KELAS 02S2ME002
Oleh :
MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2022
2
BAB I
PENDAHULUAN
Analisis laporan keuangan ialah bagian dari analisis bisnis yang sangat penting dan
esensial. Analisis Laporan Keuangan (ALK) yaitu suatu proses atau aktivitas analisis
pelaporan keuangan perusahaan melalui penggunaan peralatan dan teknik analisis guna
mendapat informasi yang diperlukan dalam menganalisis bisnis. Memahami kinerja keuangan
yang telah perusahaan capai dalam tiga kegiatan utama yaitu: aktivitas operasional, investasi
dan keuangan. Melalui analisis laporan keuangan akan mampu memperoleh informasi yang
lebih akurat kepada semua pemangku kepentingan dan dapat digunakan untuk tujuan
mengambil keputusan. Pihak yang berkepentingan tersebut tidak hanya berpedoman kepada
asumsi subjektif dan intuisi. Oleh karenanya, hasil analisis akhir dapat mengurangi faktor
ketidakpastian pengambil keputusan.
Suatu perusahaan diharuskan untuk melaporkan keuangannya dalam pengaliran dana
perusahaan. Dalam pelaporan keuangan tidak dapat diremehkan, sebab nanti akan dianalisis
keuangan untuk diketahui setiap detail komponennya. Ketika melakukan analisis pelaporan
keuangan tidak dapat membuat dengan asal-asalan.
Pelaporan keuangan berfungsi untuk melihat arus kas dan untung rugi sebuah
perusahaan. Pada saat setelah pembuatan laporan keuangan tidak hanya dilihat saja,
melainkan juga memeriksa dan menganalisnya agar diketahui semua hal yang berkaitan
dengan kondisi dana suatu perusahaan.
Analisis keuangan dibutuhkan supaya dalam melaporkan keuangan dihasilkan laporan
yang tidak sebatas pelaporan saja tetapi mampu menggambarkan mengenai potensi keuangan
perusahaan. Pada saat berbisnis khususnya dalam suatu perusahaan wajib dilakukan analisis
laporan keuangan yang benar dan akurat dalam rangka pencapaian tujuan. Ketika
menganalisis pelaporan keuangan, pastinya manajer perusahaan tidak dapat memakai
berbagai jenis analisis yang tidak sama untuk seluruh pelaporan keuangan. Masing-masing
pelaporan keuangan harus dianalisis menggunakan jenis analisis yang berbeda juga. Terdapat
berbagai pelaporan keuangan yang seringkali dipakai dalam menganalisis pelaporan
keuangan yang dilakukan oleh seorang manajer yaitu pelaporan keuangan laba rugi,
pelaporan arus kas, pelaporan perubahan modal dan pelaporan neraca.
3
BAB II
PEMBAHASAN
B. Laporan Arus Kas ialah keuntungan yang perusahaan peroleh dan tidak akan sama
persis dengan banyaknya kas bersih yang perusahaan terima. Hal tersebut dikarenakan
pemakaian basis akrual yang dimanfaatkan untuk dasar laporan keuntungan yang
terdapat perbedaan dengan basis kas. Dikarenakan terdapat keperluan dalam
ketersediaan informasi mengenai arus kas masuk dan keluar (cash flow), jadi
perusahaan harus membuat pelaporan arus kas yang menjadi informasi pelengkap yang
dimuat dalam pelaporan laba rugi. Laporan arus kas menginformasi mengenai aliran
kas masuk dan keluar perusahaan dalam suatu periode. Berdasarkan tujuan tersebut,
pelaporan arus kas dikelompokkan atas penerimaan dan pengeluaran kas menurut
kegiatan-kegiatan yang perusahaan laksanakan.
1. Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi.
6
Arus Kas Bebas atau Free Cash Flow (FCF) ialah banyaknya kas yang bisa
ditarik dengan tidak mengancam kemampuan perusahaan dalam melakukan operasi dan
mendapatkan arus kas si masa depan. Seringkali FCF menjadi perwakilan atas kas sisa
dari kegiatan operasional bisnis yang bisa dimanfaatkan dalam membayar dividen,
ekspansi, atau melunasi hutang.
PERSAMAANNYA
Arus Kas Bebas = [EBIT(1-Pajak) + Penyusutan dan amortisasi] – [Belanja Modal +
Modal Kerja Operasi neto]
Pajak Penghasilan
PPh/Pajak Penghasilan yakni pajak yang dipungut pada sebuah badan ataupun pribadi atas
penghasilannya yang didapat dalam setahun pajak. Penghasilannya bisa mencakup gaji,
hadiah, laba usaha, serta honorarium. Jenis PPh diantaranya PPh pasal 15, PPh pasal 19, PPh
pasal 21, PPh pasal 22, PPh pasal 23, PPh pasal 24, PPh pasal 25, PPh pasal 26, PPh pasal 29
serta PPh final pasal 4 ayat 2. Berdasar pada Pasal 17 UU PPh, tarif pajak yang diberlakukan
yakni:
5% bagi pendapatan tahunan hingga Rp 50.000.000.
15% bagi pendapatan Rp 50.000.000 - Rp 250.000.000.
25% bagi pendapatan Rp 250.000.000 - Rp 500.000.000.
30% bagi pendapatan > Rp 500.000.000.
Untuk seseorang yang menerima penghasilan, tetapi tidak mempunyai NPWP dikenai
tarif lebih besar.
Pajak Perseorangan
Pajak perorangan ialah pajak yang dibayarkan oleh wajib pajak individual. Oleh karenanya,
wajib pajak diharuskan membayar pajak secara rutin dalam tempo tertentu. Terdapat tiga
jenis pajak pribadi yang harus dibayarkan oleh wajib pajak.
Pajak perorangan Bumi dan Bangunan Jika Anda pernah membayar PBB, tentu Anda
tahu bahwa PBB harus dibayarkan tidak lebih dari enam bulan setelah SPPT diterima
oleh pemilik tanah dan bangunan tersebut. Besaran pajak yang harus dibayar bervariasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah luas lahan dan bangunan, dan
NJOP adalah sebagai dasar perhitungan PBB itu sendiri.
Pajak perorangan Penghasilan Terdapat banyak jenis turunan pajak yang berada di
bawah Pph diantaranya adalah royalty, honorarium, komisi, gaji, dividen, pembayaran
asuransi dan juga saham.
Pajak perorangan Pertambahan Nilai Jenis pajak ini ditetapkan pada jasa atau produk
yang ditawarkan oleh penjual kepada pembeli. Impor dan ekspor juga masuk ke dalam
PPN. Jasa dan barang yang dikenai PPN adalah barang kebutuhan pokok, jasa bidang
medis, jasa perhotelan, pajak hiburan atau tontonan, jasa bidang perangko dan
pengiriman surat, jasa transportasi umum, barang hasil pertambahan langsung dari
sumber, makanan di restoran, kafe dan hotel.
9
Rasio Lancar
Perhitungan rasio tersebut yakni membagi current assets/aktiva lancar dengan current
liabilities/hutang atau kewajiban lancar. Rumusnya sebagai berikut.
Rasio Cepat
Penghitungan rasio ini yaitu membagi current assets/aktiva lancar dengan current
liabilities/kewajiban atau hutang lancar. Rumusnya ialah:
• Rasio Manajemen Aset. Rasio ini mengamati assetnya lalu melakukan penentuan
berapa tingkatan aktivitas berbagai aktivanya dalam tingkat suatu kegiatan. Rasio
untuk melaksanakan pengukuran seefektif mana sebuah perusahaan dalam mengatur
assetnya. Ada 4 Rasio Manajemen Aset :
- Inventory Turnover Ratio/Rasio Perputaran Persediaan sebagai rasio yang
penjualannya dibagi aset. Rasio ini memperlihatkan jumlah perputaran pos tiap
tahunnya.
Rasio Perputaran Persediaan = Penjualan/Persediaan
- Days Sales Outstanding/Jumlah Hari Penjualan Belum Tertagih disebut Average
Collection Period/Periode Penagihan Rata-rata adalah rasio yang dipakai dalam
penilaian piutang usaha.
DSO = Jumlah hari piutang belum tertagih = Piutang/rata-rata penjualan
perhari = Piutang/penjualan tahunan/365
- Fixed Asset Turnover Ratio/Rasio Perputaran Aset Tetap adalah rasio yang
melaksanakan pengukuran pada efektivitas sebuah perusahaan dalam
mempergunakan pabrik serta peralatannya. Rasio ini menghitung rasio penjualan
terhadap aset tetap bersih.
Rasio Perputaran Aset Tetap = Penjualan/Aset tetap neto
- Total Assets Turnover Ratio/rasio perputaran total aset, yaitu pengukuran
perputaran aset perusahaannya secara keseluruhan, serta menghitungnya yakni
membagikan penjualan dengan total asetnya.
Rasio Perputaran Total Aset = Penjualan/Total Aset
• Rasio Profitabilitas. Rasio ini menggambarkan cara sebuah perusahaan memakai serta
memanfaatkan aset yang menguntungkannya. Rasio ini sebagai perbandingan dalam
melihat kemampuan sebuah perusahaan guna mendapat profit/laba dari earing/
pendapatan yang berkaitan dengan aset, penjualan, serta ekuitas sesuai dasar
pengukurannya.
- Margin Operasi
Margin operasi = EBIT/Penjualan
- Margin Laba
Margin Laba = Laba neto/Penjualan
- Pengembalian atas Total Aset
Pengembalian atas Total Aset = Laba neto/Total Aset
- Pengembalian Atas Ekuitas Saham Biasa
Pengembalian Atas Ekuitas Saham Biasa (ROE) Laba
Neto/Ekuitas saham biasa
- Pengembalian Atas Modal Yang Diinvestasikan (ROIC)
Pengembalian Atas Modal Yang Diinvestasikan (ROIC) = EBIT (1-T)/Modal yang
diinvestasikan total = EBIT (1- T)/Utang + Ekuitas
- Rasio Kemampuan Dasar Menghasilkan Laba
Rasio Kemampuan Dasar Menghasilkan Laba = EBIT / Total Aset
• Rasio Nilai Pasar. Rasio investasi sebagai rasio yang melaksanakan pengukuran
terhadap kemampuan sebuah perusahaan dalam memberi imbalan/kembalian pada
pemberi dana, utamanya investor di pasar modal dalam jangka waktu tertentu. Rasio ini
ialah rasio terkait harga saham sebuah perusahaan dengan nilai EPS, arus kas, serta
laba.
- Rasio Harga Terhadap Laba Per Saham
Rasio Harga Terhadap Laba Per Saham = Harga per saham / Laba Per saham.
- Rasio Nilai Pasar / Nilai Buku
Nilai Buku per saham = Ekuitas saham biasa / Saham beredar
ANALISIS KOMPARATIF
• Analisis komparatif ialah teknik analisa yang dilaksanakan melalui pembuatan
perbandingan diantara pelaporan keuangan yang serupa pada periode yang urut.
• Tujuan analisis komparatif yakni menggambarkan terkait tendensi dan arah mengenai
kemungkinan terjadinya perubahan ditiap elemen laporan keuangan pada masa
mendatang.
• Informasi hasil analisis komparatif berguna dalam memprediksikan kemungkinan yang
hendak terjadi ditiap elemen laporan keuangan pada masa mendatang.
- Umumnya penetapan tahun dasar ialah periode/tahun paling awal dari rangkaian
periode laporan keuangan yang dianalisa. Namun demikian pertimbangan utama
dalam penentuan tahun dasar adalah periode laporan keuangan yang menunjukkan
kondisi paling normal.
BAB III
PENUTUP
Analisis keuangan yakni alat yang bermanfaat serta banyak keuntungannya. Analisis
keuangan bisa memberi informasi pada investor, yang nantinya memengaruhi keputusan
dalam menginvestasi dana pada suatu perusahaan. Dengan menganalisa tiap laporan
keuangan sebagai hal penting guna melihat arus keuangan secara transparan. Melalui analisis
yang terukur, maka kesalahan ataupun kecurangan yang mungkin terjadi di tiap laporan
keuangan menjadi lebih kecil.
Kinerja entitas bisnis dapat dilihat pada laporan keuangan tiap tahunnya. Apakah
perusahaannya mengalami kepailitan, stagnan, ataupun tumbuh kembang seluruhnya dapat
diketahui dalam laporan keuangan. Akan tetapi, sesudah menganalisis yakni Analisis Laporan
Keuangan.
Laporan keuangan mencakup berbagai elemen yang berintegrasi, yakni balance sheet
(neraca), statement (laporan perubahan modal), serta loss and income statement (laporan laba
rugi). Neraca ialah laporan yang isinya terkait kewajiban, shreholders/ekuitas pemilik, serta
harta. Laporan laba rugi memberi informasi terkait hasil aktivitas sebuah perusahaan disuatu
periode. Sementara pelaporan perubahan modal yakni laporan yang menguraikan perubahan
modalnya dikarenakan transaksi modal ataupun transaksi operasionalnya dilaksanakan
selama jangka waktu 1 tahun (1 periode akuntansi).
Guna memperoleh informasi laporan keuangan secara cash basic, hendaknya
perusahaannya melengkapi pelaporan arus kas yang dijadikan pelengkap informasi pada
laporan laba rugi. Hal ini dikarenakan basis akrual yang dipakai dalam penyusunan pelaporan
laba rugi berbeda dari keadaan kas sesungguhnya.
Walaupun tiap komponennya mempunyai fungsi yang terintegrasi dan melengkapi satu
dengan yang lain, tetapi masing-masingnya mempunyai keterbatasan.
15
Daftar Pustaka