AUDIT KEUANGAN
Perencanaan Audit
Dosen: I Wayan Diana Putra Adnyana, S.E., M.Si., Ak., CA., ASEAN CPA
Disusun Oleh:
Jasmine Priscilla Kho 1901030036
Perencanaan suatu audit mencakup penetapan strategi audit secara keseluruhan untuk
perikatan (penugasan) audit dan pengembangan rencana audit. Perencanaan yang cukup akan
bermanfaat dalam audit atas laporan keuangan dalam beberapa hal, termasuk hal-hal sebagai
berikut (SA 300-Para.2):
a. Membantu auditor untuk mencurahkan perhatian yang tepat terhadap area yang
penting dalam audit.
b. Membantu auditor untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang potensial
secara tepat waktu.
c. Membantu auditor untuk mengorganisasi dan mengelola perikatan (penugasan audit)
dengan baik, sehingga perikatan tersebut dapat dilaksanakan dengan efektif dan
efisien.
d. Membantu dalam pemilihan anggota tim perikatan (tim audit) dengan tingkat
kemampuan dan kompetensi yang tepat untuk merespon risiko yang diantisipasi, dan
penugasan pekerjaan yang tepat kepada mereka.
e. Memfasilitasi arah dan supervisi atas anggota tim perikatan (tim audit) dan
penelaahan atas pekerjaan mereka.
f. Membantu jika relevan dalam pengkoordinasian hasil pekerjaan yang dilakukan oleh
auditor komponen dan pakar.
Faktor-faktor industri, peraturan, dan faktor eksternal lain termasuk kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku.
a. Sifat entitas, termasuk:
1. Operasinya
2. Struktur kepemilikan dan tata kelolanya.
3. Jenis investasi yang dilakukan dan yang rencananya akan dilakukan oleh entitas,
termasuk investasi dalam entitas bertujuan khusus.
b. Cara entitas tersebut distrukturisasi dan bagaimana entitas tersebut dibiayai untuk
memungkinkan auditor memahami golongan transaksi, saldo akun, dan
pengungkapan yang diharapkan ada dalam laporan keuangan.
c. Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi oleh entitas, termasuk alasan
perubahannya. Auditor harus mengevaluasi apakah kebijakan akuntansi entitas adalah
tepat untuk bisnisnya dan konsisten dengan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku dan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam industry yang relevan.
d. Tujuan dan strategi entitas, dan risiko bisnis terkait yang dapat menimbulkan risiko
kesalahan penyajian material.
e. Pengukuran dan penelaahan atas kinerja keuangan entitas.
Sifat bisnis dan bidang usaha klien mempengaruhi risiko bisnis klien dan risiko terjadinya
kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan. Beberapa tahun terakhir ini, sejumlah
faktor telah meningkatkan pentingnya pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien,
yaitu:
a. Penurunan kondisi ekonomi dunia beberapa tahun terakhir ini telah meningkatkan
risiko bisnis perusahaan klien secara signifikan. Auditor perlu memahami sifat bisnis
klien dan memahami dampak penurunan ekonomi terhadap laporan keuangan klien
dan kemampuan untuk melanjutkan usahanya.
b. Teknologi informasi menghubungkan klien dengan pelanggan utama serta pemasok
utama. Akibatnya, auditor harus memiliki pemahaman lebih besar tentang pelanggan
dan pemasok utama serta risiko terkait.
c. Klien telah mengembangkan usahanya secara global, seringkali melalui joint ventures
atau aliansi strategis.
d. Teknologi informasi mempengaruhi proses internal klien, memperbaiki kualitas dan
ketepatan waktu informasi akuntansi.
e. Meningkatnya arti penting sumberdaya manusia dan asset tak berwujud lainnya telah
menyebabkan akuntansi menjadi semakin kompleks dan memerlukan pertimbangkan
serta penafsiran manajemen.
f. Banyak klien telah melakukan investasi dalam instrument keuangan yang kompleks
yang mungkin telah menurun nilainya, memerlukan perlakuan akuntansi yang
kompleks, dan seringkali melibatkan pihak lain yang tidak diketahui yang telah
menciptakan risiko keuangan yang tidak diharapkan bagi klien.
SA 315.15 menegaskan bahwa auditor harus memperoleh suatu pemahaman tentang apakah
entitas memiliki suatu proses untuk:
a. Mengidentifikasi risiko bisnis yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan
b. Mengestimasi signifikansi risiko
c. Menentukan kemungkinan terjadinya risiko tersebut
d. Memutuskan tindakan untuk menangani risiko tersebut
Proses penilaian risiko entitas membentuk suatu basis bagi manajemen untuk menentukan
bagaimana risiko dikelola. Jika proses tersebut sudah tepat sesuai dengan kondisinya,
termasuk sifat, ukuran, dan kompleksitas entitas, maka hal ini membantu auditor dalam
mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian material. Ketepatan atas kesesuaian proses
penilaian risiko entitas dengan kondisinya ditentukan oleh pertimbangan auditor.
Definisi prosedur analitis diatas menitikberatkan pada ekspektasi menurut auditor. Sebagai
contoh, auditor akan membandingkan beban komisi yang tercatat dalam pembukuan dengan
ekspektasi auditor untuk beban komisi berdasarkan total penjualan menurut pembukuan
dikalikan dengan tarif komisi rata-rata, untuk menguji kewajaran beban komisi yang tercatat
dalam pembukuan. Agar prosedur analitis ini menjadi relevan dan bisa diandalkan, auditor
harus memastikan bahwa jumlah penjualan menurut pembukuan adalah jumlah yang benar,
bahwa semua penjualan diberi komisi, dan tarif komisi rata-rata bisa ditentukan.
Auditor mengembangkan ekspektasi tentang suatu saldo akun atau rasio dengan
mempertimbangkan informasi dari periode sebelumnya, tren industri, anggaran yang disusun
klien, dan informasi non-keuangan. Auditor biasanya membandingkan saldo-saldo akun
dalam pembukuan klien dan rasio-rasio dengan saldo dan rasio yang diharapkan auditor
dengan menggunakan satu atau lebih dari tipe-tipe prosedur analitis di bawah ini. Dalam
prosedur analitis, auditor membandingkan data klien dengan:
a. Data Industri
Manfaat terpenting dari pembandingan dengan data industri adalah membantu dalam
memahami bisnis klien dan sebagai petunjuk kemungkinan adanya kesalahan keuangan.
Perbandingan semacam itu kurang bermanfaat dalam menunjukkan potensi kesalahan
penyajian.
https://konsultanku.co.id/blog/tahap-perencanaan-dalam-proses-audit-laporan-keuangan
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-mengenal-audit-laporan-keuangan-dari-pengertian-tujuan-dan
-tahapan-nya/
https://www.academia.edu/28219075/Perencanaan_Audit_docx