Anda di halaman 1dari 6

PENANGANAN TYPHOID FEVER

No. Dokumen:

No.Revisi:
SOP
TanggalTerbit: 01 JUNI 2016

Halaman: 1/2

UPT dr. H. ARIEF AGOESTONO H


PUSKESMAS
KEDUNGPRING NIP. 19690817 200305 1 001

1. Pengertian Demam Tipoid adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Salmonella Typhosa, erat kaitannya dengan kualitas higiene pribadi dan
sanitasi lingkungan yang kurang baik.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan Demam Tifoid.

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Pelayanan Klinis.

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan


Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilisitas Kesehatan Primer.
5. Alat dan 1. Buku register.
Bahan 2. Stetoskop.
3. Termometer.
4. Tensimeter.
6. Prosedur / 1. Petugas melakukan anamnesa dan mendapatkan keluhan pasien
langkah berupa demam turun naik terutama sore dan malam hari (demam
langkah intermiten). Demam tinggi dapat terjadi terus menerus (demam
kontinu) hingga minggu kedua.Keluhan disertai dengan sakit kepala
(pusing-pusing) yang sering dirasakan di area frontal, nyeri otot,
pegal-pegal, insomnia, anoreksia dan mual muntah. Selain itu,
keluhan dapat pula disertai gangguan gastrointestinal berupa
konstipasi dan meteorismus atau diare, nyeri abdomen dan BAB
berdarah. Pada anak dapat terjadi kejang demam.
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
a. Suhu tinggi.
b. Bau mulut karena demam lama.
c. Bibir kering dan kadang pecah-pecah.
d. Lidah kotor dan ditutup selaput putih (coated tongue),
jarang ditemukan pada anak.
e. Ujung dan tepi lidah kemerahan dan tremor.
f. Nyeri tekan regio epigastrik (nyeri ulu hati).
g. Hepatosplenomegali.
h. Bradikardia relatif (peningkatan suhu tubuh yang tidak
diikuti oleh peningkatan frekuensi nadi).
3. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang.
a. Darah perifer lengkap.
Hitung lekosit total menunjukkan leukopeni (<5000 per mm3),
limfositosis relatif, monositosis, aneosinofilia dan
trombositopenia ringan. Pada minggu ketiga dan keempat dapat
terjadi penurunan hemaglobin akibat perdarahan hebat dalam
abdomen.
b. Pemeriksaan serologi Widal.
c. Dengan titer O 1/320 diduga kuat diagnosisnya adalah demam
tifoid. Reaksi widal negatif tidak menyingkirkan diagnosis tifoid.
Diagnosis demam tifoid dianggap pasti bila didapatkan kenaikan
titer 4 kali lipat pada pemeriksaan ulang dengan interval 5-7
hari.
4. Petugas menegakkan diagnosa setelah melakukan pemeriksaan
tersebut.
5. Petugas memberikan terapi.
a. Terapi suportif dapat dilakukan dengan:
1. Istirahat tirah baring dan mengatur tahapan mobilisasi.
2. Diet tinggi kalori dan tinggi protein.
3. Konsumsi obat-obatan secara rutin dan tuntas.
4. Kontrol dan monitor tanda vital (tekanan darah, nadi,
suhu, kesadaran), kemudian dicatat dengan baik di

SOP PENANGANAN TYPHOID FEVER


rekam medik pasien.
b. Terapi simptomatik untuk menurunkan demam (antipiretik) dan
mengurangi keluhan gastrointestinal.
c. Terapi definitif dengan pemberian antibiotik. Antibiotik lini
pertama untuk demam tifoid adalah kloramfenikol, ampisilin
atau amoksisilin (aman untuk penderita yang sedang hamil),
atau trimetroprimsulfametoxazole (kotrimoksazol).
d. Bila pemberian salah satu antibiotik lini pertama dinilai tidak
efektif, dapat diganti dengan antibiotik lain atau dipilih
antibiotik lini kedua yaitu Ceftriaxone, Cefotaxime (diberikan
untuk dewasa dan anak), Kuinolon (tidak dianjurkan untuk anak
<18 tahun karena dinilai mengganggu pertumbuhan tulang).
Tabel 17. Antibiotik dan dosis penggunannya

ANTIBIOTIKA DOSIS KETERANGAN


Kloramfenikol Dewasa: 4x500 mg Merupakan obat yang sering
selama 10 hari digunakan dan telah lama dikenal
Anak 50-100 efektif untuk tifoid
mg/kgBB/har, maks 2 Murah dan dapat diberikan
gr selama 10-14 hari peroral serta sensitivitas masih
dibagi 4 dosis tinggi
Pemberian PO/IV
Tidak diberikan bila lekosis
<2000/mm3

Ceftriaxone Dewasa: 2-4gr/hari Cepat menurunkan suhu, lama


selama 3-5 hari pemberian pendek dan dapat
Anak: 80 dosis tunggal serta cukup aman
mg/kgBB/hari dalam untuk anak.
dosis tunggal selama Pemberian PO/IV
5 hari

Ampicillin & Dewasa: (1.5-2) gr/hr Aman untuk penderita hamil


Amoksisilin selama 7-10 hari Sering dikombinasi dengan
Anak: 50 –100 kloramfenikol pada pasien kritis
mg/kgbb/hari selama Tidak mahal

SOP PENANGANAN TYPHOID FEVER


7-10 hari Pemberian PO/IV

Cotrimoxazole Dewasa: 2x(160-800) Tidak mahal


(TMP-SMX) selama 7-10 hari Pemberian per oral
Anak: TMP 6-19
mg/kgbb/hari atau
SMX 30-50
mg/kgbb/hari selama
10 hari

Quinolone Ciprofloxacin 2x500 Pefloxacin dan Fleroxacin lebih


mg selama 1 minggu cepat menurunkan suhu
Ofloxacin 2x(200- Efektif mencegah relaps dan
400) selama 1 kanker
minggu Pemberian peroral
Pemberian pada anak tidak
dianjurkan karena efek samping
pada pertumbuhan tulang

Cefixime Anak: 1.5-2


Aman untuk anak
mg/kgbb/hari dibagi
Efektif
2 dosis selama 10
Pemberian per oral
hari

Thiamfenikol Dewasa: 4x500 Dapat dipakai untuk anak dan


mg/hari dewasa
Anak: 50 Dilaporkan cukup sensitif pada
mg/kgbb/hari selama beberapa daerah
5-7 hari bebas panas

7. Konseling a. Pengobatan dan perawatan serta aspek lain dari demam


dan edukasi tifoid yang harus diketahui pasien dan keluarganya.
b. Diet, pentahapan mobilisasi, dan konsumsi obat sebaiknya
diperhatikan atau dilihat langsung oleh dokter, dan
keluarga pasien telah memahami serta mampu
melaksanakan.
c. Tanda-tanda kegawatan harus diberitahu kepada pasien

SOP PENANGANAN TYPHOID FEVER


dan keluarga supaya bisa segera dibawa ke rumah sakit
terdekat untuk perawatan
d. Perbaikan sanitasi lingkungan
e. Peningkatan higiene makanan dan minuman
f. Peningkatan higiene perorangan
g. Pencegahan dengan imunisasi
8. Diagram alir
Melakukan Melakukan
Anamnesa Pemeriksaan Fisik pemeriksaan
penunjang

Menegakkan diagnosa
klinis

Menegakkan diagnosa
banding

Menegakkan
komplikasi

Melakukan Melakukan terapi dan


konselling dan tindakan
edukasi

9. Hal – hal Bisa terjadi komplikasi yang terjadi pada minggu kedua dan ketiga
yang perlu demam. Komplikasi antara lain perdarahan, perforasi, sepsis,
diperhatikan ensefalopati, dan infeksi organ lain:
a. Tifoid toksik (Tifoid ensefalopati).
Penderita dengan sindrom demam tifoid dengan panas tinggi
yang disertai dengan kekacauan mental hebat, kesadaran
menurun, mulai dari delirium sampai koma.
b. Syok septik.
Penderita dengan demam tifoid, panas tinggi serta gejala-gejala
toksemia yang berat. Selain itu, terdapat gejala gangguan
hemodinamik seperti tekanan darah turun, nadi halus dan
cepat, keringat dingin dan akral dingin.
c. Perdarahan dan perforasi intestinal (peritonitis).

SOP PENANGANAN TYPHOID FEVER


Komplikasi perdarahan ditandai dengan hematoschezia. Dapat
juga diketahui dengan pemeriksaan feses (occult blood test).
Komplikasi ini ditandai dengan gejala akut abdomen dan
peritonitis. Pada foto polos abdomen 3 posisi dan pemeriksaan
klinis bedah didapatkan gas bebas dalam rongga perut.
d. Hepatitis tifosa.
Kelainan berupa ikterus, hepatomegali, dan kelainan tes fungsi
hati.
e. Pankreatitis tifosa.
Terdapat tanda pankreatitis akut dengan peningkatan enzim
lipase dan amylase. Tanda ini dapat dibantu dengan USG atau
CT Scan.
f. Pneumonia.
Didapatkan tanda pneumonia yang Diagnosisnya dibantu
dengan foto polos toraks
10.Unit Terkait 1. UGD.
2. Poli umum.
3. Poli KIA/KB.
4. Pustu.
5. Ponkesdes.
11.Dokumen Rekam Medik.
Terkait

Lamongan,………….................

Pelaksana / Auditor

…………………………….............

NIP: …………………..............

SOP PENANGANAN TYPHOID FEVER

Anda mungkin juga menyukai