Kelompok 2a:
Ryan Ariesta Syaputra (023102010052)
Fitri Marfuahturohmah (023102010054)
Nushrah Nur Atikah (023102010017)
SA 320
MATERIALITAS DALAM TAHAP
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
AUDIT
Ruang Lingkup
Standar Audit (SA) ini berkaitan dengan tanggung
jawab auditor untuk menerapkan konsep
materialitas dalam perencanaan dan
pelaksanaan audit atas laporan keuangan.
Tanggal Efektif
Standar Audit (SA) ini berlaku efektif untuk audit atas
laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada
atau setelah tanggal: (i) 1 Januari 2013 untuk Emiten
dan (ii) 1 Januari 2014 untuk entitas selain Emiten
Tujuan
Tujuan auditor adalah untuk menerapkan
konsep materialitas secara tepat dalam
perencanaan dan pelaksanaan audit
Materialitas dalam Konteks Audit
01 02 03
Kesalahan penyajian, Pertimbangan tentang Pertimbangan hal-hal material bagi
dianggap material bila dapat materialitas dibuat dengan pengguna laporan keuangan
diperkirakan memengaruhi memperhitungkan kondisi didasarkan pada pertimbangan
keputusan ekonomi yang yang melingkupinya dan kebutuhan informasi keuangan
diambil berdasarkan laporan dipengaruhi oleh ukuran atau yang umum yang diperlukan oleh
keuangan oleh pengguna sifat kesalahan penyajian atau pengguna laporan keuangan
laporan keuangan tersebut kombinasi keduanya sebagai suatu grup
Penentuan materialitas oleh auditor membutuhkan
pertimbangan profesional dan dipengaruhi oleh auditor
tentang kebutuhan informasi keuangan oleh para pengguna
laporan keuangan
Materialitas dalam Konsep Audit
Konsep materialitas diterapkan oleh auditor pada tahap perencanaan dan
pelaksanaan audit, serta pada saat mengevaluasi dampak kesalahan
penyajian yang terindentifikasi dalam audit dan kesalahan penyajian yang
tidak dikoreksi, jika ada, terhadap laporan keuangan dan pada saat
merumuskan opini dalam laporan auditor.
Faktor-faktor yang dapat mengindikasikan kesalahan penyajian dengan nilai dibawah materialitas
untuk laporan keuangan secara keseluruhan dapat mempengaruhi keputusan ekonomi yang
diambil oleh para pengguna laporan keuangan meliputi:
● Apakah peraturan perundang-undangan atau kerangka pelaporan keuangan mempengaruhi
harapan para pengguna laporan keuangan terhadap pengukuran atau pengungkapan hal-hal
tertentu
● Pengungkapan utama dalam kaitannya dengan industri yang didalamnya entitas tersebut
beroperasi
● Apakah perhatian difokuskan pada aspek tertentu bisnis entitas yang diungkapkan secara
terpisah dalam laporan keuangan
Materialitas Pelaksanaan
Perencanaan audit yang ditujukan untuk mendeteksi kesalahan penyajian material secara individu
mengabaikan fakta bahwa gabungan atas kesalahan penyajian yang tidak material secara
individual dapat mengakibatkan kesalah penyajian laporan material dalam laporan keuangan.
Tanggal Efektif
audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai
atau setelah tanggal:
1. 1 Januari 2013 untuk Emiten.
2. 1 Januari 2014 untuk entitas selain emiten
Tujuan
Memperoleh bukti audit cukup dan tepat yang
berkaitan dengan penilaian risiko kesalahan
penyajian material dengan respons yang tepat
terhadap risiko tersebut.
Definisi
a. Prosedur substantif : Suatu prosedur audit untuk
mendeteksi kesalahan penyajian material pada
tingkat asersi. Prosedur seubstantif terdiri dari :
i. Pengujian rinci
ii. Prosedur analitis substantif.
b. Pengujian pengendalian : Suatu prosedur audit
untuk mengevaluasi efektivitas operasi
pengendalian dalam mencegah atau mendeteksi
dan mengoreksi kesalahan penyajian material pda
tingkat asersi.
SA 330
● Dengan melakukan pengujian Sifat suatu prosedur audit mengacu Saat prosedur audit mengacu pada
pengendalian auditor dapat pada tujuan dilakukannya prosedur kpapan prosedur tersebut dilaksanakan,
mencapai respons yang efektif. tersebut dan tipe prosedur audit atau periode atau tanggal bukti audit
● Dengan prosedur substantif tersebut. tersebut berlaku.
auditor dapat mengabaikan
dampak pengendalian dari
penilaian risiko relevan, karena
pengujian pengendalian akan A7. Luas A8. Keterkaitan
tidak efisien, atau
● Kombinasi lebih efektif.
Luas prosedur audit mengacu pada Perancangan dan pelaksanaan prosedur
kuantitas prosedur yang dilaksanakan, audit lebih lanjut memberikan kaitan
misal: ukuran sampel atau jumlah antara prosedur audit lebih lanjut dan
observasi terhadap aktivitas penilaian risiko yang dilakukan
pengendalian
Prosedur Audit Sebagai Respons terhadap Risiko Kesalahan Penyajian
Material yang Telah Dinilai pada Tingkat Asersi
Dalam merancang prosedur audit lebih lanjut, auditor harus:
a. Mempertimbangkan dasar penilaian yang dilakukan atas risiko kesalahan penyajian material pada
tingkat asersi untuk setiap golongan transaksi, saldo akun dan pengungkapan, termasuk:
i. Kemungkinan kesalahan penyajian material yang disebabkan oleh karakteristik tertentu yang relevan
dengan golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan; dan
ii. Apakah penilaian risiko memperhitungkan pengendalian yang relevan dan dengan demikian menuntut
auditor untuk memperoleh bukti audit untuk menentukan apakah pengendalian berjalan secara efektif; dan
(Ref: Para. A9-A18)
b. Memperoleh bukti audit yang lebih meyakinkan ketika auditor menilai risiko yang lebih tinggi.
(Para. A19) Ketika memperolehnya (bukti audit) Auditor dapat meningkatkan kuantitas bukti atau
memperoleh bukti yang lebih relevan.
SA 330
Pengujian Pengendalian
Bukti audit cukup dan tepat pada efektivitas operasi
Harus mencakup prosedur audit berikut Auditor harus melaksanakan prosedur Pada tanggal interim, auditor harus
: substantif yang secara khusus untuk mengecek setelah periode interim
a. Mencocokkan atau merespons risiko tersebut. sampai tanggal neraca dengan
merekonsiliasi LK dengan melaksanakan :
catatan akuntansi yang Ketika pendekatan terhadap risiko a. Prosedur substantif yang
melandasinya; dan signifikan hanya terdiri dari prosedur dikombinasikan dengan
b. Memeriksa entri jurnal yang substantif, prosedur tersebut harus pengujian pengendalian; atau
material dan penyesuaian mencakup pengujian rinci. (A53) b. Hanya prosedur substantif yang
lainnya yang dibuat selama memberikan dasar memadai
penyusunan LK. (A52) untuk memperluas kesimpulan
audit. (A54-A58)
Kecukupan Penyajian
dan pengungkapan
Auditor harus melaksanakan prosedur audit untuk menilai apakah penyajian
menyeluruh LK, termasuk pengungkapan yang bersangkutan telah sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. (A59)
Auditor harus menyimpulkan menyimpulkan apakah bukti audit yang cukup dan
tepat telah diperoleh, karena harus mempertimbangkan semua bukti audit
relevan. (A62)
Jika tidak memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, auditor harus berusaha
untuk memperoleh bukti audit lanjutan.
jika tidak memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, auditor harus
menyatakan opini wajar dengan pengecualian atau opini tidak menyatakan
pendapat terhadap LK tersebut.
Dokumentasi
Auditor harus memasukkan dlam dokumentasi audit :
a. Respons keseluruhan untuk menanggapi risiko kesalahan penyajian material yang telah
dinilai pada tingkat LK, dan sifat, saat, dan luas prosedur audit lebih lanjut;
b. Hubungan antara prosedur audit dengan risiko yang telah dinilai pada tingkat asersi;
c. Hasil prosedur audit, termasuk kesimpulan ketika prosedur audit belum memberikan hasil
yang jelas.
d. peletakkan kepercayaan pada pengendalian tersebut yang telah diuji dalam audit
sebelumnya.
e. Dokumentasi auditor harus menunjukkan bahwa LK telah cocok atau telah direkonsiliasi
dengan catatan akuntansi yang mendasarnya. (A63)