Anda di halaman 1dari 2

Nama : Niken Aristania Fitri

Nim : 2162161
Kelas : A3 Akuntansi
Matkul : Auditing 1
Resume Risiko Audit
Risiko audit adalah resiko bahwa auditor gagal menerjemahkan pendapat secara tepat
mengenai laporan keuangan/salah saji material. Risiko audit dapat didefinisikan suatu
ketidakpastian yang diterima auditor dalam pelaksaannya karena ketidakpastian terhadap
suatu validitas dan reliabilitas dari bukti audit dan ketidakpastian mengenai efektifitas
terhadap internal control. Contohnya Terdapat keraguan terhadap hasil penghitungan nilai
penyisihan penyusutan piutang, Perbedaan laporan produksi dan dokumen akuntansi dan
Salah dalam melakukan inspeksi sampel.
Jenis Risiko Audit ada tiga yaitu Risiko Bawaan (Inherent Risk), Risiko yang tidak
dapat dicegah oleh perusahaan dan tidak dapat ditemukan oleh auditor, karena faktor yang
tidak dapat dikendalikan dan auditor tidak menemukannya dalam audit. Risiko pengendalian
merupakan Jenis risiko ini mengacu pada risiko salah saji dan kesalahan dalam laporan
keuangan perusahaan karena perusahaan gagal mengelola pengendalian internalnya dengan
baik. Risiko Deteksi (Detection Risk), Risiko yang terjadi akibat audit gagal mendeteksi salah
saji sehingga menyebabkan auditor salah mengeluarkan opini, yang brarti auditor gagal
mendeteksi salah saji dan kesalahan dalam laporan keuangan perusahaan, mereka
menggunakan opini yang salah atas laporan tersebut.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi risiko audit (Arens, et, al., 2006), antara lain
adalah
1. Ketergantungan pihak eksternal terhadap laporan keuangan klien
Jika para pengguna eksternal bergantung sepenuhnya pada laporan keuangan, maka
merupakan hal yang tepat untuk menurunkan tingkat risiko audit. Berikut faktor yang
dapat menjadi indikator atas derajat ketergantungan para pengguna eksternal pada
laporan keuangan adalah:
a. Ukuran usaha klien
Semakin besar kegiatan operasional klien, maka semakin banyak pula pihak yang
menggunakan laporan keuangan klien
b. Distribusi kepemilikan
Laporan keuangan perusahaan publik umumnya banyak digunakan oleh banyak
pengguna daripada laporan keuangan perusahaan non publik.
c. Sifat dan nilai kewajiban
Jika laporan keuangan mengandung nilai kewajiban yang besar, laporan keuangan
tersebut memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk digunakan secara luas
oleh para investor, baik yang telah ada maupun calon investor, dari pada laporan
keuangan yang memiliki nilai kewajiban yang kecil.
2. Kemungkinan bahwa klien akan mengalami kesulitan keuangan Setelah penerbitan
laporan audit.
Merupakan hal yang sulit bagi auditor untuk memprediksi kegagalan keuangan
sebelum hal tersebut terjadi, terdapat beberapa faktor berikut ini akan menjadi
indikator yang baik atas peningkatan kemungkinan tersebut:
a. Posisi likuidasi
Jika secara konsisten, klien mengalami kekurangan kas serta modal kerja, maka
hal tersebut dapat mengidentifikasi masalah dalam melunasi tagihan-tagihan di
masa yang akan datang.
b. Laba (rugi) pada tahun-tahun sebelumnya
Jika perusahaan mengalami penurunan laba yang cepat atau mengalami kenaikan
kerugian selama beberapa tahun terakhir, maka auditor harus mengenali sejumlah
masalah solvabilitas yang mungkin akan dialami klien di masa yang akan datang.
c. Metode pembiayaan pertumbuhan
Semakin klien menyadarkan dirinya pada utang sebagai alat pembiayaan,
semakin besar risiko kesulitan keuangan yang akan dihadapinya apabila kegiatan
operasi klien kurang berhasil.
d. Kompetensi manajemen
Manajemen yang kompeten akan selalu waspada terhadap potensi akan adanya
kesulitan keuangan serta akan memodifikasi metode-metode operasionalnya
untuk meminimalkan berbagai pengaruh dari masalah jangka pendek.
3. Evaluasi dan integritas manajemen
Adalah bagian dari investigasi atas klien baru dan evaluasi tentang kesinambungan
hubungan dengan klien yang telah ada, Jika klien memiliki integritas yang patut
dipertanyakan, maka auditor kemungkinan besar akan menentukan tingkat risiko audit
yang lebih rendah.

Prosedur Pengujian Risiko Audit:


1. Test Of Control (TOC) / Pengujian pengendalian
Adalah prosedur audit untuk mengevaluasi efektifitas perencanaan, pengoperasian
kebijakan. TOC bertujuan untuk mendapatkan 3 hal yaitu frekuensi pelaksaan control
activity, mutu pelaksanaan control activity dan karyawan yang melakukan control
activity.
2. Substantive Test
Pengujian substantif merupakan tahapan audit dimana auditor melakukan pemeriksaan
menyeluruh terhadap catatan dan transaksi akuntansi suatu perusahaan untuk menilai
apakah terdapat salah saji material atau kecurangan.

Anda mungkin juga menyukai