Anda di halaman 1dari 4

1)

2)
3)
4)
5)
6)

b.
c.
d.
e.
f.
g.

Sebelum melakukan pendirian dan pengelolaan apotek, perlu dilakukan


perencanaan terlebih dahulu, maka setelah melakukan survei mengenai lokasi dan
banyaknya sarana penunjang (dokter, rumah sakit, poliklinik, dan lain-lain termasuk
banyaknya penduduk dengan kemampuan berbeda-beda) harus dilakukan studi
kelayakan (Hartono, 2003).
Beberapa faktor yang harus diperhatikan sebelum mendirikan apotek ialah:
a. Lokasi
Banyak faktor yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan
lokasi suatu usaha. Sebagai faktor yang digunakan sebagai dasar pertimbangan pada
umumnya Pasar, sebab merupakan masalah yang tidak boleh diabaikan, selain itu
faktor pembeli harus diperitungkan dahulu. Oleh karenanya hendaknya
diperhitungkan lebih dulu :
Ada tidaknya apotek lain
Letak apotek yang akan didirikan, mudah tidaknya pasien untuk parkir kendaraannya
Jumlah penduduk
Jumlah Dokter
Keadaan sosial ekonomi rakyat setempat untuk diketahui
Selain keadaan tersebut perlu dipertimbangkan ada tidaknya fasilitas kesehatan lain
seperti : rumah sakit, puskesmas, poliklinik. Sebab tempat-tempat tersebut juga
memberi obat langsung pada pasien.
Perundang-undangan farmasi dan ketentuan lainnya.
Pembelian.
Penyimpanan barang/pergudangan.
Penjualan, yang terpenting ialah kalkulasi harga atas resep Dokter.
Administrasi, menyangkut pula laporan-laporan.
Evaluasi apotek pada akhir tahun (Anief, 2001).
Secara umum studi kelayakan dari suatu usaha mencakup 4 aspek penilaian, yaitu:
1) Aspek Manajemen

Apotek perlu mendapat dukungan tenaga manajemen yang ahli dan


berpengalaman, serta memiliki motivasi dan dedikasi yang tinggi untuk
mengembangkan apotek. Karena itu hendaknya disusun tugas-tugas pokok yang
harus dijalankan agar apotek dapat berjalan dengan baik. Tugas-tugas tersebut
kemudian dituangkan dalam jabatan-jabatan tertentu dan disusun dalam satu
organisasi, dengan tersusunnya struktur organisasi lebih mudah untuk menentukan
apa yang harus dipenuhi oleh calon pegawai apotek. Aspek manajemen, meliputi :
a.

Strategi manajemen (Visi, Misi, Strategi, Program Kerja, SOP )

b. Bentuk badan usaha


c.

Struktur organisasi

d. Jenis pekerjaan
e.

Kebutuhan tenaga kerja

f.

Program kerja

(Anief, 2001)
2) Aspek Teknis
Aspek teknis yang dimaksud di sini adalah kondisi fisik dan peralatan yang dibutuhkan
untuk menunjang pelayanan kefarmasian di apotek. Aspek teknis, meliputi :
a. Peta lokasi dan lingkungan (posisi apotek terhadap sarana pelayanan

kesehatan lain)

b. Tata letak bangunan


c. Interior dan peralatan teknis
(Anief, 2001).
3) Aspek Pasar

Dalam pendirian apotek, aspek pemasaran mendapat prioritas utama agar laju
perkembangan apotek sesuai dengan yang diharapkan Aspek ini diantaranya
menyangkut jumlah praktek dokter yang ada di sekitar apotek dan jumlah apotek
pesaing di lokasi tersebut. Aspek pasar meliputi :
a.

Jenis produk yang akan dijual

b. Cara (dari mana, bagaimana) mendapatkan produk yang akan dijual


c.

Bentuk pasar(Persaingan Sempurna, Monopoli, Oligopoli, Monopsoni)

d. Potensi pasar (Q = N.P)


e.

Target pasar (Individu, Korporasi, Reseller)

f.

Target konsumen
(Anief, 2001)

4) Aspek Keuangan

Aspek finansial ditujukan untuk memperkirakan berapa jumlah dana yang


dibutuhkan untuk membangun dan kemudian untuk mengoperasikan apotek. Sumber
pembiayaan apotek dapat menggunakan dua sumber, yaitu : pertama modal sendiri,
dapat satu orang pribadi atau beberapa orang dengan pembagian saham. Kedua dapat
dengan pinjaman dengan melalui bank atau lembaga non bank. Aspek keuangan,
meliputi :
a. Investasi dan modal kerja
b. Penilaian analisis keuangan (PBP, ROI, NPV, IRR, BEP)
Yaitu analisa yang berkenaan dengan biaya operasional dan biaya investasi. Penilaian
analisis keuangan tersebut dapat menggunakan analisis PBP, ROI, NPV, IRR, BEP
PBP

: Pay Back Periode

ROI

: Return On Investment

NPV

: Net Present Value

IRR

: Internal Rate of Return

BEP

: Break Even Point

c. Cash Flow Analysis

Di bawah ini akan dijelaskan mengenai aspek keuangan dilihat dari analisis Break
Even Point, Return on Investment dan Payback Periode dalam studi kelayakan.
a) Break Even Point (BEP)

Untuk mempertahankan kontinuitas usaha, apotek harus menjaga tingkat


keseimbangan antara hasil penjualan (total revenue) atau laba yang diperoleh dengan
biaya total. Analisa pendekatan yang digunakan ialah metode break even point :
BEP = [1/(1-Biaya Variabel/Volume Penjualan)] x biaya tetap

1.
2.
3.
4.

Analisa BEP menunjukkan suatu keadaan kinerja suatu usaha pada posisi tidak
memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian karena pada posisi tersebut
pada omset tertentu laba yang diperoleh sama dengan biaya tetap yang dikeluarkan.
Sehingga dengan harga yang ada, omzet yang didapatkan, serta biaya yang
dikeluarkan itu tidak akan menderita kerugian. Dengan adanya BEP ini menjadi alat
untuk menetapkan perkiraan omzet yang harus didapatkan agar suatu usaha tidak
merugi (Anief, 2001).
Analisa BEP berguna untuk :
Digunakan untuk perencanaan laba(Profit Planning)
Sebagai alat pengendalian (Controlling)
Sebagai alat pertimbangan dalam menentukan harga jual
Sebagai alat pertimbangan dalam mengambil keputusan perlu diketahui berapakah
BEP-nya.
b) ROI (Return on Investment)

Return on Investment (ROI) atau rentabilitas atau earning power merupakan


perbandingan antara pendapatan bersih dengan aktiva bersih rata-rata yang digunakan.
Hal ini penting untuk mengetahui kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan.
ROI dapat dihitung dengan rumus :

ROI = (Laba Bersih/Total Investasi) x 100%

1)
2)
b.
1)
2)

ROI dapat dinaikkan dengan cara:


a. Menaikkan margin
Hasil penjualan (total sales) dinaikkan lebih besar dibanding biaya.
Biaya diturunkan lebih besar dibanding penjualannya.
Menaikkan perputaran
Menaikkan hasil penjualan (laba) dibanding aktivanya (modal lancarnya).
Menurunkan aktivanya lebih besar dibanding hasil penjualan (laba).

ROI merupakan analisa hasil usaha. Hal ini tergantung dari tujuan perusahaan,
tapi secara umum dapat dikatakan ROI yang baik adalah lebih besar daripada jasa
pinjaman rata-rata. Besarnya ROI yang diperoleh merupakan tingkat pengembangan
usaha suatu perusahaan (Anief, 2001).
c) Payback Periode

Pay Back Period merupakan suatu analisa untuk mengetahui berapa lama modal
yang kita investasi akan kembali (balik modal). PBP merupakan rasio dari total
investasi dibandingkan dengan laba bersih. Pay Back Period dapat dihitung dengan
rumus:
PBP (thn) = Total Investasi/Laba Bersih

Semakin kecil waktu pengembalian modal maka semakin prospektif pendirian


apotek yang menandakan semakin besar tingkat pengembalian modal dan keuntungan
bersih rata-rata juga akan semakin besar. Pay back period tergantung dari jumlah
investasi dan modal tetap yang dikeluarkan. Investasi juga berasal dari modal
operasional dan modal cadangan (Anief, 2001).

Anda mungkin juga menyukai