Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi


wisata yang menarik untuk dikunjungi bagi wisatawan domestik maupun
wisatawan mancanegara. Selain memiliki tempat-tempat bersejarah, Sumatera
Barat memiliki adat istiadat dan kebudayaan dengan nilai-nilai historis yang unik.
Upaya pengembangan objek wisata selain tempat-tempat bersejarah dan panorama
alam yang indah, pengembangan pariwisata terbaru dilakukan dengan
menyiapkan potensi kampung-kampung dan desa-desa wisata.
Provinsi Sumatera Barat memiliki beberapa desa wisata yang menarik
dengan kebudayaan dan adat istiadat yang beragam. Desa-desa wisata ini
memiliki keunikan yang berbeda, mulai dari pemandangan alam, kebudayaan,
makanan, hingga festival rakyat yang unik. Dengan memiliki potensi wisata yang
bagus, desa wisata di Sumatera Barat dikembangkan dan dikelola dengan baik.
Sehingga dapat dikenal oleh wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
Salah satu desa wisata yang ada di Sumatera Barat adalah Perkampungan
Adat Nagari Sijunjung. Perkampungan Adat Nagari Sijunjung merupakan
representasi perkampungan dan masyarakat matrilineal minangkabau.
Perkampungan ini berlokasi di dua jorong, yaitu Jorong Tanah Bato dan Padang
Ranah, Nagari Sijunjung di Kabupaten Sijunjung. Di perkampungan ini terdapat
sekumpulan rumah gadang sebanyak 76 buah sebagai simbol kaum berbasis
matrilineal yang masih berfungsi dan dibangun tertata rapi dalam satu kawasan.
Di lingkungan nagari ini terdapat sawah dan ladang, pandam pakuburan, surau,
mesjid, dan balai adat tersusun pada area yang saling berdekatan dengan sungai.
Perkampungan Adat Nagari Sijunjung memiliki keunikan tersendiri.
Selain terdapat rumah gadang, terdapat patung Puti Junjung yang dianggap
sebagai perempuan minang yang memiliki sifat nan elok dari kalangan
bangsawan. Hamparan sawah dan ladang yang menambah keasrian suasana

1
sebuah perkampungan. Dan juga alek nagari yang diadakan setiap setahun sekali
merupakan salah satu kebudayaan dari masyarakat Sijunjung. Di beberapa rumah
gadang, dapat ditemui alat tenun, yang mana pemilik rumah masih membuat kain
songket dengan alat tradisional menenun.
Oleh karena itu, Perkampungan Adat Nagari Sijunjung mulai dikenal
masyarakat luar, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.
Bahkan dari tahun 2017 hingga 2019, selalu ada wisatawan mancanegara yang
datang berkunjung ke perkampungan ini. Mereka tidak hanya sekedar berkunjung,
tetapi juga menginap di rumah gadang dan mencoba melakukan kegiatan sehari-
hari masyarakat. Pada saat alek nagari, wisman dapat mengikuti proses upacara
adat dari awal hingga acara selesai.
Dengan adanya kunjungan wisman ke Perkampungan Adat Nagari
Sijunjung, ini menjadi salah satu keberhasilan pengelola dalam memasarkan
perkampungan ini. Suatu atraksi wisata dapat bertahan dan dikenal oleh dunia luar
salah satunya karena pemasaran yang dilakukan dapat menarik minat calon
pengunjung untuk mendatangi dan menikmati suguhan dari suatu atraksi wisata.
Strategi dari pemerintah daerah dalam memasarkan salah satu kekayaan yang ada
di daerahnya mencapai titik berhasil dengan mendatangkan wisatawan baik dari
dalam negeri maupun luar negeri. Hanya dengan memiliki beberapa keunikan,
mampu menarik wisatawan datang untuk mengunjungi Perkampungan Adat
Nagari Sijunjung.
Uraian tersebut menjadi alasan dan latar belakang penelitian ini
dituangkan dalam bentuk tulisan akademis yang berjudul Tinjauan Strategi
Pemasaran Berdasarkan Komponen Marketing Mix Perkampungan Adat
Nagari Sijunjung Di Kabupaten Sijunjung.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa saja faktor pendukung penyusunan Strategi Komunikasi Pemasaran
Perkampungan Adat Nagari Sijunjung di Kabupaten Sijunjung Provinsi
Sumater Barat?

2
2. Bagaimana strategi komunikasi pemasaran Perkampungan Adat Nagari
Sijunjung dalam menarik minat kunjungan wisatawan?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Strategi Pemasaran Perkampungan Adat Nagari Sijunjung di
Kabupaten Sijunjung.
1.4 Batasan Masalah
Adapun masalah yang diangkat dalam penelitian ini dibatasi dengan tujuan
agar penelitian lebih spesifik dan mengarahkan penelitian agar fokus hanya untuk
membahas mengenai Strategi Pemasaran Perkampungan Adat Nagari Sijunjung di
Kabupaten Sijunjung, berdasarkan analisis marketing mix yaitu product (produk),
price(harga), place (distributor), dan promotion (komunikasi).

1.5 Manfaat Penelitian


Penelitian ini dapat dibagi menjadi 2 sisi manfaat, yaitu :
1.5.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan
Wisata, Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Padang.
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Penelitian diharapkan dapat menambah wawasan tentang
pariwisata, khususnya tentang Perkampungan Adat Nagari
Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat.
2. Penelitian diharapkan dapat memberikan wawasan tentang
pemasaran Perkampungan Adat Nagari Sijunjung dalam
memikat wisatawan untuk datang berkunjung.

1.6 Metode Penelitian


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, penelitian
ini akan membahas tentang Tinjauan Strategi Pemasaran Berdasarkan Komponen

3
Marketing Mix Perkampungan Adat Nagari Sijunjung di Kabupaten Sijunjung.
Maka diperlukan data dan langkah-langkah pengerjaan sebuah penelitian. Berikut
penjelasan dari bagian yang dibutuhkan dalam penelitian ini:
1.6.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari generalisasi.
1.6.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Objek Wisata Perkampungan Adat
Nagari Sijunjung yang terletak di Jorong Tanah Bato dan Padang Ranah,
Nagari Sijunjung, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Provinsi
Sumatera Barat. Waktu penelitian ini dimulai pada bulan Agustus 2020.
1.6.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data (Sugiyono,2013:224). Jenis data dalam penelitian ini
terdiri dari dua, yaitu :
1. Data Primer
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data (Sugiyono, 2013:225). Teknik-teknik
pengumpulan data pada data primer yang digunakan sebagai berikut :
a. Wawancara
Penelitian menggunakan teknik pengumpulan data wawancara
yang merupakan proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung
secara lisan. Esterberg (2002) mengemukakan wawancara adalah
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

4
Teknik pengumpulan data ini berdasarkan dari informan tentang objek
penelitian tentang informasi atau pengetahuan secara pribadi dari
informan.
Informan penelitian adalah seseorang yang memiliki informasi
mengenai objek penelitian tersebut. Dalam penelitian ini menentukan
informan dengan menggunakan teknik purposive, yaitu dipilih dengan
pertimbangan dan tujuan tertentu, yang benar-benar menguasai suatu
objek yang peneliti teliti (Sugiyono,2012:54). Maka dari itu, dipilihlah
informan yang dapat memberikan informasi data yang akurat mengenai
pemasaran Perkampungan Adat Nagari Sijunjung. Adapun kriteria
informan dalam penelitian ini antara lain : 1) orang yang mengetahui dan
berkontribusi tentang objek penelitian 2) orang yang terlibat langsung
dalam kegiatan yang akan diteliti. Dapat dilihat di tabel berikut :
No. Nama Informan Jabatan
1. Ibu Dahliana Ketua Homestay Perkampungan
Adat Nagari Sijunjung
2. Bapak Irham Tobo Kepala Jorong Perkampungan Adat
Nagari Sijunjung

2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain
atau dokumen. Teknik pengumpulan data sekunder dengan dokumentasi
adalah pengambilan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen. Menurut
Sugiyono (2010), dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
karya seseorang maupun organisasi. Penelitian ini menggunakan
pengumpulan data dengan dokumentasi untuk mengumpulkan data tentang
strategi pemasaran Perkampungan Adat Nagari Sijunjung.

1.6.4 Metode Analisi Data


Setelah data terkumpul secara lengkap dan tersusun secara sistematis maka
untuk mempermudah dalam pemecahan masalah penelitian dilakukan analisis

5
data. Menurut Bogdan, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan
mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,
dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Tujuan dari analisis data yaitu menyederhanakan data yang lebih mudah
dibaca dan diinterprestasikan. Data tentang Tinjauan Strategi Pemasaran
Perkampungan Adat Nagari Sijunjung di Kabupaten Sijunjung yang telah di
dapat kemudian dikumpulkan dan diinventariskan. Kemudian analisis sesuai
kerangka pemikiran yang telah ditentukan yaitu berdasarkan produk,
komunikasi, harga dan distribusi.

Kusmayadi dan Sugiarto (2000) menyebutkan metode deskriptif kualitatif


adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan hubungan antara fenomena
yang diteliti dengan sistematis, aktual dan akurat. Tujuan dari penelitian
deskriptif adalah untuk membuat rincian, gambaran sistematis, faktual dan
akurat, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

1.7 Sistematika Penulisan


Dalam penelitian ini akan dijabarkan urutan sistematika penulisan menjadi
lima bab yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini memaparkan tentang teori-teori dan referensi yang digunakan
dalam menyusun penelitian untuk memberikan kelancaran dalam
melakukan penelitian.
BAB III PROFIL OBJEK WISATA

6
Pada bab ini berisi tentang profil Perkampungan Adat Nagari Sijunjung Di
Kabupaten Sijunjung.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bagian ini membahas tentang Tinjauan Strategi Pemasaran
Perkampungan Adat Nagari Sijunjung Di Kabupaten Sijunjung.
BAB V PENUTUP
Pada bagian penutup dikemukakan kesimpulan dan saran sesuai dengan
hasil yang ditemukan dipembahasan sebelumnya.

7
BAB II

LANDASAN TEORI

Beberapa konsep dan teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

2.1 Strategi Pemasaran

Menurut Kurtz (2008) strategi pemasaran adalah program keseluruhan


perusahaan dalam menentukan target pasar dan memuaskan konsumen dengan
membangun kombinasi elemen dari bauran pemasaran yaitu produk, distribusi,
promosi dan harga. Strategi pemasaran memiliki peran penting dalam suatu
perusahaan atau bisnis karena berfungsi untuk menentukan nilai ekonomi
perusahaan, baik harga barang maupun jasa.

Dalam upaya untuk memasarkan produk barang atau jasa, dibangun


kompenen-kompenen dari bauran pemasaran. Bauran pemasaran atau yang lebih
dikenal marketing mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang
merupakan inti sistem pemasaran perusahaan, yaitu produk, struktur harga,
kegiatan promosi, dan sistem distribusi. Marketing mix mengembangkan dan
menerapkan bauran aktivitas marketing yang sesuai dengan segmen pasar dan
sasaran pasar yang dituju(Prasadja, 2010).

Marketing mix merupakan hasil akhir yang dinyatakan dalam bentuk visi
dan misi perusahaan atau organisasi, yang merupakan penawaran perusahaan ke
pasar.

2.2 Komponen Marketing Mix

Komponen strategi pemasaran terdapat pada marketing mix yaitu empat


konsep marketing mix. Empat konsep ini diperkenalkan pertama kalinya oleh W.Y
Stanton pada tahun 1978 yang menjadi unsur inti dari pemasaran sebuah produk
barang atau jasa. Empat komponen tersebut adalah product (produk), price
(harga), place (distribusi) dan promotion (promosi). Berikut uraian dari masing-
masing komponen tersebut :

8
2.2.1 Product (Produk)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) produk adalah


berbagai barang atau jasa yang dibuat dan ditambah gunanya atau nilainya dalam
proses produksi dan menjadi hasil akhir dari proses produksi itu. Produk menjadi
semakin penting dalam persaingan usaha yang semakin bebas dengan
diterapkannya keterbukaan ekonomi secara global. Disamping itu, produk menjadi
semakin penting pula seiring dengan semakin pesatnya perkembangan dan
perubahan-perubahan dari sisi penawaran yang didorong oleh kemajuan di bidang
teknologi.

Diferensiasi produk sebagai bagian dari strategi pemasaran yang kita anut
sangat diperlukan. Ada banyak alternatif untuk membedakan produk jasa dengan
produk lainnya yang ditawarkan oleh para pesaing. Melalui bagian-bagian produk
dapat menciptakan situasi yang memiliki nilai tambah atau keuntungan
diferensiasi. Pembagian produk yang sesuai untuk jasa di dunia pariwisata adalah
pembagian produk menurut Levitt, antara lain ( Prasadja,2010:125) :

1. Core product

Core product adalah sifat-sifat dan karakteristik dari suatu produk, seperti
aroma, berat, dan ukuran. Core product bisa dikatakan merupakan sifat intrinsik
yang melekat pada suatu produk.

2. Generic product

Generic product adalah sifat fisik produk yang dapat diproduksi dan atau
dirakit menjadi produk yang siap untuk dikonsumsi.

3. Expected Product

Expected product adalah produk yang telah memenuhi syarat-syarat


minimal yang dibutuhkan oleh konsumen potensial yang ingin menggunakannya.

9
4. Augmented Product (Produk Lengkap)

Augmented product adalah produk yang telah dilengkapi nilai tambah


marketing. Seperti melengkapi paket tour wisata dengan jadwal itinerary, rute
perjalanan, souvenir, dan lain-lain.

5. Psychological Product (Produk )

Psychological product adalah gambaran atau kesan konsumen terhadap


produk tertentu. Mengatakan suatu perjalanan wisata yang bagus dan indah untuk
wisatawan dengan kenyamanan.

2.2.2 Price (Harga)

Menurut Tjiptono (2005), harga adalah satuan moneter atau ukuran


lainnya termasuk barang dan jasa lainnya yang ditukarkan agar memperoleh hak
kepemilikan atau pengguna suatu barang dan jasa. Harga memainkan peranan
yang penting di sektor pariwisata, seperti pada sektor-sektor industri yang lain.
Konsumen biasanya dihadapkan pada pilihan atas menyusun itinerary sendiri atau
membeli paket perjalanan yang sudah lengkap.

Harga sangat berpengaruh dan penting untuk suatu produk barang maupun
jasa, karena harga salah satu yang menentukan keinginan konsumen untuk
membeli setelah menimbangkan kualitas suatu produk. Berikut pengaruh dan
pentingnya harga pada suatu produk barang atau jasa (Pradsaja,2010:151) :

1. Penjualan/Omzet

Tujuan strategi penentuan harga adalah untuk memperbesar pangsa


pasar,dengan mempertimbangkan aspek-aspek sebagai berikut :

 Keuntungan tidak hanya ditentukan oleh omzet penjualan, tetapi juga di


tentukan oleh biaya.
 Tidak semua produk ditawarkan dalam assortment karena nilai
tambahnya, tetapi juga karena alasan-alasan seperti image, positioning,
trading-up, assortment strategy, kualitas, dan pengamanan pasar dari
pesaing.

10
 Pertumbuhan omzet tidak selalu proporsional dengan pertumbuhan pangsa
pasar.

2. Keuntungan

Memaksimalkan keuntungan dalam jangka pendek kadang-kadang di


perlukan, misalnya pada produk inovatif yang memiliki hak paten yang jangka
waktunya terbatas. Produk-produk hasil inovasi tersebut akan cepat ditiru oleh
produsen lain jika hak paten atas teknologinya sudah berakhir. Sehingga
diperlukan strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah pada harga
dan keuntungan.

3. Rentabilitas

Penentuan harga akhirnya akan menentukan rentabilitas perusahaan, yaitu


tingkat keuntungan tertentu yang dapat dihasilkan dari suatu investasi. Bila
seseorang menanam sejumlah investasi pada produk-produk pariwisata, maka
akan dihadapkan pada resiko kerugian. Untuk menghindari itu, harus selalu
menilai rentabilitas dari suatu investasi. Jika rentabilitas yang dihasilkan terlalu
rendah bila dibandingkan dengan alternatif lain, maka harus memilih alternatif
yang terbaik dan aman untuk investasi tersebut.

4. Likuiditas

Isi kas merupakan titik sentral pembahasan likuiditas. Kebanyakan


kesulitan perusahaan biasanya berkaitan dengan masalah-masalah likuiditas.
Masalah likuiditas ini banyak ditemukan di semua sektor usaha, termasuk sektor
pariwisata. Likuiditas adalah persediaan uang yang ada dalam kas atau dana segar
yang dengan mudah dapat dicairkan, yang berarti perusahaan harus dapat
membayar hutang tepat pada waktunya.

2.2.3 Place (Distribusi)

Menurut Assauri, distribusi ialah kegiatan memindahkan produk dari


sumber ke konsumen akhir dengan saluran tempat pada waktu yang tepat. Dalam

11
distribusi yang paling ditekankan adalah lokasi, keterjangkau dan kemudahan
dalam memasarkan. Ada tiga jenis distribusi, antara lain (Pradsaja,2010:144) :

1. Distribusi Intensif

Distribusi Intensif diterapkan pada pemasaran produk-produk yang dapat


diperoleh dimana-mana, setiap tempat dapat menjadi ujung kolom distribusi
dalam pemasaran produk-produk.

2. Distribusi Selektif

Distribusi Selektif berarti melakukan pemilihan atas alternatif-alternatif


penjualan yang terbatas. Pilihan yang dilakukan akan berdasarkan kriteria seperti
biaya distribusi, pengetahuan, keamanan, gambaran dan sebagainya.

3. Distribusi Eksklusif

Distribusi Eksklusif artinya menerapkan pola distribusi yang berorientasi


dan merupakan bagian dari image dan pelayanan, yang hanya disediakan secara
terbatas. Di Indonesia, produk-produk wisata hanya dapat diperoleh secara
ekslusif pada travel agency, tetapi pola distirbusi ini sedang berubah secara cepat
di negara-negara maju.

2.2.4 Promotion (Promosi)

Menurut Sistaningrum (2002) promosi ialah suatu upaya atau kegiatan


perusahaan dalam mempengaruhi konsumen aktual maupun konsumen potensial
agar mereka mau melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan saat ini
atau dimasa yang akan datang. Promosi merupakan komunikasi dalam
penyampaian informasi suatu produk barang maupun harga.

Pariwisata seringkali merupakan sebuah keputusan to make-or to buy.


Sebuah travel agency atau tour operator harus memiliki dan sanggup
menyampaikan informasi penting untuk konsumen yang sedang dalam proses
membeli sebuah produk pariwisata. Disinilah pentingnya komunikasi eksternal
yang dituangkan dalam communication mix atau promotion mix dalam bentuk dan
teknik-teknik sebagai berikut (Pradsaja,2010:162) :

12
1. Reklame/Advertensi

Reklame adalah usaha-usaha penyampaian pesan yang dikenakan biaya


melalui media massa, dimana pengirim atau sumber pesan jelas dikenal dan tujuan
penyampaian pesan tersebut tidak bersifat pribadi.

2. Penjualan Langsung (Individual)

Penjualan langsung adalah penjualan yang tidak ditujukan untuk massa


dan tidak dilakukan melalui media massa. Dibidang pariwisata, seringkali terjadi
bahwa sales representator sebuah perusahaan penerbangan, hotel, atau tour
operator memiliki kontak individual dengan sales point. Terutama untuk jenis
usaha dimana komunikasi memegang peranan penting, seringkali sales
representator berperan sebagai kanal distribusi atau memiliki fungsi distribusi.
Penjualan individual ini seringkali dikombinasikan dengan sales promotion. Jadi
dalam sekotr pariwisata, sales representator adalah wajah perusahaan.

3. Sales Promotion(Promosi Penjualan)

Sales promotion adalah semua aktivitas promosi yang ditujukan untuk


menunjang instrumen-instrumen marketing dan komunikasi lainnya. Sales
promotion yang sifatnya sementara merupakan usaha untuk meningkatkan
komunikasi mengenai produk yang ditawarkan, juga merupakan media untuk
meningkatkan omzet penjualan pada saat tertentu.

4. Merchandising

Merchandising adalah semua aktivitas yang ditujukan untuk membuat


sales point semenarik mungkin bagi konsumen. Merchandising dilakukan oleh
pihak pemasok. Terkadang merchandising dapat pula dilaksanakan dengan
bermacam langkah, seperti asistensi penjualan yang dilakukan oleh personil tour
operator pada sebuahtravel agency, penataan alat-alat display, poster dan
pemutaran video dan sebagainya.

13
5. Public Relation
Yang dimaksud dengan public relation adalah bagaimana
menyelenggarakan hubungan baik dengan berbagai macam rekan perusahaan.
Public relation tidak memiliki tujuan komersial langsung untuk jangka pendek.
Public relation memiliki tujuan yang besar, tetapi tidak berkisar tentang sebuah
ideologi, melainkan mengenai organisasi itu sendiri.
6. Publisitas

Publisitas adalah penyebaran pesan yang didapatkan dari media massa


dimana perusahaan tidak memiliki pengaruh langsung. Melalui public relation
yang baik, perusahaan dapat mencoba mengetahui dengan jelas apa dan siapa
yang sedang menulis berita tentang perusahaan.

7. Sponsorship

Melalui sponsorship, perusahaan mengharapkan adanya free publicity.


Tetapi di lain pihak, sponsorship dihadapkan pula pada kemungkinan-
kemungkinan negatif.

2.3 Destinasi Pariwisata

Menurut UU nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, daerah tujuan


wisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan geografis
yang spesifik berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya
terdapat kegiatan kepariwisataan dan dilengkapi dengan ketersediaan daya tarik
wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesbilitas, serta masyarakat yang
saling terkait.

Destinasi pariwisata merupakan suatu kawasan spesifik yang dipilih oleh


seorang pengunjung yang ia dapat tinggal selama waktu tertentu. Kata destinasi
dapat membingungkan juga karena digunakan untuk suatu kawasan terencana,
yang sebagian atau seluruhnya dilengkapi dengan amenitas dan pelayanan produk
wisata, fasilitas rekreasi, restoran, hotel, atraksi, liburan dan toko pengecer yang
dibutuhkan pengunjung (Kusudianto,1996).

14
2.4 Daya Tarik Wisata

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009


tentang kepariwisataan tercantum bahwa daya tarik wisata adalah segala
sesuatuyang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai berupa keanekaragaman
kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sarana atau tujuan
kunjungan wisatawan.Sesuatu yang unik yang memberikan semangat,
menimbulkan rasa penasaran, memberikan tantangan serta memberikan
kebahagian yang menarik wisatawan datang berkunjung.

Menurut Nyoman S.Pendit (1994) daya tarik wisata merupakan segala


sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat. Daya tarik wisata
sama dengan objek wisata karena suatu bentuk dan fasilitas yang berhubungan
yang dapat menarik pengunjung untuk datang ke suatu tempat. Objek dan daya
tarik wisata merupakan dasar dari kepariwisataan, tanpa adanya daya tarik dari
suatu daerah atau tempat tertentu, kepariwisataan sulit untuk dikembangkan. Ada
tiga pembagian dari daya tarik wisata sebagai berikut :

1. Daya Tarik Wisata Alam

Daya tarik wisata alam merupakan sumber daya alam yang berpotensi dan
memiliki keunikan dalam menarik wisatawan datang berkunjung. Seperti pantai,
pemandangan alam, flora dan fauna, perkebunan, dan adventure.

2. Daya Tarik Wisata Sosial Budaya

Daya tarik wisata sosial budaya adalah daya tarik wisata yang berasal dari
peninggalan sejarah, adat istiadat, pertunjukan dan kesenian yang memiliki
keunikan serta berpotensi menjadi suatu objek wisata dengan pengelolaan yang
baik. Daya tarik wisata ini merupakan hasil dari buatan manusia atau kejadian
yang terjadi dimasa lalu.

15
3. Daya Tarik Wisata Minat Khusus

Daya tarik wisata minat khusus merupakan minat dari wisatawan yang
memiliki motivasi khusus dan keinginan khusus untuk melakukan dan
mendapatkan sesuatu, seperti shopping, mendaki gunung, berburu dan sebagainya.

2.5 Wisatawan

Untukdikatakan sebagai wisatawan, seseorang haruslah seorang traveller


atau visitor (Pitana,2009). Seseorang atau kelompok yang datang ke suatu tempat
objek wisata, daerah atau negara bisa dikatakan sebagai wisatawan. Berikut
adalah pembagian wisatawan, antara lain :

1. Foreignt Tourist

Foreignt tourist adalah orang yang melakukan perjalanan wisata, yang


datang memasuki suatu negara lain yang bukan negara tempat tinggalnya.
Wisatawan ini juga disebut wisatawan mancanegara.

2. Domestic Tourist

Domestic tourist adalah orang yang melakukan perjalanan wisata atau


perjalanan tugas/bisnis dalam negeri ke suatu wilayah yang bukan tempat
tinggalnya.

3. Indigeneus Foreignt Tourist

Indigeneus foreignt tourist merupakan orang yang tinggal di suatu negara


karena pekerjaan atau tugas, melakukan perjalanan bisnis atau wisata ke negara
asalnya.

4. Transit Tourist

Transit tourist merupakan orang yang melakukan perjalanan jauh ke suatu


daerah atau negara, terpaksa mampir atau singgah di bandara, terminal, atau
stasiun tanpa kemauan sendiri.

16
5. Business Tourist

Business Tourist merupakan orang yang melakukan perjalanan bisnis ke


suatu daerah atau negara,dan menjadikan perjalanan wisata sebagai tujuan kedua
setelah melaksanakan tugas bisnis.

17
BAB III

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

3.1 Profil Destinasi Pariwisata Perkampungan Adat Nagari Sijunjung

Sumber :Cagar budaya, kemdikbud, 2020


Gambar 3.1
Suasana Perkampungan Adat Nagari Sijunjung Tampak Atas

Perkampungan Adat Nagari Sijunjung terletak di dua jorong yaitu Jorong


Tanah Bato dan Padang Ranah, Nagari Sijunjung, Kecamatan Sijunjung,
Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat. Berada di antara dua sungai yaitu
Sungai Batang Sukam dan Batang Kulampi dengan dilengkapi hamparan sawah,
hutan, perkebunan dan perbukitan. Memiliki iklim tropis dengan suhu panas
mencapai 37’C dan curah hujan yang sedang. Berjarak sekitar 122 km dari Kota
Padang dan menempuh waktu kurang lebih tiga jam dari Kota Bukittinggi.

Destinasi pariwisata yang satu ini lahir dari keunikan yang ada, yaitu
deretan rumah gadang yang tersusun rapi dan adat istiadat yang masih kental, dan
juga di dukung oleh pemandangan alam yang asri. Sehingga, pada tahun 2017 di
tetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI sebagai kawasan cagar
budaya nasional dengan nomor register RNCB.20171103.05.001482 dan masuk
kedalam daftar tentatif warisan dunia UNESCO. Serta meraih peringkat kedua

18
dalam Anugerah Pesona Indonesia (API) kategori kampung adat populer tahun
2019.

Dengan keunikan dan keberhasilan pemerintah setempat dalam


mengembangkan Perkampungan Adat Nagari Sijunjung, banyak wisatawan dari
berbagai daerah datang mengunjungi perkampungan adat ini, bahkan wisatawan
mancanegara juga datang dan menginap di perkampungan adat ini untuk
merasakan suasana perdesaan yang masih kental adat istiadatnya.

Perkampungan Adat Sijunjung memiliki 76 rumah gadang yang tertata


rapi sepanjang jalan, dengan dilengkapi pemandangan sawah, hutan, perkebunan
dan perbukitan. Rumah gadang di perkampungan ini berbeda dengan rumah
gadang di perkampungan lain, rumah gadangdisini tidak memiliki rangkiang.
Rangkiang adalah bangunan yang dibuat berukuran kecil di depan rumah gadang
yang berfungsi untuk menyimpan padi, namun di perkampungan adat yang satu
ini, tempat penyimpan padi terletak di bawah rumah disisi kanan rumah yang
dibuat berukuran 4x4 m.

Sumber : Dokumen Penulis, 2020


Gambar 3.2
Aula untuk acara bakaua atau acara lainnya

Tidak hanya itu, terdapat juga aula untuk berkumpul ninik mamak atau
menyelenggarakan acara adat. Sebelum menuju aula berkumpul, terdapat patung

19
Puti Jungjung yang menjadi salah satu icon dari Perkampungan Adat Nagari
Sijunjung.

Patung Puti Junjung merupakan bentuk dari sistem keturunan berdasarkan


garis ibu, atau yang sering disebut sistem matrilineal. Sistem matrilineal adalah
mengikuti keturunan dan suku menurut garis ibu, tiap orang diharuskan kawin
dengan orang luar sukunya (exogami), perkawinan bersifat matrilokal, hak-hak
dan pusaka diwariskan oleh mamak kepada kemenakannya dan dari saudara laki-
laki ibu kepada anak dari saudara perempuan.Sistem matrilineal ini
direpresentasikan oleh sistem organisasi sosial berjenjang mulai dari keluarga inti,
keluarga luas, suku (marga), kaum (garis keturunan). Setiap jenjang organisasi
sosial memiliki pemimpin adat ( penghulu) dan pemimpin keluarga atau niniak
mamak (sekelompok pemimpin keluarga). Rumah-rumah gadang yang terdapat
pada kawasan ini merupakan simbolisasi kepemilikan harta pusaka (milik
bersama) oleh kaum kerabat wanita yang diikat menurut garis keturunan
ibu/matrilineal tersebut.

Sumber : Dokumen Penulis, 2020


Gambar 3.3
Patung Puti Junjuang sebagai bentuk perwujudan sistem matrilineal

Perkampungan Adat Nagari Sijunjung sampai saat sekarang masih


menjalankan aktivitas adat dan budaya, salah satunya memiliki kelompok
kerjasama. Kelompok yang bersatu dalam kegiatan-kegiatan yang memerlukan

20
pengambilan keputusan penting dari hari ke hari. Keputusan ini khususnya bidang
sosial, politik, dan ekonomi. Dalam kelompok ini, semua lelaki berwenang dan
memiliki kewajiban secara bertingkat-tingkat. Makin tua dan makin mampu
seorang lelaki, makin besar kewajibannya. Kelompok ini juga disebut sering
dengan istilah lain, yaitu kelompok keturunan ninik mamak. Fungsi kelompok
kerjasama terutama terlihat dalam bidang pertanian.

Sumber : Cagar budaya, kemendikbud, 2020


Gambar 3.4
Bentuk kerjasama masyarakat setempat dalam menyambut hari panen

Aktifitas kelompok kerjasama masyarakat Perkampungan Adat Nagari


Sijunjung antara lain: (1) Batoboh adalah sistem kongsi atau kerjasama dalam
menggarap pertanian, aktifitas ke ladang atau panen karet, dan mendirikan rumah
gadang; (2) Bakaua merupakan aktifitas budaya dalam bersyukur dengan
menyembelih kerbau karena limpahan panen, bakaua juga dilakukan untuk
meminta maaf pada musim ke sawah dan menolak bala yang menimpa
perkampungan atau nagari tersebut; (3) Mambantai adaik merupakan kegiatan
yang dilaksanakan pada saat masuk dan sesudah puasa serta rayo puaso
anam. Pada saat ini masyarakat berkumpul untuk mambantai kabau
(menyembelih kerbau) hanya pada waktu acara adat; (4) maarak anak daro jo
marapulai (mengiring pengantin wanita dan laki-laki mengelilingi kampung).

21
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini membahas tentang strategi pemasaran Perkampungan Adat


Nagari Sijunjung berdasarkan marketing mix. Ada empat komponen dalam
marketing mix yang digunakan dalam penelitian ini yaitu product (produk), price
(harga), place (distribusi), dan promotion (promosi). Berikut hasil penelitian dan
pembahasan dari setiap komponen :

4.1 Product (Produk)

Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan untuk memenuhi


kebutuhan dan permintaan konsumen. Produk pariwisata yaitu jasa serta paket-
paket wisata yang dibuat untuk menyenangkan calon wisatawan. Berdasarkan
hasil wawancara pada tanggal 25 Agustus 2020 dengan Bapak Irham Tobo selaku
Ketua Pengurus Perkampungan Adat Nagari Sijunjung, mengatakan :

“Apa saja produk yang ditawarkan kepada calon wisatawan? Produk


yang ditawarkan yaitu homestay, yang sudah melingkupi kegiatan selama
menginap, dan jika bila menginap di bulan tertentu pada saat upacara adat,
wisatawan bisa ikut serta dalam kegiatan tersebut”.

Sumber : instagram perkampungan adat.2020


Gambar 4.1
Salah satu rumah gadang yang dijadikan homestay

22
Homestay yang dimaksud adalah rumah gadang yang telah dipilih untuk
menjadi tempat menginap wisatawan, dan yang telah dibina oleh Dinas Pariwisata
Sijunjung dan Bakti BCA bagaimana cara menyiapkan persiapan sebelum tamu
datang, menyambut, serta melayani tamu. Rumah gadang yang digunakan untuk
homestay sebanyak 15 dari 76 rumah gadang. Dalam 1 rumah, hanya 6 orang
wisatawan yang bisa menginap, jika lebih dari 6 orang, akan dibagi sesuai banyak
wisatawan yang datang. Biasanya wisatawan yang menginap dalam bentuk group.

Seperti yang dikatakan oleh Ibu Dahliana selaku Ketua Homestay


Perkampungan Adat Nagari Sijunjung, “ dari sebanyak 76 rumah gadang, hanya
15 rumah gadang yang digunakan sebagai homestay dan dibina oleh Dinas
Pariwisata Sijunjung dan Bakti BCA. Dengan dibantu melengkapi fasilitas
homestay seperti spring bed 15 buah, kasur santai 20, selimut, dan kamar
mandi”.

Sumber : dokumentasi narasumber.2020


Gambar 4.2
Fasilitas dari homestay

23
Sumber : dokumentasi narasumber.2020
Gambar 4.3
Fasilitas dari homestay
Di Perkampungan Adat Nagari Sijunjung lebih memfokuskan pemasaran
ke homestay, yaitu menginap di rumah gadang dengan mengikuti kegiatan sehari-
hari masyarakat setempat. Seperti ke sawah pada waktu musim panen atau
menanam padi, dan panen kebun karet. Jika wisatawan menginap di antara bulan
oktober - desember, wisatawan bisa mengikuti upacara adat yang disebut bakaua
adat. Bakaua adat adalah upacara adat yang dilakukan sebagai ungkapan rasa
syukur atas panen yang melimpah, menolak bala dan juga memohon doa disaat
panen gagal. Namun, bakaua lebih sering dilaksanakan untuk rasa syukur atas
melimpahnya hasil panen, karena jarang terjadi gagal panen.

24
Sumber : instagram perkampungan adat.2020
Gambar 4.4
Suasana acara bakaua
Dalam mengikuti acara bakaua, masyarakat diharuskan memakai pakaian
yang sopan dan sesuai dengan adat. Seperti yang dikatakan Ibu Dahliana pada saat
wawancara, beliau mengatakan ;
“ Pada saat mengikuti acara bakua, ibu-ibu diwajibkan menggunakan
baju hitam, bakodek (kain sarung), dan berjilbab sambil menjunjung makanan di
atas kepala, sedangkan laki-laki baik yang muda maupun tua, diwajibkan
menggunakan baju hitam, sarawa gadang hitam (celana hitam besar), dan
menggunakan kopiah hitam. Untuk anak gadis menggunakan pakaian sopan
dengan menggunakan jilbab dan rok. Untuk wisatawan juga harus menggunakan
pakaian yang sopan untuk masuk ke aula bakaua, jika tidak menggunakan
pakaian yang sopan, maka tidak dibenarkan untuk ikut acara bakaua dan
dilarang masuk ke aula bakaua.”

Sumber : dokumentasi narasumber.2020


Gambar 4.5
Pakaian untuk laki-laki mengikuti acara bakaua

25
Sumber : dokumentasi narasumber.2020
Gambar 4.6
Pakaian untuk perempuan mengikuti acara bakaua

Berdasarkan teori yang digunakan, produk wisata yang terdapat di


Perkampungan Adat Nagari Sijunjung, termasuk ke dalam jenis produk sebagai
berikut berdasarkan informasi dari ibu Dahliana :

1. Expected Product
Expected product yaitu produk yang dibutuhkan oleh calon
wisatawan berdasarkan keinginannya. Wisatawan yang datang
mengunjungi Perkampungan Adat Nagari Sijunjung merupakan
wisatawan yang sebelumnya sudah melakukan permintaan untuk
mengunjungi perkampungan adat melalui Dispar dan Bakti BCA.
Wisatawan mengunjungi dan menginap di perkampungan adat karena
sesuai dengan keinginan wisatawan.
2. Augmented Product
Augmented product merupakan produk wisata yang sudah lengkap
seperti paket wisata. Bakti BCA dan Dispar juga menyiapkan paket
menginap di perkampungan adat ini, yang sudah mencakup biaya makan,
biaya menginap, dan juga kegiatan yang akan dilakukan selama menginap
di Perkampungan Adat Nagari Sijunjung.
3. Psychological Product
Psychological product merupakan kesan dari wisatawan terhadap
salah satu produk wisata. Perkampungan Adat Nagari Sijunjung

26
memberikan kesan bagaimana kehidupan dan adat istiadat urang
sijunjuang dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Seperti yang
dikatakan Ibu Dahliana “ alhamdulillah, setiap wisatawan yang datang
merasa puas dan berkesan bagi mereka, karena mendapatkan pengalaman
baru dan bisa merasakan bagaimana menjadi urang minang walau hanya
dalam semalam”.

4.2 Price (Harga)

Harga merupakan salah satu aspek yang penting dalam suatu usaha. Harga
tergantung kualitas produk atau jasa yang ditawarkan. Dalam penyediaan jasa,
harga berdasarkan pelayanan yang diberikan, fasilitas yang lengkap serta
keunikan yang ditampilkan. Di perkampungan ini harga berdasarkan dengan harga
menginap di homestay, makan dan kegiatan yang akan dilakukan.

Untuk harga menginap di Perkampungan Adat Nagari Sijunjung, mulai


dari Rp.300.000.00 – Rp.400.000.00/rumah. Harga ini untuk perunit rumah,
dalam satu rumah maksimal 6 – 7 wisatawan yang bisa menginap. Untuk biaya
makan tergantung permintaan wisatawan. Seperti untuk sarapan, perorang
membayar Rp.15.000.00, sedangkan untuk biaya makan siang dan malam
perorang membayar Rp.20.000.00.

“ Mengapa biaya makan dipisah dengan homestay? Dan bagaimana


dengan biaya untuk mengikuti kegiatan untuk mengisi waktu luang selama
menginap? Biaya makan dipisah dengan biaya makan karena tergantung apa
yang diinginkan wisatawan, biasanya ada sebagian wisatawan tidak biasa
dengan makanan yang pedas atau seleranya yang berbeda dengan masakan
minang. Dan untuk biaya kegiatan, itu tergantung sukarela dari wisatawan atau
ketua rombongan untuk memberi ke masyarakat yang bersangkutan, karena tidak
ada patokan harag untuk itu, serta untuk mengikuti acara adat tidak dikenakan
biaya apapun, karena itu terbuka untuk umum” papar Ibu Dahliana.

Harga untuk mengunjungi Perkampungan Adat Nagari Sijunjung tidak ada


selain dari biaya menginap dan makan. Dengan harga yang murah dan keunikan

27
yang dimiliki oleh perkampungan ini, menjadi salah satu yang menarik wisatawan
datang berkunjung dan menikmati suasana yang asri di Perkampungan Adat
Nagari Sijunjung.

Dengan adanya wisatawan yang menginap, maka biaya menginap


digunakan untuk perkembangan perkampungan adat, biaya untuk pemilik rumah
gadang serta simpanan untuk kegiatan yang diselenggarakan untuk perkembangan
perkampungan adat. Setiap biaya yang masuk melalui Perkampungan Adat
Nagari Sijunjung, diurus oleh pengelola homestay yang sudah ditunjuk untuk
mengatur keuangan di perkampungan adat.

4.3 Place (Distribusi)

Dalam strategi tempat, pemilihan tempat untuk memasarkan produk atau


jasa berpengaruh besar dalam penjualan produk atau jasa. Tempat disini
merupakan target yang dituju dan lokasi untuk memasarkan jasa yang diberikan
oleh Perkampungan Adat Nagari Sijunjung.

Untuk melakukan kegiatan distribusi, pengelola menerapkan jenis


distributor eksklusif, yaitu kegiatan distribusi yang berorientasi dan merupakan
bagian dari gambaran dan pelayanan, yang mana Perkampungan Adat Nagari
Sijunjung di distribusikan melalui interaksi dari beberapa perantara yang
menghubungkan wisatawan dengan adanya keberadaan perkampungan adat ini.

Perantara yang menjadi titik kegiatan distribusi adalah Dinas Pariwisata


dan Bakti BCA. Dengan adanya kerjasama ini, pengelola memfokuskan
pemasaran melalui media sosial dan kegiatan distribusi yang dilakukan pihak
perantara. Wisatawan yang ingin mencari tahu tentang Perkampungan Adat
Nagari Sijunjung, bisa mendapatkan informasi melalui website, media sosial,
Dinas Pariwisata Sumatera Barat, dan Bakti BCA.

Untuk bekerja sama dengan perusahaan tour and travel, pengurus masih
dalam upaya mengenalkan Perkampungan Adat Nagari Sijunjung dengan pemilik

28
tour and travel serta membuat kesepakatan yang sama-sama menguntungkan satu
sama lain.

“ Kami sedang mengusahakan untuk bekerja sama dengan perusahaan


tour and travel yang ada di Sumatera Barat, khusunya yang ada di Kota Padang
dan Kota Bukittinggi, agar dalam hal pemasaran, calon wisatawan dapat juga
mengetahui keberadaan Perkampungan Adat Nagari Sijunjung “ tutur Pak Irham
Tobo.

Sasaran wisatawan yang dituju adalah wisatawan dalam negeri maupun


luar negeri. Dengan adanya kunjungan wisatawan luar negeri, dapat memotivasi
pengurus untuk makin kreatif dan bijak dalam mengurus kekayaan budaya yang
dimiliki dengan menambah wawasan tentang dunia kepariwisataan.

4.4 Promotion (Promosi)

Promosi adalah usaha untuk menyebarluaskan atau menawarkan barang


atau jasa dengan tujuan menarik semua konsumen terhadap suatu produk.
Berdasarkan informasi dari Ibu Dahliana dan Bapak Irham Tobo, kegiatan
promosi untuk memasarkan Perkampungan Adat Nagari Sijunjung dilakukan
dalam berbagai bentuk kegiatan promosi sebagai berikut :

1. Reklame
Kegiatan promosi dalam bentuk reklame yang dilakukan pengelola
adalah melalui siaran radio. Dengan melakukan siaran radio, diharapkan
bisa menjadi salah satu jalan untuk mengenalkan keberadaan
Perkampungan Adat Nagari Sijunjung di seluruh daerah yang ada di
Sumatera Barat.
2. Penjualan Langsung
Penjualan langsung merupakan kegiatan promosi yang langsung
dilakukan kepada calon wisatawan. Kegiatan ini dilakukan oleh pihak
Dinas Pariwisata (Dispar) dan Bakti BCA, Ibu Dahliana mengatakan
“wisatawan yang datang mengunjungi perkampungan ini sebagian besar

29
dari Dispar atau Bakti BCA, karena mereka mengetahui informasi tentang
perkampungan adat dan melakukan reservasi untuk menginap di
perkampungan adat melalui Dispar atau Bakti BCA, sehingga Dispar dan
Bakti BCA yang pertama melakukan komunikasi dengan calon
wisatawan”.
3. Sales Promotion
Kegiatan sales promotion ini bersifat sementara, biasa dilakukan
pada waktu tertentu, seperti pada bulan dilaksanakan acara bakaua, hari
jadi Kabupaten Sijunjung dan sebagainya. Dalam kegiatan promosi ini,
dilakukan dengan memberikan penurunan harga menginap dengan
ketentuan yang sudah ditetapkan.
4. Merchandising
Pengelola melakukan kegiatan merchandising dengan
menggunakan media sosial dan website, guna untuk menarik calon
wisatawan, dengan memberikan informasi menarik serta gambar dan video
yang menjelaskan tentang keunikan Perkampungan Adat Nagari
Sijunjung.
a. Melalui Website
Promosi yang dilakukan di website dengan memberikan
informasi terkait Perkampungan Adat Nagari Sijunjung seperti
lokasi, suasana, kegiatan masyarakat, acara-acara yang
dilaksanakan, awal berdirinya perkampungan ini menjadi salah
satu destinasi wisata, dan berbagai informasi penting dan unik.
b. Melalui Media Sosial
Untuk promosi melalui sosial media, dapat di cek di akun
instagram @perkampunganadatsijunjung dan halaman facebook
Perkampungan Adat Sijunjung. Promosi melalui sosial media
dilakukan karena banyak dari setiap orang mencari tahu tentang
objek wisata maupun destinasi wisata melalui sosial media.
Dengan memposting berbagai photo yang menarik tentang
Perkampungan Adat Nagari Sijunjung, beserta keterangan yang
membantu untuk menambah inforrmasi yang menarik.

30
Sumber : dokumentasi peneliti.2020
Gambar 4.7
Salah satu akun instagram Perkampungan Adat Nagari
Sijunjung

Tidak hanya mempublikasikan foto, tetapi juga membagi


video yang menjelaskan tentang Perkampungan Adat Nagari
Sijunjung, keunikannya, keindahan alam, serta kehidupan sehari-
hari masyarakat disana. Dalam hal membagikan keindahan dan
keunikan perkampungan adat ini, pengurus menyerahan ke pemuda
kampung karena kebanyakan dari pengurus tidak mengerti dengan
sosial media, seperti yang dikatakan oleh Ibu Dahliana ;
“Untuk urusan promosi melalui sosial media, kami
menyerahkan kepada pemuda di kampung ini, karena kebanyakan
dari kami sudah berumur dan tidak terlalu mengetahui bagaimana
menggunakan sosial media. Dan juga dengan menyerahkan ke
pemuda, itu lebih baik karena mereka lebih kreatif dan aktif dalam

31
menggunakan sosial media maupun alat komunikasi lainnya,
sehingga mereka bisa menyalurkan kemampuan mereka untuk
mengabdi ke kampung mereka”.
Salah satu cara promosi yang kini banyak digunakan adalah
melalui sosial media. Kegiatan promosi yang dilakukan melalui
sosial media merupakan salah satu strategi yang sangat bagus
untuk mengenalkan ke dunia tentang keberadaan Perkampungan
Adat Nagari Sijunjung. Dengan adanya sosial media, dapat
membantu menyebarkan secara luas dan cepat kepada masyarakat
baik dalam negeri maupun luar negeri, karena perkembangan sosial
media yang sudah maju.

Sumber : dokumentasi peneliti.2020


Gambar 4.8
Postingan di akun instagram Perkampungan Adat Nagari
Sijunjung

32
5. Public Relation
Pengelola perkampungan adat menjaga hubungan baik dengan
kelompok lain, seperti masyarakat setempat, masyarakat luar, lembaga dan
instansi pemerintah. Dengan terciptanya hubungan yang baik antara
pengelola perkampungan adat dengan kelompok atau organisasi lain, dapat
membantu dalam perkembangan dan pengenalan perkampungan adat ke
luar daerah hingga ke mancanegara.
6. Sponsorship
Dari awal mulai berkembangnya Perkampungan Adat Nagari
Sijunjung, Dispar dan Bakti BCA memberikan bantuan untuk
perkembangan perkampungan adat ini seperti memberikan fasilitas,
bimbingan untuk menjadikan masyarakat sadar wisata, serta kegiatan
promosi untuk mengenalkan Perkampungan Adat Nagari Sijunjung ke
seluruh Indonesia maupun ke luar negeri.
Adapaun kegiatan promosi yang dilakukan bekerja sama dengan
Dinas Pariwisata Sumatera Barat (Dispar Sumbar) dan Bakti BCA. Dinas
Pariwisata Sumatera Barat melakukan promosi melalui website resmi
Dispar Sumbar dan akun instagram @disparsumbar. Tidak hanya
mengembangkan destinasi ini, Dispar juga mendukung penuh dalam
menarik wisatawan lebih banyak lagi mengunjungi Perkampungan Adat
Nagari Sijunjung. Dispar juga bekerjasama dengan Bakti BCA.
Bakti BCA merupakan lembaga yang membantu dalam
perkembangan dan pembangunan Perkampungan Adat Nagari Sijujung.
Dengan adanya kerjasama ini, Bakti BCA juga melakukan kegiatan
pemasaran untuk mengenalkan Perkampungan Adat Nagari Sijunjung ke
seluruh Indonesia. Salah satunya juga melalui akun sosial media milik
Bakti BCA. Bakti BCA sangat mendukung dan mengapresiasikan atas
keberadaan perkampungan ini, sehingga banyak yang dilakukan oleh Bakti
BCA untuk perkembangan Perkampungan Adat Nagari Sijunjung.
Mulai dari binaan untuk masyarakat, perkembangan kampung,
fasilitas, tamu yang datang, serta pemasaran untuk Perkampungan Adat
Nagari Sijunjung. Sehingga banyak wisatawan yang datang melalui Bakti

33
BCA. Oleh karena itu, Perkampungan Adat Nagari Sijunjung merupakan
salah satu desa binaan Bakti BCA.

Sumber : dokumentasi peneliti.2020


Gambar 4.9
Informasi tentang kampung adat oleh website Dispar

34
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai Tinjauan Strategi


Pemasaran Perkampungan Adat Nagari Sijunjung di Kabupaten Sijunjung yang
mengacu kepada komponen marketing mix yaitu Product (Produk), Price (Harga),
Place (Distributor), dan Promotion (Promosi) yang diperkenalkan oleh W.Y
Stanton pada tahun 1978, maka dapat disimpulkan :

1. Pada komponen Product (Produk), Perkampungan Adat Nagari Sijunjung


menawarkan homestay, yang sudah mencakup dengan makan dan kegiatan
selama menginap, dan juga pemandangan alam yang indah. Serta adanya
upacara adat bakaua yang dilakukan antara bulan oktober – desember.
2. Pada komponen Price (Harga), untuk biaya menginap di rumah gadang
(homestay) dikenakan biaya dari Rp.300.000.00 sampai dengan
Rp.400.000.00/ rumah dengan maksimal 6 orang dalam setip rumah. Dan
untuk biaya makan dikenakan Rp.20.000.00/orang berapa kali makan
sesuai permintaan, sedangkan untuk kegiatan selama menginap di
perkampungan adat, cukup sukarela dari rombongan wisatawan ke
masyarakat yang bersangkutan.
3. Pada komponen Place (Distributor), pengurus menggunakan sistem
distribusi secara langsung melalui perantara seperti Bakti BCA dan
Dispar,karena wisatawan yang datang ke perkampungan adat aa=kan
melakukan komunikasi awal dengan pihak Bakti BCA atau Dispar. Dan
juga target wisatawan yang dituju adalah wisatawan diluar Sumatera Barat
dan wisatawan mancanegara. Tidak ada lokasi khusus untuk memasarkan
perkampungan adat, karena hanya memasarkan melalui sosial media,
website dan Dinas Pariwisata Sumatera Barat.
4. Pada komponen Promotion (Promosi), promosi yang dilakukan seperti
reklame, sales promotion, merchandising serta pengurus bekerjasama juga

35
dengan Dinas Pariwisata Sumatera Barat dan Bakti BCA serta pemuda
kampung. Pemasaran yang dilakukan melalui website, akun instagram
@perkampunganadat, dan promosi yang dilakukan oleh pihak Bakti BCA
ke seluruh Indonesia.

5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian dan menghasilkan kesimpulan tentang
Tinjauan Strategi Pemasaran Perkampungan Adat Nagari Sijunjung di Kabupaten
Sijunjung. Berikut merupakan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
pengurus Perkampungan Adat Nagari Sijunjung :
1. Pada komponen product (produk), pengurus Perkampungan Adat Nagari
Sijunjung dapat menambahkan atraksi wisata yang menjadi salah satu
keunikan di perkampungan adat, tidak hanya fokus ke homestay, tetapi
juga mengembangkan keunikan dari kebudayaan Sijunjung lain yang
menarik dan berbeda dengan daerah lain. Dan juga membuat beberapa spot
photo di beberapa titik seperti di gerbang masuk, persimpangan patung
Puti Junjuang dan tempat lainnya.
2. Pada komponen price (harga), sebaiknya pengurus menyatukan harga
makan dan menginap, agar perhitungan dengan wisatawan bisa lebih
lancar, karena menimbang tempat makan yang jauh dari perkampungan,
sehingga untuk biaya makan langsung dimasukkan ke dalam harga
menginap di perkampungan adat.
3. Pada komponen place (distributor), sebaiknya pengurus membuat suatu
tempat yang menjadi lokasi untuk pemasaran, karena pemasaran lebih
difokuskan ke sosial media, ada baiknya jika disediakan tempat untuk
pemuda-pemuda mengerjakan pekerjaan mereka.
4. Pada komponen promotion (promosi), untuk promosi sebaiknya dilakukan
juga dengan menggelar acara-acara budaya yang rutin dilakukan di
perkampungan adat, dengan begitu dapat menarik wisatawan yang datang
berkunjung.

36

Anda mungkin juga menyukai