Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PEMERIKSAAN AKUNTANSI II

Dosen pembimbing:
NOVI DARMAYANTI, SE,AK

Oleh:
ARDILA BUNGA FEBRIANA (11410821)

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM (UNISDA)
LAMONGAN
BAB 9
PROSEDUR PENILAIAN RESIKO

Auditor wajib melakukan prosedur penilaian resiko untuk mengidentifikasi

dan menilai resiko salah saji yang material pada tingkat laporan keuangan dan pada

tingkat asersi. Prosedur penilaian resiko itu sendiri tidak memberikan bukti audit

yang cukup dan tepat sebagai dasar pemberian opini audit.

Prosedur penilaian resiko meliputi berikut ini:

a) Bertanya kepada manajemen dan pihak lain dalam entitas yang menurut auditor

mungkin mempunyai informasi yang dapat membantu mengidentifikasi resiko

salah saji material yang disebabkan oleh kecurigaan atau kekeliruan.

b) Prosedur analitikal.

c) Pengamatan dan inspeksi.

Auditor wajib memperoleh pemahaman mengenai berikut ini:

a) Industri terkait, ketentuan perundangan, dan faktor eksternal lainnya, termasuk

kerangka pelaporan keuangan yang diterapkan.

b) Sifat entitas.

c) Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi

d) Tujuan dan strategi entitas.

e) Pengukuran dan reviu.

f) Kinerja keuangan entitas.


Hal-hal khusus yang perlu diingat dalam merancang sifat dan luasnya prosedur

penilaian resiko:

a) Kecurangan dalam audit atas laporan keuangan.

b) Auditing atas estimasi akuntansi.

c) Hubungan istimewa (related parties)

d) Going concern

Tinjauan Umun

Tujuan prosedur penilaian resiko adalah mengidentifikasi dan menilai resiko

salah saji yang material dalam laporan keuangan. Tujuan ini dapat dicapai melalui

pemahaman mengenai entitas dan lingkungannya, termasuk pemahaman mengenai

pengendalian intern dari entitas tersebut.

Ketiga prosedur penilaian resiko

a. Prosedur menanyakan kepada manajemen dan pihak lain (inquiries of

managmant and others)

b. Pengamatan dan inspeksi (observation and inspection)

c. Prosedur analitikal (analytical procedures)


Menanyakan kepada manajemen dan pihak lain

Auditor wajib menanyakan kepada manajemen tentang:

a) Penilaian oleh manajemen mengenai resiko salah saji yag material dalam laporan

keuangan karena kecurangan, termasuk tentang sifat, luas dan berapa seringnya

penilaian tersebut dilakukan.

b) Proses yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menanggapi

resiko kecurangan dalam entitas itu, termasuk resiko kecurangan yang

diidentifikasi oleh manajemen atau yang dilaporkan kepada manajemen, atau

resiko kecurangan mungkin terjadi dalam jenis transaksi, saldo akun, atau

pengungkapan.

c) Komunikasi manajemen dan TCWG mengenai proses yang dilakukan

manajemen untuk mengidentifikasi dan menanggapi resiko kecurangan dalam

entitas itu.

d) Komunikasi manajemen dengan karyawan, jika ada, tentang pandangan

mengenai praktek-praktek bisnis dan perilaku etis.

Prosedur analitikal

Prosedur analitikal sebagai prosedur penilaian resiko membantu

mengidentifikasi hal-hal yang mempunyai implikasi terhadap laporan keuangan dan

audit. Sebagaai contoh, segala sesuatu yang bersifat luar biasa, seperti transaksi atau

peristiwa luar biasa, angka-angka yang terlalu tinggi, rasio-rasio yang melenceng, dan

tren yang ganjil.


Prosedur analitikal juga dapat digunakan sebagai prosedur audit

selanjutnya dalam:

 Memperoleh bukti mengenai asersi laporan keuangan ini adalah prosedur

analitikal substantive.

 Melakukan reviu menyeluruh atas laporan keuangan pada atau menjelang akhir

audit.

Hasil prosedur analitikaldibandingkan dengan infirmasi yang dikumpulkan

untuk:

 Mengidentifikasi resiko salah saji yang material mengenai asersi yang

terkandung dalam unsur-unsur laporan keuangan yang signifikan

 Membantu merancang sifat, waktu, dan luasnya prosedur audit selanjutnya.

Observasi (pengamatan dan inspeksi)

Observasi atau pengamatan dan inspeksi (observation and inspection) mempunyai

dua fungsi:

 Mendukung prosedur inquiries (bertanya) kepada manajemen dan pihak-pihak

lain.

 Menyediakan informasi tambahan mengenai entitas dan lingkungannya.

Rancangan dan implementasi pengendalian internal

Prosedur penilaian resiko meliputi prosedur evaluasi atas rancangan atau desain dan

implementasi pengendalian internal.


BAB 10

ESTIMASI AKUNTANSI

Estimasi akuntansi (accounting estimate) adalah perkiraan unsur laporan

keuangan termasuk perkiraan nilai suatu transaksi yang angka pastinya baru diketahui

dimas depan dan data yang angka pastinya tidak mungkin didapat secara tepat waktu

dan hemat biaya.

Contoh estimasi akuntansi adalah:

a. Perkiraan piutang tak tertagih

b. Perkiraan nilai stok produk setengah jadi dll

Tujuan auditor estimasi akuntansi

a. Estimasi akuntansi, termasuk estimasi akuntansi dengan nilai wajar, dalam

laporan keuangan yang diakui atau yang diungkapkan adalah wajar.

b. Pengungkapan atau disclosures (yang berkaitan dengan estimasi akuntansi)

dalam laporan keuangan (sudah) cukup, sesuai dengan kerangka pelaporan

keuangan yang berlaku.

Definisi istilah

a. Accounting estimate

Nilai yang mendekati suatu nilai uang, yang digunakan jika tidak ada pengukuran

yang tepat.
b. Auditor’s point estimate atau auditor’s range

Jumlah atau rentang jumlah yang diambil dari bukti audit untuk digunakan dalam

mengevaluasi management point estimate

c. Astimation uncertainty

Kerentanan estimasi akuntansi dan disclosures (pengeungkapan) terkait dengan

estimasi akuntansi itu karena ketiadaan presisi yang melekat dalam pengukuran

(pada setiap estimasi)

d. Management bias

Tidak netralnya manajemen dalam membuat atau menyiapkan informasi

e. Management point estimate

Jumlah yang dipilih manajemen untuk pengakuan terhadap atau disclosure

(mengenai estimasi akuntansi.

f. Outcome of an accounting estimate

Jumlah nilai atau uang sebenarnya dari penyelesaian trnsaksi, peristiwa, atau

kondisi yang mendasari estimasi akuntansi.

Tinjauan umum

Tujuan audit estimasi adalah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai:

a) Estimasi akuntansi, termasuk estimasi akuntansi dengan nilai wajar, dalam

laporan keuangan, yang diakui atau yang diungkapkan adalah wajar

b) Disclosures (yang berkaitan dengan estimasi akuntansi) dalam laporan keuangan

sudah cukup, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.


Pengukuran estimasi akuntansi bisa berbeda-beda tergantung ketentuan yang

ditetapkan dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan item dalam laporan

keuangan. Tujuan pengukuran dari suatu estimasi bisa untuk:

 Membuat perkiraan atau forecast mengenai outcome satu atau lebih transaksi,

peristiwa, atau kondisi yang menyebabkan estimasi akuntansi perlu dibuat

 Menentukan nilai dari transaksi berjalan atau item laporan keuangan berdasarkan

kondisi yang ada pada tanggal pengukuran, seperti taksiran harga pasar dari suatu

jenis asset atau kewajiban tertentu. Ini dapat meliputi pengukuran nilai wajar.

Pelaporan

Langkah terakhir estimasi adalah menentukan apakah:

 Bukti audit yang cukup dan tepat sudah diperoleh. Dalam hal bukti audit yang

cukup dan tepat tidak tersedia atau bukti yang ada justru bertentangan dengan

management’s estimates, auditor yang perlu membahas temuannya dengan

manajemen dan mempertimbangkan perlunya mengubah penilaian dan resiko

dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya.

 Estimasi akuntansi adalah adalah wajar dalam konteks kerangka pelaporan

keuangan yang berlaku, ataau disalahsajikan.


 Disclosures (pengungkapan) dalam laporan keuangan mengenai estimasi

akuntansi:

 Sesuai dengan persyaratan dalam kerangka pelaporan keuangan yang

berlaku.

 Ketidak pastian estimasi diungkapkan dengan cukup, jika ketidakpastian

estimasi itu beresiko signifikan.

Kesimpulan dari Prosedur Penilaian Resiko

Mengidentifikasi dan menilai resiko salah saji yang material dalam suatu

laporan keuangan.

Kesimpulan dari Estimasi Akuntansi

Perkiraan unsur laporan keuangan disertakan dalam laporan keuangan historis

karena beberapa jumlah pasti menunggu hasil dari peristiwa masadepan dan data

yang relevan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi tidak dapat mengumpulkan

secara tepat waktu, biaya efektif.

Anda mungkin juga menyukai