MODUL PERKULIAHAN
Auditing 1
12
Ekonomi dan Bisnis S‐1 Akuntansi 84060 Indraguna Kusumabrata, MM,CA,CPSAK
Abstract Kompetensi
Memahami prosedur penilaian risiko. Memahami prosedur penilaian risiko
Penilaian risiko
ISA 315.5 menjelaskan bahwa auditor wajib melakukan prosedur penilaian risiko untuk
mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material pada tingkat laporan keuangan dan
pada tingkat asersi. Prosedur penilaian risiko itu sendiri tidak memberikan bukti audit yang
cukup dan tepat sebagai dasar pemberian opini audit.
Prosedur penilaian risiko adalah prosedur audit yang dilaksanakan untuk memperoleh suatu
pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal entitas, untuk
‘13 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Indraguna Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id
mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material, apakah karena kecurangan
atau kesalahan, pada tingkat laporan keuangan dan asersi.
Auditor harus melaksanakan prosedur penilaian risiko untuk menyediakan suatu dasar bagi
pengidentifikasian dan penilaian risiko kesalahan penyajian material pada tingkat laporan
keuangan dan asersi. Namun, prosedur penilaian risiko semata tidak menyediakan bukti audit
yang cukup dan tepat sebagai dasar opini audit. (Ref Para. A1-A5)
Tujuan Membantu
Penilaian Menangani Risiko
Risiko
‘13 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Indraguna Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id
i. Penilaian oleh manajemen mengenai risiko salah saji material dalam laporan
keuangan karena kecurangan, termasuk tentang sifat, luas, dan berapa seringnya
penilaian tersebut dilakukan
ii. Proses yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menanggapi risiko
kecurangan dalam entitas itu, termasuk risiko kecurangan yang diidentifikasi oleh
manajemen atau yang dilaporkan kepada manajemen, atau risiko kecurangan
mungkin terjadi dalam jenis transaksi, saldo akun, atau pengungkapan
iii. Komunikasi manajemen dengan TCWG mengenai proses yang dilakukan
manajemen untuk mengidentifikasi dan menanggapi risiko kecurangan dalam entitas
itu
iv. Komunikasi manajemen dengan karyawan, jika ada, tentang pandangan manajemen
mengenai praktik-praktik bisnis dan perilaku etis.
b) Prosedur analitikal
Prosedur analitis adalah evaluasi informasi keuangan yang dilakukan dengan
mempelajari hubungan logi antara data keuangan dan data non keuangan yang meliputi
perbandingan-perbandingan jumlah yang tercatat dengan ekspektasi auditor.
Tujuan prosedur analitik dalam perencanaan antara lain:
1) Meningkatkan pemahaman auditor atas usaha klien dan transaksi yang terjadi sejak
tanggal audit terakhir.
2) Mengidentifikasi bidang yang kemungkinan mencerminkan risiko tertentu yang
bersangkutan dengan audit.
3) Prosedur analitik dapat mengungkapkan :
a) Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa
b) Perubahan akuntansi
c) Perubahan usaha
d) Fluktuasi acak
e) Salah saji
Prosedur analitis memiliki tahap-tahap sebagai berikut:
a) Mengidentifikasi perhitungan atau perbandingan yang harus dibuat
b) Mengembangkan harapan
c) Melaksanakan data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan
‘13 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Indraguna Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id
d) Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi perbedaan
tersebut
e) Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit
c) Pengamatan dan inspeksi
Observasi atau pengamatan dan inspeksi (bertanya) mempunyai dua fungsi yaitu:
1. Mendukung prosedur bertanya (inquiries) kepada manajemen dan pihak-pihak lain
2. Menyediakan informasi tambahan mengenai entitas dan lingkungannya.
Ketiga prosedur tersebut dilakukan selama berlangsungnya audit. Dalam banyak situasi, hasil
dari satu prosedur akan membawa pada prosedur lain. Ketiga prosedur tersebut merupakan
hal yang penting yang harus dilaksanakan oleh auditor agar risiko salah saji material dapat
teridentifikasi dan menjadikan informasi yang relevan bagi entitas maupun pengguna
eksternal.
Pemahaman atas entitas dan lingkungannya yang diharuskan, termasuk pengendalian internal
entitas:
Entitas dan Lingkungannya
Auditor harus memperoleh suatu pemahaman berikut:
(a) Faktor-faktor industri, peraturan, dan eksternal lain termasuk kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku. (Ref. Para. A17-A22)
(b) Sifat entitas, termasuk:
(i) Operasimya;
(ii) Struktur kepemilikan dan tata kelolanya;
(iii) Jenis investasi yang dilakukan dan yang rencananya akan dilakuakn oleh entitas,
termasuk investasi dalam entitas bertujuan khusus, dan
(iv) Cara entitas tersebut distrukturisasi dan bagaimana entitas tersebut dibiayai.
Untuk memungkinkan auditor memahami golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan
yang diharapkan ada dalam laporan keuangan. (Ref. Para. A23-A27)
(a) Penilaian dan penerapan kebijakan akuntansi oleh entitas, termasuk alasan
perubahannya. Auditor harus mengevaluasi apakah kebijakan akuntnasi entitas adalah
‘13 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Indraguna Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id
tepat untuk bisnisnya dan konsisten dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
dan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam industri yang relevan. (Ref. Para. A28)
(b) Tujuan dan strategi entitas, dan risiko bisnis terkait yang dapat menimbulkan risiko
kesalahan penyajian material. (Ref. Para. A29-A35)
(c) Pengukuran dan penelaahan atas kinerja keuangan entitas. (Ref. Para. A36-A41)
(b) Tingkat asersi untuk golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan, (Ref. Para.
A109-A113)
Untuk menyediakan suatu basis bagi perancangan dan pelaksanaan prosedur audit lanjutan.
26. Untuk tujuan ini, auditor harus:
(a) Mengidentifikasi risiko sepanjang proses pemerolehan pemahaman tentang entitas dan
lingkungannya, termasuk [engendalian relevan yang berkaitan dengan risiko, dan dengan
mempertimbangkan golongan transaksi, saldo akun, dan mengungkapkan dalam laporan
keuangan; (Ref. Para. A114-A115)
(b) Menilai dan mengidentifikasi risiko, serta mengevaluasi apakah risiko tersebut berkaitan
secara lebih pervasif terhadap laporan keuangan secara keseluruhan dan secara potensial
memengaruhi banyak asersi;
(c) Menghubungkan risiko yang diidentifikasi dengan apa yang bisa menjadi salah (what
can go wrong) pada tingkat asersi, dengan memperhatikan pengendalian relevan yang
hendak diuji oleh auditor, dan (Ref. Para. A116-A118)
(d) Mempertimbangkan kemungkinan kesalahan multipel dan apakah potensial kesalahan
penyajian yang besar tersebut dapat mengakibatkan suatu kesalahan penyajian material.
Prosedur penilaian risiko untuk memperoleh bukti audit tentang rancangan dan implementasi
pengendalian yang relevan dapat mencakup:
• Meminta keterangan dari personel entitas.
• Mengamati penerapan pengendalian tertentu.
• Menginspeksi dokumen dan laporan.
• Menelusuri transaksi melalui sistem informasi yang relevan dengan pelaporan keuangan.
Namun, tujuan tersebut di atas tidak dapat dicapai hanya dengan melakukan permintaan
keterangan.
‘13 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Indraguna Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id
risiko bisnis tersebut, menilai kemungkinan keterjadiannya, dan memutuskan tindakan untuk
merespon dan mengelola risiko tersebut beserta hasil proses penilaian risiko tersebut.
Sebagai contoh, proses penilaian risiko entitas dapat diarahkan untuk melihat bagaimana
entitas mempertimbangkan kemungkinan transaksi tidak tercatat atau mengidentifikasi dan
menganalisis estimasi signifikan yang tercantum dalam laporan keuangan.
Contoh:
Penilaian risiko kesalahan penyajian material laporan keuangan;
Penentuan materialitas berdasarkan SA 320;
Pertimbangan ketepatan pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi, dan kecukupan
pengungkapan laporan keuangan;
Pengidentifikasian bidang-bidang yang mungkin memerlukan pertimbangan khusus,
sebagai contoh, transaksi pihak yang berelasi, ketepatan manajemen dalam menggunakan
asumsi kelangsungan hidup, atau pertimbangan atas tujuan bisnis transaksi;
Pengembangan ekspektasi untuk digunakan ketika melakukan prosedur analitis;
Respon terhadap penilaian risiko kesalahan penyajian material, termasuk perancangan
dan pelaksanaan prosedur audit lebih lanjut untuk memperoleh bukti audit yang cukup
dan tepat; dan
Pengevaluasian atas kecukupan dan ketepatan bukti audit yang diperoleh, seperti
ketepatan asumsi dan representasi tertulis maupun tidak tertulis dari manajemen.
-----
‘13 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Indraguna Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
- Auditing dan Jasa Assuransce – Pendekatan Terintegrasi, Alvin A. Arens, Randal J.
Elder, Mark S. Beasley, Edisi 12.
‘13 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Indraguna Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id