Anda di halaman 1dari 10

PROSEDUR ANALISIS

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing dan Assurans yang diampu oleh
Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., CA.

Disusun oleh :

Kelompok 7

Nopellian Annisa Kurnia 51622220014


Rahadian Adha 51622220037

Kelas: B-2

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2023
RESUME

Prosedur audit adalah panduan rinci dalam bentuk instruksi tertulis yang
digunakan untuk mengumpulkan bukti selama pelaksanaan proses audit (Arens et
al., 2010). Tujuan utama dari pelaksanaan prosedur audit, sebagaimana dijelaskan
dalam Standar Audit SA 520 oleh Institut Akuntan Publik Indonesia adalah
merancang dan mengimplementasikan langkah-langkah audit yang diperlukan
untuk akun-akun tertentu. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mengumpulkan
bukti yang cukup dan kompeten. Pentingnya bukti yang kompeten adalah untuk
membantu auditor dalam mengevaluasi kebenaran dan keandalan informasi yang
terkait dengan laporan keuangan atau proses bisnis yang sedang diaudit. Dengan
memiliki bukti yang dapat diandalkan, auditor dapat menyusun opini mereka
dengan lebih akurat dan objektif terkait dengan kondisi keuangan atau kinerja
perusahaan yang diaudit.
Prosedur analitik merupakan bagian penting dalam proses audit dan terdiri
dari evaluasi terhadap informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari
hubunganyang masuk akal antara data keuangan satu dengan data keuangan lainnya
atau antara data keuangan dengan data non keuangan. Menurut SA 500 tentang
Bukti Audit oleh Institut Akuntan Publik Indonesia,Prosedur analisis audit
merupakan langkah kunci dalam merencanakan dan melaksanakan audit yang
efektif. Melibatkan pemahaman mendalam tentang bisnis klien, identifikasi risiko,
dan pengembangan strategi audit yang tepat memastikan bahwa audit dapat
memberikan keyakinan yang memadai terhadap keandalan laporan keuangan.
Manfaat prosedur analitis dalam tahap perencanaan yaitu memberikan
gambaran menyeluruh terhadap kinerja entitas, membantu dalam menentukan
fokus audit. Auditor dapat menggunakan informasi di luar catatan akuntansi, seperti
tren industri atau ekonomi, untuk menginformasikan perencanaan audit.
Membandingkan elemen-elemen laporan keuangan dapat membantu dalam
mengidentifikasi anomali atau ketidaksesuaian yang memerlukan perhatian lebih
lanjut.
Keterbatasan Prosedur Analitis dalam Tahap Perencanaan:
1) Pemahaman mendalam atas bisnis diperlukan. Prosedur analitis hanya
efektif jika dilakukan oleh tim yang memahami dengan mendalam operasi
dan lingkungan bisnis entitas yang diaudit.
2) Dapat dilakukan dalam bentuk perhitungan mekanis. Risiko mekanisasi
dapat mengurangi nilai prosedur analitis jika tidak disertai dengan
interpretasi kontekstual yang tepat.
3) Informasi yang relevan mungkin tidak tersedia. Keterbatasan data atau
informasi yang relevan dapat membatasi kemampuan prosedur analitis
untuk memberikan pemahaman yang komprehensif terhadap entitas yang
diaudit.
Prosedur audit berasal dari kebutuhan auditor untuk mengelola risiko yang
telah diidentifikasi, dengan tujuan menjaga risiko audit secara keseluruhan pada
tingkat yang dapat diterima. Ini dilakukan dengan memodifikasi tindakan terhadap
risiko yang terdeteksi, sejalan dengan tujuan yang ditetapkan oleh perikatan audit
(Pinho, 2014). Dengan merancang prosedur audit yang efektif, auditor berusaha
untuk mencapai keseimbangan antara ketepatan dan efisiensi. Proses ini tidak hanya
melibatkan identifikasi risiko dan penerapan prosedur audit yang sesuai, tetapi juga
mempertimbangkan secara keseluruhan tujuan audit dan keberlanjutan risiko audit
yang dapat diterima. Keseluruhan, tujuan utama adalah memberikan keyakinan
yang memadai kepada pihak-pihak yang berkepentingan terkait dengan keandalan
laporan keuangan yang diaudit.
(PSA No. 22, n.d.)Prosedur analitik mencakup perbandingan yang paling
sederhana hingga model yang rumit yang mengaitkan berbagai hubungan dan unsur
data. Asumsi dasar penerapan prosedur analitik adalah hubungan yang masuk akal
di antara data dapat diharapkan tetap ada dan berlanju, kecuali jika timbul kondisi
yang sebaliknya. "kondisi tertentu yang dapatmenimbulkan penyimpangan dalam
hubungan ini mencakup antara lain;
1. Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa
2. Perubahan akuntansi

2
3. Perubahan usaha
4. Fluktuasi acak atau salah saji
Prosedur analitik digunakan dengan tujuan sebagai berikut;
a. Membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkup prosedur
audit lainnya.
b. Sebagai pengujian substantif untuk memperoleh bukti tentang asersitertentu
yang berhubungan dengan saldo akun atau jenis transaksi.
c. Sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada tahap review akhir
audit
Prosedur analitik harus diterapkan untuk tujuan yang disebutkan di atas
untuk semua audit laporan keuangan yang dilakukan berdasarkan standar auditing
yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Sebagai tambahan dalam beberapa hal
prosedur analitik lebih efektif atau efisien daripada pengujian untuk mencapai
tujuan pengujian substantif.
Prosedur analitis melibatkan perbandingan antara jumlah yang tercatat
dengan jumlah yang diharapkan, yang disusun oleh auditor. Ini juga melibatkan
perhitungan rasio-rasio oleh auditor, membandingkannya dengan rasio tahun
sebelumnya dan data terkait lainnya. Pada tahap pelaksanaan audit atas saldo akun,
prosedur analitis memiliki dua tujuan utama: pertama, menunjukkan kemungkinan
terjadinya kesalahan dalam laporan keuangan, dan kedua, mengurangi kebutuhan
pengujian terinci atas saldo tersebut.
Auditor mengembangkan harapan tersebut dengan mengidentifikasi dan
menggunakan hubungan yang masuk akal, yang secara pantas diharapkan terjadi
berdasarkan pemahaman auditor mengenai klien dan industrinya. Berikut ini adalah
contoh sumber informasi yang digunakan dalam mengembangkan harapan :
a. Informasi keuangan periode sebelumnya yang dapat diperbandingkan
dengan memperhatikan perubahan yang diketahui.
b. Hasil yang diantisipasikan, misalnya anggaran atau prakiraan termasuk
ekstrapolasi dari data interim atau tahunan.c
c. Hubungan antara unsur-unsur informasi keuangan dalam satu periode.
d. Informasi industri bidang usaha lain, misalnya informasi laba bruto

3
e. Hubungan informasi keuangan dengan informasi non keuangan yang
relevan

Perbedaan mendasar terdapat dalam pelaksanaan prosedur analitis antara


tahap perencanaan dan tahap pengujian. Pada tahap perencanaan, auditor mungkin
menggunakan data interim untuk menghitung rasio. Namun, pada tahap pengujian
saldo akhir, auditor akan menghitung kembali rasio tersebut menggunakan data
selama satu tahun penuh. Jika auditor menyadari bahwa prosedur analitis
menunjukkan kemungkinan adanya kesalahan, maka prosedur analitis tambahan
dapat dilakukan atau auditor dapat memodifikasi pengujian terinci atas saldo
tersebut. Ini mencerminkan pendekatan berbasis risiko dalam audit di mana hasil
prosedur analitis memengaruhi tingkat pengujian lebih lanjut yang diperlukan.
Prosedur analisis dalam audit mencakup serangkaian langkah yang
dilakukan oleh auditor untuk memahami bisnis klien, mengidentifikasi risiko-risiko
potensial, dan mengembangkan strategi audit. Berikut adalah beberapa tahapan
umum dalam prosedur analisis audit (Mulyadi, 2010):
1. Pemahaman Bisnis dan Industri:
Auditor memulai dengan memahami bisnis dan industri klien. Ini mencakup
pengetahuan mendalam tentang operasi, model bisnis, proses produksi, dan
faktor-faktor khusus yang mempengaruhi industri tempat entitas beroperasi.
2. Analisis Lingkungan Eksternal:
Auditor menganalisis faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
klien, seperti kondisi ekonomi, perubahan regulasi, dan persaingan industri.
Pemahaman lingkungan eksternal membantu dalam mengidentifikasi
risiko-risiko yang mungkin mempengaruhi laporan keuangan.
3. Analisis Risiko:
Auditor mengidentifikasi dan menganalisis risiko-risiko potensial yang
dapat memengaruhi keandalan laporan keuangan. Risiko-risiko ini
mencakup risiko kecurangan, risiko operasional, dan risiko finansial.
4. Penentuan Materi:

4
Auditor menentukan materi audit dengan mempertimbangkan besarnya
dampak dari potensi kesalahan atau penipuan terhadap laporan keuangan.
Ini membantu dalam menentukan fokus audit pada area yang paling penting.
5. Evaluasi Pengendalian Internal:
Auditor mengevaluasi desain dan efektivitas pengendalian internal entitas.
Evaluasi ini membantu menentukan sejauh mana pengendalian tersebut
dapat diandalkan untuk mencegah atau mendeteksi kesalahan atau
penipuan.
6. Pengembangan Strategi dan Rencana Audit:
Auditor mengembangkan strategi dan rencana audit berdasarkan
pemahaman risiko dan pengendalian. Ini mencakup keputusan tentang
tingkat risiko penerimaan, pemilihan pengujian substantif, dan alokasi
sumber daya audit.
7. Pengujian Substansi:
Auditor melakukan pengujian substantif untuk mendapatkan keyakinan
bahwa saldo akun dan transaksi tercatat secara akurat. Ini melibatkan
pengujian rinci atas dokumen dan bukti-bukti terkait.
8. Analisis Prosedur dan Dokumen:
Auditor menganalisis prosedur-prosedur yang digunakan oleh klien dalam
menghasilkan informasi keuangan. Dokumen-dokumen yang mendukung
catatan akuntansi juga dianalisis untuk memastikan keakuratan dan
keandalan informasi tersebut.
9. Komunikasi dengan Pihak Klien:
Auditor berkomunikasi secara terbuka dengan pihak klien untuk
mendapatkan klarifikasi dan informasi tambahan yang diperlukan. Dialog
ini membantu memahami lebih baik aspek-aspek tertentu dalam proses
bisnis atau catatan akuntansi.
10. Pemantauan dan Evaluasi Berkelanjutan:
Selama seluruh proses audit, auditor memantau dan mengevaluasi
efektivitas strategi dan prosedur yang telah ditetapkan. Pembaruan dan
penyesuaian dilakukan sesuai kebutuhan dan temuan selama audit.

5
REVIEW JURNAL

Tabel Hasil Review Jurnal


Item Review Hasil Review Jurnal
Judul An Empirical Analysis Of Auditor’s Industry
Specialization, Auditor’s Independence And Audit
Procedures On Audit Quality: Evidence From Indonesia
Nama Penulis Iman Sarwoko, Sukrisno Agoes
(Sarwoko & Agoes, 2014)
Nama Jurnal Procedia - Social and Behavioral Sciences
Tahun dan halaman (2014) 271 – 281
Latar Belakang Praktik kecurangan pelaporan keuangan merupakan
fenomena yang tidak bisa diabaikan dalam audit saat ini.
Kecurangan yang umum terjadi antara lain manipulasi
manajemen penjualan, lalai mencatat utang, penundaan
hapus buku,dan sengaja melaporkan laporan keuangan
palsu. Mengikuti fenomena ini, profesi akuntansi selalu
mengalami kesulitan dalam menjelaskan kepada para
kritikus terhadap kualitas auditnya, mengapa audit yang
dilakukan sesuai dengan standar profesional mungkin
gagal mendeteksi salah saji material dalam laporan
keuangan yang disebabkan oleh penipuan
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
spesialisasi industri auditor, independensi auditor dan
prosedur audit untuk mendeteksi kecurangan terhadap
kualitas audit.

6
Item Review Hasil Review Jurnal
Novelty Penelitian Menambahkan variable prosedur audit
Grand Theory Independensi dan Profisionalsme Audit
Kerangka Pemikiran Spesialisasi industri auditor dan independensi auditor
mempunyai pengaruh terhadap prosedur audit untuk
mendeteksi kecurangan dalam audit laporan keuangan
dan spesialisasi industri auditor, independensi auditor
dan prosedur audit untuk mendeteksi kecurangan dalam
audit laporan keuangan mempunyai pengaruh terhadap
kualitas audit.
Variabel Penelitian Variabel X1; Spesialisasi Auditor, Variabel X2
Independensi Auditor , Variabel Y Prosedur Audit dan
Variabel Z;Kualitas Audit
Metode Penelitian Metode Kuantitatif
Populasi dan sampel Populasi penelitian yang digunakan adalah Kantor
Akuntan Publik yang terdaftar di pasar modal Indonesia.
Sedangkan sampel penelitian dengan menggunakan
teknik random sampling yaitu 50 KAP atau 30 % dari
total populasi.
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa spesialisasi
industri auditor dan independensi auditor mempunyai
pengaruh signifikan terhadap pelaksanaan prosedur
audit untuk mendeteksi kecurangan, dan spesialisasi
industri auditor, independensi auditor, dan prosedur
audit untuk mendeteksi kecurangan mempunyai
pengaruh signifikan terhadap kualitas audit
Kesimpulan Pengaruh signifikan spesialisasi industri auditor
terhadap prosedur audit untuk mendeteksi kecurangan
dalam audit keuangan dan terhadap kualitas audit
mencerminkan bahwa auditor memiliki pemahaman

7
Item Review Hasil Review Jurnal
yang mendalam dan pengalaman Panjang mengenai
industri spesifik klien termasuk prinsip akuntansi
spesifik, proses bisnis, risiko bisnis dan risiko salah saji
material dalam laporan keuangan. Kemampuan auditor
dalam bidang industri klien tertentu akan
memungkinkannya untuk secara efektif memilih dan
menerapkan prosedur audit untuk mendeteksi
kecurangan material yang tepat dan disesuaikan dengan
kondisi klien sehingga menghasilkan kualitas audit yang
lebih tinggi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S. (2010). Auditing dan Jasa Assurance:
Pendekatan Terintegrasi (Jilid 1). Erlangga.

Institut Akuntan Publik Indonesia. (n.d.-a). SA 520 : Standar Audit.

Institut Akuntan Publik Indonesia. (n.d.-b). SA 500 : Bukti Audit.

Mulyadi. (2010). Auditing (7th ed.). Salemba Empat.

Pinho, C. (2014). The Usefulness of Analytical Procedures -An Empirical Approach


in the Auditing Sector in Portugal. 4(8).

PSA No. 22. (n.d.). SA Seksi 329 : Prosedur Analitik.

Sarwoko, I., & Agoes, S. (2014). An Empirical Analysis of Auditor’s Industry


Specialization, Auditor’s Independence and Audit Procedures on Audit
Quality: Evidence from Indonesia. Procedia - Social and Behavioral Sciences,
164, 271–281. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.11.077

Anda mungkin juga menyukai