Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

AUDIT KEUANGAN

Perencanaan Audit
Dosen: I Wayan Diana Putra Adnyana, S.E., M.Si., Ak., CA., ASEAN CPA

Disusun Oleh:
Jasmine Priscilla Kho 1901030036

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK)


PRIMAKARA
TAHUN AJARAN 2022/2023
A. PERENCANAAN
Standar audit 300 tentang Perencanaan Suatu Audit Atas Laporan Keuangan, mengatur
tanggungjawab auditor untuk merencanakan audit atas laporan keuangan. Standar tersebut
menyatakan bahwa tujuan auditor adalah untuk merencanakan audit agar audit tersebut dapat
dilaksanakan dengan efektif.

Perencanaan suatu audit mencakup penetapan strategi audit secara keseluruhan untuk
perikatan (penugasan) audit dan pengembangan rencana audit. Perencanaan yang cukup akan
bermanfaat dalam audit atas laporan keuangan dalam beberapa hal, termasuk hal-hal sebagai
berikut (SA 300-Para.2):
a. Membantu auditor untuk mencurahkan perhatian yang tepat terhadap area yang
penting dalam audit.
b. Membantu auditor untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang potensial
secara tepat waktu.
c. Membantu auditor untuk mengorganisasi dan mengelola perikatan (penugasan audit)
dengan baik, sehingga perikatan tersebut dapat dilaksanakan dengan efektif dan
efisien.
d. Membantu dalam pemilihan anggota tim perikatan (tim audit) dengan tingkat
kemampuan dan kompetensi yang tepat untuk merespon risiko yang diantisipasi, dan
penugasan pekerjaan yang tepat kepada mereka.
e. Memfasilitasi arah dan supervisi atas anggota tim perikatan (tim audit) dan
penelaahan atas pekerjaan mereka.
f. Membantu jika relevan dalam pengkoordinasian hasil pekerjaan yang dilakukan oleh
auditor komponen dan pakar.

B. Penerimaan Klien dan Pembuatan Rencana Audit Pendahuluan


Perencanaan audit pendahuluan meliputi empat hal yang kesemuanya harus dilakukan pada
tahap awal audit.
a. Auditor memutuskan apakah akan menerima klien baru atau melanjutkan klien lama
(sudah pernah diaudit oleh kantor akuntan yang bersangkutan). Keputusan ini
biasanya dilakukan oleh akuntan berpengalaman yang menduduki posisi mengambil
keputusan-keputusan penting. Auditor harus mengambil keputusan ini pada tahap
awal, sebelum terjadi pengeluaran besar yang tidak dapat ditutup.
b. Auditor mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan audit.
Informasi ini akan berpengaruh pada tahapan perencanaan selanjutnya.
c. Untuk menghindari salah pengertian, auditor menyamakan pemahaman dengan klien
mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan audit yang dituangkan dalam perjanjian
kerja.
d. Auditor menilai strategi audit menyeluruh, termasuk penugasan staff dan keahlian
yang dibutuhkan dalam audit yang bersangkutan.

C. Memahami Bisnis dan Bidang Usaha Klien


Pemahaman yang mendalam tentang bisnis dan bidang usaha serta jalannya operasi
perusahaan klien merupakan hal yang sangat penting untuk melaksanakan audit yang
memadai. Standar auditing (SA 315.11) menyatakan bahwa auditor harus memperoleh
pemahaman atas entitas dan lingkungannya. Pemahaman atas entitas dan lingkungannya
yang diharuskan diperoleh auditor meliputi:

Faktor-faktor industri, peraturan, dan faktor eksternal lain termasuk kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku.
a. Sifat entitas, termasuk:
1. Operasinya
2. Struktur kepemilikan dan tata kelolanya.
3. Jenis investasi yang dilakukan dan yang rencananya akan dilakukan oleh entitas,
termasuk investasi dalam entitas bertujuan khusus.
b. Cara entitas tersebut distrukturisasi dan bagaimana entitas tersebut dibiayai untuk
memungkinkan auditor memahami golongan transaksi, saldo akun, dan
pengungkapan yang diharapkan ada dalam laporan keuangan.
c. Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi oleh entitas, termasuk alasan
perubahannya. Auditor harus mengevaluasi apakah kebijakan akuntansi entitas adalah
tepat untuk bisnisnya dan konsisten dengan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku dan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam industry yang relevan.
d. Tujuan dan strategi entitas, dan risiko bisnis terkait yang dapat menimbulkan risiko
kesalahan penyajian material.
e. Pengukuran dan penelaahan atas kinerja keuangan entitas.

Sifat bisnis dan bidang usaha klien mempengaruhi risiko bisnis klien dan risiko terjadinya
kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan. Beberapa tahun terakhir ini, sejumlah
faktor telah meningkatkan pentingnya pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien,
yaitu:
a. Penurunan kondisi ekonomi dunia beberapa tahun terakhir ini telah meningkatkan
risiko bisnis perusahaan klien secara signifikan. Auditor perlu memahami sifat bisnis
klien dan memahami dampak penurunan ekonomi terhadap laporan keuangan klien
dan kemampuan untuk melanjutkan usahanya.
b. Teknologi informasi menghubungkan klien dengan pelanggan utama serta pemasok
utama. Akibatnya, auditor harus memiliki pemahaman lebih besar tentang pelanggan
dan pemasok utama serta risiko terkait.
c. Klien telah mengembangkan usahanya secara global, seringkali melalui joint ventures
atau aliansi strategis.
d. Teknologi informasi mempengaruhi proses internal klien, memperbaiki kualitas dan
ketepatan waktu informasi akuntansi.
e. Meningkatnya arti penting sumberdaya manusia dan asset tak berwujud lainnya telah
menyebabkan akuntansi menjadi semakin kompleks dan memerlukan pertimbangkan
serta penafsiran manajemen.
f. Banyak klien telah melakukan investasi dalam instrument keuangan yang kompleks
yang mungkin telah menurun nilainya, memerlukan perlakuan akuntansi yang
kompleks, dan seringkali melibatkan pihak lain yang tidak diketahui yang telah
menciptakan risiko keuangan yang tidak diharapkan bagi klien.

D. Menilai Risiko Bisnis Klien


Auditor menggunakan pemahamannya tentang bisnis dan bidang usaha klien untuk menilai
risiko bisnis klien, yaitu risiko kegagalan klien dalam mencapai tujuannya. Risiko bisnis
klien bisa timbul dari berbagai faktor yang berpengaruh terhadap klien dan lingkungannya,
seperti terjadinya penurunan ekonomi yang memperburuk aliran kas klien, teknologi baru
yang mengganggu keuntungan kompetitif klien atau klien tidak berhasil melaksanakan
strateginya sebaik yang dilakukan para pesaingnya.

SA 315.15 menegaskan bahwa auditor harus memperoleh suatu pemahaman tentang apakah
entitas memiliki suatu proses untuk:
a. Mengidentifikasi risiko bisnis yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan
b. Mengestimasi signifikansi risiko
c. Menentukan kemungkinan terjadinya risiko tersebut
d. Memutuskan tindakan untuk menangani risiko tersebut

Proses penilaian risiko entitas membentuk suatu basis bagi manajemen untuk menentukan
bagaimana risiko dikelola. Jika proses tersebut sudah tepat sesuai dengan kondisinya,
termasuk sifat, ukuran, dan kompleksitas entitas, maka hal ini membantu auditor dalam
mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian material. Ketepatan atas kesesuaian proses
penilaian risiko entitas dengan kondisinya ditentukan oleh pertimbangan auditor.

E. Melakukan Prosedur Analitis


Prosedur analitis didefinisikan dalam standar auditing (SA 520.4) sebagai:
“Pengevaluasian terhadap informasi keuangan yang dilakukan melalui analisis hubungan
antara data keuangan dan data nonkeuangan. Prosedur analitis juga mencakup investasi
sebagaimana yang diperlukan atas fluktuasi atau hubungan teridentifikasi yang tidak
konsisten dengan informasi relevan lain atau yang berbeda dari nilai yang diharapkan dalam
jumlah yang signifikan.”

Definisi prosedur analitis diatas menitikberatkan pada ekspektasi menurut auditor. Sebagai
contoh, auditor akan membandingkan beban komisi yang tercatat dalam pembukuan dengan
ekspektasi auditor untuk beban komisi berdasarkan total penjualan menurut pembukuan
dikalikan dengan tarif komisi rata-rata, untuk menguji kewajaran beban komisi yang tercatat
dalam pembukuan. Agar prosedur analitis ini menjadi relevan dan bisa diandalkan, auditor
harus memastikan bahwa jumlah penjualan menurut pembukuan adalah jumlah yang benar,
bahwa semua penjualan diberi komisi, dan tarif komisi rata-rata bisa ditentukan.

F. Lima Tipe Prosedur Analitis


Auditor membandingkan saldo-saldo tahun kini sebelum diaudit dengan tahun sebelumnya.
Auditor juga menghitung rasio-rasio kunci dan membandingkannya dengan tahun lalu dan
rata-rata industri. Semua pebedaan signifikan diidentifikasi untuk ditindak lanjuti. Lima tipe
prosedur analitis, kegunaan prosedur analitis sebagai bukti audit sangat tergantung pada
bagaimana auditor mengembangkan suatu ekspektasi tentang harus seperti apa suatu saldo
akun atau rasio, apapun tipe prosedur analitis yang digunakan.

Auditor mengembangkan ekspektasi tentang suatu saldo akun atau rasio dengan
mempertimbangkan informasi dari periode sebelumnya, tren industri, anggaran yang disusun
klien, dan informasi non-keuangan. Auditor biasanya membandingkan saldo-saldo akun
dalam pembukuan klien dan rasio-rasio dengan saldo dan rasio yang diharapkan auditor
dengan menggunakan satu atau lebih dari tipe-tipe prosedur analitis di bawah ini. Dalam
prosedur analitis, auditor membandingkan data klien dengan:
a. Data Industri
Manfaat terpenting dari pembandingan dengan data industri adalah membantu dalam
memahami bisnis klien dan sebagai petunjuk kemungkinan adanya kesalahan keuangan.
Perbandingan semacam itu kurang bermanfaat dalam menunjukkan potensi kesalahan
penyajian.

b. Data serupa dari periode sebelumnya


Misalkan persentase laba kotor perusahaan berkisar antara 26 dan 27 persen selama 4
tahun terakir, tetapi telah turun menjadi 23 persen pada tahun ini. Penurunan dalam laba
kotor ini akan menjadi perhatian auditor apabila penurunan tersebut tidak terduga.
Penyebab penurunan bisa diakibatkan oleh penurunan kondisi ekonomi . Tetapi hal itu
bisa juga disebabkan karena kesalahan dalam laporan keuangan seperti yang disebabkan
oleh kesalahan dalam melakukan pisah batas pembelian atau penjualan, ada penjualan
tidak dicatat , utang dagang lebih saji dalam penetapan harga perolehan persediaan.
Penurunan laba kotor akan menyebabkan auditor harus mengumpulkan bukti yang lebih
banyak untuk akun-akun yang berpengaruh terhadap penentuan laba kotor. Adanya
berbagai macam prosedur analitis memungkinkan auditor untuk membandingkan data
klien dengan data serupa dari satu atau dua tahun sebelumnya.

c. Hasil ekspektasi yang ditentukan klien


Pada umumnya perusahaan membuat anggaran untuk berbagai aspek operasi dan hasil
keuangannya. Karena anggaran mencerminkan ekspektasi (harapan) klien untuk
periodetertentu, auditor harus menyelidiki perbedaan yang paling signifikan antara
anggaran dengan hasil sesungguhnya karena hal itu bisa mengandung kesalahan
penyajian potensial. Tidak adanya perbedaan menunjukkan bahwa kesalahan penyajian
kecil mungkin terjadi.

d. Hasil ekspektasi yang ditentukan auditor


Pembandingan lain yang lazim dilakukan antara data klien dengan hasil yang diharapkan
terjadi ketika auditor menghitung saldo yang diharapkan untuk dibandingkan dengan
saldo sesungguhnya. Dalam prosedur analitis jenis ini, auditor membuat suatu estimasi
tentang berapa besar saldo seharusnya dengan menghubungkan saldo tersebut dengan
saldo-saldo akun neraca atau akun laba rugi atau dengan membuat suatu proyeksi
berdasarkan data nonkeuangan atau trend masa lalu.

e. Hasil ekspektasi dengan menggunakan data non-keuangan


Misalkan anda sedang mengaudit sebuah hotel. Anda bisa membuat ekspektasi untuk
total pendapatan penjualan kamar dengan mengalikan jumlah kamar, rata-rata tarif harian
untuk setiap kamar, ddan tingkat hunian rata-rata. Selanjutnya anda bisa membandingkan
hasil estimasi anda dengan total pendapatan menurut pembukuan klien sebagai pengujian
kewajaran pendapatan. Pendekatan yang sama dapat diterapkan untuk membuat estimasi
pada situasi yang lain, seperti misalnya pendapatan uang kuliah pada sebuah universitas,
beban tenaga kerja pabrik, dan harga pokok material terjual.
G. Rasio-rasio Keuangan Yang Lazim Digunakan
Prosedur analitis yang digunakan auditor seringkali berupa pemakaian rasio-rasio keuangan
pada tahap perencanaan dan tahap review akhir dari suatu audit laporan keuagan. Beberapa
rasio keuangan yang lazim digunakan sebagai berikut:
a. Kemampuan membayar kewajiban jangka pendek
Perusahaan perlu memiliki tingkat likuiditas tertentu untuk membayar kewajiban yang
akan jatuh tempo. Rasio kas berguna untuk mengukur kemampuan membayar kewajiban
segera, sedangkan rasio lancar masih membutuhkan waktu untuk mengubah piutang dan
persediaan menjadi kas sebelum bisa digunakan untuk membayar kewajiban.

b. Rasio-rasio aktivitas likuiditas


Apabila perusahaan tidak memiliki kas dan setara kas untuk memenuhi kewajibannya,
maka kunci untuk mengukur kemampuan membayar kewajiban adalah waktu yang
diperlukan perusahaan untuk mengubah asset lancar yang kurang likuid menjadi kas. Hal
ini diukur dengan rasio aktivitas likuiditas. Rasio-rasio aktivitas untuk piutang usaha dan
persediaan sangat bermanfaat bagi auditor. Dalam pengauditan, auditor sering
menggunakan trend dalam ratio perputaran piutang untuk menilai kewajaran cadangan
kerugian piutang.

c. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang


Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang tergantung pada
keberhasilan operasi dan pada kemampuan untuk meningkatkan modal untuk ekspansi,
serta kemampan membayar pokok pinjaman beserta bunganya. Rasio kewajiban terhadap
ekuitas menunjukkan seberapa banyak penggunaan kewajiban dalam pendanaan suatu
perusahaan. Apabila rasio kewajiban terhadap ekuitas selalu tinggi, hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan telah menggunakan seluruh kapasitas untuk mendapatkan pinjaman
dan tidak ada lagi peluang untuk mendapat tambahan pinjaman. Apabila terlalu rendah,
hal itu berarti bahwa leverage rata-rata tidak digunakan yang bisa mendatangkan manfaat
bagi pemilik.
d. Rasio-rasio profitabilitas
Kemampuan perusahaan menghasilkan kas untuk membayar utang, ekspansi, dan
membayar dividen, tergantung pada kemampuan perusahaan menghasilkan laba
(profitabilitas). Rasio profitabilitas yang paling banyak digunakan adalah laba per lembar
saham (earning per share). Auditor menggunakan rasio-rasio lain untuk memperdalam
pemahaman tentang rasio.
REFERENSI

https://konsultanku.co.id/blog/tahap-perencanaan-dalam-proses-audit-laporan-keuangan
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-mengenal-audit-laporan-keuangan-dari-pengertian-tujuan-dan
-tahapan-nya/
https://www.academia.edu/28219075/Perencanaan_Audit_docx

Anda mungkin juga menyukai