Anda di halaman 1dari 6

TUGAS STUDI KELAYAKAN

APOTEK KIMIA FARMA


BUNG TOMO SAMARIDA
TUJUAN
Memberikan pelayanan dan informasi obat pada masyarakat dan sekitarnya.
PEMILIHAN LOKASI
1.

Aspek Manajemen
Apotek perlu mendapat dukungan tenaga manajemen yang ahli dan berpengalaman,
serta memiliki motivasi dan dedikasi yang tinggi untuk mengembangkan
apotek. Pengelolaan apotek tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab PT. Kimia
Farma Apotek, yang terdiri dari:
a. Aspek pelayanan kefarmasian.
b. Aspek manajemen, dilaksanakan menurut sistem dan prosedur yang berlaku
pada Apotek Kimia Farma, yang dalam hal ini dilaksanakan oleh Bisnis Manajer
Samarinda
Aspek Teknis

2.
a.

Lokasi & Lingkungan


Lokasi Apotek Kimia Farma ini sangat strategis.

Berada di Jl. Bung Tomo.

Terlihat jelas dari 2 arah.

Bangunan berupa bangunan 1 lantai dan mempunyai 2 kamar.

Memiliki area parkir yang cukup memadai.


Data pendukung:
Data Apotek: apotek Meridian, apotek Mahakam dan apotek Mega Rizky

dalam radius 1 km dari apotek.


Data Klinik: Klinik Permata Medika.
Data Rumah Sakit: RS IA Moeis.
Data Swalayan: Era Mart, Indomaret, Alfamidi.
Data Bank: Bank BTN, Bank Mandiri, Bank BCA, Bank BRI, Bank BRI

Syariah, Bank Bukopin.


Data Penduduk: pemukiman penduduk dengan jumlah penduduk 18.967
orang.

b.

Struktur Organisasi
Struktur organisasi Apotek Kimia Farma disesuaikan dengan kebutuhan yang
dilihat dari pertumbuhan besar pengunjung dan penjualan obat. Tenaga kerja di

apotek terdiri atas : 1 orang Apoteker, 6 orang Asisten Apoteker dan 4 orang
SPG.
3.

Aspek Pemasaran
a.

Perkiraan Sumber Omset


Resep
Jumlah dokter : 2 orang, omset sekitar Rp 7.000.000.
Swalayan Farmasi / UPDS
Penjualan dari swalayan farmasi diperkirakan sekitar Rp 300.000.000.

b.

Target Pemasaran
Target yang potensial bagi apotek diantaranya yaitu:
Penduduk pemukiman di sekitar apotek.
Pasien dengan kebutuhan obat bebas, obat bebas terbatas, kosmetik dan

produk kesehatan lainnya.


Pasien dari dokter yang membuka praktek di apotek dan pasien dari sarana

kesehatan umum di sekitar apotek.


Masyarakat non penduduk yang melintas di sekitar apotek.
4.
Aspek Keuangan
Aspek finansial ditujukan untuk memperkirakan berapa jumlah dana yang
dibutuhkan untuk membangun dan kemudian untuk mengoperasikan apotek. Sumber
pembiayaan apotek dapat menggunakan dua sumber, yaitu : pertama modal sendiri,
dapat satu orang pribadi atau beberapa orang dengan pembagian saham. Kedua dapat
dengan pinjaman dengan melalui bank atau lembaga non bank. Aspek keuangan,
meliputi:
a. Investasi dan modal kerja
b. Penilaian analisis keuangan
Yaitu analisa yang berkenaan dengan biaya operasional dan biaya investasi.
Penilaian analisis keuangan tersebut dapat menggunakan analisis PBP, ROI,
NPV, IRR, BEP.
Break Even Point (BEP)
Untuk mempertahankan kontinuitas usaha, apotek harus menjaga tingkat
keseimbangan antara hasil penjualan (total revenue) atau laba yang
diperoleh dengan biaya total. Analisa pendekatan yang digunakan ialah
metode break even point :
BEP = [1/(1-Biaya Variabel/Volume Penjualan)] x biaya tetap
Analisa BEP menunjukkan suatu keadaan kinerja suatu usaha pada posisi
tidak memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian karena pada

posisi tersebut pada omset tertentu laba yang diperoleh sama dengan biaya
tetap yang dikeluarkan. Sehingga dengan harga yang ada, omzet yang
didapatkan, serta biaya yang dikeluarkan itu tidak akan menderita kerugian.
Dengan adanya BEP ini menjadi alat untuk menetapkan perkiraan omzet
yang harus didapatkan agar suatu usaha tidak merugi.

ROI (Return on Investment)

Return on Investment (ROI) atau rentabilitas atau earning power merupakan


perbandingan antara pendapatan bersih dengan aktiva bersih rata-rata yang
digunakan. Hal ini penting untuk mengetahui kemampuan perusahaan
menghasilkan pendapatan. ROI dapat dihitung dengan rumus :
ROI = (Laba Bersih/Total Investasi) x 100%
ROI dapat dinaikkan dengan cara:
a) Menaikkan margin

1) Hasil

penjualan

(total

sales)

dinaikkan

lebih

besar

dibanding biaya.
2) Biaya diturunkan lebih besar dibanding penjualannya.
b) Menaikkan perputaran

1) Menaikkan hasil penjualan (laba) dibanding aktivanya (modal


lancarnya).
2) Menurunkan aktivanya lebih besar dibanding hasil penjualan
(laba).

Payback Periode

Pay Back Period merupakan suatu analisa untuk mengetahui berapa lama
modal yang kita investasi akan kembali (balik modal). PBP merupakan rasio
dari total investasi dibandingkan dengan laba bersih. Pay Back Period dapat
dihitung dengan rumus:
PBP (thn) = Total Investasi/Laba Bersih
Semakin kecil waktu pengembalian modal maka semakin prospektif
pendirian apotek yang menandakan semakin besar tingkat pengembalian
modal dan keuntungan bersih rata-rata juga akan semakin besar. Pay back
period tergantung dari jumlah investasi dan modal tetap yang dikeluarkan.
Investasi juga berasal dari modal operasional dan modal cadangan.

TUGAS STUDI KELAYAKAN


APOTEK KIMIA FARMA
BUNG TOMO SAMARINDA

Oleh :
HESTI RIANA SARI

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2016

TUGAS STUDI KELAYAKAN


APOTEK KIMIA FARMA
BUNG TOMO SAMARINDA

Oleh :
HESTI RIANA SARI
YUNI YULIANTI
MELLY INGGRIANI JEMBU

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2016

Anda mungkin juga menyukai