Apabila auditor yang mengaudit PT ABC berpendapat bahwa pedoman masuk akal,
maka hal pertama yang dilakukan yaitu menilai apakah terdapat faktor kualitatif
yang signifikan mempengaruhi kebijakan materialitas.
MENENTUKAN MATERIALITAS PELAKSANAAN
Penentuan materialitas pelaksanaan diperlukan karena auditor
mengumpulkan bukti per segmen bukan untuk laporan keuangan secara
keseluruhan. Materialitas pelaksanaan berhubungan terbalik dengan
jumlah bukti yang harus dikumpulkan auditor.
Contoh, untuk suatu piutang usaha bersaldo Rp 1.000.000,00 auditor
harus mengumpulkan bukti yang lebih banyak apabila kesalahan
penyajian sebesar Rp 50.000,00 dipandang material, daripada apabila
kesalahan penyajian Rp 300.000,00 dipandang material.
Gambar 7-3 TINGKAT Materialitas Pelaksanaan pada PT ABC
• Auditor harus cermat dalam memutuskan, berdasarkan bukti yang terkumpul, apakah
penetapan awal risiko pengendalian dan risiko inheren telah dilakukan terlalu rendah,
atau risiko audit bisa diterima telah ditetapkan terlalu tinggi. Dalam situasi demikian,
auditor dapat melakukan dua tahap pendekatan sebagai berikut :
1. Auditor harus merevisi penetapan awal risiko
2. Auditor harus mempertimbangkan pengaruh revisi terhadap bukti yang
diperlukan, tanpa menggunakan model risiko audit.
Risiko kesalahan penyajian material mungkin lebih besar untuk transaksi nonrutin yang signifikan yang
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
• Risiko kesalahan penyajian mateial mungkin lebih besar untuk transaksi nonrutin yang
signifikan yang disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
• Intervensi manajemen yang lebih besar dalam menentukan perlakuan akuntansi
• Intervensi manual yang lebih besar dalam pengumpulan dan pengolahan data
• Perhitungan atau prinsip akuntansi yang kompleks
• Sifat transaksi nonrutin yang dapat menyebabkan kesulitan bagi entitas untuk
mengimplementasikan pengendalian yang efektif terhadap risiko.
RISIKO SIGNIFIKAN
Dalam melakukan pertimbangan atas penentuan suatu risiko sebagai risiko yang signifikan
(significant risk), auditor harus mempertimbangkan paling tidak hal-hal sebagai berikut:
a. Apakah risiko tersebut merupakan suatu risiko kecurangan
b. Apakah risiko tersebut terkait dengan perkembangan terkini yang signifikan dalam bidang
Ekonomi, Akuntansi, atau lainnya, dan oleh karena itu, membutuhkan perhatian spesifik
c. Kompleksitas transaksi
d. Apakah risiko tersebut melibatkan transaksi signifikan dengan pihak berelasi
e. Derajat subyektivitas dalam pengukuran informasi keuangan yang berkaitan risiko, terutama
pengukuran yang melibatkan ketidakpastian pengukuran yang luas;dan
f. apakah risiko tersebt melibatkan transaksi signifikan yang terjadi di luar kegiatan kegiatan bisnis
normal entitas, atau yang tampaknya tidak biasa
Jika auditor telah menentukan bahwa terdapat suatu risiko signifikan, auditor harus memperoleh
suatu pemahaman tentang pengendalian entitas, termasuk aktivitas pengendalian yang relevan
dengan risiko tersebut.
MEMPERKIRAKAN KESALAHAN PENYAJIAN DAN
MEMBANDINGKAN DENGAN KEBIJAKAN AWAL
Ada dua tipe kesalahan penyajian diperkirakan. Pertama adalah kesalahan
penyajian yang timbul dari perbedaan pertimbangan yang dibuat auditor
dengan pertimbangan manajemen dalam menaksir saldo akun.Yang kedua
adalah proyeksi kesalahan penyajian yang didasarkan pada pengujian auditor
atas suatu sampel dari populasi.Kesalahan penyajian dalam kas sebesar
2.000 adalah kesalahan penyajian diketahui yang berasal dari temuan auditor
tentang biaya administrasi bank yang tidak dicatat klien. Berbeda dengan
kas, kesalahan penyajian untuk piutang usaha didasarkan pada sampel.
Perhitungan proyeksi langsung taksiran kesalahan penyajian.
Kesalahan penyajian bersih dalam sampel (3.500) X total nilai populasi
(450.000) : Total sampel (50.000) = 31.500
Menurut SA Seksi 312 Risiko Audit dan Materialitas dalam
Pelaksanaan Audit, risiko audit adalah risiko yang terjadi
dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi
pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan
keuangan yang mengandung salah saji material. Semakin besar
keinginan auditor dalam menyatakan pendapatnya yang benar ,
semakin rendah risiko audit yang akan ia terima.Misalnya
“Jika diinginkan keyakinan 99% maka resiko audit yang akan
ia terima sebesar 1%.”
RISIKO AUDIT
Risiko kesalahan penyajian material didefinisikan dalam standar audit
(SA 200.13. (n) sebagai : risiko bahwa laporan keuangan mengandung
kesalahan penyajian material sebelum audit dilakukan. Risiko
kesalahan penyajian material terjadi di dua tingkat :
a. Tingkat laporan keuangan secara keseluruhan dan
b. Tingkat asersi untuk golongan transaksi, saldo,akun,dan
pengungkapan.
Hubungan Masing-Masing
Resiko Audit
Model risiko audit menyatakan hubungan antara
komponen-komponen risiko audit sebagai berikut;
RA = RB x RP X RD
Dalam model di atas simbol-simbol berarti sebagai berikut;
RA = Risiko Audit.
RB =Risiko Bawaan
RP = Risiko Pengendalian
RD =Risiko Deteksi
Dokumentasi