Anda di halaman 1dari 4

MENILAI RISIKO INHEREN

Adanya risiko inheren ke dalam model resiko audit membuat auditor memprediksi
kesalahan penyajian yang mungkin dan mana yang paling kecil kemungkinannya dalam laporan
keuangan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko Inheren

Auditor harus menilai faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko dan memodifikasi bukti
audit untuk dipertimbangkan. Adapun faktor-faktor tersebut, seperti:

a) Sifat Bisnis Klien


Risiko inheren untuk akun tertentu dipengaruhi oleh sifat bisnis klien. Sifat bisnis klien
tidak mempunyai dampak terhadap risiko inheren untuk akun seperti kas, utang wesel, dan
utang hipotik.
b) Hasil dari Audit Sebelumnya
Kesalahan penyajian yang ditemukan dalam audit tahun sebelumnya memililki
kemungkinan besar untuk terjadi lagi dalam audit tahun ini, karena banyak tipe kesalahan
penyajian yang sifatnya sistematik.
c) Penugasan Baru atau Penugasan Ulangan
Kebanyaan auditor menetapkan risiko inheren yang tinggi pada audit tahun pertama dan
menguranginya pada tahun-tahun berikutnya sejalan dengan diperolehnya pengetahuan
tentang klien yang lebih banyak.
d) Pihak-pihak yang Berelasi
Contoh transaksi dengan pihak yang berelasi adalah transaksi antara perusahaan induk
dengan perusahaan anak. Hal tersebut memiliki kemungkinan bahwa transaksi direkayasa
yang mennyebabkan naiknya risiko inheren.
e) Transaksi-transaksi Non Rutin
Transaksi yang tidak biasa terjadi mempunyai kemungkinan dicatat secara salah
dibandingkan dengan transaksi rutin, karena klien tidak berpengalaman dalam
mencatatnya.
f) Pertimbangan yang Diperlukan untuk Mencatat Saldo Akun dan Transaksi dengan
Benar
Banyak saldo akun yang memerlukan estimasi dan pertimbangan tertentu, maka
kemungkinan kesalahan penyajian cukup tinggi dan akibatnya auditor biasanya
menetapkan risiko inheren yang tinggi.

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kecurangan Pelaporan Keuangan dan


Penyalahgunaan Aset

Untuk risiko kecurangan pelaporan keuangan dan risiko penyalahgunaan aset, auditor
fokus pada bidang yang berisiko kecurangan tinggi dan merancang prosedur audit atau mengubah
keseluruhan tindakan audit untuk menanggapi risiko tersebut. Tanggapan khusus terhadap risiko
kecurangan yang teridentifikasi bisa berupa revisi atas penetapan risiko diteksi bisa diterima, risiko
inheren, dan risiko pengendalian.

Menetapkan Risiko Inheren

Auditor harus mengevaluasi informasi yang mempengaruhi risiko inheren dan menetapkan
tingkat risiko inheren untuk setiap siklus, dan untuk setiap tujuan audit. Dalam standar audit (SA
200. A38) disebutkan bahwa risiko inheren dapat lebih tinggi untuk beberapa asersi dan golongan
transaksi, saldo akun, serta pengungkapan tertentu. Risiko bawaan lebih tinggi untuk perhitungan
yang kompleks atau untuk akun yang terdiri amgka yang berasal dari estimasi akuntansi yang
tergantung pada ketidakpastian estimasi signifikan.

Mendapatkan Informasi untuk Menetapkan Risiko Inheren

Auditor memulai penetapan risiko inheren pada tahap perencanaan dan memutahirkan
penetapan tersebut selama audit berlangsung. Mengingat bahwa pengujian dilakukan saat audit
berlangsung, auditor bisa memperoleh informasi tambahan yang mempengaruhi penilaian awal
risiko inheren.

HUBUNGAN ANTARA RISIKO DENGAN BUKTI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI RISIKO

Auditor menanggapi risiko dengan mengubah luasnya pengujian dan jenis prosedur audit,
termasuk pula dengan memadukan hal-hal tak terduga dalam prosedur audit yang digunakan.
Adapun cara lain yang dapat diubah auditor untuk menanggapi risiko, yaitu:
a) Penugasan mungkin membutuhkan staf yang lebih berpengalaman. Diperlukan staf yang
lebih berpengalaman dengan penekanan pada pentingnya skeptisisme profesional.
b) Penugasan harus di-review lebih cermat.

Risiko Audit Per Segmen

Risiko inheren dan risiko pengendalian tidak ditetapkan untuk audit sebagai keseluruhan,
melainkan ditetapkan untuk setiap siklus, akun dan tujuan. Risiko audit bisa diterima biasanya
ditetapkan oleh auditor pada tahap perencanaan dan tidak bisa berubah untuk setiap siklus dan
akun. Sejumlah auditor menggunakan risiko audit bisa diterima yang sama untuk semua segmen
berdasarkan keyakinan bahwa pada akhir audit, pengguna laporan keuangan akan mempunyai
tingkat keyakinan dan sama untuk semua segmen laporan keuangan. Seperti halnya risiko
pengendalian dan risiko inheren, risiko deteksi direncanakan dan bukkti audit yang diperlukan bisa
berbeda-beda untuk setiap siklus, setiap akun, dan setiap tujuan.

Mengaitkan Materialitas Pelaksanaan (Kesalahan Penyajian Bisa Ditoleransi) dan Risiko


dengan Tujuan Audit atas Saldo

Dalam praktik, lazim untuk menetapkan risiko inheren dan risiko pengendalian untuk
setiap tujuan audit saldo akun, namun tidak lazim untuk mengalokasikan materiallitas pada tujuan
tersebut. Auditor akan lebih efektif untuk menggunakan risiko yang berbeda-beda untuk tujuan
yang berbeda dan biasanya tidakklah sulit untuk menghubungkan risiko dengan satu atau dua
tujuan.

Keterbatasan Pengukuran

Salah satu keterbatasan paling besar dalam penerapan model risiko audit adalah adanya
kesulitan dalam pengukuran komponen-komponen dalam model. Dalam menerapkan model risiko
audit, auditor biasanya lebih khawatir akan terjadinya “kurang-audit” dibandingkan dengan “lebih-
audit” karena auditor mungkin akan berhadapan dengan tuntutan hukum dankehilangan reputasi
profesionalnya. Maka auditor pada umumnya akan menetapkan risiko secara konservatif.

Hubungan Antara Risiko dan Materialitas dengan Bukti Audit

Konsep materialitas dan risiko dalam pengauditan berhubungan erat satu sama lain dan
tidak bisa dipisahkan. Risiko adalah pengukuran ketidakpastian, sedangkan materialitas adalah
pengukuran besarnya atau ukurannya. Namun apabila keduanya digabungkan akan mengukur
besaran ketidakpastian dari suatu jumlah tertentu. Kesalahan dalam penyajian bisa ditoleransi
bukan merupakan bagian dari model risiko audit, tetapi perpaduan antara kesalahan penyajian bisa
ditoleransi dan faktor-faktor model risiko audit menentukan bukti audit direncanakan.

Merevisi Penilaian Risiko dan Bukti

Dalam SA 315. 31 menegaskan bahwa penilaian risiko auditor atas risiko kesalahan
penyajian material dapat berubah selamapelaksanaan audit, sejalan dengan diperolehnya bukti
audit tambahan. Auditor harus cermat dalam memutuskan, berdasarkan bukti yang terkumpul,
apakah penetapan awal risiko pengendalian dan risiko inheren telah dilakukan terlalu rendah, atau
risiko audit bisa diterima telah ditetapkan terlalu tinggi. Dalam situasi demikian, auditor dapat
melakukan dua tahap pendekatan, yaitu:

a) Auditor harus merevisi penetapan awal risiko.


b) Auditor harus mempertimbangkan pengaruh revisi terhdap bukti yang diperlukan, tanpa
menggunakan model risiko audit.

RISIKO SIGNIFIKAN

Risiko signifikan adalah suatu risiko kesalahan penyajian material yang diidentifikasi dan
dinilai yang, dalam pertimbangan auditor, memerlukan pertimbangan audit khusus (SA 315. 4 (e)).
Risiko kesalahan penyajian material mungkin lebih besar untuk transaksi nonrutin yang signifikan
yang disebabkan oleh hal-hal seperti:

 Intervensi manajemen yang lebih besar dalam menentukan perlakuan akuntansi.


 Inversi manual yang lebih besar dalam pengumpulan dan pengolahan data.
 Perhitungan atau prinsip akuntansi yang kompleks.

Dalam melakukan pertimbangan atas penentuan suatu risiko sebagai risiko signifikan, auditor
harus mempertimbangkan paling tidak hal-hal seperti apakah risiko tersebut merupakan suatu
risiko kecurangan, kompleksitas transaksi, dll. Jika auditor telah menentukan bahwa terdapatsuatu
risiko signifikan, auditor harus memperoleh pemahaman tentang pengendalian entitas, termasuk
aktivitas pengendalian yang relevan dengan risiko tersebut.

Anda mungkin juga menyukai