Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan kasih-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Asuhan Keperawatan Pada Bayi Prematur” tepat waktu.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Keperawatan Anak I. Untuk itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Ns. Ona
Tianotak, S.Kep., M.Kes selaku dosen mata kuliah Keperawatan Anak I.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Menurut WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan
minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). Bayi prematur atau bayi
preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa memperhatikan berat
badan, sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat badan kurang 2500 gram.
Prematur juga sering digunakan untuk menunjukkan imaturitas. Bayi dengan berat
badan lahir sangat rendah (BBLSR) yaitu kurang dari 1000 gram juga disebut sebagai
neonatus imatur.
Istilah prematuritas telah diganti dengan bayi berat badan lahir rendah (BBLR)
karena terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari
2500 gram, yaitu karena usia kehamilan kurang dari 37 minggu, berat badan lebih
rendah dari semestinya, sekalipun umur cukup, atau karena kombinasi keduanya.
Bayi dengan kelahiran prematur dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
sebagai berikut :
a. Faktor ibu
Faktor ibu merupakan hal dominan dalam mempengaruhi kejadian
prematur, faktor-faktor tersebut di antaranya adalah :
1) Toksemia gravidarum (preeklampsia dan eklampsia)
2) Riwayat kelahiran prematur sebelumnya, perdarahan antepartum, malnutrisi
dan anemia sel sabit
3) Kelainan bentuk uterus (misal: uterus bikurnis, inkompeten serviks)
4) Tumor (misal: mioma uteri, cistoma)
5) Ibu yang mendenita penyakit seperti penyakit akut dengan gejala panas tinggi
(misal: thypus abdommalis, dan malaria) dan penyakit kronis (misal: TBC,
penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal)
6) Trauma pada masa kehamilan, antara lain jatuh
7) Kebiasaan ibu (ketergantungan obat narkotik, rokok dan alkohol)
8) Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
9) Bekerja yang terlalu berat
10) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
b. Faktor Janin
Beberapa faktor janin yang mempengaruhi kejadian prematur antara lain
kehamilan ganda, hidramnion, ketuban pecah dini, cacat bawaan, kelainan
kromosom, infeksi (misal: rubella, sifilis, toksoplasmosis), insufensi plasenta,
inkompatibilitas darah ibu dari janin (faktor rhesus, golongan darah A, B dan O),
infeksi dalam rahim.
c. Faktor Lain
Selain faktor ibu dan janin ada faktor lain yaitu faktor plasenta, seperti
plasenta previa dan solusio plasenta, faktor lingkungan, radiasi atau zat-zat beracun,
keadaan sosial ekonomi yang rendah, kebiasaan, pekerjaan yang melelahkan dan
merokok.
Ada beberapa gejala klinis yang dapat muncul pada bayi prematur antara lain
adalah sebagai berikut :
Ada beberapa penatalaksanaan umum yang dapat dilakukan pada bayi prematur
yaitu sebagai berikut:
Terdapat beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada bayi prematur baik
dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
Oxygen Therapy
Intervensi :
Bottle Feeding
Lactation Suppression
Intervensi :
Intervensi :
Nutrition Management
Nutrition Monitoring
Intervensi :
Infection Control
Infection Protection
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelahiran prematur atau disebut juga preterm adalah kelahiran yang terjadi
pada usia kehamilan 20-37 minggu yang dihitung mulai hari pertama haid terakhir
(HPHT). Bayi prematur diklasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu, bayi sangat prematur
atau very preterm (28-<33 minggu), bayi premature sedang atau moderately preterm
(33-<35 minggu) dan bayi prematur ambang batas atau late preterm (35-<37 minggu)
(Harju et al., 2014).
Jakarta: EGC Sulistiarini, Dwi dan Sarni Maniar Berliana. 2016. Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Kelahiran Prematur Di Indonesia: Analisis Data Riskesdas 2013.
Jakarta: CV. Trans Info Media Proverawati, A., Sulistyorini, C. 1. 2010. Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR)