Anda di halaman 1dari 18

Pengaruh pemberian posisi Semi fowler terhadap penurunan

Respiratory Rate (RR) pada pasien Asma Bronchial


ABSTRAK

Asma Bronchial merupakan suatu keadaan saluran nafas (bronkus) mengalami penyempitan
karena hipereaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan dan
penyempitan yang bersifat sementara. Asma merupakan penyakit obstruksi saluran nafas
dengan gejala-gejala batuk, mengik dan sesak nafas. Berdasarkan data RISKESDA tahun
2013 prevalensi penyakit asma Bronchial di Indonesia sebesar 4,5%. Sistematik review ini
dilakukan melaui tahapan : membuat pertanyaan penelitian, mencari sumber data dan ektraksi
serta seleksi artikel. pencarian beberapa artikel jurnal penelitian yang dipublikasikan melalui
database elektronik. Seperti Google Scholar dan doaj.org dengan kata kunci (Keyword) yang
digunakan adalah jurnal berbahasa indonesia yaitu pengaruh pemberian Semi Fowler
terhadap penurunan Respiratory Rate (RR) pada pasien Asma Bronchial. kriteria inklusi yang
digunakan yaitu: artikel yang dipublikasikan full text, artikel yang dipublikasikan dalam
rentang waktu 2008- 2019, jenis penelitian kuantitatif, artikel yang memiliki konten utama
intervensi posisi Semi Fowler terhadap perubahan Respiratory Rate dengan Asma Bronchial.
Artikel yang melakukan penelitian di Rumah Sakit dan di Klinik Perawatan. Hasil pencarian
yang ditemukan 1.800 artikel pada Google Schoolar 1.700 artikel, doaj.org 100 artikel.
Setelah disesuaikan dengan kriteria inklusi maka artikel yang tersisa sebanyak 10 artikel.
Posisi Semi Fowler terhadap penurunan Respiratory Rete (RR) berpengaruh signifikan
terhadap respon pasien dengan Asma Bronchial. Disarankan Posisi Semi Fowler sebagai
terapi untuk menurunkan Respiratory Rete (RR) di atas normal.

Kata Kunci : Asma Bronchial, Posisi , Posisi Semi Fowler, Perawatan

ABSTRAK

Bronchial asthma is a condition of the airways (bronchi) narrowing due to hyperperactivity of


certain stimuli, which causes inflammation and constriction that is temporary. Asthma is an
obstruction of the respiratory tract with symptoms of coughing, snoring and shortness of
breath. Based on 2013 RISKESDA data, the prevalence of bronchial asthma in Indonesia is
4.5%. This systematic review is carried out through stages: making research questions,
searching for data sources and extraction and selecting articles. a search of several research
journal articles published through an electronic database. Like Google Scholar and doaj.org
with the keyword (Keyword) used is an Indonesian language journal that is the effect of
giving Semi Fowler to decrease Respiratory Rate (RR) in patients with bronchial asthma.
inclusion criteria used are: articles published full text, articles published in the 2008-201 time
span, types of quantitative research, articles that have the main content of the Semi Fowler
position intervention on changes in Respiratory Rate with Bronchial Asthma. Articles that
conduct research in Hospitals and in Nursing Clinics. Search results found 1,800 articles on
Google Schoolar 1,700 articles, doaj.org 100 articles. After adjusting the inclusion criteria,
there are 10 articles left. Semi Fowler's position on the decrease in Respiratory Rete (RR) has
a significant effect on the response of patients with Bronchial Asthma. Suggested Semi
Fowler Position as a therapy to reduce Respiratory Rete (RR) above normal.

Keywords: Bronchial Asthma, Position, Semi-Fowler Position, Treatment


A. Pendahuluan nasional (4,5 %) diantaranya provinsi
Asma bronkial adalah penyakit Sulawesi Selatan sebesar 6,7%, provinsi
inflamasi saluran nafas yang dapat Nusa Tenggara Timur sebesar 7,3% dan
menyerang semua kelompok di provinsi D.I Yogyakarta sebesar
umur.Asma ditandai dengan serangan 6,9%, dan angka kejadian asma di Jawa
berulang sesak napas dan mengi, yang Tengah sebesar 4,3 %.(Prof & Manado,
bervariasi setiap individunya dalam 2014)
tingkat keparahan dan frekuensi
(Somantri, 2009). Asma merupakan Sesak napas dapat dibantu dengan
gangguan inflamasi kronis di jalan melakukan pengaturan posisi. Posisi
napas. Dasar penyakit ini adalah yang sering diberikan atau dilakukan
hiperaktivitas bronkus dan adalah posisi semi fowler dengan
obstruksijalan napas. Gejala asma derajat kemiringan 45 derajat. Menurut
adalah gangguan pernapasan (sesak), Kozier, et al (2009, hlm.544) posisi
batuk produktif terutama pada malam semi fowler atau fowler tinggi
hari ataumenjelang pagi, dan dada memungkinkan ekspansi dada yang
terasa tertekan.(Fowler, Perubahan, maksimum pada klien tirah baring.
& Rate, 2018) (Dan, High, Terhadap, Sakit, & Daerah,
2004)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
mencatat tahun 2008 ada 300 juta Menurut penelitian Andriyani & Safitri
pasien asma di seluruh dunia. (2011), yang dilakukan pada pasien
Indonesia sendiri memiliki 12,5 juta asma di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
pasien asma. 95% diantaranya adalah menyebutkan bahwa ada pengaruh
pasien asma tak terkontrol (Widodo, pemberian posisi semi fowler terhadap
2009). Jeremy (2006) mengemukakan perubahan frekuensi pernapasan yang
bahwa, satu dari tujuhorang diInggris ditandai dengan sebelum diberikan
memiliki penyakit alergi dan lebih posisi semi fowler sebanyak 17 orang
dari 9 juta orang mengalami mengi pasien asma yang mengalami sesak
dan sesak nafas. Dalam 12 tahun napas berat, sementara setelah diberikan
terakhir ini jumlah usia dewasa yang posisi semi fowler menurun menjadi 11
mengalami penyakit asma hampir dua orang dengan sesak napas berat.(Wahab
kali lipat dari usiaanak-anak.(Ruang, & Samarinda, 2017)
Inap, Iii, & Moewardi, 2011)
B. Metode
Berdasarkan data RISKESDA tahun Membuat Pertanyaan
2013 prevalensi penyakit asma di Penelitian Bagaimana Pengaruh Posisi
Indonesia sebesar 4,5%. Menurut Semi Fowler Terhadap Respiratory
provinsi, prevalensi asma berkisar Rate Dengan Asma Bronchial. Mencari
antara 1,6% di provinsi Lampung, Sumber Data dan Ektraksi Reviewer
hingga 7,8% di provinsi Sulawesi mengkhususkan pada pencarian
Tenggara. Terdapat 18 provinsi dengan beberapa artikel jurnal penelitian yang
prevalensi asma lebih tinggi dari angka dipublikasikan melalui database
elektronik. Seperti Google Scholar dan
doaj.org dengan kata kunci (Keyword) eksperiment, seluruh sampel dalam
yang digunakan adalah jurnal berbahasa penelitian ini adalah anak dengan
indonesia yaitu Pengaruh Posisi Semi rentang usia (1-10 tahun) dengan
Fowler Terhadap Respiratory Rate peningkatan suhu tubuh (hipertermia)
Dengan Asma Bronchial. Hasil yang dilakukan intervensi posisi Semi
pencarian yang ditemukan 1.800 artikel Fowler.
pada Google Schoolar 1.700 artikel,
doaj.org 100 artikel.(Fakultas, Hasil penelitian dari seleksi artikel
Kesehatan, & Muhammadiyah, 2015) menunjukkan bahwa penelitian dengan
judul Keefektifan pemberian posisi
Seleksi artikel semi fowlerterhadap penurunan Sesak
Tahap selanjutnya adalah reviewer nafas pada pasien asma Di ruang rawat
melakukan seleksi artikel berdasarkan inap kelas iii rsud dr. Moewardi
spesifikasi Posisi Semi Fowler Dengan surakarta oleh Annisa Andriyani.
yaitu meliputi : (PerubahanRespiratory Dengan metode Quasi Eksperiment
Rate).(Prof & Manado, 2014) dengan rancangan One Group Pre test-
Post tets dengan populasi responden 33
Selanjutnya dilakukan seleksi kembali rang dengan teknik sampling simple
berdasarkan kriteria inklusi yaitu: 1) random sampling. Dan didapatkan hasil
artikel yang dipublikasikan full text, 2) Terbukti ada perbedaan sesak nafas
artikel yang dipublikasikan dalam antara sebelum dan sesudah pemberian
rentang waktu 2008-2019, 3) jenis posisi semi fowler, dapat penelitian
penelitian kuantitatif, 5) artikel yang diperoleh hasil T-test sebesar -15,327
memiliki konten utama intervensi Semi dengan p = 0,006.(Ruang et al., 2011)
Fowler untuk penurunan Respiratory
Rate dengan Asma Bronchial. 6) Artikel Penelitian lain juga dilakukan oleh Iid
yang melakukan penelitian di Rumah Dahlia (2018), tentang Efektifitas
Sakit dan di Klinik Perawatan. 7) pemberian posisi semi fowler, fowler
Artikel yang melakukan penelitian pada dan high fowler terhadap perubahan
Asma Bronchial. Selain itu, alasan respiratory rate (RR) Pada pasien
umum untuk tidak menggunakan artikel Asma Bronchial dengan metode quasy
dalam penelitian ini adalah kejelasan eksperimental dengan pendekatan pre-
prosedur dalam penelitian dan post test control group dengan sampel
penjelasan sample yang digunakan, 60 responden dengan teknik
maka artikel yang dapat menjawab consecutive samplingdengan hasil
pertanyaan penelitian sebanyak 10 Dalam penelitian ini didapatkan hasil ρ
artikel. (0.000) < α (0.05), sehingga H0 ditolak
artinya ada perbedaan posisi semi
C. Hasil fowler, fowler dan high fowler terhadap
Berdasarkan hasil screening dari 10 perubahan Respiratory Rate (RR) pada
artikel yang terpilih dari tahun 2008- pasien asma.(Fowler et al., 2018)
2019, seluruh artikel yang dianalisis
menggunakan metode kuantitatif, Penelitian lain juga yang dilakukan oleh
dengan rata-rata design penelitian quasi Dwi Istiyani dkk (2015) tentang
Perbedaan posisi tripod dan posisi semi skala sesak, tetapi pada SpO2 > 0.05.
fowler terhadap peningkatan saturasi (Prof & Manado, 2014)
oksigen pada pasien asma di rs paru dr.
Ario wirawan salatiga dengn metode Adapun penelitian lagi yang dilakukan
Quasi Eksperimentdengan teknik total oleh HELDAWATI(2017) dengan judul
sampling dengan hasil hasil uji Analisa praktik klinik keperawatan
normalitas pada kedua perlakuan pada pasien dengan Asma bronkial
dinyatakan berdistribusi normal dengan dengan intervensi inovasi
p_value > 0,05. Selanjutnya dilakukan teknikRelaksasi nafas dalam dengan
uji t-test dependent dan didapatkan hasil posisi high fowlerTerhadap perubahan
p-value 0,000 pada kedua kelompok kadar saturasi oksigen Di ruang igd
intervensi. Ini artinya terdapat RSUDAbdul Wahab Sjahranie
peningkatan saturasi oksigen pada Samarinda tahun 2017, dengan metode
pasien asma setelah pemberian posisi Quasi Eksperimentdengan sampel
tripod maupun semi fowler.(Asma, Rs, pasien IGD dengan diagnosa Asma
& Ario, 2013) Bronchial dengan teknik consecutive
sampling dengan hasil Hasil analisa
Penelitian juga yang dlakukan oleh Eva menunjukkan bahwa terdapat
Pricilla Manoppo (2011) dengan judul peningkatan kadar saturasi oksigen dari
Perbedaan posisi semi fowler dan posisi 84% menjadi 90% dengan posisi high-
orthopneic terhadap penanganan pasien fowler. Peningkatan pengetahuan bagi
sesak di Rsup prof. Dr. R. D. Kandou perawata tentang keefektifan
manado dengan metode quasi penggunaan posisi high-fowler.(Analisa
experiment pre-post test design dan praktik klinik keperawatan pada pasien
teknik consecutive samplingdengan dengan asma bronkial dengan
sampel 30 dengan dari pasien 15 intervensi inovasi teknik relaksasi nafas
responden dengan posisi semi fowler, dalam dengan posisi, 2017)
dan 15 responden dengan posisi
orthopneic dengan hasil Hasil didapati Penelitian yang dlakaukan oleh Dwi
ada perbedaan pre dan post pemberian Handoko(2017) dengan judul Pengaruh
posisi semi fowler terhadap penanganan pemberian posisi fowler terhadap
pasien sesak dengan angka signifikan < frekuensi pernafasan pada pasien azma
0.05 pada HR, RR, dan skala sesak, bronchial di klinik utama rawat inap
tetapi pada SpO2 > 0.05. Ada naura medika karanganyar dengan
perbedaan pre dan post pemberian metode Quasi Eksperimenttal dengan
posisi orthopneic terhadap penanganan Pre And Post Test With Control Grup
pasien sesak dengan angka signifikan < Designdengan teknik Purposive
0.05 pada HR, RR, dan skala sesak, samplingdengan sampel 48 responden
tetapi pada SpO2 > 0.05. Ada dan didapatkan hasil Hasil penelitian ini
perbedaan pemberian posisi semi fowler menunjukkan uji Wilcoxon dengan p
dan posisi orthopneic terhadap value 0,00 sehingga ada pengruh
penanganan pasien sesak dengan angka pemberian posisi fowler terhadap
signifikan < 0.05 pada HR, RR, dan terhadap frekuensi pernafasan pada
psien azma bronchial di Klinik Utama
rawat Inap Nawra Medika Karanganyar. Penelitian yang dilakukan oleh Sulastri
(Publikasi, 2017) dengan judul Perbedaan efektifitas posisi
semi fowler dan latihan deep Breathing
Penelitian yang dilakukan oleh terhadap penurunan sesak napas pasien
Meilirianta dengan judul Posisi Semi asma Di Rsud Tugurejo Semarang
Fowler dan posisi higt fowler terhadap dengan metode quasi eksperimen dan
perubahan saturasi oksigen pada pasien 10 responden dengan teknik
asma bronchial di rungan rawat inap D3 nonprobability samplingdan dengan
dan E3 Rumah Sakit Umum Dearah hasilHasil penelitian menunjukkan
Cibabat Cimahi dengan metode quasy bahwa posisi semi fowlermemiliki nilai
experiment pre and posttest without mean19,00 standar deviasi 1,333 dan
controldengan responden 30 yang latihn deep diaphragmatic breathing
bersedia dengan teknik Consecitive memiliki nilai mean19,40standar
samplingdan dengan hasilRerata deviasi 3,502.Hasil uji statistik dengan
perubahan saturasi oksigen setelah independent t testdidapatkan p
dilakukan possisi semi fowler sebesar value0,565 maka Ho diterima dan Ha
93.20 sedangkan high foeler sebesar ditolak, artinya tidak ada perbedaan
94.60. berdasarkan uji paired t-test efektifitas antara posisi semi fowlerdan
diperoleh angka signifikan yaitu latihan deep diaphragmatic
p=o,oo1.(Dan et al., 2004) breathingterhadap penurunan sesak
napas pada pasien asma.(Fowler et al.,
Penelitian yang dilakukan oleh Ratna 2018)
Yuliana dengan judul Analisa prakteik
klinik keperawatan dengan intervensi Penelitian yang dilakukan oleh Luhur
inovasi pemberian posisi semi fowler Arifian dengan judul Pengaruh
dan pursed lip breathing terhadap pemberian posisi semi fowle Terhadap
penurunan Respiratory Rate (RR) dan respiration rate pada pasien
peningkatan Pulse Oxygen Saturation asmaBronkial di puskesmas air upas
(SP02) pada pasien asma bronchial di ketapang dengan metode Quasi
ruangan igd RSUD abdul Wahab Eksperimental dengan Preand post test
Sjahranie samarinda dengan metode with control group design dengan 42
paling sederhana dan paling efektif reponden dan teknik purposive
dengan responden 3 yang bersedia sampling dengan hasil Hasil penelitian
dengan hasil yag didapatkan Hasil yang menunjukkan uji Wilcoxon dengan nilai
didapat kan pada analisa dari tiga p value 0,000 sehingga ada pengaruh
pasien adalah adanya penurunan pemberian posisi semi fowler terhadap
respiratory rate (RR) dan peningktan respiration rate pada pasien asma
Pulse Oxygen Saturation (SP02). bronkial di Puskesmas AirUpas
Penerapan intervensi inovasi perlu Ketapang.(Ruang et al., 2011)
dilakukan diruangan IGD agar pasien
dapat mengontrol pernafasan saat D. Pembahasan
serangan asma terjadi.(Wahab & Asma merupakan suatu penyakit
Samarinda, 2017) obstruksi saluran napas yang
memberikan gejala–gejala batuk,
mengi, dan sesak napas. Penyempitan
saluran napas pada asma dapat terjadi Di jelaskan oleh Kim (2004) bahwa
secara bertahap, perlahan dan bahkan pada pemberian posisi semi fowler pada
menetap dengan pengobatan tetapi pasien asma dengan derajat kemiringan
dapat pula terjadi mendadak dan bahkan 45 derajat dengan menggunakan gaya
berangsur, sehingga menimbulkan gravitasi bermanfaat untuk membantu
kesulitan bernapas. Penyempitan pengembangan paru dan mengurangi
saluran napas menyebabkan sulitnya tekanan dari abdomen pada diafragm.
udara yang melewatinya, maka pasien (Asma et al., 2013)
asma akan cenderung melakukan
pernafasan pada volume paru yang Posisi semi fowler dapat meningkatkan
tinggi dan membutuhkan kerja keras curah jantung, mengembangkan
dari otot–otot pernapasan sehingga akan ventilasi, serta memudahkan jika
menambah energi untuk pernapasan. sedang makan, berbicara, dan menonton
(Analisa praktik klinik keperawatan televisi (Craven & Hirnle, 2003). Posisi
pada pasien dengan asma bronkial ini membuat oksigen di dalam paru-
dengan intervensi inovasi teknik paru semakin meningkat sehingga
relaksasi nafas dalam dengan posisi, memperingan kesukaran nafas. Hal
2017) tersebut dipengaruhi oleh gaya gravitasi
sehingga pengantaran oksigen menjadi
Posisi semi fowler lebih efektif dalam optimal. Sesak nafas akan berkurang,
menurunkan frekuensi pernapasan pada dan akhirnya proses perbaikan kondisi
pasien asma dibandingkan dengan klien menjadi lebih cepat.(Fakultas et
posisi fowler dan high fowler. Hal ini al., 2015)
dikarenakan posisi semi fowler
merupakan posisi setangah duduk atau E. Kesimpulan dan Saran
duduk dimana bagian kepala tempat Posisi semi fowler dapat digunakan
tidur lebih tinggi atau dinaikkan 30°- dalam menangani pasien sesak napas
45°. Posisi tersebut membuat oksigen karena dapat menurunkan HR, RR, dan
didalam paru-paru semakin meningkat skala sesak, tetapi tidak pada SpO2.
sehingga memperingan kesukaran Peneliti menyarankan agar lebih baik
napas. Hal ini dipengaruhi oleh gaya menggunakan posisi orthopneic
gravitasi yang mengakibatkan otot daripada posisi semi fowler dalam
diafragma tertarik ke bawah sehingga penanganan sesak napas.(Dan et al.,
ekspansi paru lebih optimal dan 2004)
pengangkutan oksigen menjadi lebih
baik.Selain itu posisi semi fowler dapat F. Referensi
mempertahankan kenyamanan dan
Analisa praktik klinik keperawatan pada
memfasilitasi fungsi pernapasan pasien dengan asma bronkial dengan
sehingga sesaknapas akan berkurang intervensi inovasi teknik relaksasi
dan akhirnya proses perbaikan kondisi nafas dalam dengan posisi. (2017).
klien lebih cepat. (Prof & Manado,
Asma, P., Rs, D. I., & Ario, P. (2013).
2014)
PERBEDAAN POSISI TRIPOD DAN
POSISI SEMI FOWLER TERHADAP
PENINGKATAN SATURASI
OKSIGEN PADA. 1–10.
Dan, P. S., High, P., Terhadap, F., Sakit,
R., & Daerah, U. (2004).
PERUBAHAN SATURASI OKSIGEN
PADA PASIEN ASMA BRONKIAL
DI RUANG RAWAT INAP D3 DAN
E3.
Fakultas, D., Kesehatan, I., &
Muhammadiyah, U. (2015).
PERBEDAAN EFEKTIFITAS POSISI
SEMI FOWLER DAN LATIHAN
DEEP BREATHING TERHADAP
PENURUNAN SESAK NAPAS
PASIEN ASMA. (2013), 1–11.
Fowler, H., Perubahan, T., & Rate, R.
(2018). MANUSCRIPT
EFEKTIFITAS PEMBERIAN POSISI
SEMI FOWLER , FOWLER DAN
PADA PASIEN ASMA IID DAHLIA
PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATAN 2018.
Prof, R., & Manado, R. D. K. (2014).
TERHADAP PENANGANAN
PASIEN SESAK DI.
Publikasi, N. (2017). PROGRAM STUDI S
SARJANA KEPERAWATAN.
Ruang, D. I., Inap, R., Iii, K., &
Moewardi, R. (2011). No Title. 8(2),
783–792.
Wahab, A., & Samarinda, S. (2017).
INOVASI PEMBERIAN POSISI
SEMI FOWLER DAN PURSED LIP
BREATHING TERHADAP
PENURUNAN RESPIRATORY RATE
( RR ) DAN PENINGKATAN PULSE
OXYGEN SATURATION ( SpO2 )
PADA PASIEN ASMA DI RUANG
IGD RSUD KARYA ILMIAH AKHIR
NERS Diajukan sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar Ners
Keperawatan DISUSUN OLEH :
RATNA YULIANA.
LAMPIRAN

Artikel yang ditemukan dalam


database elektronik Google Scholar
dan doaj.orgberdasarkan keywords
N : 1.700

Artikel Tahun 2014-2018


N: 550

Seleksi berdasarkan open access


N : 300

Seleksi berdasarkan riset keperawatan


N : 40

Review Ful Text Pengaruh Kompres


Air Hangat Terhadap Hipertermi
N : 10

Gambar 1. Tahapan Penyusunan Sistematik Review


NAMA JUDUL METODE SAMPEL TEKNIK KRITERIA PERLAKUAN HASIL KESIMPULA INSTRUMEN
(TAHUN) SAMPLING INKLUSI N
Annisa Keefektifan Jenis Sampelnya simple Kriteria Posisi Semi Terbukti ada Pemberian
Andriyani pemberian penelitian adalah 33 random inklusi nya Fowler perbedaan posisi semi
(2017) posisi semi ini adalah orang dari sampling. dalam sesak nafas fowler dapat
fowler Desain 220 orang penelitian ini antara efektif
terhadap penelitian populasi, adalah pasien sebelum dan mengurangi
penurunan yang tehnik di RSUD Dr. sesudah sesak nafas pada
Sesak nafas digunakan pengambila Moewardi pemberian pasien asma.
pada pasien dalam n sampel Surakarta posisi semi
asma penelitian dengan dirawat inap fowler, dapat
Di ruang adalah menggunak III yang penelitian
rawat inap Quasi an simple memiliki diperoleh
kelas iii rsud Eksperimen random masalah pada hasil T-test
dr. Moewardi t dengan sampling. saluran sebesar
surakarta rancangan pernafaan -15,327
One Group (sesak nafas) dengan p =
Pre test- 0,006
Post tets.
IID DAHLIA Efektifitas Jenis Besar teknik Kriteria Posisi Semi Dalam Posisi semi
(2018) pemberian penelitian sampel 60 consecutive inklusi nya Fowler penelitian ini fowler lebih
posisi semi ini adalah orang sampling dalam didapatkan efektif dalam
fowler, quasy penelitian ini hasil ρ menurunkan
fowler dan eksperiment adalahseluruh (0.000) < α frekuensi
high fowler al dengan pasien Asma (0.05), pernapasan
terhadap pendekatan yang datang sehingga H0 dibandingkan
perubahan pre-post ke ruang IGD ditolak posisi fowler dan
respiratory test control RSI Sakinah artinya ada high fowler. Hal
rate (rr) group. sebanyak 72 perbedaan ini dikarenakan
Pada pasien orang posisi semi posisi semi
asma fowler, fowler dapat
fowler dan mengakibatkan
high fowler otot diafragma
terhadap tertarik kebawah
perubahan sehingga
Respiratory ekspansi paru
Rate (RR) lebih optimal,
pada pasien mempertahanka
asma n kenyama-nan
dan
memfasilitasi
fungsi
pernapasan.
Otot diafragma
yang tertarik
kebawah
membuat
oksigen didalam
paru-paru
semakin
meningkat
sehingga
memperingan
kesukaran napas.
Dwi Istiyani Perbedaan penelitian Sampel nya teknik total Kriteria posisi tripod hasil uji Berdasarkan Alat
, posisi yang adalah sampling atau inklusi nya dan posisi normalitas hasil penelitian pengumpulan
Sri Puguh digunakan semua sampling adaalah pada kedua ini dapat data yang
tripod dan semi fowler
Kristiyawati peneliti pasien asma jenuh semua pasien perlakuan disimpulkan digunakan
,Supriyadi posisi semi adalah di RS Paru asma di RS dinyatakan bahwa terdapat yaitu lembar
(2015) fowler rancangan dr. Ario Paru dr. Ario berdistribusi perbedaan observasi,
terhadap eksperimen Wirawan Wirawan normal peningkatan oksimetri nadi,
peningkata semu Salatiga Salatiga dengan nilai saturasi lembar
n saturasi (Quasi p_value > oksigen setelah prosedur
Eksperimen 0,05. pemberian prosedur posisi
oksigen t) yaitu Selanjutnya posisi tripod dan tripod dan
pada pasien dengan dilakukan uji posisi lembar
menggunak t-test semifowler. prosedur posisi
asma di rs
an dependent semi fowler.
paru dr. rancangan dan
Ario separate didapatkan
wirawan sampel hasil p-value
salatiga pretest 0,000 pada
posttest kedua
kelompok
intervensi. Ini
artinya
terdapat
peningkatan
saturasi
oksigen pada
pasien asma
setelah
pemberian
posisi tripod
maupun
semifowler.
Eva Perbedaan Desain Sampel consecutive Pasien posisi semi Hasil didapati posisi semi
Pricilla penelitian dalam sampling dengan ada perbedaan fowler dan posisi
posisi fowler dan pre dan post orthopneic dapat
Manoppo yang penelitian masalah
semi digunakan ini diambil saluran posisi pemberian menangani sesak
(2011)
fowler dan dalam dari pasien pernafasan orthopneic posisi semi napas karena
penelitian 15 (penyakit fowler dapat
posisi terhadap mengurangi HR,
adalah responden azma )
orthopneic quasi dengan penanganan RR, dan skala
terhadap experiment posisi semi pasien sesak sesak tetapi tidak
penangana pre-post test fowler, dan dengan angka pada SpO2.
signifikan
n pasien design. 15 <0.05 pada
responden HR, RR, dan
sesak di dengan skala sesak,
Rsup prof. posisi tetapi pada
Dr. R. D. orthopneic SpO2 > 0.05.
Ada
Kandou perbedaan pre
manado dan post
pemberian
posisi
orthopneic
terhadap
penanganan
pasien sesak
dengan angka
signifikan <
0.05 pada HR,
RR, dan skala
sesak, tetapi
pada SpO2 >
0.05. Ada
perbedaan
pemberian
posisi semi
fowler dan
posisi
orthopneic
terhadap
penanganan
pasien sesak
dengan angka
signifikan <
0.05 pada HR,
RR, dan skala
sesak, tetapi
pada SpO2 >
0.05.
HELDAW Analisa rancangan Pasien teknik intervensi Hasil analisa Teknik terapi ini
ATI praktik klinik eksperimen masuk IGD consecutive inovasi teknik menunjukkan sangat baik bagi
(2017) keperawatan semu dengan sampling Relaksasi nafas bahwa kesehatan,
pada pasien (Quasi gangguan dalam dengan terdapat teknik terapi ini
dengan Eksperimen pernafasan posisi high peningkatan merupakan
Asma t) yaitu (asma) fowler kadar saturasi terapi
bronkial dengan oksigen dari komplementer
dengan menggunak 84% menjadi inovasi yang
intervensi an 90% dengan mudah
inovasi rancangan posisi diterapkan dan
teknik separate high-fowler. dapat
Relaksasi sampel Peningkatan bermanfaat
nafas dalam pretest pengetahuan menurunkan
dengan posisi posttest bagi perawata sesak napas dan
high fowler tentang meningkatkan
Terhadap keefektifan kadar saturasi
perubahan penggunaan oksigen.
kadar saturasi posisi high-
oksigen fowler
Di ruang igd
rsud abdul
wahab
sjahranie
Samarinda
tahun 2017
Dwi Pengaruh Penelitian Sampel nya Purposive Pasien yang Posisi semi Hasil Ada pengaruh
Handoko pemberian kuantitatif dalam sampling mengalami fowler penelitian ini posisi foeler
(2017) posisi fowler dengan penelitian asma dan menunjukkan terhadap
terhadap rancangan ini sejumlah pasien yang uji Wilcoxon frekuensi
frekuensi Quasi 48 orang kooperatif dengan p pernafasan pada
pernafasan Eksperiment mngalami value 0,00 pasin azma
pada pasien tal dengan azma sehingga ada bronchial di
azma Pre And bronchial di pengruh klinil Utama
bronchial di Post Test Klinik pemberian Rawat Inap
klinik utama With Utama posisi fowler Naura Medika
rawat inap Control Rawat Inap terhadap Karnganyar
naura medika Grup Naura terhadap dengan nilai p
karanganyar Design Medika frekuensi vulue = ,00 <
Karanganya pernafasan 0,05.
r pada psien
azma
bronchial di
Klinik Utama
rawat Inap
Nawra
Medika
Karanganyar
Meilirianta, Posisi Semi Metode Sampel nya Consecitive Semi Fowler dan Rerata Terdapat
Tohri T, Fowler dan penelitian 30 sampling posisi higt fowler perubahan perbedaan
Suhendra posisi higt ini adalah responden saturasi perubahan
fowler metode yang oksigen saturasi oksigen
terhadap quasy tersedia dan setelah pada posisi semi
perubahan experiment berstatus dilakukan foeler dan high
saturasi pre and diagnosa possisi semi fowler pada
oksigen pada posttest asma fowler pasien asma
pasien asma without bronchial sebesar 93.20 bronchial di
bronchial di control sedangkan rumah sakit
rungan rawat
high foeler umum daerah
inap D3 dan
sebesar cibabat
E3 Rumah
94.60.
Sakit Umum
Dearah berdasarkan
Cibabat uji paired t-
Cimahi test diperoleh
angka
signifikan
yaitu p=o,oo1
Ratna Analisa Menggunak Sampel nya pemberian Hasil yang Dari semua
Yuliana prakteik an metode 3 pasien di posisi semi didapat kan kedua yang
klinik paling RSUD fowler dan pada analisa dilakukan
keperawatan sederhana abdul pursed lip dari tiga penelitian ini
dengan dan paling Wahab breathing pasien adalah dapatkan bahwa
intervensi efektif Sjahranie adanya kesimpulan
inovasi samarinda penurunan posisi semi
pemberian respiratory fowler dan
posisi semi rate (RR) dan mengajarkan
fowler dan peningktan teknik Pursed
pursed lip Pulse Lips Breating
breathing Oxygen dan termasuk
terhadap Saturation fteknik non
penurunan (SP02). farmakologi
Respiratory Penerapan dapat
Rate (RR) intervensi mengalami
dan inovasi perlu perbahan
peningkatan dilakukan respiratory rate
Pulse diruangan (RR) dan
Oxygen IGD agar peningktan
Saturation pasien dapat Pulse Oxygen
(SP02) pada mengontrol Saturation
pasien asma pernafasan (SP02).
bronchial di saat serangan
ruangan igd asma terjadi.
RSUD abdul
Wahab
Sjahranie
samarinda
Sulastri Perbedaan metode Terdapat nonprobabilit posisi semi Hasil bahwa tidak ada
Ismonah efektifitas quasi pada 10 y sampling fowler dan penelitian perbedaan yang
Wulandari. posisi semi eksperimen responden latihan deep menunjukkan signifikan antara
M fowler dan dengan Breathing bahwa posisi posisi semi
latihan deep menggunak semi fowler dan
Breathing an fowlermemili latihan deep
terhadap rancangan ki nilai diaphragmatic
penurunan Two group mean19,00 breathing
sesak napas pre test post standar terhadap
pasien asma test design. deviasi 1,333 penurunan sesak
Di rsud dan latihn napas pada
tugurejo deep pasien asma.
semarang diaphragmati
c breathing
memiliki
nilai
mean19,40sta
ndar deviasi
3,502.Hasil
uji statistik
dengan
independent t
testdidapatka
np
value0,565
maka Ho
diterima dan
Ha ditolak,
artinya tidak
ada
perbedaan
efektifitas
antara posisi
semi
fowlerdan
latihan deep
diaphragmati
c
breathingterh
adap
penurunan
sesak napas
pada pasien
asma.
Luhur Pengaruh Quasi sejumlah 42 purposive Pasien yang posisi semi Hasil Hasil
Arifian pemberian Eksperimen orang yang sampling mengalami fowler penelitian respiration rate
posisi semi tal dengan mengalami asma menunjukkan pada post test
Joko fowler Pre asma Dan Pasien uji Wilcoxon yang
Kismanto Terhadap and post bronkial di yang dengan nilai paling banyak
respiration test with Puskesmas kooperatif p value 0,000 pada kelompok
rate pada control Air Upas sehingga ada kontrol adalah
pasien asma group Kabupaten pengaruh tacypnea
Bronkial di design Ketapang, pemberian sebanyak 18
puskesmas Kalimantan posisi semi orang (85,7%)
air upas Barat fowler dan kelompok
ketapang terhadap perlakuan
respiration adalah normal
rate pada sebanyak
pasien asma 18 orang
bronkial di (85,7%).
Puskesmas
Air
Upas
Ketapang

Anda mungkin juga menyukai