Disusun oleh:
Kelas: VCR1025
Universitas Widyatama
2023
RESUME STANDAR AUDIT 320
I.Pendahuluan
Standar Audit (“SA”) 320 berkaitan dengan tanggung jawab auditor untukmenerapkan konsep
materialitas dalam perencanaan dan pelaksanaan audit atas laporankeuangan. Tujuan SA ini,
materialitas pelaksanaan (performance materiality)adalah suatu jumlah yang ditetakan oleh auditor,
pada tingkat yang lebih rendah daripada materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan,
untuk mengurangi ke tingkat yang lebih rendah yang semestinya kemungkinan kesalahan penyajian
yang tidak dikoreksi dan tyang tidak terdeteksi yang secara agregat melebihi materialitas untuk
laporan keuangan secara keseluruhan.
Jika berlaku, materialias pelaksanaan dapat ditetapkan oleh auditor pada jumlah yang lebih rendah
daripada materialitas golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu. Dalam melakukan
suatu audit atas laporan keuangan, tujuan auditor adalah untuk mendapatkan perikatan yang
memberikan keyakinan memadai bahwa laporan keuangan secara eseluruhan bebas dari kesalahan
penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan, oleh karena itu
memungkinkan auditor untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan, dalam semua hal yang
material, telah disusun sesuai deengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, dan untuk
melaporakan laporan keuangan tersebut serta mengkomunikasikan temuan auditor sebagaimana
disyaratkan oleh SA.
2.2 Materialitas Dalam Konteks Audit
Kesalahan penyajian, termasuk penghilangan, dianggap material bila kesalahan penyajian tersebut, se
cara individual atau agregat, diperkirakan dapat memengaruhi keputusan ekonomi yang diambil
berdasarkan laporan keuangan oleh pengguna laporankeuangan tersebut;
Pertimbangan tentang materialitas dibuat dengan memperhitungkan berbagai kondisiyang melingkupi
nya dan dipengaruhi oleh ukuran atau sifat kesalahan penyajian, ataukombinasi keduanya; dan
Pertimbangan tentang hal – hal yang material bagi pengguna laporan keuanagan didasarkan pada
pertimbangan kebutuhan informasi keuangan yang umum yang diperlukan oleh pengguna laporan
keuangan sebagai suatu grup. Kemungkinan dampak kesalahan penyajian terhadap pengguna laporan
keuangan individual tertentu, yang kebutuhannya beragam, tidak dipertimbangkan.
a) Memiliki suatu pengetahuan memadai tentang aktivitas bisnis dan ekonomi sertaakuntansi
dan kemauan untuk mempelajari informasi yang ada dalam laporan keuangandengan cermat;
b) Memahami bahwa laporan keuangan disusun, disajikan dan diaudit berdasarkan tingkat
materialitas tertentu,
c) Mengakui adanya ketidakpastian bawaan dalam pengukuran suatu jumlah yang
ditentukan berdasarkan penggunaan estimasi, pertimbangan dan pertimbangan atas peristiwa
masadepan; dan
d) Membuat keputusan ekonomi yang masuk akal berdasarkan informasi dalam laporan
keuangan.Dalam perencanaan audit, auditor membuat pertimbangan-pertimbangan
tentangukuran kesalahan penyajian yang dipandang material. Pertimbangan-pertimbangan ter
sebutmenyediakan suatu basis untuk:
a. Menentukan sifat, saat dan luas prosedur penilaian risiko;
b. Mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material; dan
c. Menentukan sifat, saat dan luas prosedur audit lanjutan.Materialitas yang ditetapkan
pada tahap perencanaan audit tidak semena-mena menentukan bahwa kesalahan
penyajian yang tidak dikoreksi, secara individual ataugabungan di bawah
materialitas tersebut, akan selalu dievaluasi tidak material. Kondisi-kondisi yang
berkaitan dengan beberapa kesalahan penyajian dapat menyebabkan audito rmenilai
kesalahan penyajian tersebut sebagai kesalahan penyajian material walaupun
kesalahan penyajian tersebut berada di bawah tingkat materialitas. Walaupun tidak
praktis
untuk merancang prosedur audit untuk mendeteksi kesalahan penyajian material yang
hanya berdasarkan sifatnya, auditor tidak boleh hanya mempertimbangkan ukuran, tet
api juga sifat kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi, dan keadaan -
keadaan tertentu yang menyebabkan terjadinya kesalahan penyajian tersebut,
pada saat mengevaluasi dampak kesalahan penyajian tersebut terhadap laporan
keuangan.
Pada saat menetapkan strategi audit secara keseluruhan, auditor harus menentukanmaterialitas untuk
laporan keuangan secara keseluruhan. Jika, dalam kondisi spesifikentitas, terdapat satu atau lebih
golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentuyang mengandung kesalahan penyajian
yang jumlahnya lebih rendah daripada materialitaslaporan keuangan secara keseluruhan diperkirakan
secara masuk akal akanmemengaruhi keputusan ekonomi yang dibuat oleh para pengguna berdasarka
n laporankeuangan tersebut, maka auditor harus menetapkan materialitas yang akan diterapkan
terhadap golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu tersebut. Auditorharus menetapk
an materialitas pelaksanaan untuk menilai risiko kesalahan penyajianmaterial dan menentukan sifat,
saat dan luas prosedur audit lanjutan.
Auditor harus merevisi materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan dan jika berlaku
materialitas untuk golongan transaksi , saldo akun atau pengungkapan tertentu pada saat auditor
menyadari adanya informasi selama audit yang mungkin saja menyebabkan auditor menentukan
jumlah materialitas yang pertama kali ditetapkan (Ref: Para. A13). Jika auditor menyimpulkan bahwa
materialitas yang lebih rendah daripada tingkat materialitas yang lebih rendah dariapda tingkat
materialitas yang ditentukan pertama kali untuk laporan keuangan secara keseluruhan dan jika
berlaku, materialitas untuk golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu adalah tepat,
maka auditor harus menentukan apakah revisi terhadap materialitas pelaksanaan perlu dilakukan dan
apakah sifat, saat dan luas prosedur audit lebih lanjut masih tepat.
c. Dokumentasi
(b) Jika berlaku, tingkat materialitas untuk golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu
(d) Revisi yang dibuat sejalan dengan progres audit
III.
Konsep materialitas digunakan dalam setiap proses audit atas laporan keuangan
yaitu pada semua tahap audit, dimulai dari perencanaan, pekerjaan lapangan, hingga proses penyusun
n laporan akhir.
Hal ini tentu akan memunculkan perbedaan presepsi antar auditor. Pertimbangan auditor tentang
materialitas merupakan pertimbangan yang bersifat profesional dan dipengaruhi oleh persepsi wajar
tentang keandalan dan kepercayaan atas laporan keuangan yang diperiksa. Materialitas mengandung
unsur subjektivitas tergantung pada sudut pandang, waktu dan kondisi pihak yang berkepentingan.
Namun, penilaian subjektivitas yang sama dari banyak dapat mengarah pada suatu objektivitas.
Dalam menentukan materialitas kualitatif, tidak terdapat kriteria yang baku karena materialitas
merupakan konsep relative, bukan absolute sebuah salah saji dengan besaran tertentu dapat menjadi
bagi suatu perusahaan kecil, sebaiknya dengan jumlah salah saji yang sama dapat menjadi tidak
material bagi perusahaan yang besar. Sehingga tidak mungkin untuk menentukan acuan nilai nominal
untuk pertimbangan materialitas awal yang dapat diterapkan untuk semua klien audit akan tetapi hal
ini akan sangat menyulitkan untuk mereka yang tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam
berbagai kondisi. Sebagai dampak dari penggunaan pertimbangan materialitas kualitatif oleh auditor,
maka auditee selaku penyusun laporankeuangan juga harus memhami mengenai hal ini. Profesi dan
penyusun laporan keuangan harus mempertimbangkan sejauh mana suatu kesalahan penyajian
material.
3. Merencanakan sifat (nature), waktu pelaksanaan (timming), dan luasnya (extent ) prosedur audit
tertentu;
b. Menetukan itemmana yang harus dipilih untuk sampling atau testing, dan apakh
harusmenggunakan teknik sampling
c. Membantu menentukan banyaknya sampeld. Mengevaluasi representative sampling errors (RSE)
untuk menentukan salah saji yangmungkin ada. RSE adalah salah sampling yang mewakili seluruh
populasie. Mengevaluasi gabungan seluruh kesalahan (agregat of totall errors)
pada tingkat akunsampai ke tingkat laporan keuangan.
f. Mengevaluasi gabungan seluruh kesalahan, termasuk dampak neto dari salah saji yangtidak
dikoreksi (uncorrected misstatements) yang ada dalam saldo awal retainedearniings
Performance materiality dapat berubah berdasarkan faktor resiko baru atau temuan audit baru yang
mungkin tidak berdampak terhadap overallmateriality.