RESIKO AUDIT
PENGANTAR
Resiko Audit adalah suatu hal yang wajib diketahui oleh seorang auditor, seorang auditor
yang professional akan mudah dalam mendeteksi resiko resiko audit yang akan dialami pada saat
pelaksaaan audit.
.
TUJUAN PERKULIAHAN
DESKRIPSI MATERI :
1. Pendahuluan
sebagai suatu kemungkinan timbulnya kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan.
Dalam proses audit atas laporan keuangan, seorang auditor juga dihadapkan pada risiko
audit.
Risiko yang dihadapi oleh seorang auditor adalah berupa kemungkinan adanya
kesalahan yang dibuat oleh seorang auditor dalam memberikan pendapat atas laporan
keuangan yang diauditnya. Standar Auditing 312.02 merumuskan risiko audit sebagai
risiko yang terjadi dalam hal auditor tanpa disadari tidak memodifikasikan pendapatnya
sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji
material”. Dengan kata lain, risiko audit merupakan kemungkinan masih
terdapatnya kesalahan yang material dalam laporan keuangan setelah proses audit
Risiko audit merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan oleh seorang auditor.
Seorang auditor harus sanggup menghadapi risiko audit. Oleh karena itu, seorang auditor
seorang auditor untuk menerima risiko audit disebut Acceptable Audit Risk (AAR).
auditor untuk menerima kemungkinan masih terdapatnya kesalahan yang material dalam
laporan keuangan setelah proses audit selesai dan laporan wajar tanpa pengecualian
(WPT) diterbitkan.
Risiko audit terdiri dari tiga komponen, yaitu: Risiko bawaan (inherent risk),
risiko pengendalian (control risk), dan risiko deteksi (detection risk). Berbagai risiko
yang terkait dengan risiko audit tersebut semuanya berhubungan dengan kemungkinan
terdapatnya kesalahan dalam laporan keuangan. Berikut ini adalah penjelasan singkat
Inherent risk adalah kerentanan suatu saldo rekening atau golongan transaksi
terhadap suatu salah saji yang material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat
kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang terkait. Selain itu, Inherent risk
Inherent risk merupakan faktor independen terhadap audit laporan keuangan. Ini
berarti bahwa auditor tidak dapat mengubah tingkat sesungguhnya (actual level)
dari Inherent risk. Namun auditor dapat mengubah tingkat risiko yang ditetapkan
Pada awal audit tidak banyak yang bisa diperbuat untuk mengubah
risiko tersebut dan memodifikasi bahan bukti audit. Faktor-faktor utama dibawah
engagement)
transaction)
Risiko bawaan (Inherent risk) dalam beberapa hal dipengaruhi oleh sifat
bidang usaha dari perusahaan klien sendiri. Misalnya, akan lebih besar
baja. Atau piutang pinjaman yang diberikan oleh lembaga keuangan kecil akan
(Inherent risk) tiap jenis usaha akan lebih bervariasi pada akun seperti persediaan,
piutang usaha, piutang pinjaman, tanah dan bangunan. Sifat usaha ini akan kurang
Integritas Manajemen
kurang, maka kemungkinan bahwa laporan keuangan disalah sajikan akan lebih
risiko profesional dan hukum yang besar jika mereka menerima penugasan dari
klien yang integritasnya kurang, dan banyak kantor akuntan publik tidak akan
tetapi tidak dapat disebut jujur dalam semua hal. Misalkan manajemen
dalam SPT, atau tidak memberitahu pelanggan bahwa klien menerima dua kali
pembayaran untuk transaksi yang sama. Auditor harus mengevaluasi dahulu
apakah ia akan menerima penugasan dari klien semacam itu, jika ya, harus
ditetapkan tingkat risiko bawaan (Inherent risk) yang tinggi untuk semua segmen
Motivasi Klien
kecenderungan untuk melebih sajikan laba bersih. Demikian pula kalau suatu
untuk melebih sajikan aktiva lancar dan mengkurang sajikan utang lancar untuk
kan sajikan laba sebelum pajak untuk mengurangi pajak yang harus dibayar. Jadi
kalau manajemen tidak memiliki integritas yang tinggi, motivasi tertentu bisa
motivasi klien, ia harus menetapkan risiko bawaan (Inherent risk) yang tinggi.
untuk terjadi lagi dalam audit tahun berjalan. Ini disebabkan beberapa salah saji
pengubahan untuk mengatasinya. Maka auditor harus dianggap lalai jika tidak
memperhatikan hasil audit tahun sebelumnya dalam audit program tahun berjalan.
Jika misalnya pada tahun sebelumnya ditemukan banyak salah saji pada
penetapan harga, kemungkinan besar risiko bawaan (Inherent risk) akan tinggi
dan pengujian ekstensif harus dilakukan tahun berjalan untuk memeriksa apakah
kelemahan dalam sistem klien ini telah diperbaiki. Akan tetapi kalau pada
beberapa tahun sebelumnya tidak ditemui salah saji apapun, auditor dibenarkan
untuk mengurangi risiko bawaan (Inherent risk), dengan catatan tidak ada
kemungkinan terjadinya salah saji setelah mengaudit sebuah klien untuk beberapa
tingkat risiko bawaan (Inherent risk) yang lebih tinggi dari pada penugasan ulang
tanpa salah saji yang material. Kebanyakan auditor menetapkan risiko bawaan
(Inherent risk) yang tinggi pada penugasan pertama, dan menguranginya pada
Hubungan Istimewa
seperti yang didefinisikan PSAK 7. Transaksi yang dilakukan dua pihak yang
independen dan dilaksanakan secara normal tidak termasuk dalam definisi ini.
Dalam hal transaksi semacam ini terjadi, auditor harus meningkatkan risiko
Transaksi yang tidak biasa akan lebih besar kemungkinannya untuk tidak
yang besar atau persetujuan sewa guna usaha. Transaksi tidak rutin mengandung
risiko bawaan (Inherent risk) yang lebih tinggi dari pada transaksi rutin.
Secara Benar
kewajiban pembayaran garansi, dan cadangan kredit tak tertagih. Demikian pula
diperlukan pertimbangan dalam mencatat akun atau transaksi dengan benar, risiko
milik pribadi. Contohnya kalau uang tunai, efek-efek atau persediaan yang mudah
dijual tidak diawasi dengan baik. Kalau ini terjadi, risiko bawaan (Inherent risk)
harus ditingkatkan.
Unsur-Unsur Populasi
menetapkan risiko bawaan yang tinggi untuk akun piutang usaha yang
kebanyakan telah jatuh tempo dari pada yang unsur-unsurnya adalah piutang yang
masih baru. Contoh lain, kemungkinan salah saji pada persediaan yang dibeli
bertahun-tahun yang lalu akan lebih besar dari persediaan yang baru dibeli
pembayaran utang lewat kas dan piutang usaha yang belum tertagih beberapa
bulan adalah contoh situasi yang membutuhkan risiko bawaan (Inherent risk)
yang tinggi, dan karenanya membutuhkan penelaahan lebih seksama karena lebih
terdapatnya suatu salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi tidak
dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern satuan
usaha. Risiko pengendalian adalah fungsi dari keefektifan kebijakan dan prosedur
mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi
adalah suatu fungsi dari keefektifan prosedur auditing dan penerapannya oleh
auditor. Tingkat risiko auditor sesungguhnya bisa diubah oleh auditor dengan
memodifikasi sifat, saat, dan luas pengujian substantif yang dilakukan untuk
deteksi dapat dikurangi melalui perencanaan yang memadai dan supervisi yang
Untuk suatu tingkat risiko audit tertentu, terdapat hubungan terbalik antara tingkat
risiko bawaan dan risiko pengendalian yang diperhitungkan untuk suatu asersi, dengan
tingkat risiko deteksi yang dapat diterima auditor untuk aasersi tersebut. Di dalam
komponen dalam bentuk kuantitatif atau non-kuantitatif. Model risiko audit sangat
penting untuk dipahami dalam menentukan tingkat risiko deteksi direncanakan yang
dapat diterima.
Terdapat hubungan terbalik antara risiko audit dengan jumlah bukti yang
diperlukan untuk mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan. Artinya untuk
klien tertentu, semakin rendah tingkat risiko audit yang ingin dicapai, semakin banyak
jumlah bukti yang diperlukan. Hubungan ini berlaku pula untuk risiko deteksi. Untuk
asersi tertentu, semakin rendah tingkat risiko deteksi yang dapat diterima yang ditetapkan
auditor, semakin banyak bukti yang diperlukann untuk membatasi tingkat risiko dekteksi
pada tingkat tersebut. Sebaliknya risiko bawaan san risiko pengendalian mempunyai
hubungan langsung dengan jumlah bukti yang diperlukan. Bukti yang diperlukan
semakin sedikit apabila risikonya rendah karena dalam situasi demikian risiko deteksinya
Mempertahankan agar risiko audit tetap, dan apabila kita menurunkan tingkat
mterialitas, maka bukti audit harus ditingkatkan agar lingkaran tetap bulat. Begitu pula
apabila kita menginginkan agar tingkat materialitas tetap, dan mengurangi bukti audit,
maka risiko audit harus dinaikkan agar lingkaran tetap bulat. Atau apabila kita ingin
mengurangi risiko audit, maka kita bisa melakukan salah satu dari hal-hal berikut: (1).
Meningkatkan tingkat materialitas, sementara bukti audit tetap (2). Menaikan bukti audit,
sementara tingkat materialitas tetap atau (3). Melakukan sedikit kenaikan pada jumlah
RA = RB x RP X RD
RA (Risiko Audit)
RB (Risiko Bawaan)
RP (Risiko Pengendalian )
RD (Risiko Deteksi)
perhitungan risiko berikut untuk suatu asersi tertentu, Misalnya Asersi penilaian atau
risiko audit (RA) keseluruhan sebesar 5% risiko deteksi dapat ditentukan dengan
20%