Anda di halaman 1dari 13

Audit Sektor Publik

“Perencanaan Audit”
Kelompok 13 :
1. Dini Zaskya (C1C021215)
2. Cristina Merry Des Anggelita (C1C021218)
3. Wulandari (C1C021269)
4. Dinda Lestasri (C1C021280)

Dosen Pengampu :
Dr. Sri Rahayu, S.E., M.S.A., A.k. CA,CIQaR,
CIQnR
PERENCANAAN AUDIT
Perencanaan audit adalah keseluruhan rencana penugasan audit untuk
masa yang akan datang dan dilakukan oleh lembaga audit(Murwanto et al.,
2015). Dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab audit, wewenang audit dan
pengawasan audit secara efektif, lembaga audit seharusnya, sesuai dengan
keadaan negara dan praktik audit, membuat perencanaan audit dengan
membuat perencanaan secara detil untuk prinsip pelaksanaan audit, tujuan dan
tugas, prioritas, implementasi pengukuran, waktu dan langkah-langkah audit.
Perencanaan audit dapat dikelompokkan ke dalam perencanaan jangka pendek
dan perencanaan jangka panjang berdasarkan jangka waktu perencanaan.
1. Perencanaan 2. Perencanaan
Lembaga Audit Strategis untuk
Lembaga audit sektor publik, baik
internal maupun eksternal, umumnya
Setiap Auditan
memiliki tugas yang lebih luas daripada 1. Akuntabilitas
Semua tugas auditor pasti dikaitkan dengan
akuntan publik. Misalnya, Bawasda peranan utamanya yaitu meningkatkan
mempunyai tugas-tugas tertentu yang tertera akuntabilitas.
dalam peraturan perundang-undangan mulai 2. Penilaian Materialitas dan Risiko secara
dari pemeriksaan keuangan sampai dengan Obyektif dan Subyektif
pemeriksaan investigasi adanya kecurangan Bila auditor memperoleh bukti-bukti yang
diperlukan dengan menggunakan sampling
(KKN). Lembaga audit dapat memberikan statistik, seperti sampling unit moneter, maka
layanan-layanan kepada berbagai lembaga pengukuran materialitas dan risiko dapat
auditan. dilakukan dengan mudah.
3. Perencanaan Strategis dalam Audit Kinerja
3. Perencanaan Suatu perencanaan operasional suatu lembaga audit
terdiri dari dua komponen
utama, yaitu :
Operasional Suatu 1. Layanan audit yang diberikan
Layanan yang akan disediakan pada setiap

Lembaga Audit tahun anggaran, yang meliputi aspek-aspek apa


yang akan diaudit dan jenis-jenis audit yang
akan dilaksanakan.
2. Sumber daya yang tersedia
Sumber daya yang tersedia berkaitan
dengan jumlah staf dan kemampuan mereka.
Sumber daya staf biasanya adalah faktor yang
terbatas dalam suatu audit.
4. Perencanaan Penugasan Audit
dan Manfaatnya
Manfaat yang diperoleh auditor jika perencanaan audit dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya, yaitu:
1. Untuk memperoleh bahan bukti kompeten yang cukup
2. Membantu menentukan sumber daya yang diperlukan dan biaya audit
3. Menentukan prioritas
4. Meningkatkan disiplin dalam penyelesaian proses audit
5. Membangun saling pengertian dengan auditan
Ada beberapa hambatan dalam perencanaan audit yang harus
dihindarkan oleh auditor yaitu perencanaan audit terlalu rumit dan tidak
efisien dan Perencanaan audit yang kaku.
5. Berbagai Aspek Perencanaan Penugasan
Audit
1. Masalah yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi dan sektor dari organisasi publik dan bisnis
entitas dan industri yang menjadi tempat usaha entitas untuk organisasi binis.
2. Kebijakan dan prosedur akuntansi entitas tersebut.
3. Metode yang digunakan oleh entitas tersebut dalam mengolah informasi akuntansi yang signifikan,
termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk mengolah informasi akuntansi.
4. Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan.
5. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan pemeriksaan.
6. Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian.
7. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian pemeriksaan, seperti risiko
kekeliruan atau kecurangan yang material atau adanya transaksi antar pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa.
8. Sifat laporan hasil pemeriksaan yang diharapkan akan diserahkan.
6. Persiapan Perencanaan
Audit
Sebelum mengembangkan rencana audit secara menyeluruh, auditor melakukan
persiapan perencanaan audit/perencanaan awal. Persiapan ini menyangkut penugasan
dan perhitungan biaya audit. Prosedur persiapan perencanaan audit berisi penelitian
yang dilakukan sebelum suatu perencanaan audit yang menyeluruh dilakukan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam persiapan audit :
1. Melaksanakan audit terhadap auditan baru
2. Mengidentifikasi Alasan Penugasan Audit
3. Memperoleh Kesepahaman dengan Pihak yang Memberikan Penugasan
4. Pemilihan Staf untuk Penugasan
5. Persiapan Berkaitan dengan Audit Kinerja
7. Penetapan Tujuan Audit
Tujuan ini akan memberikan arah bagi auditor dalam melakukan audit.
Tujuan-tujuan audit berkaitan dengan mengapa audit dilakukan dan apakah audit
tersebut didasarkan pada perintah dari otoritas yang lebih tinggi. Setiap
penugasan audit dimulai dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai, dan kemudian
tujuan-tujuan ini menentukan jenis pekerjaan lapangan yang akan dilakukan dan
standar audit yang harus diikuti.
8. Pemahaman Atas Entitas atau
Program yang Diaudit
Ada tiga alasan perlunya pemahaman yang baik atas entitas yang diaudit :
1. Banyak sektor/industri mempunyai aturan akuntansi yang khas yang
harus dipahami auditor untuk mengevaluasi kesesuaian laporan keuangan
auditan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2. Membantu mengidentifikasi risiko bawaan dalam sektor/industri yang
akan mempengaruhi penetapan risiko audit yang dapat diterima.
3. Membantu membuat perbandingan dengan organisasi/perusahaan lain
yang sejenis sehingga mempermudah interpretasi informasi audit.
Pemahaman atas Entitas yang Prosedur Analitis Awal
Diaudit dalam Audit Menurut PSA 22 (SA 329) prosedur
Kinerja analitis didefinisikan sebagai “evaluasi atas
1. Mandat atas program dan lembaga yang informasi keuangan yang dilakukan dengan
diaudit. mempelajari hubungan logis antara data
2. Tujuan-tujuan program dan kinerja. keuangan dan non keuangan ... meliputi
3. Hubungan akuntabilitas. perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat
4. Lingkungan internal dan eksternal dari auditan dengan ekspektasi auditor.” Prosedur analitis
dan stakeholder-nya. pada tahap perencanaan bertujuan:
5. Hambatan-hambatan eksternal yang 1. Memahami kegiatan entitas yang diaudit
mempengaruhi pelaksanaan program. 2. Menunjukkan kemungkinan salah saji
6. Tenaga ahli di bidang yang sesuai. 3. Mengurangi pengujian terinci
7. Proses dan operasi manajemen program.
8. Sumber daya yang digunakan.
Pemahaman atas Entitas yang Diaudit dalam Audit
Kinerja
Setelah tujuan audit ditetapkan dan berbagai bidang yang diaudit
dianalisis dalam prosedur analitis awal, tingkat materialitas untuk angka-
angka yang diaudit harus ditetapkan. Auditor tidak mungkin memeriksa
semua hal untuk memastikan bahwa semuanya telah diperlakukan dengan
selayaknya dalam suatu sistem atau telah dilaporkan dengan benar. Ia harus
memutuskan sampai tingkatan mana memeriksa hal-hal tersebut yang sesuai
dengan tujuan-tujuannya, dan karena hal inilah konsep materialitas dan
risiko muncul dalam audit.
Materialitas 1. Risiko Deteksi yang Direncanakan
Definisi dari materialitas dalam kaitannya 2. Risiko Bawaan
dengan akuntansi dan pelaporan audit adalah suatu 3. Risiko Pengendalian
salah saji dalam laporan keuangan dapat dianggap 4. Risiko Audit yang Dapat Diterima
material jika pengetahuan atas salah saji tersebut
5. Pertimbangan-Pertimbangan Lain dalam
dapat mempengaruhi keputusan pemakai laporan
keuangan yang rasional. Materialitas dan Risiko

Perencanaan Audit Rinci dan


Risiko Audit Penjadwalan
Praktik yang lebih disukai adalah setiap
Risiko audit dapat didefinisikan sebagai
risiko yang dihadapi auditor dengan menderita siklus memiliki program audit tersendiri.
kerugian karena menghasilkan laporan atau Program audit pada umumnya dirancang dalam
memberikan opini audit yang tidak layak. Audit 3 bagian pengujian substantif yaitu prosedur
yang berkualitas mengharuskan auditor untuk analitis, pengujian rinci atas transaksi, dan
tanggap secara kritis terhadap risiko-risiko ini :
pengujian terinci atas saldo.
Terima Kasih
Semoga kamu bisa mendapatkan ilmu yang
bermanfaat dari presentasi ini. Semoga beruntung
!

Anda mungkin juga menyukai