Anda di halaman 1dari 9

PERENCANAAN AUDIT DAN PROSEDUR ANALITIS

Perencanaan Audit dan Perancangan Pedekatan Audit

Standar pertama dari SPAP untuk audit lapangan adalah perencanaan yang memadai.
Dimana pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika menggunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.

Ada tiga alasan utama mengapa seorang auditor harus merencanakan penugasan dengan
tepat atau mempersiapkan rencana kontrak kerja yang tepat:

1. Untuk memungkinkan auditor mendapatkan bukti yang tepat dan mencukupi pada
situasi yang dihadapi, memperoleh bukti yang cukup kompeten merupakan hal yang
sangat penting jika KAP ingin meminimalkan kewajiban hukum dan memlihara suatu
reputasi yang baik dalam komunitas bisnis.
2. Untuk membantu menjaga biaya audit tetap wajar. Hal ini akan membantu KAP tetap
kompetitif dan selanjutnya dapat mempertahankan bahkan memperluas jumlah
kliennya, dengan asumsi bahwa KAP tersebut memiliki reputasi untuk melakukan
pekerjaan yang berkualitas tinggi.
3. Untuk menghindari kesalahpahaman dengan klien. Menghindari kesalahpahaman
dengan klien merupakan hal yang penting untuk memelihara hubungan baik dengan
klien serta untuk memfasilitasi hasil kerja yang berkualitas tinggi dengan biaya yang
wajar.

Terdapat dua risiko audit, yaitu :

1. Risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk) adalah ukuran untuk menilai
seberapa besar kesediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan mungkin
saja disajikan dengan kesalahan penyajian yang material setelah proses audit
diselesaikan dan pendapat wajar tanpa syarat telah dinyatakan.
2. Risiko inheren adalah ukuran penilaian auditor atas kemungkinan adanya salah saji
yang material dalam suatu saldo akun sebelum mempertimbangkan keefektifan
pengendalian internal.

Penilaian terhadap resiko audit yang dapat diterima dan resiko inheren adalah bagian yang
penting dari perencanaan audit, karena penilaian tersebut mempengaruhi jumlah bukti audit
yang harus dikumpulkan dan staf yang harus ditugaskan untuk penugasan itu. sebagai
contoh, jika resiko inheren untuk persediaan itu tinggi karena masalah valuasi yang rumit,
semakin banyak bukti audit yang harus dikumpulkan dalam audit persediaan dan harus
menugaskan staf yang lebih berpengalaman untuk melakukan pengujian dalam bidang ini.

Perencanaan audit meliputi:

1. Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal


Perencanaan audit awal (Initial audit planning) melibatkan empat hal, yang
semuanya harus dilakukan lebih dulu dalam audit, yaitu :
a. Auditor memutuskan apakah akan menerima klien baru atau terus melayani klien
yang ada sekarang.
b. Auditor mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan audit.
c. Untuk menghindari kesalahpahaman, auditor harus memahami syarat-syarat
penugasan yang ditetapkan klien.
d. Auditor mengembangkan strategi audit secara keseluruhan, termasuk staf
penugasan dan setiap spesialis audit yang diperlukan.

Investigasi atas klien baru, dimana saat sebelum menerima klien baru,
kebanyakan KAP akan menyelidiki perusahaan tersebut untuk menentukan
akseptabilitasnya. Kantor itu melakukannya dengan memeriksa, sejauh
memungkinkan, prospektif klien ini dalam komunitas bisnis, stabilitas keuanganya,
dan hubungan dengan KAP sebelumnya.

Untuk calon klien yang sebelumnya telah diaudit oleh KAP lain, auditor yang
baru (auditor penerus) diharuskan oleh SAS 84 (AU 315) untuk berkomunikasi dengan
auditor pendahulu. Tujuan dari persyaratan ini adalah untuk membantu auditor
penerus mengevaluasi apakah ia akan menerima penugasan tersebut. Meskipun
calon klien telah diaudit oleh KAP lain, auditor penerus dapat melakukan investigasi
lainnya dengan mengumpulkan informasi dari pengacara lokal, KAP lain, bank, dan
perusahaan lainnya.

Beban dalam memulai komunikasi ini terletak pada auditor penerus. Auditor
yang lama hanya diminta untuk merespons permintaan informasi saja.
Bagaimanapun, karena adanya persyaratan kerahasiaan dalam kode etik profesional,
auditor yang lama harus memperoleh ijin klien terlebih dahulu sebelum komunikasi ini
dapat dilaksanakan.

Mempertahankan klien yang ada. Banyak KAP setiap tahun mengevaluasi


klien-klien yang dimilikinya saat ini untuk menentukan apakah terdapat alasan-alasan
untuk menghentikan proses audit untuk mereka. konflik-konflik terdahulu pada
beberapa hal seperti ruang lingkup audit yang tepat, jenis opini yang dinyatakan, atau
jumlah pembayaran dapat menyebabkab auditor menghentikan kerja samanya.

Mengidentifikasi berbagai alasan klien meminta penugasan audit.


Terdapat dua factor utama yang mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima, yaitu
pemakai laporan keuangan yang memungkinkan dan maksud dari penggunaan
laporan keuangan tersebut. Sepanjang penugasan audit, auditor dapat memperoleh
tambahan informasi tentang mengapa klien memerlukan suatu audit serta
kemungkinan penggunaan laporan keuangan. Informasi-informasi ini dapat
mempengaruhi penilaian auditor akan resiko audit yang dapat diterima.
Memperoleh kesepahaman dengan klien. Pemahaman yang jernih tentang
syarat-syarat penugasan harus dimiliki oleh klien dan KAP. SAS 108 (AU 310)
mensyaratkan bahwa auditor harus mendokumentasikan pemahamannya dengan
klien dalam surat penugasan (engagement letter), yang meliputi tujuan penugasan,
tanggung jawab auditor dan manajemeen,serta batasan-batasan penugasan. Surat
penugasan adalah kesepakatan antara KAP dan pihak klien untuk melaksanakan jasa
audit serta jasa-jasa lainnya yang terkait dengan audit. Di dalam surat penugasan
tersebut harus dijelaskan tentang kapan saat auditor tersebut melaksanakan proses
audit, review, atau kompilasi, dan lain sebagainya. Surat penugasan itu juga harus
menyatakan setiap pembatasan yang ada dan diterapkan bagi pekerjaan auditor,
batas waktu penyelesaian proses audit, kesepakatan fee yang akan dibayarkan. Surat
penugasan pun dapat berfungsi sebagai alat untuk memberikan informasi kepada
klien bahwa auditor tidak dapat memberikan garansi bahwa semua fakta atas
terjadinya kecurangan akan dapat diungkapkan.

Setelah memahami alasan klien untuk melakukan audit, auditor harus


mengembangkan strategi audit pendahuluan. Strategi ini harus mempertimbangkan
sifat klien, termasuk bidang-bidang dimana terdapat risiko salah saji signifikan yang
lebih besar.

Memilih staf bagi penugasan audit. Auditor harus menempatkan staf yang
tepat pada penugasan untuk memenuhi standar auditing yang berlaku umum untuk
meningkatkan efisiensi audit. Standar umum yang pertama yaitu :

“Audit harus dilaksanakan oleh orang yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis
yang memadai sebagai auditor”.

Oleh karena itu, setiap staf yang ditugaskan harus mengingat standar tersebut
disamping harus mempunyai pengetahuan tentang industry klien. Pertimbangan
utama dalam penentuan staf adalah kebutuhan akan kontinuitas dari tahun ke tahun.
Seorang staf asisten yang tidak berpengalaman mungkin saja akan menjadi staf
nonrekanan yang paling berpengalaman dalam suatu penugasan audit hanya dalam
beberapa tahun saja. Kontuinitas tersebut dapat membantu KAP mempertahankan
pemahamannya atas persyaratan teknis serta hubungan antar pribadi yang lebih
dekat dengan personil klien.

Mengevaluasi kebutuhan akan spesialis dari luar. Jika audit membutuhkan


pengetahuan khusus, mungkin kantor akuntan perlu berkonsultasi dengan spesialis.
SAS 73 (AU 336) menetapkan persyaratan untuk memilih spesialis dan mereview
pekerjaannya. Misalkan penggunaan ahli berlian dalam mengevaluasi biaya
penggantian berlian dan sebuah aktuaris untuk menentukan kepantasan nilai tercatat
yang merupakan hak dari kerugian asuransi. Contoh lainnya seperti berkonsultasi
dengan pengacara atas interpretasi hukum atas kontrak-kontrak dan hak. Contoh
lainnya lagi ketika akan mengaudit persediaan besar komputer dan suku cadang
komputer, Kap bisa memutuskan untuk menggunakan jasa seorang spesialis bila tidak
ada seorangpun dalam perusahaan yang memenuhi syarat untuk mengevaluasi
apakah persediaan tersebut usang atau tidak.

Auditor harus memiliki pemahaman yang cukup atas bisnis klien tersebut untuk
mengenali kebutuhan akan spesialis. Auditor harus mengevaluasi kualifikasi
profesional spesialis itu dan memahami tujuan dan cakupan pekerjaannya. Auditor
juga harus mempertimbangkan hubungan spesialis tersebut dengan klien, termasuk
keadaan yang mengganggu obyektivitasnya.

2. Memperoleh Infromasi Mengenai Latar Belakang

Standar pekerjaan lapangan yang kedua adalah “Auditor harus memperoleh


pemahaman yang memadai tentang entitas dan lingkungannya, termasuk
pengendalian internalnya, untuk menilai risiko salah saji yang material pada laporan
keuangan baik karena kekeliruan maupun kecurangan, dan untuk merancang sifat,
penetapan waktu, serta luas prosedur audit selanjutnya”.

Memahami bidang usaha dan industri klien, Ada tiga alasan mengapa
diperlukan pemahaman yang baik atas industry klien, yaitu :
a. Memahami aturan-aturan akuntansi yang khas dari industri tersebut untuk
mengevaluasi apakah laporan keuangan klien sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum. Sebagai contoh, jika audit atas sebuah kota, auditor harus
memahami akuntansi pemerintahan dan persyaratan audit. Juga ada persyaratan
akuntansi yang unik untuk perusahaan konstruksi, jalan kereta, organisasi non
profit, institusi keuangan dan lain sebagainya.
b. Mengidentifikasi risiko dalam industri yang akan mempengaruhi risiko audit yang
dapat diterima. Terdapat resiko yang berkaitan dengan industri tertentu. Resiko ini
bisa mempengaruhi penilaian auditor atas resiko bisnis dan resiko yang dapat
diterima klien tersebut. industri tertentu adalah lebih beresiko daripada lainnya,
seperti simpan pinjam dan indsutri asuransi kesehatan.
c. Agar dapat mengidentifikasi risiko bawaan (inherent). Terdapat resiko-resiko
inheren yang pada umumnya dimiliki oleh semua klien dalam sejumlah industri
tertentu. Pemahaman akan resiko-resiko tersebut akan membantu auditor dalam
mengidentifikasikan resiko-resiko inheren yang dimiliki klien. Misalkan mencakup
resiko inheren atas potensi keusangan persediaan dalam industri pakaian jadi,
resiko inheren atas penagihan piutang dalam industri kredit konsumsi, serta resiko
inheren atas cadangan kerugian dalam industri asuransi kecelakaan.

Pengetahuan mengenai industry klien dapat diperoleh dengan berbagai cara,


seperti: diskusi dengan auditor yang mengaudit di tahun-tahun sebelumnya dan
dengan auditor yang sedang melakukan penugasan serupa, serta bisa juga dilakuka
dengan mengadakan pertemuan-pertemuan bersama pegawai klien.
Operasi dan proses bisnis. Auditor harus memahami faktor-faktor seperti
sumber utama pendapatan, pelanggan dan pemasok kunci, sumber keuangan, dan
informasi tentang pihak terkait yang bisa menunjukkan area resiko bisnis klien yang
meningkat. Meninjau pabrik dan kantor, Peninjauan atas fasilitas klien sangat
bermanfaat untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai bidang usaha
dan operasi klien karena akan diperoleh kesempatan untuk menemui pegawai kunci
dan mengamati operasi dari tangan pertama. Diskusi dengan pegawai di luar bidang
akuntansi selama proses peninjauan audit dan audit berguna dalam mendapatkan
perspektif yang lebih luas. Peninjauan langsung atas fasilitas fisik akan membantu
auditor dalam memahami pengamanan fisik aktiva dan menginterpretasikan data
akuntansi dengan memberikan kerangak acuan dalam vusialisasi aktiva. Menelaah
kebijakan perusahaan Berguna untuk menetapkan apakah manajemen memperoleh
wewenang dari dewan komisaris untuk membuat keputusan tertentu dan untuk
meyakinkan bahwa keputusan manajemen telah tercermin dalam laporan keuangan.

Pendekatan yang digunakan kantor akuntan publik dalam menelaah kebijakan


perusahaan adalah dengan memasukkan catatan dalam berkas permanen mengenai
kebijakan penting yang dijalankan oleh klien dan nama orang atau kelompok yang
berwenang unutk mengubah kebijakan tersebut. Berkas permanen audirot seringkali
memuat sejarah perusahaan, daftar jalur usaha utama, dan catatan kebijakan
akuntansi yang paling penting dari tahun ke tahun.

Mengidentifikasi pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa


Hubungan istimewa dalam PSA 34 (SA 334) diidentifikasikan sebagai perusahaan
afiliasi, pemilik utama perusahaan klien, atau pihak lainnya yang berhubungan dengan
klien dimana salah satu pihak dapat mempengaruhi manajemen atau kebijakan
operasi pihak lainnya.

Transaksi hubungan istimewa adalah transaksi antara klien dengan pihak yang
mempunyai hubungan istimewa, misalnya: transaksi penjualan dan pembelian antara
perusahaan induk dengan perusahaan anak, pertukaran perlaatan antara dua
perusahaan yang dimiliki oleh orang yang sama, dan pinjaman kepda pegawai.
Karena transaksi hubungan istimewa harus diungkapkan, penting artinya bahwa
seluruh pihak yang mempunyai hubungan istimewa diidentifikasi dan dimasukkan
dlam berkas permanen pada awal penugasan auditor. Cara umum untuk
mengidentifikasi pihak yang memiliki hubungan istimewa adalah dengan bertanya
kepada manajemen, menelaah arsip paar modal, dan memerikasa daftar pemegang
saham untuk mengidentifikasi pemegang saham utama. Mengevaluasi kebutuhan
akan spesialis dari luar. Auditor harus memiliki pemahaman yang memadai mengenai
industry klien untuk menentukan apakah diperlukan seorang spesialis. PSA 39
(SA336) menetapkan aturan untuk memilih spesialis dan menelaah pekerjaannya.
3. Memperoleh Informasi Mengenai Kewajiban Hukum Klien

Tiga dokumen hukum dan catatan yang berkaitan erat dengan klien yang
harus diperiksa pada awal penugasan: Akte pendirian dan anggaran dasar
perusahaan. Akte pendirian perusahaan diterbitkan oleh negara di mana perusahaan
didirikan dan merupakan dokumen hukum yang penting untuk mengakui suatu
perusahaan sebagai suatu usaha yang berdiri sendiri. Termasuk di dalamnya adalah
nama perseroan, tanggal pendirian, jenis dan jumlah modal saham yang disahkan
unutk ditempatkan dan jenis kegiatan usaha yang boleh dilakukan oleh perseroan.

Anggaran dasar mencakup peraturan dan prosedur yang ditetapkan oleh para
pemegang saham perseroan. Di dalamnya diuraikan hal-hal seperti tahun fiscal
perseroan, frekuensi rapat pemegang saham, metode pemilihan para direktur, dan
kewajiban serta wewenang dari pada pengurus perusahaan. Auditor harus memahami
persyaratan akte pendirian dan anggaran dasar perusahaan agar dapat menetapkan
apakah laporan keuangan disajikan secara pantas.

Notulen rapat adalah catatan resmi rapat dewan direksi dan pemegang saham.
Termasuk di dalamnya adalah ikhtisar masalah terpenting yang didiskusikan dalam
rapat dan keputusan yang dibuat oleh direksi dan pemegang saham. Jika auditor tidak
memeriksa notulen, dia tidak akan menyadari adanya informasi yang penting unutk
menetapkan apakah laporan keuangan telah dibuat dengan benar.

Informasi-informasi yang tercakup dalam notulen rapat:

 Pengumuman dividen
 Otorisasi penggajian untuk pejabat
 Persetujuan kontrak dan kesepakatan
 Otorisasi atas perolehan aktiva
 Persetujuan merger
 Otorisasi pinjaman jangka penjang
 Persetujuan untuk menggadaikan efek-efek
 Otorisasi pegawai yang berhak menandatangani cek
 Pelaporan mengenai kemajuan operasional perusahaan

Kontrak adalah perjanjian kerjasama klien dengan pihak lain. Pada umumnya
kontrak sangat diperlukan dalam setiap bagian audit untuk memperoleh gambaran
yang lebih baik mengenai perusahaan dan untuk membiasakan diri pada bagian yang
mungkin akan menimbulkan masalah. Dalam memeriksa kontrak, perhatian utama
dipusatkan pada segi kesepakatan hukum yang memperngaruhi pengungkapan
keuangan.
4. Pelaksanaan Prosedur Analitis Pendahuluan

Bagian penting dari pemahaman akan bisnis klien dan penilaian resiko bisnis
klien adalah melaksanakan prosedur analitis pendahuluan. Prosedur analitis adalah
evaluasi informasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan logis
antara data keuangan dan non keuangan yang meliputi perbandingan jumlah-jumlah
yang tercatat dengan ekspektasi dari auditor.
Tujuan prosedur analisis dalam perencanaan audit adalah membantu perencanaan
sifat, saat, dan luas prosedur audit yang akan digunakan untuk memperoleh bukti
tentang saldo akun atau jenis transaksi tertentu.

Tujuan pelaksanaan prosedur analitis pendahuluan:


 Memahami bidang usaha klien
 Penetapan kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya
 Indikasi adanya kemungkikan salah saji dalam laporan keuangan
 Mengurangi pengujian audit yang terinci
Tahap-tahap dalam prosedur analisis:
 Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat
 Mengembangkan harapan
 Melaksanakan perhitungan/perbandingan
 Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan
 Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi
perbedaan tersebut.
 Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit.

Prosedur Analitis

Prosedur analitis didefinisikan oleh SAS 56 (AU329) sebagai evaluasi atas informasi keuangan
yang dilakukan dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan non
keuangan … yang melibatkan perbandingan jumlah yang tercatat dengan ekspektasi yang
dikembangkan oleh auditor.

Prosedur analitis ini menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah saldo akun
atau data lain terlibat wajar berkaitan dengan ekspektasi auditor.

Prosedur analitis dapat dilaksanakan pada salah satu dari ketiga waktu selama penugasan, yaitu:

1. Prosedur analitis diwajibkan dalam tahap perencanaan untuk membantu menentukan sifat,
luas, dan penetapan waktu prosedur audit.
2. Prosedur analitis sering kali dilakukan selama tahap pengujian audit sebagai pengujian
substantive untuk mendukung saldo akun.
3. Prosedur analitis juga diwajibkan selama tahap penyelesaian audit.
Kegunaan prosedur analitis sebagai bukti audit sangat bergantung pada auditor yang
mengembangkan ekspektasi tentang berapa saldo akun atau rasio yang harus dicatat, tanpa
memperhatikan jenis prosedur analitis yang digunakan, Dalam setiap kasus, auditor akan
membandingkan:

1. Data klien dan industry.manfaat paling penting dari perbandingan industri adalah sebagai
sebuah bantuan untuk memahami bisnis klien dan sebagai sebuah indikasi dari kemungkinan
kegagalan keuangan. Misalnya, digunakan para bankir dan eksekutif kredit lainnya dalam
mengevaluasi apakah sebuah perusahaan akan mampu membayar kembali pinjaman mereka.
informasi yang sama tersebut berguna untuk auditor dalam menilai kekuatan relatif dari
struktur modal klien, kapasitas pinjamannya, dan kemungkinan kegagalan keuangan.
Kelemahan utama dalam menggunakan rasio industri untuk audit adalah perbedaan diantara
sifat informasi keuangan klien dan di mana perusahaan membentuk total industri. Karena data
industri adalah rata-rata yang luas, perbandingannya mungkin tidak berarti. Seringkali lini
bisnis klien tidak sama seperti standar industri. Perusahaan berbeda mengikuti metode
akuntansi berbeda, dan ini mempengaruhi komparabilitas dari data. Jika kebanyakan
perusahaan dalam industri menggunakan valuasi persediaan FIFO dan depresiasi garis lurus
dan klien audit menggunakan LIFO dan depresiasi saldo menurun ganda, perbandingannya
mungkin tidak berarti. Ini tidak berarti bahwa perbandingan industri tidak boleh dilakukan. satu
pendekatan untuk mengatasi batasan dari rata-rata industri adalah dengan membandingkan
klien dengan satu atau lebih perusahaan yang menjadi tanda dalam industri.
2. Data klien periode sebelumnya yang serupa. Misalkan presentase margin laba kotor untuk
sebuah perusahaan berada diantara 26% dan 27% untuk masing-masing dari 4 tahun terakhir
tetapi 23% dalam tahun ini. Penyebab penuruanan ini bisa merupakan sebuah perubahan
dalam kondisi ekonomi. Bisa juga disebabkan oleh salah saji dalam laporan keuangan, seperti
kesalahan cutoff penjualan atau pembelian, penjualan yang tidak tercatat, nilai utang dagang
yang dilebihkan, atau kesalahan pembiayaan persediaan. Auditor harus menentukan
penyebab dari penurunan dalam margin laba kotor ini dan mempertimbangkan efeknya, bila
ada, atas akumulasi bukti audit. Hal ini bisa dilakukan dengan membandingkan saldo tahun ini
dengan tahun sebelumnya, membandingkan rincian total saldo dengan rincian yang sama
untuk tahun sebelumnya,menghitung hubungan rasio dan persentase untuk dibandingkan
dengan tahun sebelumnya
3. Data klien dengan hasil dugaan yang telah ditentukan klien. Saat data klien dibandingkan
dengan anggaran, ada dua perhatian khusus. Pertama, auditor harus mengevaluasi apakah
anggaran itu adalah rencana yang realistis. Perhatian kedua adalah kemungkinan bahwa
informasi keuangan saat ini telah diubah oleh karyawan klien untuk menyesuaikan dengan
anggaran.
4. Data klien dengan Hasil dugaan yang telah ditentukan auditor. Pada jenis prosedur analitis ini,
auditor membuat sebuah perhitungan tentang apakah saldo akun itu seharusnya dengan
menghubungkannya dengan neraca lajur lainnya atau akun laporan pemasukan atau rekening
dengan membuat sebuah proyeksi berdsarkan pada suatu tren historis.
5. Data klien dengan Hasil dugaan yang menggunakan data nonkeuangan. Misalkan dalam
mengaudit hotel, kita bisa menentukan jumlah kamar, tarif setiap kamar, dan tingkat hunian.
Dengan menggunakan data tersebut, akan relatif mudah memperkirakan total pendapatan dari
kamar untuk dibandingkan dengan pendapatan yang tercatat. pendekatan sama terkadang
bisa digunakan untuk menghitung akun seperti pendapatan uang kuliah di universitas. (rata-
rata uang kuliah dikali pendaftar), penggajian pabrik (total jam kerja dikali tarif upah), dan biaya
bahan yang dijual ( unit yang terjual dikali biaya bahan per unit).

Rasio keuangan yang umum digunakan, yaitu :

1. Kemampuan membayar utang jangka pendek


2. Rasio Aktivasi Likuiditas
3. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban utang jangka panjang
4. Rasio Profitabilitas.

Anda mungkin juga menyukai