Anda di halaman 1dari 30

SPAP 300:

SA 320 DAN SA 330


Dosen Pengampu:
Juara S. Nainggolan, SE, Ak, M.Ak, CPA, CA

Kelompok 2a:
Ryan Ariesta Syaputra (023102010052)
Fitri Marfuahturohmah (023102010054)
Nushrah Nur Atikah (023102010017)
SA 320
MATERIALITAS DALAM TAHAP
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
AUDIT
Ruang Lingkup
Standar Audit (SA) ini berkaitan dengan tanggung
jawab auditor untuk menerapkan konsep
materialitas dalam perencanaan dan
pelaksanaan audit atas laporan keuangan.

Tanggal Efektif
Standar Audit (SA) ini berlaku efektif untuk audit atas
laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada
atau setelah tanggal: (i) 1 Januari 2013 untuk Emiten
dan (ii) 1 Januari 2014 untuk entitas selain Emiten
Tujuan
Tujuan auditor adalah untuk menerapkan
konsep materialitas secara tepat dalam
perencanaan dan pelaksanaan audit
Materialitas dalam Konteks Audit

01 02 03
Kesalahan penyajian, Pertimbangan tentang Pertimbangan hal-hal material bagi
dianggap material bila dapat materialitas dibuat dengan pengguna laporan keuangan
diperkirakan memengaruhi memperhitungkan kondisi didasarkan pada pertimbangan
keputusan ekonomi yang yang melingkupinya dan kebutuhan informasi keuangan
diambil berdasarkan laporan dipengaruhi oleh ukuran atau yang umum yang diperlukan oleh
keuangan oleh pengguna sifat kesalahan penyajian atau pengguna laporan keuangan
laporan keuangan tersebut kombinasi keduanya sebagai suatu grup
Penentuan materialitas oleh auditor membutuhkan
pertimbangan profesional dan dipengaruhi oleh auditor
tentang kebutuhan informasi keuangan oleh para pengguna
laporan keuangan
Materialitas dalam Konsep Audit
Konsep materialitas diterapkan oleh auditor pada tahap perencanaan dan
pelaksanaan audit, serta pada saat mengevaluasi dampak kesalahan
penyajian yang terindentifikasi dalam audit dan kesalahan penyajian yang
tidak dikoreksi, jika ada, terhadap laporan keuangan dan pada saat
merumuskan opini dalam laporan auditor.

Materialitas dan risiko audit perlu dipertimbangkan sepanjang pelaksanaan


audit khususnya pada saat:
● Mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material
● Menentukan sifat, saat, dan luas prosedur audit selanjutnya
● Mengevaluasi dampak kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi, jika
ada, terhadap laporan keuangan dan dalam merumuskan opini dalam
laporan auditor
Definisi

Materialitas Pelaksanaan (Performance Materiality):

Suatu jumlah yang ditetapkan auditor, pada tingkat yang


lebih rendah daripada materialitas laporan keuangan
secara keseluruhan, untuk mengurangi ke tingkat rendah
yang semestinya kemungkinan kesalahan penyajian yang
tidak dikoreksi dan yang tidak terdeteksi melebihi
materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan
Penentuan Materialitas dan Tolak Ukur
Pada saat menetapkan strategi audit secara keseluruhan, auditor harus menentukan materialitas
untuk laporan keuangan secara keseluruhan.

Penentuan materialitas membutuhkan penggunaan pertimbangan profesional.


Sebagai langkah awal dalam menentukan materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan,
persentase tertentu sering kali diterapkan pada suatu tolak ukur yang telah dipilih, berikut faktor-
faktor yang mempengaruhi proses identifikasi tolak ukur yang tepat:
● Unsur-unsur laporan keuangan
● Apakah terdapat unsur-unsur yang menjadi perhatian khusus para pengguna laporan
keuangan suatu entitas tertentu
● Sifat entitas, posisi entitas dalam siklus hidupnya, dan industri serta lingkungan ekonomi
yang didalamnya entitas tersebut beroperasi
● Struktur kepemilikan dan pendanaan entitas
● Fluktuasi relatif tolak ukur tersebut
Contoh Tolak Ukur
Contoh tolak ukur yang tepat, tergantung pada kondisi
entitas yang bersangkutan meliputi kategori yang
dilaporkan seperti:
● Laba Sebelum Pajak
● Pendapatan
● Beban
● Jumlah Ekuitas atau Nilai Aset Bersih
● Jumlah Asset

Penentuan presentase yang akan diterapkan pada


suatu tolak ukur yang dipilih membutuhkan
pertimbangan profesional. Persentase yang lebih
tinggi atau rendah dapat juga dianggap tepat
tergantung pada keadaan entitas yang bersangkutan
Pertimbangan Spesifik Tolak Ukur bagi:
Entitas yang Lebih Kecil
Ketika suatu entitas memiliki laba sebelum pajak dari operasi yang berjalan yang
secara konsisten bernilai kecil, dan dikelola sendiri oleh pemilik, dan sebagian
besar laba sebelum pajak diambil oleh pemiliknya sebagai remunerasi maka laba
sebelum remunerasi dan pajak menjadi tolak ukur yang lebih relevan

Entitas Sektor Publik


Jumlah biaya atau biaya bersih (beban dikurangi pendapatan atau pengeluaran
dikurangi penerimaan) dapat menjadi tolak ukur yang tepat untuk aktivitas
program. Jika suatu entitas sektor publik melakukan penyimpanan aset publik,
maka aset dapat merupakan tolak ukur yang tepat
Tingkat Materialitas untuk Golongan Transaksi, Saldo
Akun atau Pengungkapan Tertentu

Faktor-faktor yang dapat mengindikasikan kesalahan penyajian dengan nilai dibawah materialitas
untuk laporan keuangan secara keseluruhan dapat mempengaruhi keputusan ekonomi yang
diambil oleh para pengguna laporan keuangan meliputi:
● Apakah peraturan perundang-undangan atau kerangka pelaporan keuangan mempengaruhi
harapan para pengguna laporan keuangan terhadap pengukuran atau pengungkapan hal-hal
tertentu
● Pengungkapan utama dalam kaitannya dengan industri yang didalamnya entitas tersebut
beroperasi
● Apakah perhatian difokuskan pada aspek tertentu bisnis entitas yang diungkapkan secara
terpisah dalam laporan keuangan
Materialitas Pelaksanaan
Perencanaan audit yang ditujukan untuk mendeteksi kesalahan penyajian material secara individu
mengabaikan fakta bahwa gabungan atas kesalahan penyajian yang tidak material secara
individual dapat mengakibatkan kesalah penyajian laporan material dalam laporan keuangan.

Materialitas Pelaksanaan sebagaimana didefinisikan ditetapkan untuk mengurangi ke tingkat


rendah yang dapat diterima kemungkinan bahwa kesalah penyajian yang tidak terkoreksi dan
terdeteksi dalam laporan keuangan tidak melebihi materialitas laporan keuangan secara
keseluruhan
Revisi Sejalan dengan
Progress Audit
Auditor harus merevisi materialitas untuk laporan
keuangan secara keseluruhan pada saat auditor
menyadari adanya informasi selama audit yang
mungkin saja menyebabkan auditor menentukan
jumlah materialitas yang berbeda dari jumlah
materialitas yang pertama kali ditetapkan.

Jika ada revisi, auditor harus menentukan apakah


revisi terhadap materialitas pelaksanaan perlu
dilakukan dan apakah sifat, saat, dan luas prosedur
audit lebih lanjut masih tepat
Dokumentasi
Auditor harus memasukkan dalam dokumentasi
auditnya jumlah-jumlah dibawah ini beserta
faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam
penentuannya:
● Materialitas untuk laporan keuangan secara
keseluruhan
● Jika berlaku, tingkat materialitas untuk
golongan transaksi, saldo akun, atau
pengungkapan tertentu
● Materialitas pelaksanaan
● Revisi yang dibuat atas poin diatas sejalan
dengan progress audit
SA 330
RESPONS AUDITOR TERHADAP
RISIKO YANG TELAH DINILAI
Ruang Lingkup
Tanggung jawab auditor untuk merespons terhadap
risiko kesalahan penyajian material yang
diidentifikasi dan dinilai berdasarkan SA 315 dalam
suatu audit atas Laporan Keuangan.

Tanggal Efektif
audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai
atau setelah tanggal:
1. 1 Januari 2013 untuk Emiten.
2. 1 Januari 2014 untuk entitas selain emiten
Tujuan
Memperoleh bukti audit cukup dan tepat yang
berkaitan dengan penilaian risiko kesalahan
penyajian material dengan respons yang tepat
terhadap risiko tersebut.
Definisi
a. Prosedur substantif : Suatu prosedur audit untuk
mendeteksi kesalahan penyajian material pada
tingkat asersi. Prosedur seubstantif terdiri dari :
i. Pengujian rinci
ii. Prosedur analitis substantif.
b. Pengujian pengendalian : Suatu prosedur audit
untuk mengevaluasi efektivitas operasi
pengendalian dalam mencegah atau mendeteksi
dan mengoreksi kesalahan penyajian material pda
tingkat asersi.
SA 330

Ketentuan Respons Keseluruhan


Auditor harus merancang dan mengimplementasikan respons keseluruhan untuk menanggapi risiko kesalahan penyajian
material yang telah dinilai pada tingkat laporan keuangan.

A1. Ruang Lingkup A2. Pendekatan A3. Keputusan

● Skeptisisme profesional. ● Melaksanakan prosedur audit ● Prosedur substantif.


● Berpengalaman atau tambahan pada akhir periode
kemampuan khusus. bukan pada tanggal interim. ● Pengujian pengendalian.
● Supervisi tambahan. ● Memperoleh bukti audit yang
● Tambahan prosedur audit. lebih luas dari prosedur ● Gabungan : pengujian
● Perubahan umum atas sifat, substantif. pengendalian dan prosedur
saat atau luas prosedur audit. ● Meningkatkan jumlah lokasi substantif.
yang dimasukkan dalam
ruang lingkup audit.
Prosedur Audit Sebagai Respons terhadap Risiko Kesalahan Penyajian
Material yang Telah Dinilai pada Tingkat Asersi
Auditor harus merancang dan mengimplementasikan prosedur audit lebih lanjut yang sifat, saat dan luasnya didasarkan
pada dan merupakan respons terhadap risiko kesalahan penyajian material yang telah dinilai pada tingkat asersi.

A4. Pertimbangan A5. Sifat A6. Waktu

● Dengan melakukan pengujian Sifat suatu prosedur audit mengacu Saat prosedur audit mengacu pada
pengendalian auditor dapat pada tujuan dilakukannya prosedur kpapan prosedur tersebut dilaksanakan,
mencapai respons yang efektif. tersebut dan tipe prosedur audit atau periode atau tanggal bukti audit
● Dengan prosedur substantif tersebut. tersebut berlaku.
auditor dapat mengabaikan
dampak pengendalian dari
penilaian risiko relevan, karena
pengujian pengendalian akan A7. Luas A8. Keterkaitan
tidak efisien, atau
● Kombinasi lebih efektif.
Luas prosedur audit mengacu pada Perancangan dan pelaksanaan prosedur
kuantitas prosedur yang dilaksanakan, audit lebih lanjut memberikan kaitan
misal: ukuran sampel atau jumlah antara prosedur audit lebih lanjut dan
observasi terhadap aktivitas penilaian risiko yang dilakukan
pengendalian
Prosedur Audit Sebagai Respons terhadap Risiko Kesalahan Penyajian
Material yang Telah Dinilai pada Tingkat Asersi
Dalam merancang prosedur audit lebih lanjut, auditor harus:

a. Mempertimbangkan dasar penilaian yang dilakukan atas risiko kesalahan penyajian material pada
tingkat asersi untuk setiap golongan transaksi, saldo akun dan pengungkapan, termasuk:
i. Kemungkinan kesalahan penyajian material yang disebabkan oleh karakteristik tertentu yang relevan
dengan golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan; dan
ii. Apakah penilaian risiko memperhitungkan pengendalian yang relevan dan dengan demikian menuntut
auditor untuk memperoleh bukti audit untuk menentukan apakah pengendalian berjalan secara efektif; dan
(Ref: Para. A9-A18)
b. Memperoleh bukti audit yang lebih meyakinkan ketika auditor menilai risiko yang lebih tinggi.
(Para. A19) Ketika memperolehnya (bukti audit) Auditor dapat meningkatkan kuantitas bukti atau
memperoleh bukti yang lebih relevan.
SA 330
Pengujian Pengendalian
Bukti audit cukup dan tepat pada efektivitas operasi

a. Penilaian auditor terhadap risiko kesalahan penyajian material pada tingkat


asersi mencakup suatu harapan bahwa pengendalian berjalan secara efektif;
atau
b. Prosedur substantif tidak dapat memberikan bukti audit yang cukup dan
tepat pada tingkat asersi. (A20-A24)

Dalam merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian auditor harus


memperoleh bukti audit yang lebih meyakinkan ketika auditor ingin lebih
mengandalkan efektivitas pengendalian. (A25)
Sifat dan Luas Pengujian
Pengendalian
Auditor harus Melaksanakan prosedur audit lainyang
dikombinasikan dengan permintaan keterangan,
termasuk:
a. Bagaimana pengendalian tersebut diterapkan pada
waktu yang relevan selama periode audit.
b. Konsistensi penerapan.
c. Oleh siapa atau dengan cara apa pengendalian
tersebut diterapkan. (A26-A29)

Auditor harus menentukan apakah bergantung pada


pengendalian lain, jika demikian, apakah diperlukan
bukti audit yang mendukungefektivitas operasi
tersebut.(A30-A31)
SA 330
Penggunaan Bukti Audit
Jika Auditor memperoleh bukti audit yang diperoleh selama periode interim, auditor harus :
a. Memperoleh bukti audit tentang perubahan signifikan atas pengendalian tersebut setelah tanggal periode interim
tersebut, dan
b. Menentukan bukti audit tambahan yang harus diperoleh setelah periode interim sampai dengan tanggal neraca.
(A33-A34)
Jika Auditor memperoleh bukti audit yang diperoleh dalam audit sebelumnya, auditor harus:
c. Efektivitas unsur lain pengendalian intern, termasuk lingkungan, pengawasan dan proses penilaian risiko oleh
entitas;
d. Risiko yang timbul dari pengendalian, termasuk termasuk apakah pengendalian tersebut secara manual atau
otomatis.
e. Efektivitas pengendalian umum atas teknologi informasi;
f. Efektivitas pengendalian dan penerapannya oleh entitas, termasuk sifat dan luas penyimpangan dalam penerapan
pengendalian yang ditemukan dalam audit sebelumnya
g. Memeriksa ada atau tidaknya perubahan dalam suatu pengendalianyang dapat menimbulkan suatu risiko.
h. Risiko kesalahan penyajian material tingkat kepercayaan terhadap pengendalian. (A35)
Pengendalian atas Risiko Signifikan

Auditor harus menguji pengendalian ke dalam periode


sekarang jika merencanakan untuk mengandalkan
pengendalian terhadap risiko yang telah auditor tentukan
sebagai risiko signifikan.

Penilaian atas Efektivitas Operasi


Pengendalian
Auditor harus menilai apakah kesalahan penyajian yang
telah dideteksi oleh prosedur substantif menunjukkan bahwa
pengendalian tidak beroperasi secara efektif, begitu juga
sebaliknya, serta harus meminta keterangan secara khusus
dan memahami dampak potensialnya.
SA 330
Prosedur Substantif
Auditor harus merancang dan melaksanakan prosedur substantif untuk setiap golongan transaksi , saldo akun dan
pengungkapan yang material, serta mempertimbangkan apakah prosedur konfirmasi eksternal harus dilaksanakan sebagai
prosedur audit substantif. (A42-A51)

Berkaitan dengan Proses Sebagai Respons terhadap Risiko


Waktu Prosedur Substantif
Tutup Buku LK Signifikan

Harus mencakup prosedur audit berikut Auditor harus melaksanakan prosedur Pada tanggal interim, auditor harus
: substantif yang secara khusus untuk mengecek setelah periode interim
a. Mencocokkan atau merespons risiko tersebut. sampai tanggal neraca dengan
merekonsiliasi LK dengan melaksanakan :
catatan akuntansi yang Ketika pendekatan terhadap risiko a. Prosedur substantif yang
melandasinya; dan signifikan hanya terdiri dari prosedur dikombinasikan dengan
b. Memeriksa entri jurnal yang substantif, prosedur tersebut harus pengujian pengendalian; atau
material dan penyesuaian mencakup pengujian rinci. (A53) b. Hanya prosedur substantif yang
lainnya yang dibuat selama memberikan dasar memadai
penyusunan LK. (A52) untuk memperluas kesimpulan
audit. (A54-A58)
Kecukupan Penyajian
dan pengungkapan
Auditor harus melaksanakan prosedur audit untuk menilai apakah penyajian
menyeluruh LK, termasuk pengungkapan yang bersangkutan telah sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. (A59)

Evaluasi terhadap Kecukupan


dan Ketepatan Bukti Audit

Auditor harus mengevaluasi sebelum menyimpulkan suatu audit tetap relevan.


(A60-A61)

Auditor harus menyimpulkan menyimpulkan apakah bukti audit yang cukup dan
tepat telah diperoleh, karena harus mempertimbangkan semua bukti audit
relevan. (A62)

Jika tidak memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, auditor harus berusaha
untuk memperoleh bukti audit lanjutan.

jika tidak memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, auditor harus
menyatakan opini wajar dengan pengecualian atau opini tidak menyatakan
pendapat terhadap LK tersebut.
Dokumentasi
Auditor harus memasukkan dlam dokumentasi audit :
a. Respons keseluruhan untuk menanggapi risiko kesalahan penyajian material yang telah
dinilai pada tingkat LK, dan sifat, saat, dan luas prosedur audit lebih lanjut;
b. Hubungan antara prosedur audit dengan risiko yang telah dinilai pada tingkat asersi;
c. Hasil prosedur audit, termasuk kesimpulan ketika prosedur audit belum memberikan hasil
yang jelas.
d. peletakkan kepercayaan pada pengendalian tersebut yang telah diuji dalam audit
sebelumnya.
e. Dokumentasi auditor harus menunjukkan bahwa LK telah cocok atau telah direkonsiliasi
dengan catatan akuntansi yang mendasarnya. (A63)

Anda mungkin juga menyukai