gugusan kepulauan dengan 5
ekosistem yang berbeda menciptakan keunikan tersendiri bagi Karimunjawa. Manajemen
pengelolaan pesisir yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara,
Balai Taman Nasional Karimunjawa, dan masyarakat Karimunjawa yang memanfaatkan
beberapa kenampakan alam dan konservasi flora dan fauna di Karimunjawa menjadi objek
wisata yang menarik para wisatawan, seperti Pantai Ujung Gelam, Pantai Legon Lele,
Penangkaran Ikan Hiu di Pulau Menjangan Besar, Hutan Mangrove di Pulau Kemujan, Alun-
alun Karimunjawa, dan lain-lain. Beberapa objek wisata di Karimunjawa sudah dilengkapi oleh
fasilitas-fasilitas, seperti penginapan, kesehatan, keuangan, jalan, internet, dan layanan listrik
24 jam.
E. Aspek Aksesbilitas

Kawasan Taman Nasional Karimunjawa terletak 90 km utara dari Kota Jepara. Akses
kawasan taman nasional tersebut dapat ditempuh dengan 2 moda transportasi, yakni moda
transportasi laut dan moda transportasi udara. Moda transportasi laut dapat ditempuh melalui
Pelabuhan Kartini Jepara menuju ke Karimunjawa mengunakan KM Siginjai dan KMC Bahari
Express dengan waktu perjalanan 5 jam lebih, layanan penyeberangan ke Karimunjawa hanya
tersedia hari senin, rabu, jumat, minggu. Sedangkan, moda transportasi udara dapat ditempuh
dari Bandara Ahmad Yani Semarang dengan keberangkatan ke Bandara Dewandaru
Karimunjawa , layanan penerbangan hanya tersedia hari selasa, rabu, jumat, dan minggu.
Untuk mengakses kawasan Taman Nasional Karimunjawa juga ditentukan oleh kondisi cuaca.

Dari beberapa aspek, upaya konservasi Taman Nasional Karimunjawa perlu dilakukan
secara berkelanjutan oleh stakeholder baik Pemerintah Daerah yakni berwenang Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara, Balai Taman Nasional Karimunjawa, dan
masyarakat Karimunjawa, seperti Upaya perlindungan ini diwujudnyatakan melalui berbagai
kegiatan pengamanan kawasan yang dilakukan secara pre-emtif, preventif, dan represif.
Kegiatan pengamanan yang dilakukan di kawasan Taman Nasional Karimunjawa adalah
patroli rutin, Operasi Pengamanan Fungsional Darat, Operasi, Pengamanan Fungsional
Perairan, Operasi Gabungan dan pelaksanaan Patroli Bersama bersama Masyarakat Mitra
Polhut. Secara umum, gangguan yang dihadapi di kawasan konservasi adalah berupa
pendudukan kawasan hutan walaupun masih terbatas secara administratif, pencurian hasil
hutan dan pengambilan satwa dilindungi Balai Taman Nasional Karimunjawa telah
melakukan upaya patroli, operasi pengamanan hingga penindakan hukum terhadap pelaku
tindak pidana kehutanan. Disisi lain dari semua stakeholders mempertimbangkan kapasitas
Karimunjawa sebagai objek wisata guna menjaga kelestarian Kawasan Taman Nasional
Karimujawa.

Pemberian pemahaman masyarakat untuk arif dan bijaksana mengeksploitasi sumber daya
ada di Taman Nasional Karimunjawa serta memberikan penyuluhan kepada masyarakat
mengenai hak dan kewajiban masyarakat di dalam Taman Nasional Karimunjawa. Penerapan
zona-zona pesisir di Karimunjawa perlu diterapkan secara berkelanjutan sehingga wilayah
pesisir tidak hanya berfungsi sebagai rekreasi tetapi sebagai wilayah konservasi, penelitian,
pengembangan ilmu pengetahuan, dan pemanfaatan sumber daya. Pemerintah meningkatkan
pelayanan penerbangan dan pelayaran untuk mengakses Taman Nasional Karimunjawa untuk
memenuhi keinginan wisatawan yang tinggi ke Karimunjawa.

2. Analisis hubungan Pemerintah Daerah, Balai Taman Nasional Karimunjawa, dan


Masyarakat.
a. Pemerintah Daerah

Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Jepara memiliki tugas dan fungsi khususnya mengelola Karimunjawa yakni:

Tertuang dalam ” PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG


KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA
DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN JEPARA ”

PASAL 4

TUGAS

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan Urusan
Pemerintahan Bidang Pariwisata dan Kebudayaan yang menjadi kewenangan Daerah dan
Tugas Pembantuan yang diberikan kepada Kabupaten.

PASAL 5

FUNGSI

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan mempunyai fungsi :

1. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;


2. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
3. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
4. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
5. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan
fungsinya.

Beberapa kegiatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara, yakni


1. Pengembangan Sarana dan Prasarana Pariwisata
Pengembangan sarana dan prasarana dibagi 2 yakni pengembangan sarana dan
prasarana utama atau sarana dan prasarana penunjang.Sarana dan parasarana yang utama dari
kepariwisataan yaitu berupa hotel, rumah makan, biro perjalanan dan pariwisata. Kami selaku
pembina dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sendiri hanya bisa memberi pembinaan dan
pengawasan kepada pengusaha hotel, rumah makan agar mereka meningkatkan fasilitas dan
mutu pelayanan bagi para pelanggan mereka.
2. Upaya Pengelolaan Objek dan Daya Tarik Wisata
Program pengembangan obyek dan daya tarik wisata tersebut antara lain, pembinaan
dan pengembangan kepada masyarakat dalam menciptakan cenderamata sebaai produk
unggulan, melakukan upaya peningkatan kualitas dan kuantitas pagelaran budaya di
Karimunjawa, dan menfasilitasi beberapa fasilitas vital, seperti kebersihan, keuangan,
penginapan, dan lain-lain.
3. Upaya Pengelolaan Aktivitas Promosi

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam hal ini memiliki kapasitas promosi dengan beberapa
strategi, seperti pamflet, pembuatan buku agenda potensi wisata Karimunjawa, berkerjasama
dengan agen perjalanan wisata dengan membuat paket perjalanan wisata, dan melalui media
sosial,

b. Balai Taman Nasional Karimunjawa


Balai Taman Nasional Karimunjawa merupakan Unit Pelaksana Teknis
Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya. Berdasarkan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.
P.7/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Taman Nasional tanggal 29 Januari 2016,
Balai Taman Nasional Karimunjawa tergolong balai taman nasional tipe B yang terdiri atas

1. Sub Bagian Tata Usaha


2. Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I
3. Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II
Adapun fungsi dari UPT
Balai Taman Nasional sebagaimana tertuang dalam peraturan tersebut adalah:
1.Inventarisasi potensi, penataan kawasan dan penyusunan rencana pengelolaan;
2.Perlindungan dan pengamanan kawasan;
3.Pengendalian dampak kerusakan sumber daya alam hayati;
4.Pengendalian kebakaran hutan;
5.Pengembangan dan pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar untuk kepentingan
nonkomersial;
6.Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa liar beserta habitatnya serta sumberdaya
genetik dan pengetahuan tradisional di dalam kawasan;
7.Pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan;
8.Evaluasi kesesuaian fungsi, pemulihan ekosistem dan penutupan kawasan;
9.Penyediaan data dan informasi, promosi dan pemasaran konservasi sumber daya alam dan
ekosistemnya;
10.Pengembangan kerjasama dan kemitraan bidang konservasi sumber daya alam dan
ekosistemnya;
11.Pengembangan bina cinta alam serta penyuluhankonservasi sumber daya alam dan
ekosistemnya;
12.Pemberdayaan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan; dan
13.Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga serta kehumasan.

c. Masyarakat

Dalam hal ini masyarakat khususnya masyarakat Karimunjawa memiliki peran sebagai
agen pemelihara dan pelestari kawasan Taman Nasional Karimunjawa serta memiliki
kepentingan, yakni memanfaatkan sumber daya yang ada di kawasan Taman Nasional
Karimunjawa secara arif dan bijaksana. Di sisi lain, masyarakat memiliki peran andil yang
besar dalam pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa serta sebagai agen promosi wisata dan
kekayaan alam Karimunjawa.
d. Pola hubungan antara Pemerintah Daerah, Balai Taman Nasional Karimunjawa, dan
Masyarakat

Pola hubungan bersifat kolaboratif dimana ketiga stakeholders harus megetahui fungsi dan
perannya masing-masing serta mengetahui kapasitas dalam pengelolaan Taman Nasional
Karimunjawa. Selain para stakeholders harus bersama-sama mengelola, melestarikan,
menjaga, dan mengetahui kapasitas Taman Nasional Karimunjawa sebagai objek rekreasi,
penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan, dan pemanfaatan sumber daya lainnya. Upaya
koordinasi perlu dilakukan oleh pemerintah daerah, balai taman nasional, dan masyarakat
secara berkelanjutan untuk menanggapi isu permasalahan yang mengancam Taman Nasional
Karimunjawa serta upaya peningkatan kualitas dan kuantitas Taman Nasional Karimun Jawa
sebagai zona ekologi, konservasi, penelitian, pendidikan, dan rekreasi
Sumber Pustaka:
Statistik Balai Taman Nasional Karimunjawa Tahun 2016
Frida Purwati. 2008. Pengembangan C0-Management Taman Nasional Karimunjawa

Rizki Bagus Saputra, Amiek Soemarmi, dan Ratna Herawati. 2016. Diponegoro Journal Law:
Tanggung Jawab Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan Pulau Karimunjawa sebagai
Wisata Bahari Jawa Tengah. Vol 5 No. 4.

Anda mungkin juga menyukai