Anda di halaman 1dari 5

RESUME BUKU AUDITING & JASA ASSURANCE BY ARENS

BAB 9 MATERIALITAS DAN RISIKO

Nama : Shefira Nurul Fadilah

Kelas : Akuntansi 4F

Npm : 022121163

MATERIALITAS

Seorang auditor melakukan audit sesuai dengan standar auditing yang berlaku umum. Standar-
standar tersebut mengharuskan auditor merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh
kepastian yang layak tentang apakah laporan keuangan telah bebas dari dari salah saji yang
material. Yang dimaksud dengan :

 Memperoleh kepastian yang layak adalah untuk memberi tahu para pemakai bahwa auditor
tidk menjamin atau memastikan kewajaran penyajian laporan keuangan.
 Bebas dari salah saji yang material adalah untuk memberi tahu para pemakai bahwa
tanggung jawab auditor terbatas pada informasi keuangan yang material saja.

Materialitas adalah pertimbangan utama dalam menentukan ketepatan laporan sudit yang harus
dikeluarkan. FASB concept statement 2 mendefinisikan materialitas sebagai :

 Besarnya penghapusan atau salah saji informasi akuntansi yang dengan memperhitungkan
situasinya, menyebabkan pertimbangan seseorang yang bijaksana yang mengandalkan
informasi tersebut mungkin akan berubah atau terpengaruh oleh penghapusan atau salah
saji tersebut.

Langkah-langkah dalam menerapkan materialitas :

1. Menetapkan materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan


Pertimbangan pendahuluan tentang materialitas adalah jumlah maksimum yang membuat
auditor yakin bahwa laporan keuangan akan salah saji tetapi tidak mempengaruhi keputusan
para pemakai laporan keuangan yang bijaksana. Factor-faktor yang yang mempengaruhi
pertimbangan materialitas :
o Materiliatas yang bersifat relative : salah saji dalam jumlah tertentu yang mungkin
sangat material bagi perusahaan kecil tetapi tidak material bagi perusahaan besar.
Misalnya salah saji total pendapatan dan beban dalam laporan keuangan laba rugi
akan mempengaruhi laba bersih sebelum dikenakan pajak.
o Tolak ukur yang diperlukan untuk mengevaluasi materialitas : laba bersih sebelum
pajak sering kali menjadi tolak ukur utama untuk menentukan berapa jumlah yang
material bagi perusahaan yang berorientasi laba , karena jumlah ini dianggap sebagai
informasi yang bagi para pemakai.
2. Menentukan materialitas kinerja
Materialitas kinerja didefinisikan sebagai jumlah yang ditetapkan oleh auditor pada angka
yang telah lebih kecil dari materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan demi
mengurangi tingkat probabilitas yang rendah dan tepat bahwa jumlah salah saji yang belum
dikoreksi atau tidak terdeteksi melebihi materialitas untuk laporan keuangan secara
keseluruhan.
3. Mengestimasikan total salah saji dalam segmen
Contoh :
Jika suditor memutuskan untuk mengalokasikan $100.000 dari total pertimbangan
pendahuluan tentang materialitas sebesar $200.000 ke piutang usaha, ini berarti auditor
bersedia menganggap piutang usaha disajikan secara wajar jika salah saji dalam akun itu
sebesar $100.000 atau kurang.
Standar auditing PCAOB menyebut jumlah ini sebagai salah saji yang dapat ditoleransi,
sementara standar AICPA mendefinisikan salah saji yang dapat ditoleransi sebagai aplikasi
materialitas kinerja pada prosedur sampling tertentu.
4. Mengestimasikan salah saji gabungan
5. Membandingkan estimsi salah saji gabungan dengan pertimbangan pendahuluan atau yang
direvisi tetang materialitas

RISIKO AUDIT

Standar auditing mengharuskan auditor menilai risiko salah saji yang material pada tingkat laporan
keuangan secara keseluruhan serta tingkat asersi yang relevan bagi kelas transaksi, saldo akun dan
pengungkapan. Auditor menangani risiko dalam merencanakan pengumpulan bukti audit terutama
dengan menerapkan model risiko audit.
Komponen model risiko audit

 risiko deteksi yang direncanakan adalah risiko bahwa bukti audit untuk tujuan audit akan
gagal mendeteksi salah saji yang melebihi materialitas kinerja.
 Risiko inheren mengukur penilaian auditor atas kerentangan asersi salah saji yang material
sebelum memperhitungkan kefektifitan pengendalian internal.
 Risiko pengendalian mengukur penilaian auditor mengenai risiko bahwa salah saji asersi dan
tidak dapat dicegah atau terdeteksi secara tepat waktu oleh pengendalian internal klien.
Standar auditing menyebut kombinasi risiko inheren dan risiko pengendalian ini risiko salah
saji yang material. Risiko audit yang dapat diterima adalah ukuran kesediaan auditor untuk
menerima bahwa laporan keuangan mungkin mengandung salah saji yang material setelah
audit selesai dan pendapat wajar tanpa pengecualian telah dikeluarkan.

Menilai risiko audit yang dapat diterima

Risiko penugasan adalah risiko bahwa auditor ataw kantor akuntan public akan menderita kerugian
setelah audit selesai walaupun laporan audit sudah benar. Karena jika klien mengumumkan
kepailitan setela audit selesai, kemungkinan diajukannya gugatan hukum terhadap kantor akuntan
public sangatlah besar meskipun mutu audit itu baik.

Factor-faktor yang mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima


 Derajat ketergantungan pemakai eksternal pada laporan keuangan ; jika pemakai eksternal
sangat tergantung pada laporan keuangan maka tepat untuk mengurangi risiko audit yang
dapat diterima. Karena jika laporan keuangan sangat diandalkan mungkin saja timbul
kerugian sosial yang besar jika salah saji yang signifikan dalam laporan keuangan tetap tidak
terdeteksi. Ada beberapa indikator yang baik mengenai derajat ketergantungan pemakai
eksternal pada laporan keuangan, diantaranya ukuran klien (besar atau kecilnya usaha klien),
distribusi kepemilikan, sifat dan jumlah kewajiban.
 Kemungkinan bahwa klien akan mengalami kesulitan keuangan setelah laporan audit
dikeluarkan ; ada beberapa indikator yang baik bahwa probabilitas dalam memprediksi
kegagalan keuangan, diantaranya posisi likuiditas, laba(rugi) tahun tahun sebelumnya,
metode pembiayan pertumbuhan,sifat operasi klien dan kompetensi manajemen.
 Evaluasi auditor atas integritas manajemen ; jika klien memiliki integritas yang meragukan
auditor mungkin akan menilai risiko audit yang dapat diterima yang lebih rendah.

Menilai risiko inheren

Factor-faktor yang mempengaruhi risiko inheren :

 Sifat bisnis klien


Risiko inheren untuk akun-akun tertentu dipengaruhi oleh sifat bisnis klien. Sebagai contoh,
produsen alat-alat elektronik menghadapi kemungkinan keusangan persediaan yang lebih
besar dibanding yang dihadapi oleh pabrik baja. Sifat bisnis klien seharusnya tidak atau
hanya berpengaruh kecil terhadap risiko inheren untuk akun-akun seperti kas, wesel tagih
dan utang.
 Hasil audit sebelumnya
Salah saji yang ditemukan dalam audit tahun sebelumnya dapat saja terjadi lagi dalam audit
tahun berjalan karena banyak jenis salah saji bersifat sistematis dan organisasi sering kali
lamban dalam mengadakan perubahan untuk menghilangkan salah saji tersebut. Contohnya
salah saji dalam menetapkan harga persediaan.
 Penugasan awal versus penugasan berulang
 Pihak-pihak yang terkait
Transaksi antara perusahaan induk dan perusahaan anak serta manajemen dan entitas
perusahaan adalah contoh transaksi dengan pihak terkait sebagaimana didefinisikan oleh
standar akuntansi.
 Transaksi nonrutin atau kompleks
Transaksi yang melibatkan kontrak yang Panjang dan kompleks memiliki kemungkinan salah
saji yang lebih besar daripada transaksi rutin karena klien sering kali belum berpengalaman
mencatat transaksi nonrutin tersebut.
 Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun dan transaksi dengan tepat
Akun – akun seperti penyisihan untuk piutang tak tertagih, persediaan yang usang, kewajiban
pembayaran garansi, penggantian asset besar-besaran, cadangan kerugian pinjaman bank dll
memerlukan estimasi dan banyak pertimbangan karena saldo dan transaksi ini
membutuhkan banyak pertimbangan sehingga kemungkinan salah sajinya besar.
 Unsur-unsur populasi
Auditor menggunakan risiko inheren yang lebih tinggi untuk piutang usaha yang Sebagian
besar rekeningnya sudah lama jatuh tempo daripada yang Sebagian besar akunnya lancar.
 Factor- factor yang berkaitan dengan pelaporan keuangan yang curang
 Factor- factor yang berkaitan dengan misapropriasi asset.
Hubungan risiko dengan bukti serta factor-faktor yang mempengaruhi risiko

Pengendalian internal mungkin lebih efektif untuk eksistensi kas ketimbang yang berhubungan
dengan akurasi asset tetap atau tujuan audit nilai realisasi bersih karena risiko pengendalian akan
lebih rendah untuk eksistensi kas ketimbang untuk penilaian asset tetap. Risiko audit yang dapat
diterima biasanya dinilai oleh auditor selama tahap perencanaan dan tidak berubah pada setiap
siklus serta akun utama. Auditor umumnya menggunakan tingkat risiko audit yang dapat
diterima yang sama untuk setiap segmen karena factor-faktor yang mempengaruhi risiko audit
yang dapat diterima berhubungan dengan keseluruhan audit bukan akun masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai