NIM : 14020118130088
Kelas : 01 (Senin 12.20 B301)
Taman Nasional Karimunjawa memiliki luas kawasan sebesar 111.625 km2 dengan rincian
Wilayah daratan di Pulau Karimunjawa yang berupa ekosistem hutan hujan tropis dataran
rendah sebesar 1.285,50 km2, wilayah daratan di Pulau Kemujan yang berupa ekosistem hutan
mangrove 222,20 km2, wilayah perairan (Dalam perkembangannya kawasan ini ditetapkan
sebagai kawasan pelestarian alam (KPA) berdasarkan Surat Keputusan Menhut No.
74/KptsII/2001 tanggal 15 Maret 2001.) sebesar 110.117,30 km2. Dalam kawasan Taman
Nasional Karimunjawa terdapat 5 ekosistem, yakni ekosistem hutan hujan tropis dataran
rendah, ekosistem mangrove, ekosistem, pantai, ekosistem padang lamun, dan ekosistem
terumbu karang. Dalam perkembangan Taman Nasional Karimun Jawa untuk menunjang
beberapa kegiatan pariwisata, pendidikan, penelitian, budidaya, konservasi, dan rekreasi.
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal PHKA No. SK 28/IVSET/2012 tentang
Zonasi Taman Nasional Karimunjawa. Kawasan Taman Nasional Karimunjawa dibagi dalam
9 kawasan, yakni
1) Zona Inti
Dalam zona merupakan pengunaan mutlak bagi pelestarian dan perlindungan flora dan
fauna serta satwa liar untuk kegunaan penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan, dan
konservasi. Kegiatan memanfaatkan sumber daya yang ada di zona ini dilarang. Zona inti di
kawasam Taman Nasional Karimunjawa seluas 444,629km2 terdapat sebagian perairan Pulau
Kumbang, Taka Menyawakan, Taka Malang, dan Tanjung Bomang.
2) Zona Rimba
Dalam zona diperuntukkan bagi kegiatan pengawetan dan pemanfaatan sumber daya
alam dan lingkungan alam bagi kepentingan penelitian, pendidikan konservasi, wisata
terbatas, habitat satwa migran dan menunjang budidaya serta mendukung zona inti. Zona rimba
dalam kawasan Taman Nasional Karimunjawa seluas 1.451,767 km2 dan terdapat pada Hutan
Hujan Tropis Dataran Rendah di Pulau Karimunjawa dah Hutan Mangrove di Pulau
Kemujan(tanpa areal Legon Lele, areal trekking mangrove dan areal makam Sunan
Nyamplungan)
3) Zona Perlindungan Bahari
Dalam zona ini, kegiatan yang dapat dilakukan adalah kegiatan perlindungan
dan pengamanan; inventarisasi dan monitoring sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya; pengembangan penelitian, pendidikan, wisata alam terbatas, pemanfaatan
jasa lingkungan dan kegiatan penunjang budidaya; pembinaan habitat dan populasi dalam
rangka peningkatan keberadaan populasi kehidupan liar;pembangunan sarana dan prasarana
sepanjang untuk kepentingan penelitian, pendidikan dan wisata alam terbatas.
Zona ini memiliki luas sebesar 2.599,770km2 yang berada di Perairan Pulau Sintok,
Gosong Tengah, Pulau Bengkoang bagian utara, Pulau Cemara Besar bagian selatan, Pulau
Cemara Kecil bagian utara, Pulau Geleang, Pulau Burung, perairan selatan Pulau Menjangan
Kecil, timur Pulau Nyamuk, Perairan Karang Kapal, Karang Besi bagian selatan, Krakal Besar
bagian utara, Gosong Kumbang,Pulau Kembar dan Gosong Seliku
8) Zona Rehabilitasi
Zona yang diperuntukkan untuk kepentingan pemulihan kondisi ekosistem
terumbu karang yang telah mengalami kerusakan ≥ 75%.
Kegiatan yang diperbolehkan adalah kegiatan rehabilitasi guna pemulihan
Statistik Balai TN Karimunjawa Tahun 2016, ekosistem di zona ini dan kegiatan monitoring
hasil pelaksanaan rehabilitasi; kegiatan pendidikan, penelitian, pengembangan pendidikan
dan penunjang budidaya; pembinaan habitat dan populasi. Dalam zona ini memiliki luas
sebesar 68,329 km2yang terdapat Perairan sebelah timur Pulau Parang, perairan sebelah timur,
Pulau Nyamuk, perairan sebelah barat Pulau Kemujan dan perairan sebelah barat Pulau
Karimunjawa
B. Aspek Konservasi
Dalam kawasan Taman Nasional Karimun terdapat beberapa jenis fauna dan flora baik
endemik maupun non-endemik, salah satunya melestarikan penyu hijau dan penyu sisik serta
penyu lekang di Pulau Geleang dan perairan Kemujan. Upaya pelestarian penyu sisik dan
penyu hijau dilakukan dengan menciptakan penetasan semi alami di Legon Lele. Upaya
konservasi pelestarian terumbu karang di perairan Karimunjawa dilakukan mencegah
kerusakan dan eksploitasi oleh manusia maupun lingkungan, seperti pemutihan terumbu
karang yang terumbu karang pucat dan mati akibatnya kondisi lingkungan buruk serta
konservasi biota laut di beberapa zona perairan Karimunjawa seperti pelarangan menangkap
ikan di zona inti di Kawasan Taman Nasional Karimun Jawa.
C. Aspek Ekonomi
Kawasan Taman Nasional Karimunjawa yang terdiri dari gugusan kepulauan dengan 5
ekosistem yang berbeda menciptakan keunikan tersendiri bagi Karimunjawa. Manajemen
pengelolaan pesisir yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara,
Balai Taman Nasional Karimunjawa, dan masyarakat Karimunjawa yang memanfaatkan
beberapa kenampakan alam dan konservasi flora dan fauna di Karimunjawa menjadi objek
wisata yang menarik para wisatawan, seperti Pantai Ujung Gelam, Pantai Legon Lele,
Penangkaran Ikan Hiu di Pulau Menjangan Besar, Hutan Mangrove di Pulau Kemujan, Alun-
alun Karimunjawa, dan lain-lain. Beberapa objek wisata di Karimunjawa sudah dilengkapi oleh
fasilitas-fasilitas, seperti penginapan, kesehatan, keuangan, jalan, internet, dan layanan listrik
24 jam.
E. Aspek Aksesbilitas
Kawasan Taman Nasional Karimunjawa terletak 90 km utara dari Kota Jepara. Akses
kawasan taman nasional tersebut dapat ditempuh dengan 2 moda transportasi, yakni moda
transportasi laut dan moda transportasi udara. Moda transportasi laut dapat ditempuh melalui
Pelabuhan Kartini Jepara menuju ke Karimunjawa mengunakan KM Siginjai dan KMC Bahari
Express dengan waktu perjalanan 5 jam lebih, layanan penyeberangan ke Karimunjawa hanya
tersedia hari senin, rabu, jumat, minggu. Sedangkan, moda transportasi udara dapat ditempuh
dari Bandara Ahmad Yani Semarang dengan keberangkatan ke Bandara Dewandaru
Karimunjawa , layanan penerbangan hanya tersedia hari selasa, rabu, jumat, dan minggu.
Untuk mengakses kawasan Taman Nasional Karimunjawa juga ditentukan oleh kondisi cuaca.
Dari beberapa aspek, upaya konservasi Taman Nasional Karimunjawa perlu dilakukan
secara berkelanjutan oleh stakeholder baik Pemerintah Daerah yakni berwenang Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara, Balai Taman Nasional Karimunjawa, dan
masyarakat Karimunjawa, seperti Upaya perlindungan ini diwujudnyatakan melalui berbagai
kegiatan pengamanan kawasan yang dilakukan secara pre-emtif, preventif, dan represif.
Kegiatan pengamanan yang dilakukan di kawasan Taman Nasional Karimunjawa adalah
patroli rutin, Operasi Pengamanan Fungsional Darat, Operasi, Pengamanan Fungsional
Perairan, Operasi Gabungan dan pelaksanaan Patroli Bersama bersama Masyarakat Mitra
Polhut. Secara umum, gangguan yang dihadapi di kawasan konservasi adalah berupa
pendudukan kawasan hutan walaupun masih terbatas secara administratif, pencurian hasil
hutan dan pengambilan satwa dilindungi Balai Taman Nasional Karimunjawa telah
melakukan upaya patroli, operasi pengamanan hingga penindakan hukum terhadap pelaku
tindak pidana kehutanan. Disisi lain dari semua stakeholders mempertimbangkan kapasitas
Karimunjawa sebagai objek wisata guna menjaga kelestarian Kawasan Taman Nasional
Karimujawa.
Pemberian pemahaman masyarakat untuk arif dan bijaksana mengeksploitasi sumber daya
ada di Taman Nasional Karimunjawa serta memberikan penyuluhan kepada masyarakat
mengenai hak dan kewajiban masyarakat di dalam Taman Nasional Karimunjawa. Penerapan
zona-zona pesisir di Karimunjawa perlu diterapkan secara berkelanjutan sehingga wilayah
pesisir tidak hanya berfungsi sebagai rekreasi tetapi sebagai wilayah konservasi, penelitian,
pengembangan ilmu pengetahuan, dan pemanfaatan sumber daya. Pemerintah meningkatkan
pelayanan penerbangan dan pelayaran untuk mengakses Taman Nasional Karimunjawa untuk
memenuhi keinginan wisatawan yang tinggi ke Karimunjawa.
Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Jepara memiliki tugas dan fungsi khususnya mengelola Karimunjawa yakni:
PASAL 4
TUGAS
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan Urusan
Pemerintahan Bidang Pariwisata dan Kebudayaan yang menjadi kewenangan Daerah dan
Tugas Pembantuan yang diberikan kepada Kabupaten.
PASAL 5
FUNGSI
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam hal ini memiliki kapasitas promosi dengan beberapa
strategi, seperti pamflet, pembuatan buku agenda potensi wisata Karimunjawa, berkerjasama
dengan agen perjalanan wisata dengan membuat paket perjalanan wisata, dan melalui media
sosial,
c. Masyarakat
Dalam hal ini masyarakat khususnya masyarakat Karimunjawa memiliki peran sebagai
agen pemelihara dan pelestari kawasan Taman Nasional Karimunjawa serta memiliki
kepentingan, yakni memanfaatkan sumber daya yang ada di kawasan Taman Nasional
Karimunjawa secara arif dan bijaksana. Di sisi lain, masyarakat memiliki peran andil yang
besar dalam pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa serta sebagai agen promosi wisata dan
kekayaan alam Karimunjawa.
d. Pola hubungan antara Pemerintah Daerah, Balai Taman Nasional Karimunjawa, dan
Masyarakat
Pola hubungan bersifat kolaboratif dimana ketiga stakeholders harus megetahui fungsi dan
perannya masing-masing serta mengetahui kapasitas dalam pengelolaan Taman Nasional
Karimunjawa. Selain para stakeholders harus bersama-sama mengelola, melestarikan,
menjaga, dan mengetahui kapasitas Taman Nasional Karimunjawa sebagai objek rekreasi,
penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan, dan pemanfaatan sumber daya lainnya. Upaya
koordinasi perlu dilakukan oleh pemerintah daerah, balai taman nasional, dan masyarakat
secara berkelanjutan untuk menanggapi isu permasalahan yang mengancam Taman Nasional
Karimunjawa serta upaya peningkatan kualitas dan kuantitas Taman Nasional Karimun Jawa
sebagai zona ekologi, konservasi, penelitian, pendidikan, dan rekreasi
Sumber Pustaka:
Statistik Balai Taman Nasional Karimunjawa Tahun 2016
Frida Purwati. 2008. Pengembangan C0-Management Taman Nasional Karimunjawa
Rizki Bagus Saputra, Amiek Soemarmi, dan Ratna Herawati. 2016. Diponegoro Journal Law:
Tanggung Jawab Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan Pulau Karimunjawa sebagai
Wisata Bahari Jawa Tengah. Vol 5 No. 4.