OLEH
M Awin Arja Sirait ( 71190891026 )
M Wahyu Setiawan ( 7119081007 )
Sandy Sucahyo ( 71190810016 )
Pembimbing :
dr. Hariyani Adin, Sp.PD
Latar Belakang
Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik
bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi
dan Salmonella Paratyphi.
Demam tifoid merupakan penyakit endemik di
Indonesia. Penyakit ini termasuk penyakit menular
dan dapat menyerang banyak orang sehingga dapat
meninggalkan wabah.
DEFINISI
Demam Tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik
bersifat akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella
Typhi dan Salmonella Paratyphi yang masuk ke dalam
tubuh manusia melalui makanan yang terkontaminasi.
Epidemiologi
d. Kultur darah
Hasil biakan darah yang positif memastikan demam tifoid.
Kultur darah biasanya positif pada hari 7-10 demam dengan
sensitifitas 90% dan turun menjadi 50% pada minggu ketiga
Akan tetapi, hasil negatif akan menyingkirkan demam tifoid
karena mungkin disebabkan beberapa hal sebagai berikut:
- Telah mendapat terapi antibiotik.
- Volume darah yang kurang (diperlukan kurang lebih 5cc darah)
Penatatalaksanaan
Pada Stadium dini demam tifoid,
beberapa penyakit kadang-kadang secara klinis
dapat menjadi diagnosis bandingnya yaitu
influenza, gastroenteritis, bronkitis, dan
bronkopneumonia.
Antibiotik Dosis
Antibiotik Dosis
Beta laktam
Antibiotik golongan beta laktam ( cephalosporin, penisilin,
carbapenem) juga merupakan antibiotik spektrum luas pilihan
jika ditemukan indikasi alergi terhadap golongan amoxicilin atau
pasien dengan kehamilan, walaupun antibiotik ini juga memiliki • Carbapenem, meropenem 500 mg / 8 jam
efek samping, namun penelitian pada hewan menunjukkan hasil Maksimal 2 g/ hari
yang tidak begitu berarti terhadap janin. Meropenem memiliki
efek yang cukup baik dalam menghambat sinstesi salmonella
FARMAKOLOGIS
Antibiotik Dosis
Kortikosteroid Dosis
Dexamethasone IV 2 hari
Pada pasien yang mengalami Dosis awal : 3 mg/kg dan
typoid berat dengan keadaan kemdian 1 mg/kg setiap 6 jam
(halusinasi, perubahan
kesadaran atau pendarahan
usus)
No Farmakologis
Tirah baring Dilakukan sampai minimal 7 hari bebas demam
atau kurang lebih sampai 14 hari
Keadaan Penyakit
Anemia :-
Icterik :-
Sianosis :-
Dyspnoe :-
Dehidrasi :-
Sikap paksa :-
Refleks Fisiologis :+
Reflek Patologi :-
PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK
Thorax Depan
Inspeksi : Simetris fusiformis, ketinggalan
bernapas (-), benjolan (-).
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri, nyeri tekan
(-), benjolan (-).
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara pernapasan : Vesikuler
Suara tambahan : -
Thorax Belakang
Inspeksi : Simetris fusiformis, ketinggalan
bernapas (-), benjolan (-), venektasi (-).
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri, nyeri tekan
(-), benjolan (-).
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara pernapasan : Vesikuler
Suara tambahan : -
Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi
Batas kiri jantung : ICS V lineamidclavicularis sinistra
Batas atas jantung : ICS II Linea Para Sternalis Sinistra
Batas kanan jantung : ICS II linea parasternalis dextra
Auskultasi : Bunyi Jantung M1 > M2, A2 >A1,P2>P1
HR : 80 x/i reguler
Abdomen
Inspeksi : Simetris, Pembesaran (+)
Palpasi : Soepel (+), H/R/L tidak teraba, nyeri tekan
epigastrium (+)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik usus (+) (normal 5-30x/menit)
MCV 75 fL 80-97
ANAMNESA
Keluhan Utama : Demam (+)
Telaah : Demam ± 1 minggu
(+), mencret(+),Sakit
kepala(+)mual dan
muntah (+),nyeri
Tekan epigastrium(+)
Bradikardi relatif(+)
Status Present
Keadaan Penyakit
Refleks Fisiologis :+
PEMERIKSAAN FISIK
Mulut : Lidah kotor (+)
ABDOMEN
KEADAAN GIZI
Palpasi : Nyeri tekan Epigastrium (+)
Ekstremitas : Akral hangat (+/+)
TB : 165 cm
BB : 60 kg
RBW = BB x 100% = 60 x 100%
TB – 100 165-100
RBW = 92% = Normal (90%-110%)
IMT = BB kg/m2 = 60 = 22,03 kg/m2. Kesan : Normal
TB2 1,65 x 1,65
DIAGNOSA BANDING DIAGNOSA SEMENTARA
1. Demam Tifoid Demam Tifoid
2. Demam Berdarah Dengue
3. Malaria
Teraphy
S : Demam(+)
O :
KU/KP/KG
sedang/sedang/baik
Sens : Compos mentis
TD: 110/70 mmHg, HR 86x/I
reguler, RR: 22x/I reguler,
suhu 38.30C.
A : Demam Tifoid
P :
• Tirah Baring
• Diet Rendah Serat
• Kompres air hangat
• IVFD RL 30 gtt/i macro
• Paracetamol 3x1 (kalo
perlu)
• Levofloxacin 500 mg/24
jam IV
• Omeperazole 20 mg/12
jam tab
• inj. Ondancentron 4
mg/8 jam IV
• inj. Ketorolax 1 amp 30
mg/8jam IV
Follow Up
Selasa, 24 Desember 2019
S : Demam(+)
O :
KU/KP/KG
sedang/sedang/baik
Sens : Compos mentis
TD: 120/80 mmHg, HR 97x/I
reguler, RR: 24x/I reguler,
suhu 37.80C.
A : Demam Tifoid
P :
• Tirah Baring
• Diet Rendah Serat
• Kompres air hangat
• IVFD RL 30 gtt/i macro
• Paracetamol 3x1 (kalo
perlu)
• Levofloxacin 500 mg/24
jam IV
• Omeperazole 20 mg/12
jam tab
• inj. Ondancentron 4
mg/8 jam IV
• inj. Ketorolax 1 amp 30
mg/8jam IV
FOLLOW UP PASIEN
Tanggal 23 September 2019 24 September 2019
Keluhan Demam (+) Demam(+)
Status lokalisata: Mulut: Lidah beslag (+) Mulut: Lidah beslag (+)
kepala dan leher
Thorax SP: Vesikuler SP: Vesikuler
ST: - ST: -
HR : 86x/mnt, reg, desah (-). HR : 97x/mnt, reg, desah (-).
RR : 22x/mnt,reg, ronkhi (-). RR : 24x/mnt,reg, ronkhi (-).
Ekstremit Atas: akral hangat, CRT< 3”, Atas: akral hangat, CRT< 3”,
as Bawah: akral hangat, CRT< 3” Bawah: akral hangat, CRT<3”