MANAJEMEN KEPERAWATAN
DISCHARGE PLANNING
Disusun oleh:
Kelas 3 A / Semester 6 :
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
LilisMujiati
M. FahrulRozi
EkaPutri
Monika Juniasih
FattaHuniyah
NurAfifah
ResaAldama
Lintang Clara Setia .P.
MaulanaRifqiRifaldi
Indra Eka .K
(201301007)
(201301009)
(201301016)
(201301019)
(201301021)
(201301028)
(201301030)
(201301036)
(201301041)
(201301049)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah tentang Discharge Planning ini dengan lancar.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan
oleh dosen mata kuliah Manajemen Keperawatan Duwi Basuki M.Kep
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis
peroleh dari buku panduan dan hasil dari browsing internet yang berkaitan dengan
Discharge Planning dan hal-hal yang berkaitan dengan hal tersebut.
Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita,dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Discharge Planning.
Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Penulis
DAFTAR ISI
2
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR .....................................................................................ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................2
1.3 Tujuan .......................................................................................................2
1.4 Manfaat .....................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Discharge Planning ................................................................3
2.2 Tujuan Discharge Planning.......................................................................4
2.3 Struktur Discharge Planning.....................................................................4
2.4 Prinsip Discharge Planning.......................................................................5
2.5 Proses Discharge Planning........................................................................6
2.6 Pengetahuan Discharge Planning..............................................................11
2.7 Keuntungan Discharge Planning..............................................................13
2.8 Justifikasi metode Discharge Planning.....................................................13
2.9 Alur Discharge Planning...........................................................................17
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................19
3.2 Saran .........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang
sulit bagi hampir semua pasien. Berbagai kemungkinan buruk yang akan
membahayakan bagi pasien bisa saja terjadi sehingga diperlukan peran
penting perawat dalam setiap tindakan keperawatan dengan melakukan
intervensi keperawatan yang tepat untuk mempersiapkan klien baik secara
fisik maupun psikis.
Oleh karena itu perlu diberikan informasi kepada pasien agar mampu
mengenali tanda bahaya untuk dilaporkan kepada tenaga medis. Sebelum
pemulangan pasien dan keluarganya harus mengetahui bagaimana cara
memanajemen pemberian perawatan di rumah dan apa yang diharapkan di
dalam memperhatikan masalah fisik yang berkelanjutan karena kegagalan
untuk mengerti pembatasan atau implikasi masalah kesehatan (tidak siap
menghadapi
pemulangan)
dapat
menyebabkan
pasien
meningktkan
komplikasi
pasca
bedah
setelah
di
rumah,
dan
juga
1.4 Manfaat
1.4.1 Mahasiswa mengetahui konsep discharge planning.
1.4.2 Mahasiswa mampu mengaplikasikan discharge planning kepada
pasien.mebedakan
gaya
kepemimpinan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
otoriter
dengan
gaya
pembatasan aktifitas
rujukan
yang
pemulangan
dibuat secara tertulis yang berisikan tentang uraian peran, proses seleksi,
penilaian sistem dokumentasi serta metode evaluasi yang berkelanjutan.
Dugan
dan
Mossel
(1992)
yang
dikutip
oleh
Jackson
(1994)
2.4 Prinsip
Menurut Anne. M, Angela. D (2000) prinsip dari perencanaan
pemulangan terdiri dari penemuan kasus, pengkajian, koordinasi dan
2.4.2
menyusun perencanaan
pemulangan.
2.4.3
2.4.4
2.5 Proses
Proses perencanaan pemulangan mengikuti struktur yang sama dengan
proses
perawatan
yang
meliputi:
pengkajian,
analisa,
perencanaan,
2.5.1
Pengkajian
Pengkajian perencanaan pemulangan terdiri dari apa dan kapan
maksud dari apa adalah apa yang harus dikaji dalam perencanaan
pemulangan dan kapan yang berarti kapan pengkajian tersebut
dilaksanakan (Bull & Robert, 2001). Pengkajian tentang apa meliputi lima
area yaitu pengkajian area kognitif, psikologis, status ekonomi atau
finansial, akses dan dukungan lingkungan baik formal maupun informal.
Sedangkan untuk mengetahui kapan pengkajian perencanaan pemulangan
dilakukan adalah sejak pasien masuk ke Rumah Sakit atau pada saat
screening atau kontrol kesehatan. Pada tahap ini diharapkan discharge
planner mengetahui semua kebutuhan pasien (Bull & Robert, 2001).
Pengkajian memerlukan seseorang yang diharapkan mampu
melakukan pengkajian yang meliputi pengkajian terhadap keluarga dan
pengkajian pada support dan dukungan dari masyarakat yang dapat
mendukung dalam perencanaan pemulangan dan pengkajian tentang
pengetahuan dan ketrampilan dari pasien tentang penyakit yang dihadapi,
selanjutnya pengkajian untuk rencana pemulangan akan didiskusikan oleh
tim dari multidisiplin ilmu, pasien dan keluarga. Dalam hal ini perlu
kerjasama dengan tim dari komunitas yaitu puskesmas (Bull & Robert,
2001).
2.5.2
Perencanaan
Penyusunan sebuah rencana pemulangan perlu dibentuk sebuah tim
dari berbagai disiplin ilmu yang melibatkan keluarga, sebab keluarga akan
membantu proses pelaksanaan dari perencanaan pemulangan setelah
pasien dipulangkan dari Rumah Sakit. Literatur Medis menjelaskan
bahwa rencana pemulangan merupakan tanggung jawab dari dokter,
sehingga disini dokterlah yang berhak mengendalikan kerja dari tim dan
setiap anggota tim bekerja dan berinteraksi dalam rangka memenuhi
kebutuhan dari klien dan keluarga atas dasar keahlian masing-masing
(Jackson, 1994).
pasien.
Menyakinkan
mereka
memahami
kapan
2.5.3
Implementasi
Menurut Feater dan Nicholas (1985) dikutip oleh Jackson (1994)
menyatakan hubungan yang aktif dan baik antar tim pelaksana dan
tersedianya dukungan dari semua pihak serta adanya fleksibilitas dari
organisasi pelayanan yaitu Rumah Sakit dan Puskesmas. Hal ini adalah
faktor yang berpengaruh pada keberhasilan dalam rencana pemulangan.
Oleh karena itu untuk pelaksanaan pasien meninggalkan rumah sakit
perlu diperhatikan yaitu:
8
2.5.4
Out Come
Menurut Staff (1983) dikutip oleh Jackson (1994) bahwa suatu hasil
rehabilitasi yang efektif merupakan kombinasi dari penyusunan
perencanaan pemulangan sebelum klien masuk hingga klien keluar dari
Rumah Sakit. Menurut Coble dan Mayers (1983) dikutip oleh Jackson
(1994) menyatakan evaluasi secara kualitatif akan memberikan gambaran
adanya hubungan antara lamanya hari perawatan dengan besarnya biaya
pelayanan yang dikeluarkan dan proses kepuasan klien terhadap hal
tersebut. Apabila adanya pendekatan tim pada klien secara pribadi akan
memberikan hasil positif yaitu terjadinya pengurangan hari dan biaya
Dokumentasi
Perencanaan pemulangan dalam pelaksanaannya perlu adanya
standar dalam dokumentasi (Mc.Kenna, 2000). Perencanaan pemulangan
dimulai dari pencatatan saat pengumpulan data, sampai klien masuk
karena perawatan (Fisbach,1994). Dokumentasi keperawatan merupakan
catatan klien pada proses keperawatan dan pencatatan ini merupakan
tanggung jawab dan tanggung gugat dari pelaksana perawatan.
Dokumentasi yang akurat pada proses perencanaan pemulangan sangat
penting
dalam
proses
perawatan
yang
aman
dan
dapat
2.6 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Dari
pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
Selanjutnya Notoatmodjo menambahkan bahwa apabila penerimaan
10
perilaku baru melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran,
dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long
lasting). Sebaliknya apabila perilaku tidak didasari oleh pengetahuan dan
kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan yaitu:
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall).
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
4) Analisis (analysis)
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur suatu
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formula baru dari formulasi-formulasi yang ada
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar (Suryani, 2006) yaitu:
11
1)
12
e. Memiliki kesempatan untuk bekerja dalam setting yang berbeda dan cara
yang berbeda.
f. Bekerja dalam suatu system dengan efektif.
2.8 Justifikasi Metode Discharge Planning
Di Indonesia semua pelayanan keperawatan di Rumah Sakit, telah
merancang berbagai bentuk format Discharge Planning, namun discharge
planning kebanyakan dipakai hanya dalam bentuk pendokumentasian resume
pasien pulang, berupa informasi yang harus di sampaikan pada pasien yang
akan pulang seperti intervensi medis dan non medis yang sudah diberikan,
jadwal kontrol, gizi yang harus dipenuhi setelah dirumah. Cara ini merupakan
pemberian informasi yang sasarannya ke pasien dan keluarga hanya untuk
sekedar tahu dan mengingatkan, namun tidak ada yang bisa menjamin apakah
pasien dan keluarga mengetahui faktor resiko apa yang dapat membuat
penyakitnya kambuh, penanganan apa yang dilakukan bisa terjadi
kegawatdaruratan terhadap kondisi penyakitnya,
13
Tahap II
Tindakan
Tahap III
Pencegahan
berulang
Objektif
Obje Eval Obj
Evaluasi
Evaluasi
ktif
uasi ektif
Bagaimana
Apa
Makanan
Pengerti anda
Napas yang Nutr apa yang
bisa
an asma mengetahu dalam anda isi
i bahwa
lakuk
meningk
penyakit
an
atkan
yang anda Relak bila
daya
anda
tahan
Penyebab rasakan
sasi
berulang ? Posisi meras
tubuh
Obat
asma
akan
Apa yang
adany
Apa
anda
a
yang
lakukan
endap
anda
bila
an
Tanda &
Ling lakukan
mengalami
dalam kung bila lupa
Gejala
kesulitan
salura an
minum
asma
untuk
n
obat ?
bernafas
perna
fasan
Bagaima
Penatalak dan mersa
saluran
akibat
na upaya
sanaan
pernafasan
alergi
anda
menyempit
,polus
untuk
i
mencipta
Berapa
udara
kan
, dan
lingkung
Komplik lama anda
akan
sesak
an yang
asi
minum
nafas
sehat
obat jika
?
untuk
mengalami
penderita
sakit
asma ?
Cara
Penulara seperti
ini ?
n
Apa yang
akan
14
Tahap IV
Pertemuan
keluarga
Obj
Evaluasi
ektif
Siapa 1.
Peng yang
awas akan
menjadi
an
Obat PMO
pasien?
Sup
port
syste
m
Apa
yang
akan
PMO 2.
lakukan
bila
pasien
malas
minum
obat Apa
yang
keluarga
lakukan
agar
mendapa
tkan
dukunga
n untuk
pengobat
an
sampai
tuntas ?
Tahap V
Rencana
Tindak Lanjut
Objekt Evalu
if
asi
Puske
Menent smas
ukan
atau
sarana
rumah
pelayan sakit ?
an
kesehat
an yang
mudah
dijangk
au
Menent
ukan
jadwal
minum
obat
Pencega
han
Diagnosis
asma
- Darah
Rontgen
Sputum
Mantoux
Test
terjadi bila
anda tidak
menuntask
an minum
obat
Bagaimana
anda bisa
terkena
penyakit
ini ?
Apa yang
anda
lakukan
agar
penyakit
ini tidak
menular
kepada
yang lain ?
Apa yang
anda
lakukan
untuk
memastika
n bahwa
anda
terkena
penyakit
asma ?
15
Keadaan klien
a) Klinis dan pemeriksaan penunjang
lain
b) Tingkat ketergantungan klien
16
17
Perencanaan pulang
18
19
Kontrol dan
Nutrisi
Aktivitas dan istirahat
Perawatan diri
Penyelesaian administrasi
Lain-lain
20
21
22
23
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
a.
Keterangan:
Tugas perawat primer
Membuat perencanaan pulang (discharge planning)
Membuat leaflet
Memberikan konseling
Memberikan pendidikan kesehatan
Menyediakan format discharge planning
Mendokumentasikan discharge planning
Tugas perawat associate
Melaksanakan agenda discharge planning (pada saat perawatan dan diakhiri perawatan).
24
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien mendapatkan
pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses
penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien
merasa siap untuk kembali ke lingkungannya. Discharge Planning menunjukkan
beberapa proses formal yang melibatkan team atau memiliki tanggung jawab untuk
mengatur perpindahan sekelompok orang kekelompok lainnya.
Perawat adalah salah satu anggota team Discharge Planner, dan sebagai discharge
planner perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan menggunakan data
yang berhubungan untuk mengidentifikasi masalah actual dan potensial, menentukan
tujuan dengan atau bersama pasien dan keluarga, memberikan tindakan khusus untuk
mengajarkan dan mengkaji secara individu dalam mempertahankan atau memulihkan
kembali kondisi pasien secara optimal dan mengevaluasi kesinambungan Asuhan
Keperawatan.
3.2 Saran
Merupakan usaha keras perawat demi kepentingan pasien untuk mencegah dan
meningkatkan kondisi kesehatan pasien dan sebagai anggota tim kesehatan, perawat
berkolaborasi dengan tim lain untuk merencanakan, melakukan tindakan, berkoordinasi
dan memfasilitasi total care dan juga membantu pasien memperoleh tujuan utamanya
dalam meningkatkan derajat kesehatannya.
25
26
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2002. Pedoman nasional penanggulangan Tuberkulosis, cetakan ke 8. Jakarta:
Depkes RI.
Harper E.A. 1998. Discharge planning: An interdisciplinary method. Silverberg Press:
Chicago, IL.
New Brunswick Department of Health and Wellness. 2002. Job definition of a discharge
planning coordinator. Author: Fredericton, NB.