DISUSUN
Oleh
201906033
2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN
ABDOMINALIS
NIM :201906033
PEMBIMBING AKADEMIK
A. Pengertian
Typoid Abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran
cerna dan gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan
Typoid Abdominalis adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala
sistemik yang disebabkan oleh salmonella typhosa,salmonella tipe A,B dan C.Penularan
Arief,20010)
Typoid Abdominalis adalah penyakit menular yang bersifat akut, yang ditandai dengan
mikroabses dan ulserasi Nodus peyer di distal ileum. (Soegeng Soegijanto, 20011)
B. ETIOLOGI
1. 96 % disebabkan oleh salmonella typhi, basil gram negative yang bergerak dengan
b) Antigen (flagella)
2. Salmonella paratyphi A
3. Salmonella paratyphi B
4. Salmonella paratyphi C
Gejala Klinis demam typoid pada anak biasanya lebih ringan jika dibandingkan dengan
penderita dewasa. Masa tunas rata – rata 10 – 20 hari. Yang tersingkat 4 hari jika infeksi
terjadi melalui makanan, sedangkan yang terlama sampai 30 hari jika infeksi melalui
minuman selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodromal yaitu perasaan
tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak semangat.
1. Demam
Pada kasus – kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu. Bersifat febris remitten
dan suhu tidak berapa tinggi. Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur – angsur
meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu kedua,penderita terus
berada dalam keadaan demam. Dalam minggu ketiga suhu badan berangsur – angsur
Pada mulut terdapat nafas bau tidak sedap, bibir kering dan pecah – pecah. Lidah
ditutupi selaput putih kotor, ujung ditemukan kemerahan , jarang ditemui tremor.Pada
abdomen mungkin ditemukan keadaan perut kembung. Hati dan limfa membesar
3. Gangguan keasadaran
Umumnya kesadaran penderita menurun walaupun tidak berapa dalam yaitu apatis
ditemukan gejala lain. Pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan bintik –
minggu pertama demam kadang – kadang ditemukan bradikardia pada anak besar dan
Transmisi terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi urin/feses dari
penderita tifus akut dan para pembawa kuman/karier.Empat F (Finger, Files, Fomites
dan fluids) dapat menyebarkan kumanke makanan, susu, buah dan sayuran yang
20012) Masa inkubasi demam tifoid berlangsung selama 7-14 hari (bervariasiantara 3-
60 hari) bergantung jumlah dan strain kuman yang tertelan. Selamamasa inkubasi
5. PATOFISIOLOGI
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan
melalui Feses.
Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella thypi
kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat
akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat. Apabila orang
tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan
yang tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut.
Kemudian kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh
asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai
jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke
Semula disangka demam dan gejala toksemia pada typhoid disebabkan oleh
berperan pada patogenesis typhoid, karena membantu proses inflamasi lokal pada usus
sintetis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang.
6. WOC
7. PENATALAKSANAAN
memperlihatkan hasil penurunan suhu 4 hari, sama seperti obat-obat terbaru dari
jenis kuinolon.
d) Sefalosporin generasi II dan III dapat berhasil mengatsi demam dengan baik.
Demam pada umumnya mereda pada hari ke-3 atau menjelang hari ke-4.
baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 14 hari.
perawatan perlu sekali dijaga higiene perseorangan, kebersihan tempat tidur, pakaian,
dan peralatan yang dipakai oleh pasien. Diet dan terapi penunjang (simtomatis dan
suporatif).
Pertama pasien diberi diet bubur saring, kemudian bubur kasar, dan akhirnya nasi
sesuai tingkat kesembuhan pasien. Juga diperlukan pemberian vitamin dan mineral
yang cukup untuk mendukung keadaan umum pasien. Diharapkan dengan menjaga
keseimbangan dan hemoestasis, sistem imun akan tetap berfungsi dengan optimal.
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
b. Biakan empedu: basil salmonella typhi ditemukan dalam darah penderita biasanya
c. Uji widal: adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin).
Aglutinin yang spesifik terhadap salmonella thypi terdapat dalam serum klien
dengan thypoid juga terdapat pada orang yang pernah divaksinasikan. Antigen yang
digunakan pada uji widal adalah suspensi salmonella yang sudah dimatikan dan
diolah di laboratorium. Tujuan dari uji widal ini adalah untuk menentukan adanya
aglutinin dalam serum klien yang disangka menderita typhoid. Akibat infeksi oleh
kuman).
kuman).
Aglutini Vi, yang dibuat karena rangsangan antigen Vi (berasal dari simpai
kuman).
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang ditentukan titernya
untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar klien menderita typhoid.
SGOT dan SGPT pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat
9. KOMPLIKASI
1. PENGKAJIAN
1) Pengkajian:
a. Identitas
tanggal MR.
b. Keluhan Utama
Pada pasien typhoid biasanya mengeluh perut mual dan kembung, nafsu makan
Pada umumnya penyakit pada pasien Typhoid adalah demam, anoreksia, mual,
diare, perasaan tidak enak di perut, pucat (anemia), nyeri kepala pusing, nyeri otot,
Apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit dan dirawat dengan yang
Apakah dalam kesehatan keluarga ada yang pernah menderita yang sama atau sakit
yang lainnya.
f. Riwayat Psikososial
Biasanya nafsu makan klien berkurang, adanya mua, muntah selama sakit, lidah
kotor, dan terasa pahit waktu makan sehingga dapat memepengaruhi status nutrisi
Selama sakit pasien merasa tidak dapat istirahat karena pasien merasakan sakit pada
perutnya, mual, muntah, kadang diare. Kebiasaan tidur pasien akan terganggu
dikarenakan suhu badan yang meningkat, sehingga pasien merasa gelisah pada waktu
tidur.
kesehatannya.
Pasien akan terganggu aktifitasnya akibat adanya kelemahan fisik serta pasien akan
5) Pola eliminasi
Kebiasaan dalam buang BAK akan terjadi referensi bila dehidrasi karena panas yang
penyakitnya.
Stress timbul apabila seorang pasien tidak efektif dalam mengatasi masalah
penyakitnya.
Timbulnya distress dalam spiritual pada pasien, maka pasien akan menjadi cemas dan
h. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran pasien perlu di kaji dari sadar - tidak sadar (composmentis - coma) untuk
dapat dihitung kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan. Biasanya pada pasien typhoid
mengalami badan lemah, panas, puccat, mual, perut tidak enak, anorexia.
Kepala tidak ada bernjolan, rambut normal, kelopak mata normal, konjungtiva
anemia, mata cowong, muka tidak odema, pucat/bibir kering, lidah kotor, ditepi dan
ditengah merah, fungsi pendengran normal leher simetris, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid.
Dada normal, bentuk simetris, pola nafas teratur, didaerah abdomen ditemukan nyeri
tekan.
5) Sistem respirasi
Apa ada pernafasan normal, tidak ada suara tambahan, dan tidak terdapat cuping
hidung.
6) Sistem kardiovaskuler
Biasanya pada pasien dengan typoid yang ditemukan tekanan darah yang meningkat
akan tetapi bisa didapatkan tachiardi saat pasien mengalami peningkatan suhu tubuh.
7) Sistem integument
Kulit bersih, turgor kulit menurun, pucat, berkeringat banyak, akral hangat.
8) Sistem eliminasi
Pada pasien typoid kadang-kadang diare atau konstipasi, produk kemih pasien bisa
9) Sistem muskuloskoletal
Apakah ada gangguan pada extrimitas atas dan bawah atau tidak ada gangguan.
Apakah di dalam penderita thyphoid ada pembesaran kelenjar tiroid dan tonsil.
Apakah kesadarn itu penuh atau apatis, somnolen dan koma, dalam penderita penyakit
thypoid.
(Pantiawati, 2010)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi
2. Nyeri Akut
INTERVENSI
Berikan suplemen
makanan
Hentikan pemberian
nasogastrik
Edukasi
diprogramkan
Kolaborasi
IMPLEMENTASI
Implementasi adalah perwujudan dari rencana keperawatan yang telah dirumuskan dalan
keamanan pasien, dalam melakukan keperawatan haruslah dilibatkan tim kesehatan lain
EVALUASI
Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer, Suprohaitan, Wahyu Ika W, Wiwiek S. Kapita Selekta Kedokteran. Penerbit
Media Aesculapius. FKUI Jakarta. 2010.
Arjatmo Tjokronegoro & Hendra Utama. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi ke
Tiga. FKUI. Jakarta. 2010.
Behrman Richard. Ilmu Kesehatan Anak. Alih bahasa: Moelia Radja Siregar & Manulang.
Editor: Peter Anugrah. EGC. Jakarta. 2010.
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN ANAK
1. Data Umum
Nama :An.N
Ruang :Nusa Indah
No. Register :11846xxx
Jenis Kelamin :Perempuan
Umur :6 tahun
Agama :Islam
Suku Bangsa :Jawa
Nama Orang tua :Tn. Abdul
Alamat :ds.Tegalan Kec.Kandat Kab.kediri
Pekerjaan :pedagang
Penanggung Jawab :Ayah
Pendidikan Terakhir :SLTA
Golongan Darah :-
Tanggal MRS :06-07-2020
Tanggal Pengkajian :06-07-2020
Diagnosa Medis : Typhoid Abdominalis
2. Data Dasar
Keluhan Utama
Demam, mual muntah
Alasan Masuk
Ibu pasien mengatakan An.N setelah diajak kakanya makan bakso pedas merasakan
nyeri diperut dan mual muntah selama 2 hari dan disertai deman.
Riwayat Penyakit Sekarang
2 hari yang lalu pasien setelah makan pedas mengalami nyeri perut dan mual muntah
disertai deman tinggi.
Imuni 1 2 3 4 5 6 7 8 9
sasi
BCG
Hepati
tis
DPT
POLI
O
CAM
PAK
HB
5. Riwayat Sosial
11. Pengasuhan
Pola pengasuhan sangat baik, peran kedua orang tua untuk menjaga anaknya
selama sakit
12. Hubungan dengan anggota keluarga dan saudara
Hubungan dengan keluarga baik kadang kakaknya ikut bergantian menjaga
adiknya selama sakit
13. Pembawaan secara umum
Komunikasi dengan keluarga sangat baik
14. Lingkungan rumah
Hubungan dengan lingkungan rumah baik, terbukti tetangga pasien menjenguk
pasien di rumah sakit
4. Pola Nutrisi-Metabolik
1) Berat badan sebelum sakit dan sesudah sakit
Tanggal Pemeriksaan BB sebelum sakit Saat Sakit
06-07-2020 30 Kg 27 kg
2) Tinggi Badan
1,30 Cm
4) Bladder
I:tidak ada kelainan
P:distensi kandung kemih(-)
P:-
A:-
5) Bowel
I:Pasien terakhir Bab jam 5 pagi
A: bising usus+, 18/menit
P:nyeri tekan(+),
P: Bunyi hipertimpani
6) Bone
I:turgor kulit baik, tidak ada kelemahan otot
P:Akral dingin berkeringat,crt>2 dtk, reflek patela (+)
P:-
A: -
3. Pemeriksaan Diagnostik
1) Laboratorium
Hb 11,6 d/dl (14-18d/dl)
Ht 34,7% (34-48%)
Eritrosit 4,11 juta/ul (3,7-5,9.10⁶ juta/ul)
Leukosit 12.200/ul (4,6-11.)
Trombosit 232.000 (150-400. 10³/ul)
2) Radiologi
-
4. Terapi
1)Oral
-Sulcralfat 3x1 sendok teh
2)Parenteral
-Sanmol 3x100mg
-Ranitidin 5cc
3)Lain-lain
-infus ns 18 tpm
ANALISA DATA
Do:
- kulit kering(-)
- mata cowong(-)
- lemas
- BB 27 kg
- Muntah(+)
Do:
- Wajah
menyeringai
- Memegangi
area perut
bagian kiri
bawah
- TD:
120/60mmHg
- N:110x/m
INTERVENSI
Jam
1 Hipertermi 20/07/2020 S:-
09.30 - Menerima Pasien baru O:
- Menjelaskan prosedur selama TD: 120/60 mmHg
12.00 dirawat inap RR:17x/m
- Memonitor tanda-tanda vital S: 38,0ᴼC
TD: 120/60 mmHg N:100x/m
RR:17x/m Akral hangat
S: 38,0ᴼC
14.00 N:100x/m A: Hipertermi
- Akral hangat P:
- observasi tanda-tanda vital
sekali
- kolaborasi pemberian terapi
- operan obat
- anjurkan mengompres dengan
air hangat atau dengan susu
ruangan
- anjurkan keluarga mengganti
baju pasien bila basah
- lanjutkan intervensi
2 Resiko Defisit 20/07/2020 S:
Nutrisi 09.30 - memasukan bayi kedalam O:
Menerima Pasien baru - kulit kering, pucat
12.00 - Menjelaskan prosedur selama - mata cowong
dirawat inap - Memonitor tanda-tanda vital
- Memonitor tanda-tanda vital TD: 120/60 mmHg
TD: 120/60 mmHg RR:17x/m
RR:17x/m S: 38,8ᴼC
S: 38,8ᴼC N:100x/m
14.00 N:100x/m - Akral hangat
- Akral hangat - BB:27Kg