Anda di halaman 1dari 8

KONSEP DASAR MEDIS

A. Definisi
Demam Tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang
disebabkan oleh Salmonella typhi [ CITATION Nur15 \l 1033 ]. Tifoid termasuk infeksi
sistemik dengan gejala yang khas yaitu demam. Adapun demam yang dialami oleh
pasien yang menderita penyakit ini umumnya memiliki pola khusus dengan suhu yang
meningkat (sangat tinggi) naik-turun. Hal ini terjadi pada sore dan malam hari sedangkan
di pagi hari hampir tidak terjadi demam. Hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh
penderita maupun keluarga penderita (Dinkes, 2013).
B. Etiologi
Penyebab demam tifoid adalah kuman Salmonella typhi, Salmonella paratyphii
A, dan Salmonella Paratyphii B, Wujudnya berupa basil gram negative, bergerak dengan
rambut getar, tidak berspora. Kuman tumbuh pada suasana fakultatif anaerob pada suhu
15-41oC (Optimum 37oC) dan pH pertumbuhan 6-8 [ CITATION Muh12 \l 1033 ].
C. Patofisiologi
Setelah kuman Salmonella typhi tertelan, kuman tersebut dapat bertahan terhadap
asam lambung dan masuk ke dalam tubuh melalui mukosa usus pada ileum terminalis. Di
usus, bakteri melekat pada mikrovili, kemudian melalui barier usus yang melibatkan
mekanisme membrane ruffl ing, actin rearrangement, dan internalisasi dalam vakuola
intraseluler. Kemudian Salmonella typhi menyebar ke sistem limfoid mesenterika dan
masuk ke dalam pembuluh darah melalui sistem limfatik. Bakteremia primer terjadi pada
tahap ini dan biasanya tidak didapatkan gejala dan kultur darah biasanya masih
memberikan hasil yang negatif. Periode inkubasi ini terjadi selama 7-14 hari.
Bakteri dalam pembuluh darah ini akan menyebar ke seluruh tubuh dan
berkolonisasi dalam organ-organ sistem retikuloendotelial, yakni di hati, limpa, dan
sumsum tulang. Kuman juga dapat melakukan replikasi dalam makrofag. Setelah periode
replikasi, kuman akan disebarkan kembali ke dalam system peredaran darah dan
menyebabkan bakteremia. sekunder sekaligus menandai berakhirnya periode
inkubasi.Bakteremia sekunder menimbulkan gejala klinis seperti demam, sakit kepala,
dan nyeri abdomen.
Kekambuhan dapat terjadi bila kuman masih menetap dalam organ-organ sistem
retikuloendotelial dan berkesempatan untuk berproliferasi kembali. Menetapnya
Salmonella dalam tubuh manusia diistilahkan sebagai pembawa kuman atau carrier.
(CDK, 2012).
D. Manifestasi Klinis
1 Masa inkubasi rata-rata 10-14 hari
2 Demam meninggi sampai akhirminggu pertama
3 Demam turun pada minggu ke empat, kecuali demam tidak tertangani akan
menyebabkan syok, stupor dan koma.
4 Ruam muncul pada hari ke 7-10 bertahan selama 2-3 hari
5 Nyeri kepala, nyeri perut
6 Kembung, mual, muntah, diare, konstipasi
7 Pusing, bradikardi, nyeri otot
8 Batuk
9 Epistaksis
10 Lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepian ujung merah serta tremor)
11 Hepatomegali, splenomegali, meteorismus
12 Gangguan mental berupa samnolen, delirium atau psikosis
[ CITATION Nur15 \l 1033 ].
Periode infeksi demam tifoid, gejala dan tanda :

Keluhan Dan Gejala Demam Tifoid


Minggu Keluhan Gejala Patologi
Minggu pertama Panas berlansung Gangguan saluran Bakterimia
insidious, tipe panas cerna
stepladder yang
mencapai 39-40oC,
menggigil, nyeri
kepala
Minggu Kedua Rash, nyeri abdomen, Rose Spot, Vaskulitis, hiperplasi
diare, atau konstipasi, splenomegali, pada peyer’s patches
delirium hepatomegali nodul tifoid pada
limpa dan hati

Minggu Ketiga Komplikasi : Melena, ilius, Ulserasi pada


perdarahan saluran ketegangan peyer’s patches,
cerna, perforasi, syok abdomen, koma nodul tifoid pada
limpa dan hati
Minggu Keluhan menurun Tampak sakit Kolelitiasi, carrier
Keempat berat, kakeksia kronik
Sumber: Penyakit infeksi di Indonesia hal:197 dalam Nurarif dan Kusuma 2015

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Leukosit
Menurut buku – buku disebutkan pada demam typoid terdapat leucopenia dan
limfositosis relative, tetapi kenyataan leucopenia tidaklah sering dijumpai. Pada
kebanyakan kasus demam typoid, jumlah leukosit pada sediaan darah tepi berada
batas- batas normal, malahan kadang-kadang terdapat leukositosis. Walaupun tidak
ada komplikasi atau infeksi sekunder. Oleh karena itu, pemeriksaan jumlah leukosit
tidak berguna untuk diagnosis demam typoid.
2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT seringkali meningkat tetapi kembali ke normal setelah sembuhnya
demam typoid. kenaikan SGOT dan SGPT ini tidak memerlukan pembatasan
pengobatan.
3. Biakan Darah
Biakan darah positif memastikan demam typoid, tetapi biakan darah negatif
menyingkirkan demam typoid. Hal ini disebabkan karena hasil biakan darah
bergantung pada beberapa factor antara lain :
a. Teknik Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium berbeda dengan yang lain, malahan hasil satu
laboratorium biasa berbeda dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan teknik dan media biakan yang digunakan, karena jumlah kuman yang
berada dalam darah hanya sedikit, yaitu kurang dari 10 kuman/ml darah, maka
untuk keperluan pembiakan. Pada anak – anak 2 – 5 ml. Bila darah yang dibiak
terlalu sedikit hasil biakan biasa negative,terutama pada orang yang sudah
mendapat pengobatan spesifik .Selain ini darah tersebut harus langsung dikirim
ke laboratorium. Waktu pengambilan darah paling baik adalah saat demam tinggi
pada waktu bakterimia berlangsung.

b. Saat pemeriksaan selama berjalan penyakit


Pada demam typoid biakan darah terhadap S.Typhi terutama positif pada minggu
pertama penyakit dan berkurang  pada minggu-minggu berikutnya. Pada waktu
kambuh biakan bias positif lagi.
c. Vaksinasi dimasa lampau
Vaksinasi terhadap demam typoid dimasa lampau menimbulkan antibody dalam
darah pasien. Antibodi ini dapat menekan bakteriemia
4. Uji Widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibody, aglutinin
yang spesifik terhadap salmonella terdapat dalam serum pasien demam typoid pada
orang yang pernah ketularan salmonella dan pada orang yang pernah divaksinasi
terhadap demam typoid.
Antigen yang digunakan pada uji widal adalah suspensi salmonella yang sudah
dimatikan dan diolah laboratorium.Maksud uji widal adalah menentukan adanya
agglutinin dalam serum pasien yang disangka menderita demam typoid.Akibat
infeksi oleh S.Typhi, pasien membuat anti bodi (aglutini),yaitu:
a. Aglutinin O,yang dibuat karena rangsangan antigen O (berasal dari tubuh
kuman).
b. Aglutinin H, karena rangsangan antigen H (berasal dari flagela kuman).
c. Aglutinin Vi, karena rangsangan antigen Vi (berasal sari simapi kuman)
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang ditentukan
titernya untuk diagnosis. Mungkin tinggi titernya, mungkin besar kemungkinan
pasien menmderita demam typoid. Pada infeksi yang aktif, titer uji widal akan
meningkat pada pemeriksaan ulang yang dilakukan selang paling sedikit 5 hari.
Titer widal biasanya angka kelipatan : 1/32 , 1/64 , 1/160 , 1/320 ,
1/640. Peningkatan titer uji Widal 4 x (selama 2-3 minggu) : dinyatakan (+). - Titer
1/160 : masih dilihat dulu dalam 1 minggu kedepan, apakah ada kenaikan
titer. Jika ada, maka dinyatakan (+).
Jika 1 x pemeriksaan langsung 1/320 atau 1/640, langsung dinyatakan (+)
pada pasien dengan gejala klinis khas.

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan demam tifoid ada tiga, yaitu :
1. Pemberian antibiotic
Terapi ini dimaksudkan untuk membunuh kuman penyebab demam tifoid. Obat yang
sering dipergunakan adalah:
a. Kloramfenikol 100mg/kg berat badan/hari/4 kali selama 14 hari
b. Amoksili 100 mg/kg berat badan/hari/4 kali.
c. Kotrimoksazol 480 mg, 2 x 2 tablet selama 14 hari.
d. Sefalosporin generasi II dan III (ciprofloxacin 2 x 500 mg selam 6 hari; ofloxacin
600 mg/hari selama 7 hari; ceftriaxone 4 gram/hari selama 3 hari).
2. Istirahat dan perawatan
Langkah ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Penderita
sebaiknya beristirahat total ditempat tidur selama 1 minggu setelah bebas dari demam.
Mobilisasi dilakukan secara bertahap, sesuai dengan keadaan penderita. Mengingat
mekanisme penularan penyakit ini, kebersihan perorangan perlu dijaga karena
ketidakberdayaan pasien untuk buang air besar dan air kecil.
3. Nonfarmakologi dan Diet
a. Diharuskan untuk Bedrest
b. Agar tidak memperberat kerja usus, pada tahap awal penderita diberi makanan
berupa bubur saring. Selanjutnya penderita dapat diberi makanan yang lebih
padat dan akhirnya nasi biasa, sesuai dengan kemampuan dan kondisinya.
Pemberian kadar gizi dan mineral perlu dipertimbangkan agar dapat
menunjang kesembuhan penderita (Widoyono, 2011).
G. Pencegahan
Usaha yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit ini adalah :
1. Dari sisi manusia :
a. Vaksinasi untuk mencegah agar seseorang terhindar dari penyakit ini
dilakukan vaksinasi, kini sudah ada vaksin tipes atau tifoid yang disuntikan
atau diminum dan dapat melindungi seseorang dalam waktu 3 tahun.
b. Pendidikan kesehatan pada masyarakat : hygiene, sanitasi, personal hygiene.
2. Dari sisi lingkungan hidup :
a. Penyediaan air minum yang memenuhi syarat kesehatan
b. Pembuangan kotoran manusia yang higienis
c. Pemberantasan lalat
d. Pengawasan terhadap masakan dirumah dan penyajian pada penjual makanan
(Akhsin Zulkoni, 2011).
Sedangkan menurut Nurarif dan Kusuma diascharge planning pada demam tifoid
adalah :
1. Hindari tempat yang tidak sehat
2. Cucilah tangan dengan sabun dan air bersih
3. Makanlah makanan bernutrisi lengkap dan seimbang dan masak/panaskan
sampai 570 beberapa menit dan secara merata
4. Salmonella thypi didalam air akan mati apabila dipanasi setinggi 57 0 untuk
beberapa menit atau dengan proses iodinasi/klorinasi
5. Gunakan air yang sudah direbus untuk minum dan sikat gigi
6. Mintalah minuman tanpa es kecuali air es sudah dididihkan atau dari botol
7. Lalat perlu dicegah menghinggapi makanan dan minuman
8. Istirahat cukup dan lakukan olahraga secara teratur
9. Jelaskan terapi yang diberikan : dosis, dan efek samping
10. Ketahui gejala-gejala kekambuhan penyakit dan hal yang harus dilakukan
untuk mengatasi gejala tersebut
11. Tekankan untuk melakukan control sesuai waktu yang ditentukan
12. Vaksin demam tifoid
13. Buang sampah pada tempatnya
[ CITATION Nur15 \l 1033 ].
H. Komplikasi
1. Komplikasi demam typoid terbagi atas dua, yaitu :
a. Komplikasi Intestinal
Pendarahan usus,perforasi usus.
b. Komplikasi Ekstra Intestinal
Typoid encepalogi, meningitis pneumonia,endocarditis

KONSEP DASAR KEPERAWATAN


A. Pengkajian
1. Identitas
Didalam identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, no
register, agama, tanggal masuk, tanggal pengkajian, diagnosa medis dan penanggung
jawab.
2. Alasan Masuk
Biasanya klien masuk dengan alasan demam, perut tersa mual dan kembung, nafsu
makan menurun, diare/konstipasi, nyeri kepala.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada umumnya penyakit pasien typoid adalah demam, anorexia, mual , muntah,
diare, perasaan tidak enak diperut, pucat, nyeri kepala, nyeri otot, lidah kotor,
gangguan kesadaran berupa samnolen sampai koma.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit demam typoid atau pernah
menderita penyakit lainnya?
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah dalam keluarga ada yang pernah menderita penyakit demam typoid atau
penyakit keturunan?
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Biasanya badan lemah
b. TTV : peningkatan suhu,perubahan nadi, respirasi
d. Kesadaran : Dapat mengalami penurunan kesadaran.
5. Pemeriksaan Head To toe
a. Kepala
Keadaan kepala cukup bersih, tidak ada lesi / benjolan, distribusi rambut merata
dengan warna warna hitam, tipis, tidak ada nyeri tekan.
b. Mata
Kebersihan mata cukup, bentuk mata simetris kiri dan kanan, sclera tidak ikterik
konjungtiva kemerahan / tidak anemis.Reflek pupil terhadap cahaya baik. 
c. Telinga
Kebersihan telinga bersih, bentuk tidak ada kelainan, tidak terdapat peradangan.
d. Hidung
Kebersihan hidung cukup, bentuk tidak ada kelainan, tidak terdapat tanda-tanda
peradangan pada mocusa hidung.Tidak terlihat pernafasan cuping hidung taka
ada epistaksis.
e. Mulut dan gigi
Kebersihan mulut kurang dijaga, lidah tampak kotor, kemerahan, mukosa
mulut/bibir kemerahan dan tampak kering.
f. Leher
Kebersihan leher cukup, pergerakan leher tidak ada gangguan.
g. Dada
Kebersihan dada cukup, bentuk simetris, ada nyeri tekan.tidak ada sesak., tidak
ada batuk.
h. Abdomen
Kebersihan cukup ,bentuk simetris,tidak ada benjolan/nnyeri tekan,bising usus
12x /menit,terdapat pembesaran hati dan limfa  
i. Ekstremitas
Tidak ada kelainan bentuk antara kiri dan kanan,atas dan bawah,tidak terdapat
fraktur,genggaman tangan kiri dan kanan sama kuat
6. Data Psikologis
Biasanya pasien mengalami ansietas, ketakutan , perasaan tak berdaya dan depresi.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hypertermi b.d proses infeksi
2. Nyeri akut b.d proses peradangan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake anadekuat
4. Resiko kekurangan volume cairan b.d intake yang anadekuat dan peningkatan suhu
tubuh
5. Konstipasi b.d penurunan motilitas traktus gastrointestinal (penurunan motilitas
usus)
6. Defesiensi pengetahuan b.d kurang

Anda mungkin juga menyukai