Nim : 19043141
1. PERENCANAAN
Risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk) adalah ukuran seberapa
besar auditor bersedia menerima bahwa laporan keuangan akan salah saji secara
material setelah audit diselesaikan dan pendapat wajar tanpa pengecualian telah
dikeluarkan.
Risiko inheren adalah ukuran penilaian auditor atas kemungkinan adanya salah saji
yang material dalam suatu saldo akun sebelum mempertimbangkan keefektifan
pengendalian internal.
Perencanaan audit awal (initial audit planning) melibatkan empat hal, yang
semuanya harus dilakukan lebih dulu dalam audit.
1. Auditor memutuskan apakah akan menerima klien baru atau terus melayani klien
yang ada sekarang. Penentuan ini biasanya dilakukan oleh auditor yang
berpengalaman yang berwenang mengambil keputusan penting. Auditor ingin
membuat keputusan ini lebih awal, sebelum mengeluarkan biaya yang cukup besar
yang tidak bisa ditutup kembali.
2. Auditor mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan audit.
Informasi ini akan mempengaruhi bagian dari proses perencanaan selanjutnya.
Investigasi atas Klien Baru Sebelum menerima klien baru, kebanyakan kantor
akuntan publik akan menyelidiki perusahaan tersebut untuk menentukan
akseptabilitasnya.
Klien yang Berlanjut Setiap tahun banyak kantor akuntan publik mengevaluasi
klien-klien yang ada saat ini gun menentukan apakah ada alasan untuk menghentikan
audit.
Mengidentifikasi Alasan Klien untuk Penugasan Audit Dua faktor utama yang
mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima adalah pemakai laporan keuangan
yang mungkin dan maksudnya menggunakan laporan tersebut.
Memilih Staf untuk Melakukan Penugasan Auditor harus menempatkan staf yang
tepat pada penugasan agar sesuai dengan standar auditing dan untuk meningkatkan
efesiensi audit. Salah satu prinsip dasar dalam standar auditing adalah bahwa: Auditor
bertanggung jawab ntuk memiliki kompotensi dan kemampuan yang memadai
demi melaksanakan audit.
Pemahaman yang menyeluruh atas bisnis dan industri klien serta pengetahuan
tentang operasi perusahaan sangat penting bagi auditor untuk melaksanakan audit
yang memadai. Prinsip-prinsip dasar lain dalam standar auditing menyatakan:
Auditor mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang material, apakah
karena kecurangan atau kesalahan, berdasarkan pemahaman tentang entitas
dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal entitas.
Sifat bisnis dan industri klien mempengaruhi risko bisnis klien serta risiko salah saji
yang material dalam laporan keuangan. Dalam tahun terakhir ini, beberapa faktor
telah meningkatkan arti penting dari pemahaman atas bisnis dan industri klien:
Penurunan yang signifikan pada kondisi ekonomi baru-baru ini di seluruh dunia
mungkin akan meningkatkan secara signifikan risiko bisnis klien. Auditor harus
memahami sifat bisnis klien untuk mengetahui dampak dari kemerosotan ekonomi
yang parah terhadap laporan keuangan klien dan kemampuan untuk terus going
concern.
Klien telah memperluas operasinya secara global, yang sering kali melalui joint
venture atau aliansi strategis.
Semakin pentingnya modal manusia dan aset tidak berwujud lainnya telah
meningkatkan kerumitan akuntansi serta pentingnya penilaian dan estimasi
manajemen.
Banyak klien yang mungkin telah berinvestasi dalam instrument keuangan yang
kompleks, seperti obligasi utang yang dijadikan jaminan atau sekuritas dengan
jaminan hipotek, yang mungkin telah menurun nilainya, memerlukan perlakuan
akuntansi yang rumit, dan sering kali melibatkan pihak tak-dikenal yang dapat
menimbulkan risiko keuangan yang tidak diharapkan oleh klien.
Perhatian utama auditor tertuju pada risiko salah saji yang material dalam
laporan keungan yang disebabkan oleh risiko bisnis klien. Sebagai contoh perusahaan
sering kali melakukan akuisisi atau merger strategis yang bergantung pada
keberhasilan penggabungan operasi antara dua atau lebih perusahaan. Jika sinergi
yang direncanakan tidak berkembang, nilai aset tetap dan goodwill yang dicatat dalam
akuisisi dapat menurun, yang akan mempengaruhi kewajaran penyajian laporan
keuangan.
Tujuan utama dari perencanaan audit adalah memahami bisnis dan industri
klien yang akan digunakan untuk menilai risiko audit yang dapat diterima, risiko
bisnis klien, dan risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan.
Menetapkan meterialitas dan menilai risiko audit yang dapat diterima serta
risiko intern.
7. PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis adalah salah satu dari delapan jenis bukti audit yang
dijelaskan dalam Bab 7. Karena meningkatnya penekanan pada prosedur analitis
dalam praktik profesional, bagian ini akan melewati prosedur analitis pendahuluan
yang dibahas sebelumnya dalam bab ini dalam rngka membahas penggunaan prosedur
analitis selama audit.
Agar prosedur analitis ini menjadi relevan dan dapat diandalkan, auditor
cenderung menyimpulkan bahwa penjualan yang tercatat telah dinyatakan dengan
benar, semua penjualan mendapatkan komisi, dan rata-rata tingkat komisi actual dapat
ditentukan. Prosedur analitis dapat dilaksanakan pada salah satu dari ketiga waktu
selama penugasan:
Kegunaan prosedur analitis sebagai bukti audit sangat bergantung pada auditor
yang mengembangkan ekspektasi tentang berapa saldo akun atau rasio yang harus
dicatat, tanpa memperhatikan jenis prosedur analitis yang digunakan.
1. Data industri.
Prosedur analitis auditor sering kali meliputi penggunaan rasio keuangan yang umum
selama tahap perencanaan dan review akhir atas laporan keuangan yang telah di audit. Hal ini
berguna untuk memahami peristiwa terkini dan status keuangan perusahaan serta untuk
menelaah laporan itu dari perspektif pemakai. Analisi keuangan yang umum dapat
mengidentifikasi secara efektif bidang permasalahan yang mungkin, di mana auditor dapat
melakukan analisis tambahan dan pengujian audit, serta bidang permasalahan yang dihadapi
perusahaan di mana auditor dpat memberikan bantuan lainnya.
Rasio Aktivitas Likuiditas Jika sebuah perusahaan tidak memiliki kas dan item yang mirip
dengan kas yang mencukupi untuk memenuhi kewajibannya, kunci bagi kemampuan
membayar utangnya adalah waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk mengkonversi aktiva
lancar yang kurang likuid yang menjadi kas. Hal ini diukur dengan rasio aktivitas likuiditas.
Rasio aktivitas untuk piutang usaha dan persediaan terutama berguna bagi auditor, yang
sering kali menggunakan tren dalam rasio perputaran piutang usaha untuk menilai kelayakan
penyisihan piutang tak tertagih. Auditor menggunakan tren dalam rasio perputaran persediaan
untuk mengidentifikasi keusangan persediaan yang potensial.