Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN AUDITING

A. PENGERTIAN
Perencanaan audit adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk
melakukan perencanaan audit awal sampai pada pengembangan rencana audit dan
program audit menyeluruh Variabel ini diukur dengan menggunakan jam
perencanaan audit. Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan
oleh kualitas perencanaan audit yang dibuat oleh auditor.
1. Menurut Standar pekerjaan lapangan pertama Profesional Akuntan Publik
(SPAP) mensyaratkan adanya perencanaan yang memadai yaitu:
´Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.´ (IAI, 2001).
2. Menurut Sukrisno Agoes dalam bukunya ‘Auditing´, menerangkan bahwa:
Perencanaan dan supervise berlangsung terus menerus selama audit, auditor
sebagai penanggung jawab akhir atas audit dapat mendelegasikan sebagian
fungsi perencanaan dan supervise auditnya dalam kantor akuntannya (asisten).
3. Menurut Standar Auditing 316 dalam Standar Profesional AkuntanPublik
(Ikatan Akuntan Indonesia, 2001) mensyaratkan agar  audit dirancang untuk
memberikan keyakinan memadai atas pendeteksian salah saji yang material
dalam laporan keuangan´.
4. Menurut SA Seksi 326 (PSA No. 07), Paragraf Audit No. 20 menyatakan bahwa
Auditor pada hakikatnya harus dirumuskan dalam jangka waktudan biaya yang
wajar .
Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan
lingkup audit yang diharapkan. Sifat , lingkup, dan saat perencanaan bervariasi
dengan ukuran dan kompleksitas entitas, pengalaman mengenai entitas, dan
pengetahuan tentang bisnis entitas. Dalam perencanaan audit, auditor harus
mempertimbangkan, antara lain:
a. Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industri yang menjadi tempat
entitas tersebut.
b. Kebijakan dan prosedur akuntansi entitas tersebut.
c. Metode yang digunakan oleh ent itas tersebut dalam mengolah informasi
akuntansi yang signifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk
mengolah informasi akuntansi pokok perusahaan.
d. Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan.
e. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit.
f. Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian (adjustment).
g. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit,
seperti risiko kekeliruan atau kecurangan yang material atau adanya transaksi
antar pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
h. Sifat laporan auditor yang diharapkan akan diserahkan (sebagai contoh, laporan
auditor tentang laporan keuangan konsolidasian, laporan keuangan yang
diserahkan ke Bapepam, laporan khusus untuk menggambarkan kepatuhan klien
terhadap kontrak perjanjian)

B. TAHAPAN-TAHAPAN
Tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam perencanaan auditing agar auditing yang
dilakukan mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan yaitu :

Mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan Melaksanakan


bidang usaha klien
prosedur
Menetapkan
dan analitis
pertimbangan awal tentang tingkat mate

Mendapatkan pemahaman tentang struktur pengendalian


Menetapkanintern
strategi
klienaudit awal untuk asersi-asersi
Mempertimbangkan resiko audit

Penjelasan :
Seperti yang terlihat dalam urutan diatas, tahapan-tahapan yang harus dilakukan
dalam perencanaan auditing yaitu :

1. Mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien


Untuk dapat membuat perencanaan audit secara memadai, auditor harus
memiliki pengetahuan tentang bisnis kliennya agar memahami kejadian,
transaksi, dan praktik yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap laporan
keuangan. Dalam hal ini yang perlu dilakukan adalah :
a. Mereview kertas kerja tahun lalu
Dalam penugasan audit ulangan, auditor bisa memperoleh pengetahuan
tentang klien dengan cara mereview kertas kerja tahun yang lalu. Kertas
kerja juga bisa menunjukkan masalah-masalah yang muncul dalam audit
pada tahun lalu yang mungikin masih akan berlanjut pada audit tahun-tahun
selanjutnya.
b. Mereview data industry dan bisnis klien
Informasi mengenai industri yang di dalamnya klien beroperasi dapat
diperoleh dengan membaca data industri yang dikumpulkan oleh kantor
akuntan dan berbagai publikasi (misalnya majalah) yang diterbitkan industri
yang bersangkutan.
c. Melakukan peninjauan ke tempat operasi klien
Kegiatan ini dilakukan untuk melihat langsung fasilitas operasi dan
perkantoran. Hal ini dikarenakan :
1) Dengan Peninjauan langsung ke pabrik, auditor akan mengetahui tata
letak pabrik, proses operasi, dll
2) Auditor juga mendapat pengetahuan tentang jenis dan lokasi catatan
akuntansi dan fasilitas PDE, dan kebiasaan para karyawan.
d. Mengajukan pertanyaaan ke komite audit
Komite audit dari dewan komisaris bisa memberi penjelasan penting kepada
auditor mengenai bisnis dan industri klien. Komite audit juga bisa memberi
informasi kepada auditor tentang perubahan-perubahan penting dalam
manajemen perusahaan dan struktur organisasi.
e. Mengajukan pertayaan ke manajemen
Baik bagi klien baru maupun klien ulangan, diskusi dengan manajemen akan
berguna bagi auditor untuk dapat mengetahui perkembangan terakhir
perusahaan yang mungkin berpengaruh signifikan pada audit yang akan
dilakukan auditor.
f. Menentukan adanya hubungan istimewa
Prinsip akuntansi yang berlaku umum mencakup keharusan untuk membuat
pengungkapan khusus dan dalam hal tertentu menetapkan perlakuan
akuntansi khusus, untuk transaksi transaksi dengan pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa. Pihak-pihak yang memiliki hubungan
istimewa yang telah teridentifikasi hendahknya diberitahukan kepada semua
anggota
g. Mempertimbangkan dampak dari pernyataan akuntansi dan auditing tertentu
yang relevan
Dampak dari sejumlah pernyataan yang dibuat oleh instansi berwenang
tertentu seperti Bapepam atau pedoman yang diterbitkan oleh IAI auditor
harus memperimbangkan khusus atas penyataan-pernyataan akuntansi dan
penyataan standar auditing terbaru
2. Melaksanakan prosedur dan analitis
Evaluasi informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang
masuk antara data keuangan yang satu dengan data keuangan lainnya, atau
antara data keuangan dan data non keuangan. Prosedur analitis mencakup
perbandingan yang paling sederhana hingga model yang rumit yang mematikan
berbagai hubungan dan unsur data.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam melaksanakan prosedur dan analitis yaitu :
a. Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang akan dibuat
Jenis perhitungan dan perbandingan yang umum digunakan meliputi:
1) Perbandingan data absolut
2) Analisis Vertikal
3) Analisa Rasio
4) Analisa Trend
b. Mengembangkan ekspektasi dan harapan
Dasar pikiran yang melandasi penggunaan prosedur analitis dalam auditing
ialah bahwa hubungan antar data bisa diperikrakan akan berlanjut
seandainya tidak terjadi hal2 atau kondisi berbeda yang tidak diketahui.
Dalam mengembangkan ekspektasi selain menggunakan data keuangan juga
digunakan data non-keuangan
c. Melakukan perhitungan perbandingan
Tahap ini menyangkut penumpulan data yang akan digunakan untuk
menghitung jumlah-jumlah absolut dan selisih persentase antara jumlah
tahun ini dengan jumlah tahun yang lalu, menghitung data common-size ,
dan rasio-rasio.
d. Analisis data dan identifikasi perbedaan signifikan
Analisis hasil perhitungan dan perbandingan akan dapat menambah
pengetahuan auditor tentang bisnis klien. Bagian penitng dari analisis adalah
mengidentifikasi fluktuasi dalam data yang tidak diharapkan( unxpected)
atau tidak adanay fluktuasi ayng diharapkan yang bisa memberi petunjuk
meningkatnya risiko terjadinya salah saji.
e. Menyelidiki selisih tak diharapkan yang signifikan
Selisih tak diharapkan yang signifikan harus diselidiki. Hal ini biasanya
menyangkut peninjauan kembali metoda dan faktor2 yang digunakan dalam
mengembangkan ekspektasi dan mengajukan pertanyaan kepaa manajemen
f. Menentukan pengaruh atas perencanaan audit
Selisih signifikan yang tidak dapat dijelaskan alasan terjadinya, harus
dipandang sebagai incikasi kenaikan resiko salah saji dalam rekening atau
rekening-rekening yang tercakup dalam perhitungan atau perbandingan.
3. Menentapkan pertimbangan awal tentang tingkat materialitas
4. Mempertimbangkan resiko audit
5. Menetapkan strategi audit awal untuk asersi-asersi
6. Mendapatkan pemahaman tentang struktur pengendalian intern klien

C. PROSEDUR PERENCANAAN AUDITING


Prosedur yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam perencanaan dan supervisi
biasanya mencakup review terhadap catatan auditor yang berkaitan dengan entitas
dan pembahasan dengan personel lain dalam kantor akuntan dan personel entitas
tersebut. Contoh prosedur tersebut meliputi:
1. Me-review arsip korespondensi, kertas kerja, arsip permanen, laporan keuangan,
dan laporan auditor tahun lalu.
2. Membahas masalah-masalah yang berdampak terhadap audit dengan personel
kantor akuntan yang bertanggung jawab atas jasa nonaudit bagi entitas.
3. Meminta keterangan tentang perkembangan bisnis saat ini yang berdampak
terhadap entitas.
4. Membaca laporan keuangan interim tahun berjalan.
5. Membahas tipe, lingkup, dan waktu audit dengan manajemen, dewan komisaris,
atau komite audit.
6. Mempertimbangkan dampak diterapkannya pernyataan standar akuntansi dan
standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, terutama yang baru.
7. Mengkoordinasi bantuan dari personel entitas dalam penyiapan data.
8. Menentukan luasnya keterlibatan, jika ada, konsultan, spesialis, dan auditor
intern.
9. Membuat jadwal pekerjaan audit.
10. Menentukan dan mengkoordinasi kebutuhan staff audit.
11. Melaksanakan diskusi dengan pihak pemberi tugas untuk memperoleh tambahan
informasi tentang tujuan audit yang akan dilaksanakan sehingga auditor dapat
mengantisipasi dan memberikan perhatian terhadap hal-hal yang berkaitan yang
dipandang perlu.
Auditor dapat membuat memorandum yang menetapkan rencana audit awal,
terutama untuk entitas yang besar dan kompleks.

D. ISI PERENCANAAN AUDIT


Isi dari Audit Plan mencakup :
1. Hal-hal mengenai klien
Pengetahuan tentang bisnis klien, membantu auditor dalam :
a. Mengindentifikasi bidang yang memerlukan pertimbangan khusus.
b. Menilai kondisi yang didalamnya data akuntansi yang dihasilkan,diolah, di
review dan dikumpulkan dalam organisasi.
c. Menilai kewajaran estimasi, seperti penilaian atas persediaan, depresiasi,
penyisihan piutang ragu-ragu, persentase penyelesaian kontrak jangka
panjang.
d. Menilai kewajaran representasi manajemene. Mempertimbangkan
kesesuaian prinsip akuntansi yang diterapkan dan kecukupan
pengungkapannya.
2. Hal-hal yang mempengaruhi klien
Bisa didapat dari majalah-majalah ekonomi / surat kabar, antara lain : Business
News , Ekonomi Keuangan Indonesia.
Contoh : adanya peraturan-peraturan baru yang dapat mempengaruhi klien.
3. Rencana kerja auditor, hal-hal penting antara lain:
a. Staffing 
b. Waktu pemeriksaan,
1) Waktu dimulainya suatu pemeriksaan
2) Berapa lama waktu pemeriksaan
3) Dead Line
4) Budget, baik dalam jumlah jam kerja maupun biaya pemeriksaan
c. Jenis jasa yang diberikan
1) General  Audit
2) Special  Audit
3) Bantuan Adminstrasi
4) Menyusun Neraca / Laba Rugi
5) Perpajakan
Hal-hal tambahan :
a. Bantuan-bantuan yang dapat diberikan klien.
1) Mengisi formulir konfirmasi piutang, utang
2) Membuat schedule-schedule
b. Time Schedule

E. ELEMEN-ELEMEN PERENCANAAN AUDIT


Ruang lingkup dari perencanaan pemeriksaan ini adalah bervariasi sesuai dengan
besarnya dan kompleksitas permasalahan objek yang diperiksa dan pengetahuan
mengenai jenis usaha objek yang diperiksa. Adapun elemen-elemen perencanaan
audit menurut  Arens and Loebbecke(2000:219) adalah :
1. Perencanaan Awal (Pra Plan)
Beberapa hal penting yang terdapat dalam perencanaan awal ini adalah
menyangkut informasi mengenai alasan klien untuk diaudit, menerima atau
menolak klien baru maupun klien lama, mengidentifikasi alasan klien untuk
diaudit, menentukan staf untuk penugasan dan memperoleh surat penugasan.
Perencanaan awal itu terdiri dari hal-hal berikut ini :
a. Menyelidiki klien baru
Menyelidiki klien baru adalah hal yang penting bagi auditor sebelum mereka
memutuskan untuk menerima atau menolak klien tersebut. Hal itu dilakukan
dengan cara mengevaluasi prospek klien dalam lingkungan usaha, stabilitas
keuangan dan hubungan klien dengan kantor akuntan terdahulu. Auditor
pengganti diwajibkan untuk berhubungan dengan auditor sebelumnya dan
harus mendapatkan izin dari klien sebelum komunikasi dilakukan.
b. Melanjutkan klien lama
Untuk melanjutkan klien lama juga harus di evaluasi untuk memutuskan
apakah diterima atau tidak dapat dilanjutkan, penyebab tidak bisa
dilanjutkannya pemeriksaan karena perselisihan sebelumnya, jika terjadi
tuntutan hukum terhadap Kantor Akuntan Publik oleh klien.
c. Mengidentifikasi alasan klien untuk diaudit
Dua faktor utama yang mempengaruhi bahan bukti audit yang akan
dikumpulkan adalah siapa pemakai laporan dan maksud penggunaan
laporan. Auditor mungkin akan mengumpulkan lebih banyak bahan bukti
audit jika laporan digunakan secara luas.
d. Staf untuk penugasan
Menentukan staf yang pantas untuk penugasan adalah penting untuk
memenuhi standar auditing yang telah ditetapkan dan meningkatkan efisiensi
audit. Pertimbangan yang mempengaruhi penyusunan staf adalah orang-
orang yang diserahi tugas harus akrab dengan bidang usaha klien.

e. Memperoleh surat penugasan


Tujuan dibuatnya surat penugasan adalah untuk mengurangi salah pengertian
sehingga harus dibuat secara tertulis. Surat penugasan adalah kesepakatan
antara KAP dengan klien, isi dari surat tersebut adalah menyatakan batasan
dari penugasan, batas waktu, bantuan akan diberikan atau daftar rincian yang
perlu disiapkan untuk auditor, serta honorarium.
2. Memperoleh latar belakang informasi
Auditor harus memiliki tentang ciri-ciri lingkungan kegiatan perusahaan klien
yang akan diaudit yang berguna sebagai acuan dalam menentukan surat
penugasan atau perlu tidaknya prosedur-prosedur audit khusus. Hal-hal yang
harus dilakukan untuk memperoleh informasi sehingga dapat memahami latar
belakang klien adalah dengan cara :
a. meninjau lokasi pabrikdan kantor
b. menelaah kebijakan-kebijakan penting perusahaan
c. mengidentifikasi pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
d. serta mengevaluasi kebutuhan akan spesialis dari luar.
3. Memperoleh informasi tentang kewajiban sah/tentang undang-undang klien
Faktor-faktor yang menyangkut lingkungan hukum industri klien mempunyai
dampak besar terhadap hasil audit. Pengetahuan auditor untuk menafsirkan fakta
yang berkaitan selama pekerjaan berlangsung akan meyakinkan bahwa
pengungkapan yang semestinya telah dilaksanakan dalam laporan keuangan.
Dalam hal ini dokumen-dokumen hukum yang penting untuk diperiksa oleh
auditor adalah Akta Pendirian Perusahaan, anggaran dasar perusahaan, masalah
rapat dewan komisaris, para pemegang saham, komite audit dan para pejabat
eksekutif termasukdidalamnya adalah ringkasan pokok mengenai keputusan
yang dibuat olehdireksi dan pemegang saham serta dokumen mengenai kontrak
penjualan maupun pembelian.
4. Melaksanakan prosedur menurut penelitian persiapan
Melakukan analisis ini sangat penting artinya karena dengan demikian
keseluruhan kegiatan pemeiksaan dapat tergambar didalamnya. Prosedur analitis
ini diantaranya :

a. Memahami bidang usaha klien


b. Penetapan kemampuan satuan usaha untuk menjaga kelangsungan hidupnya
c. Indikasi adanya kemungkinan kekeliruan dalam laporan keuangan dan
d. Mengurangi pengujian yang terinci
5. Menetapkan materialistis dan menetapkan resiko audit yang dapat diterima
Besarnya salah saji dalam informasi akuntansi dapat membuat pertimbangan
pengambilan keputusan terpengaruh. Tanggung jawab auditor adalah
menetapkan apakah suatu laporan keuangan terdapat salah saji material, apabila
auditor berpendapat adanya salah saji yang material ia harus memberitahukan
hal ini pada klien, sehingga koreksi dapat dilakukan. Jika klien menolak untuk
mengoreksi laporan keuangan tersebut maka auditor dapat memberikan pendapat
dengan pengecualian.
Ada lima langkah dalam menetapkan materialitas, dua langkah pertama
diperlukan untuk merencanakan luas pengujian, sedangkan tigal angkah
berikutnya untuk mengevaluasi hasil atau melaksanakan pengujian audit,
langkah-langkah tersebut adalah:
a. Menentukan pertimbangan awal mengenai materialitas
b. Mengalokasikan pertimbangan awal mengenai materialitas kedalam segmen
c. Mengestimasikan total salah saji dalam segmen
d. Mengestimasikan salah saji gabungan
e. Membandingkan estimasi gabungan dengan pertimbangan awalmengenai
materialitas.
6. Memahami struktur pengawasan intern dan menilai risiko kendali
7. Mengembangkan program audit dan rencana audit
Untuk melaporkan serta memberikan pendapat yang tepat maka auditor harus
melakukan wawancara, melakukan pemeriksaan dan meneliti keaslian bukti-
bukti. Guna mempermudah pelaksanaan maka auditor harus menyusun program
yang direncanakan secara logis untuk prosedur-prosedur audit bagi setiap
pemeriksaan. Program pemeriksaan juga merupakan suatu alat pengendalian
dimana pemeriksa dapat menyesuaikan pemeriksaannya dengan anggaran dan
jadwal yang telah ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
dalam hal ini Ikatan Akuntansi Indonesia (2001:311.3) menyatakan bahwa:
“ Dalam perencanaan auditnya, auditor harus mempertimbangkan sifat,
luas, dan saat pekerjaan yang harus dilaksanakan dan harus membuat
suatu program audit secara tertulis. Program audit membantu auditor
dalam memberikan perintah kepada asisten mengenai pekerjaan yang
harus dilakukan. Bentuk program auditdan tingkat kerinciannya sangat
bervariasi”
DAFTAR PUSTAKA

Wahyu, Arif.Skripsi : HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN LABA, GOOD


CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
TERHADAP PERENCANAAN AUDIT .UNIVERSITAS TIMBUL NUSANTARA-
IBEK.
PSAP No.5
Yandri.Materi kuliah:Perencanaan Audit.

Anda mungkin juga menyukai