Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

ASPEK DALAM BISNIS

ANGGOTA KELOMPOK :
AIS FARAH NISA

1108010100

IIN WAHYU SURYANI

1308010113

ETIK FADILAH

1308010153

RONNY MIFTAHUL ANAM

1308010157

SATRIO GANCAR PRASETYA

1308010159

RIZQI NOERMENTARI

1308010161

NENO OCTAL IRIANI

1308010163

FIQIH ANIS FATIMAH N

1308010165

RIYANTY ARYANI PUTRI

1308010167

SITI MULYANAH

1308010169

AMAMEE SALAEH

1308010170

NURHAFIZA TAMA

1308010171

SYIRIA SHOLIKHAH

1408010017

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2016

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ..
B. RUMUSAN MASALAH .
C. TUJUAN .
BAB II ISI
A.
B.
C.
D.
E.
F.

PENDAHULUAN .
PERMODALAN ..
ANALISIS KEUANGAN ..
PERPAJAKAN ..
STRATEGI PENGEMBANGAN ..
KEWIRAUSAHAAN ..

BAB III PENUTUP


KESIMPULAN..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT, atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya

kami dapat menyelesaikan tugas Makalah

Kewirausahaan ini yang berjudul Aspek dalam Bisnis.


Terwujudnya makalah ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan dan bimbingan dari
berbagai pihak dalam pembuatan makalah ini. Dalam kesempatan ini kami selaku penulis dan
penyusun dengan sepenuh hati menyampaikan terima kasih kepada dosen Kewirausahaan
atas bimbingan materi yang telah diberikan serta teman-teman lainnya yang telah banyak
membantu dalam memberikan dorongan baik moril maupun sumbangan pikiran yang berguna
bagi kelompok kami.
Demi kesempurnaan masa mendatang, kami selalu membuka diri untuk menerima
saran dan kritikan dari semua pihak dan mudah-mudahan makalah ini bermanfaat. Aamiin.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Purwokerto, 24 Mei 2016
Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bisnis menurut ilmu ekonomi adalah suatu organisasi yang menjual barang
atau jasa kepada konsumen agar mendapatkan laba atau keuntungan. Dalam berbisnis
dibutuhkan aspek dasar, seperti permodalan, analisis keuangan, perpajakan, strategi
pengembangan, dan kewirausahaan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana aspek dalam bisnis kewirausahaan dalam farmasi ?
2. Apakan manfaat dari penentuan aspek dalam berbisnis dalam dunia farmasi ?
C. TUJUAN
1. Aspek yang dibutuhkan dalam suatu bisnis meliputi 4 aspek utama, yaitu
permodalan, analisis keuangan, perpajakan, strategi pengembangan, dan
kewirausahaan.
2. Manfaat dari penentuan aspek bisnis yaitu untuk mengetahui strategi dalam
pembuatan usaha dalam bidang kefarmasian, seperti misalnya apotek.

BAB II
ISI
A. PENDAHULUAN

Bisnis adalah usaha menjual barang atau jasa yang dilakukan oleh perorangan,
sekelompok orang, atau organisasi kepada konsumen (masyarakat) dengan tujuan
utamanya adalah memperoleh keuntungan atau laba (profit). Pada dasarnya, dalam
melakukan bisnis adalah untuk mendapatkan keuntungan atau laba (profit).
Fungsi bisnis yaitu :
1. Mengubah bentuknya yang tidak laindari fungsi produksi (form utility)
2. Memindahkan tempat produk itu (place utility)
3. Mengubah kepemilikan sebagai fungsi penjualan (possessive utility)
4. Menunda waktu kegunaan sebagai fungsi pemasaran (time utility)
Bisnis dapat dilakukan perorangan, sekelompok orang, atau organisasi. Pelaku bisnis
atau yang biasa disebut dengan dasar kepemilikan bisnis yaitu :
1. Perusahaan perorangan adalah perusahaan yang dimiliki oleh seorang yang
langsung memimmpin perusahaan tersebut.
2. Persekutuan adalah proses pengambilan bagian dilakukan bersama-sama.
3. Perseroan adalah bisnis yang dimiliki oleh beberapa orang dan diawasi oleh
direktur.
4. Koperasi adalah bidang usaha yang beranggotakan orang atau badan hokum
koperasi dengan landasan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi.
Apotek adalah suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian, penyaluran
sediaan farmasi, dan perbekalan kesehatan lainnyakepada masyakat. Apotek dapat
diusahakan oleh lembaga atau instansi pemerintah dengan tugas pelayanan kesehatan
di pusat daerah, perusahaan milik negara yang ditunjuk oleh pemerintah dan apoteker
yang telah mengucapkan sumpah serta memperoleh izin dari Suku dinas kesehatan
setempat.
Aspek yang dipelajari dalam bisnis secara umum yaitu, aspek permodalan,
analisis keuangan, perpajakan, strategi pengembangan, kewirausahaan.
B. PERMODALAN
Macam modal, yaitu :
a. Modal aktif
Modal aktif adalah aktiva suatu perusahaan yang terdiri dari aktiva lancar dan
aktiva tetap. Contoh dari modal aktif adalah tanah, gedung, mesin, kas, dsb.
b. Modal pasif adalah modal yang didapat dari hasil pinjaman untuk jangka
pendek ataupun untuk jangka panjang. Contoh modal pasif yaitu modal saham,
utang perusahaan, dsb. Modal pasif terbagi menjadi 2 kelompok yaitu :
Modal Sendiri
Diperoleh secara langsung (dana pribadi).
Modal Asing (extern)
Diperoleh dari dana luar (pinjaman atau investasi)
Contoh Permodalan
Pemodalan :

50% modal sendiri : kerja sama anggota kelompok


50% modal asing : PT. Kimia Farma

Modal Total 200 juta ( 100 juta dari kelompok, 100 juta dari PT. Kimia Farma )
1. Modal Tetap
a. Penunjang : 50 juta : etalase, kulkas, computer, meja, kursi, printer, peralatan
medis dokter
b. Perlengkapan apotek : 25 juta : obat, alkes
c. Biaya perizinan : 2,5 juta
d. Kendaraan : 5 juta
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Modal Operasional
Apoteker (3) : 1 jt x 3 = 3 juta
AA (9) : 700 rb x 9 = 6,3 juta
Pembantu umum (2) : 250 rb x 2 = 500 rb
Kasir (3) : 500 rb x 3 = 1,5 jt
LAT : 700 rb
Administrasi : 8 jt
Bangunan : 60 jt
Lain-lain : 2 jt

3. Modal Cadangan
Sisa Modal = 200 jt ( 82 jt + 82,5 jt ) = 35,5 jt
C. ANALISIS KEUANGAN
Aspek finansial ditujukan untuk memperkirakan berapa jumlah dana yang
dibutuhkan untuk membangun dan kemudian untuk mengoperasikan apotek. Sumber
pembiayaan apotek dapat menggunakan dua sumber, yaitu :
1. Modal Sendiri, dapat satu orang pribadi atau beberapa orang dengan pembagian
saham.
2. Pinjaman dengan melalui bank atau lembaga non bank. Aspek keuangan, meliputi :
a. Investasi dan modal kerja
b. Penilaian analisis keuangan (PBP, ROI, NPV, IRR, BEP)
Yaitu analisa yang berkenaan dengan biaya operasional dan biaya investasi.
Penilaian analisis keuangan tersebut dapat menggunakan analisis PBP, ROI, NPV,
IRR, BEP
PBP
: Pay Back Periode
ROI
: Return On Investment
NPV
: Net Present Value
IRR
: Internal Rate of Return
BEP
: Break Even Point
c. Cash Flow Analysis
Di bawah ini akan dijelaskan mengenai aspek keuangan dilihat dari analisis
Break Even Point, Return on Investment dan Payback Periode dalam studi
kelayakan.
a)

Break Even Point (BEP)

Untuk mempertahankan kontinuitas usaha, apotek harus menjaga tingkat


keseimbangan antara hasil penjualan (total revenue) atau laba yang diperoleh
dengan biaya total. Analisa pendekatan yang digunakan ialah metode break even
point :
BEP = [1/(1-Biaya Variabel/Volume Penjualan)] x biaya tetap
Analisa BEP menunjukkan suatu keadaan kinerja suatu usaha pada posisi tidak
memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian karena pada posisi tersebut
pada omset tertentu laba yang diperoleh sama dengan biaya tetap yang dikeluarkan.
Sehingga dengan harga yang ada, omzet yang didapatkan, serta biaya yang
dikeluarkan itu tidak akan menderita kerugian. Dengan adanya BEP ini menjadi
alat untuk menetapkan perkiraan omzet yang harus didapatkan agar suatu usaha
tidak merugi (Anief, 2001).
Analisa BEP berguna untuk :
1. Digunakan untuk perencanaan laba (Profit Planning)
2. Sebagai alat pengendalian (Controlling)
3. Sebagai alat pertimbangan dalam menentukan harga jual
4. Sebagai alat pertimbangan dalam mengambil keputusan perlu diketahui
berapakah BEP-nya.
b)

ROI (Return on Investment)


Return on Investment (ROI) atau rentabilitas atau earning power merupakan
perbandingan antara pendapatan bersih dengan aktiva bersih rata-rata yang
digunakan. Hal ini penting untuk mengetahui kemampuan perusahaan
menghasilkan pendapatan. ROI dapat dihitung dengan rumus :
ROI = (Laba Bersih/Total Investasi) x 100%
ROI dapat dinaikkan dengan cara:
a.
Menaikkan margin
1)
Hasil penjualan (total sales) dinaikkan lebih besar dibanding biaya.
2)
Biaya diturunkan lebih besar dibanding penjualannya.
b.
Menaikkan perputaran
1)
Menaikkan hasil penjualan (laba) dibanding aktivanya (modal lancarnya).
2)
Menurunkan aktivanya lebih besar dibanding hasil penjualan (laba).
ROI merupakan analisa hasil usaha. Hal ini tergantung dari tujuan perusahaan, tapi
secara umum dapat dikatakan ROI yang baik adalah lebih besar daripada jasa
pinjaman rata-rata. Besarnya ROI yang diperoleh merupakan tingkat
pengembangan usaha suatu perusahaan (Anief, 2001).
c)

Payback Periode

Pay Back Period merupakan suatu analisa untuk mengetahui berapa lama
modal yang kita investasi akan kembali (balik modal). PBP merupakan rasio dari
total investasi dibandingkan dengan laba bersih. Pay Back Period dapat dihitung
dengan rumus:
PBP (thn) = Total Investasi/Laba Bersih
Semakin kecil waktu pengembalian modal maka semakin prospektif pendirian
apotek yang menandakan semakin besar tingkat pengembalian modal dan
keuntungan bersih rata-rata juga akan semakin besar. Pay back period tergantung
dari jumlah investasi dan modal tetap yang dikeluarkan. Investasi juga berasal dari
modal operasional dan modal cadangan (Anief, 2001).
Contoh Analisa Keuangan Apotek
a) Break Even Point (BEP)
FC
1. Penunjang :
2. Perlengkapanapotek :
3. Biayaperizinan :
4. Kendaraan :
5. Bangunan :
VC
1. Gaji :
Rp 9. 800.000
2. Administrasi :
Rp 8.000.000
3. Lain-lain :
Rp 2.000.000
BEP =
b) ROI (Return on Investment)
Hasil penjualan (total sales)
Laba

Rp 50.000.000
Rp 25.000.000
Rp 2.500.000
Rp 5.000.000
Rp 60.000.000

Rp
Rp

ROI = (Laba Bersih/Total Investasi) x 100%


c)
Payback Periode
PBP (thn) = Total Investasi/Laba Bersih
Total Investasi =
Rp 200.000.000
Laba Bersih
= Rp
D. PERPAJAKAN
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari
kewajiban kenegaraan dan peran serta Wajib Pajak untuk secara langsung dan

bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembiayaan negara dan


pembangunan nasional.
Sesuai falsafah undang-undang perpajakan, membayar pajak bukan hanya
merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga Negara untuk ikut
berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan negara dan
pembangunan nasional.
Pajak di apotek
1. Pajak Daerah
Pajak daerah adalah pajak yang wewenang pemungutannya berada pada pemerintah
daerah baik tingkat propinsi maupun kabupaten. Pajak daerah ditentukan oleh masingmasing daerah, dan macam pajak yang harus dibayar adalah :
a. Pajak Barang Inventaris
Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah terhadap barang yang digunakan
di apotek atau barang inventaris milik apotek seperti pajak kendaraan
bermotor.
b. Pajak reklame/iklan
Pajak reklame adalah pajak yang dikenakan terhadap pemasangan papan nama
apotek di luar atau di dalam lingkungan apotek. Pajak tergantung lokasi dan
besar papan nama apotek. Jika nama apotek ditulis/disertakan di dalam papan
nama suatu perusahaan tertentu, pajak reklame akan ditanggung oleh
perusahaan tersebut.
c. Surat Keterangan Ijin Tempat Usaha.
SITU atau Surat Ijin Tempat Usaha adalah surat untuk memperoleh ijin di
sebuah lokasi usaha dengan maksud agar tidak menimbulkan gangguan yang
dapat merugikan pihak-pihak tertentu. Surat ijin usaha ini juga mempunyai
dasar hukum berdasarkan peraturan daerah dari tempat domisili perusahaan
yang bersangkutan.
2. Pajak Pusat
Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat. Pajak pusat meliputi :
a. Pajak Tidak Langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnya bisa dilimpahkan pada
pihak lain.
1) Bea Materai, untuk kuitansi lebih dari Rp. 250.000,00 dikenakan biaya
materai Rp. 3000,00.
2) Pajak Pertambahan Nilai (PPN), merupakan pajak tak langsung yang
dikenakan pada setiap pembelian berapa pun jumlah rupiah yang
dibelanjakan. Besarnya pajak yang harus dibayar sebesar 10% dari
jumlah pembelian. Misalnya untuk setiap pembelian obat khususnya

untuk PBF yang PKP (Pengusaha Kena Pajak) maka dikenai PPN
sebesar 10%.
b. Pajak Langsung
Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak yang
bersangkutan. Pajak langsung meliputi :
1) Pajak Penghasilan (PPh)
Menurut Undang-undang Perpajakan Nomor 17 tahun 2000, ada
beberapa pajak yang dikenakan untuk usaha apotek.
2) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan dikenakan setiap tahun dan besarnya
tergantung dari luas tanah, luas bangunan, serta lokasi apotek yang
ditempati apotek sebagai sarana usaha.
3) Pengusaha Kena Pajak (PKP)
Merupakan pajak yang dikenakan kepada badan usaha atau orang
pribadi yang melakukan usaha. Pengusaha kecil dengan kemampuan
sendiri dapat mengajukan permohonan untuk menjadi PKP.
E. STRATEGI PENGEMBANGAN
Strategi secara umum yaitu proses penentuan rencana para pemimpin yang
berfokus pada tujuan jangka panjang apotik, disertai penyusunan suatu cara atau
upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Startegi pengembangan yang dilakukan dalam apotek yaitu :
a. Lokasi : pemilihan lokasi dapat dilihat dari lingkungan dimana kita akan mendirikan
apotik tersebut. Pemilihan tempat yang strategis. Hal ini terkait dengan peluangpeluang yang ada. Salah satunya yaitu belum banyak berdirinya apotik, dan
menyediakan tempat untuk pemeriksaan laboratorium (Cek Kadar gula darah, Tensi
dan lainnya)
b. SDM : pelayanan apoteker 24 jam, mengadakan monitoring dan menerapkan senyum
sapa dan salam.
c. Kerjasama : dalam apotik ini bekerja sama dengan dokter umum, dokter anak.
d. Lainnya : pemberian THR kepada pembeli berdasarkan banyaknya jumlah total
belanja dan mencetak kalender untuk dijadikan sebagai souvenir.
e. Menyediakan wifi area gratis dan menyediakan produk berupa alat alat kesehatan
dan minuman
f. Melakukan promosi yaitu dengan cara dari mulut ke mulut, online, brosur, dan papan
nama apotek yang dibuat semenarik mungkin.
F. KEWIRAUSAHAAN
Kerja sama dengan dokter dapat berupa alur pembelian resep. Dokter
meresepkan obat dan rujukan penebusan resep yaitu pada apotek yang kita
dirikan. Sehingga hasil dari penebusan resep dapat meningkatkan omset
penjualan di apotek.

Memberikan THR ketika seorang pembeli mempunyai data pembelian yang


banyak terhadap apotek. Jadi setiap pembeli mempunyai member apotek
sehingga setiap pembelian yang dilakukan dapat terdokumentasi. THR dapat
berupa pakaian, sarung, peralatan solat, dan alat bantu pengingat minum obat.
Menyediakan wifi area gratis sehingga dapat meningkatakan kenyamanan bagi
para pelanggan, karena semakin banyak fasilitas yang kita berikan
semakinbanyakyang tertarik untuk ke apotek.
Untuk meningkatkan omsetpenjualan kita dapat menyediakan pelayanan selain
yang terkait dengan obat yaitu menyediakan produk berupa alat alat
kesehatan dan makanan seperti permen untuk menarik minat anak -anak.
Menyediakan tempat minum kepada pelanggan sembari menunggu pelayanan
obat. Minuman yang disediakan seperti kopi, teh, susu, jus, yougurt.
Menyediakan kursi automatic untuk pijat refleksi, layanan dikenakan biaya
sehingga dapat meningkatkan pemasukan bagi apotek.
Menyediakan layanan perawatan kecantikan seperti pilling masker.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Bisnis adalah usaha menjual barang atau jasa yang dilakukan oleh perorangan,
sekelompok orang, atau organisasi kepada konsumen (masyarakat) dengan tujuan
utamanya adalah memperoleh keuntungan atau laba (profit). Salah satu bisnis usaha
yang dapat dilakukan dalam bidang kefarmasian adalah pendirian apotek. Apotek
adalah suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian, penyaluran sediaan farmasi,
dan perbekalan kesehatan lainnyakepada masyakat. Dalam pendirian suatu bisnis
harus benar-benar mempertimbangkan aspek-aspek, seperti permodalan, analisa
keuangan, perpajakan, strategi pengembangan, kewirausahaan. Pertimbangan aspek
tersebut harus benar-benar dimatangkan supaya bisnis yang dijalankan dapat
berkembang dan tidak berhenti ditengah jalan.

DAFTAR PUSTAKA

Hendro. 2011. Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta : Penerbit Erlangga.


Solihin, Ismail. 2006. Pengantar Bisnis. Jakart[a : Prenada Media.

Anda mungkin juga menyukai