0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan7 halaman
Dokumen tersebut merangkum pengertian akuntansi dan pengukuran kinerja keuangan, penentuan harga pokok produksi, jenis-jenis laporan keuangan, kegunaan laporan keuangan, dan analisis laporan keuangan. Dibahas pula metode penentuan harga pokok antara full costing dan variable costing serta rasio-rasio keuangan untuk menganalisis kinerja perusahaan.
Dokumen tersebut merangkum pengertian akuntansi dan pengukuran kinerja keuangan, penentuan harga pokok produksi, jenis-jenis laporan keuangan, kegunaan laporan keuangan, dan analisis laporan keuangan. Dibahas pula metode penentuan harga pokok antara full costing dan variable costing serta rasio-rasio keuangan untuk menganalisis kinerja perusahaan.
Dokumen tersebut merangkum pengertian akuntansi dan pengukuran kinerja keuangan, penentuan harga pokok produksi, jenis-jenis laporan keuangan, kegunaan laporan keuangan, dan analisis laporan keuangan. Dibahas pula metode penentuan harga pokok antara full costing dan variable costing serta rasio-rasio keuangan untuk menganalisis kinerja perusahaan.
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2019 I. Pengertian Akuntansi Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi non-profit, dan lembaga pemerintah. Fungsi akuntansi yang utama adalah sebagai media informasi khususnya informasi keuangan suatu organisasi atau perusahaan, karena dari informasi tersebut dapat diperoleh suatu laporan ekonomi dimana kita dapat mengetahui kondisi ekonomi suatu oraganisasi ataupun badan usaha, serta mengetahui perubahan yang terjadi dalam organisasi tersebut. Akuntansi dapat memberikan informasi data kuantitatif dengan ukuran uang. Informasi tentang kondisi keuangan organisasi atau perusahaan sangat dibutuhkan oleh pihak pembuat keputusan dalam pengambilan kebijakan ekonomi untuk pihak didalam organisasi ataupun pihak diluar organisasi ataupun badan usaha tersebut.
II. Penentuan Harga Pokok
Harga pokok produksi adalah semua biaya langsung dan tidak langsung yang dikeluarkan perusahaan untuk proses produksi sehingga barang atau jasa tersebut bisa dijual. Perusahaan harus menghitung harga pokok suatu barang karena sangat penting untuk pelaporan keuangan perusahaan. Penentuan harga pokok produksi dilakukan sebelum perusahaan menentukan harga jual. Harga ini nantinya akan digunakan oleh manajemen untuk membandingkan dengan pendapatan dan disajikan dalam laporan laba rugi. Selain itu, perusahaan juga akan lebih mudah melakukan pengontrolan produksi jika mengetahui harga pokoknya. Dalam menentukan harga pokok produksi pada umumnya terdapat 2 metode yang dapat digunakan. Pertama adalah metode full costing dan yang kedua adalah metode variable costing yang biasanya digunakan untuk hal teknis semacam pengambilan keputusan dalam perusahaan. Perbedaan pokok antara metode full costing dan metode variabel costing terletak pada perlakuan biaya overhead pabrik. 1. Full Costing Metode Full Costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang memasukkan semua komponen-komponen biaya produksi seperti Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja, dan Biaya Overhead Pabrik yang bersifat Variabel maupun Tetap. 2. Variable Costing Metode Variable Costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang memasukkan semua komponen-komponen biaya produksi seperti Biaya Bahan Baku, Baya Tenaga Kerja, dan Biaya Overhead Pabrik namun hanya yang bersifat variabel. Sebab, dalam metode ini Biaya Produksi Tetap dianggap sebagai Biaya Periodik bersama dengan Biaya-biaya nonproduksi tetap lainnya.
Perbedaan antara Full Costing dan Variabel Costing
1. Dalam metode full costing, perhitungan harga pokok produksi didasarkan pada pendekatan “fungsi”. Sehingga yang disebut biaya produksi adalah seluruh biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi, baik tetap maupun variabel. Dalam metode variable costing, perhitungan harga pokok produksi didasarkan pada pendekatan "tingkah laku". Biaya produksi yang dibebankan adalah biaya variabel saja, dan biaya tetap tidak dianggap sebagai biaya produksi. 2. Dalam metode full costing, biaya periode adalah biaya untuk kegiatan operasi. Dalam metode variable costing, biaya periode adalah biaya tetap, baik untuk kegiatan produksi maupun kegiatan operasi.
III. Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan berperan sangat penting dalam suatu bisnis. Data finansial yang tercantum di dalamnya memungkinkan untuk mengetahui kondisi keuangan usaha secara keseluruhan. Dari informasi kondisi keuangan tersebut, seseorang bisa menyusun strategi bisnis maupun mengambil keputusan penting. Ada 4 jenis laporang keuangan : 1. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi menjabarkan tentang unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan untuk mengetahui laba atau rugi bersih yang dihasilkan. Fungsi utama dari laporan laba rugi adalah menyajikan informasi performa bisnis, yang diperlukan untuk memprediksi kondisi ekonomi internal perusahaan di masa depan. Laporan laba rugi yang ideal setidaknya harus mencakup aspek pendapatan, laba rugi usaha, beban pinjaman, beban pajak, laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, pos luar biasa, hak minoritas, laba atau rugi bersih untuk periode berjalan, serta bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diberlakukan menggunakan metode ekuitas. 2. Laporan Perubahan Modal Laporan perubahan modal menggambarkan informasi jumlah modal yang dimiliki bisnis selama beberapa tahun tertentu. Laporan ini menunjukkan besarnya perubahan modal yang telah terjadi, lengkap dengan penyebab perubahannya. Untuk membuat laporan perubahan modal, dibutuhkan data tentang jumlah modal pada awal tahun, jumlah rugi atau laba bersih selama tahun tersebut, dan pengambilan dana pribadi oleh pemilik untuk tahun yang bersangkutan. Itulah mengapa seseorang harus menyusun laporan laba rugi terlebih dulu sebelum membuat laporan perubahan modal. 3. Laporan Neraca Laporan Neraca adalah laporan yang menunjukkan kondisi, informasi, atau posisi keuangan bisnis pada tanggal tertentu. Melalui laporan neraca, pemimpin perusahaan bisa melihat jumlah aktiva berupa harta atau aset, kewajiban berupa utang, dan ekuitas yang merupakan modal perusahaan. Secara umum, neraca terdiri dari tiga unsur utama, yaitu aset, liabilitas, dan ekuitas. 4. Laporan Arus Kas Laporan arus kas atau cash flows adalah laporan keuangan perusahaan yang digunakan untuk menunjukkan aliran masuk dan keluar kas perusahaan pada suatu periode akuntansi. Informasi yang didapat dari laporan arus kas bisa digunakan sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan datang, sekaligus berguna untuk menilai ketepatan perkiraan arus kas yang telah dibuat sebelumnya. Laporan arus kas juga yang menjadi alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan keluar selama periode pelaporan.
IV. Kegunaan Laporan Keuangan
1. Sebagai bahan evaluasi bisnis Dengan adanya laporan keuangan ini dapat menilai bisnis yang sedang dijalani, mengetahui kekurangan yang ada, dan ketepatan dalam bertindak khususnya dalam penggunaan dana. Sehingga ketika memiliki laporan keuangan yang baik maka akan memberikan pengaruh terhadap kelangsungan bisnis kedepannya menjadi lebih baik. Dimana seseorang dapat lebih berhati- hati dalam bertindak dan melakukan manajemen keuangan dengan lebih baik lagi. Selain itu, dengan laporan keuangan dapat membantu anda dalam mengetahui perkembangan bisnis yang sedang dijalankan. 2. Sebagai pertanggung jawaban Laporan keuangan biasa digunakan sebagai alat pertanggungjawaban bagi pengurus suatu perusahaan (Direksi dan Komisaris) yang wajib disampaikan kepada pemilik perusahaan. Laporan keuangan juga berguna untuk mengurangi asymmetry information yakni sebuah keadaan dengan tersebarnya informasi hanya pada satu pihak, sedangkan pihak lainnya lebih sedikit mendapatkan informasi. Misalnya, informasi yang didapat direksi perusahaan lebih banyak daripada pemilik perusahaan, namun dengan adanya laporan keuangan, informasi akan tersebar secara merata antara pengelola dan pemilik perusahaan. 3. Sebagai acuan pengambilan keputusan Dengan adanya laporan keuangan, seorang pemimpin perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan informasi keadaan perusahaan yang terdapat dari laporan keuangan tersebut.
V. Analisa Laporan Keuangan
Analisis keuangan ialah suatu alat analisa yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan keuangan pada suatu periode. Adapun data keuangan yang digunakan meliputi tiga laporan keuangan perusahaan, yaitu laporan keuangan laba- rugi, laporan arus kas, dan neraca. Metode Analisis Rasio Keuangan Berdasarkan tujuannya, rasio keuangan dibagi menjadi empat yaitu. 1.) Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (laba). Dengan menggunakan rasio ini Anda dapat mengetahui kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Terdapat lima ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur rasio profitabilitas. Gross Profit Margin, merupakan perbandingan laba kotor dan penjualan pada periode yang sama. Operating Profit Margin, profit margin menggambarkan laba bersih sebelum bunga dan pajak yang didapat dari penjualan perusahaan. Rasio ini dapat dilihat pada laporan laba rugi pada bagian analisis common size. Net Profit Margin, rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh setiap satu penjualan rupiah. Return On Assets (ROA), menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan after tax operating profit dari total aset yang dimiliki perusahaan. Laba yang dihitung adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest and Tax). Return On Investment (ROI), analisis ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah laba setelah pajak / Earning After tax (EAT). 2.) Rasio Likuiditas Rasio likuiditas menunjukan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya. Rasio yang sering digunakan untuk menghitung ini yaitu. Current Ratio, rasio ini menunjukan perbandingan aset lancar dengan kewajiban lancar. Quick Ratio, menunjukkan perbandingan antara (kas + sekuritas jangka pendek + piutang) dengan kewajiban lancar. Dengan kata lain merupakan jumlah perimbangan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan hutang lancar. 3.) Rasio Solvabilitas Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya baik jangka panjang maupun jangka pendek jika perusahaan di likuidasi.. Terdapat 2 rasio yang digunakan untuk menghitungnya. Total Debt to Total Assets Ratio: Rasio ini dikenal dengan debt ratio yaitu mengukur besarnya dana yang berasal dari utang. Debt to Equity Ratio: Rasio ini digunakan untuk mengukur utang yang dimiliki dengan modal sendiri. Sebaiknya utang perusahaan tidak melebihi modal perusahaan sendiri. 4.) Rasio Aktivitas Cara menghitung rasio aktivitas adalah dengan melihat beberapa aset, kemudian Anda menentukan berapa tingkat aktivitas pada aktiva-aktiva pada kegiatan tertentu. Setelah itu, Anda akan mengetahui aktiva mana yang produktif dan aktiva mana yang kurang produktif. Rasio Perputaran Piutang: Rasio ini mengukur efektivitas pengelolaan piutang. Melalui rasio ini Anda dapat melihat pengelolaan piutang dan kebijakan kredit nya. Rasio Perputaran Persediaan: Rasio ini menunjukan likuiditas perusahaan dalam pengelolaan persediaan nya. Semakin tinggi perputaran nya maka semakin baik. Jika rendah berarti efektivitas pengendalian persediaan kurang baik. Rasio Perputaran Aktiva Tetap: Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan dengan aktiva tetap yang dimilikinya. Semakin besar perputaran rasio nya, maka semakin baik untuk perusahaan. Rasio Perputaran Total Aktiva: Rasio ini digunakan untuk menghitung efektivitas penggunaan total aktiva.