Disusun oleh :
Kelompok 7
Kelas Pengauditan I C4
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Alenia tanggung jawab auditor dalam laporan audit independent berisi dua frasa
yang berkaitan langsung dengan materialitas dan resiko. Dalam pernyataan tanggung jawab
auditor menyebutkan bahwa “Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini
atas laporan keuangan tersebut berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit
berdasarkan Standar Perikatan Audit. Standar tersebut mengharuskan kami untuk
mematuhi ketentuan etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh
keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari kesalahan penyajian material.”
Frasa memperoleh keyakinan memadai dimaksudkan untuk memberikan informasi
kepada pengguna laporan audit bahwa auditor tidak menjamin kelayakan penyajian laporan
keuangan. Ada sejumlah risiko bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara layak,
walaupun auditor memberikan pendapat wajar tapa pengecualian. Sementara itu, frasa
bebas dari kesalahan penyajian material dimaksudkan untuk memberi informasi kepada
pengguna laporan audit bahwa tanggungjawab auditor terbatas pada informasi keuangan
yang material saja. Materialitas penting artinya karena tidaklah praktis bagi auditor untuk
memberikan jaminan atas jumlah-jumlah yang tidak material.
Materialitas dan risiko adalah dua hal yang fundamental dalam perencanaan audit
dan merancang suatu strategi audit.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa definisi materialitas?
2. Bagaimana cara menetapkan tingkat materialitas?
3. Bagaimana hubungan materialitas dengan salah saji?
4. Apa saja jenis-jenis risiko audit?
5. Bagaimana hubungan masing-masing risiko audit?
1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi materialitas.
2. Untuk mengetahui cara menetapkan tingkat materialitas.
3. Untuk mengetahui hubungan materialitas dengan salah saji.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis risiko audit.
5. Untuk mengetahui hubungan masing-masing risiko audit.
BAB II
PEMBAHASAN
Auditor harus memutuskan risiko audit yang bisa diterima untuk suatu audit, terutama
pada tahap perencanaan audit. Pertama-tama auditor harus menetapkan risiko penugasan
dan selanjutnya menggunakan risiko penugasan untuk menetapkan risiko audit.
3.1.Kesimpulan
Pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan umum, auditor akan memberikan
Laporan audit dalam bentuk opini/pernyataan pendapat. Atas dasar standar
auditing bahwa Pemeriksaan umum mencakup pada nilai yang material yang harus
diperhatikan oleh auditor. Sehingga berdasarkan pertimbangan biaya-manfaat,
auditor tidak mungkin melakukan Pemeriksaan semua transaksi yang tercermin
dalam Laporan keuangan. Oleh karena itu auditor harus menggunakan konsep
materialitas dan konsep risiko audit dalam menyatakan pendapat atas Laporan
keuangan auditan. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa besar salah saji
yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh auditor agar pemakai Laporan keuangan
tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut. Konsep risiko audit berkaitan
dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas Laporan
keuangan sebenarnya berisi salah saji material. Penetapan besar kecilnya materialitas
dan risiko audit akan sangat mempengaruhi terhadap besarnya pengambilan sample
atas Bukti yang akan diperiksa. Apabila penetapan nilai materialitas besar , dan
risiko audit kecil maka Bukti yang akan dijadikan sample tidak sebanyak apabila
penetapan nilai materialitas kecil, risiko besar.