Anda di halaman 1dari 84

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI PREMATUR

DI RUANG NICU RSU HAJI SURABAYA


TANGGAL PERIODE 24-2-2020 s/d 9-3-2020

OLEH:
DINAR EKA MUKTIANASARI
NIM. P27824419061

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER
DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN SURABAYA
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat Nya saya
dapat meneyelesaikan penyusunan laporan ini. Dalam laporan penyusunan laporan
ini, saya banyak mendapatkan tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan
dari berbagai pihak tantangan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini. Semoga bantuannya mendapatkan
balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Saya mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Astuti Setiyani, SST., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Surabaya
2. Dwi Purwanti, S.Kp., SST., M.Kes, selaku Ketua Program Studi D4
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya
3. Sri Rahayu, S.ST., selaku Kepala Ruang NICU RSU Haji Surabaya
4. Evi Yunita Nugrahini, SST., M.Keb, selaku Pembimbing Pendidikan Prodi
D4 Kebidanan Surabaya
5. Sukesi, S.Kep.Ns., M.Kes selaku Pembimbing Pendidikan Prodi D4
Kebidanan Surabaya
6. Rusti Dewi M, A.Md. Keb, selaku Pembimbing Ruang NICU RSU Haji
Surabaya
7. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan ini
Dalam penyusunan laporan ini saya amsih banyak kekurangan baik teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan
laporan ini. Saya mengharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua.
Semoga Allah memberkahi laporan ini sehingga bermanfaat bagi semuanya.
Surabaya, 2 Maret 2020

Penulis
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan individu ini disusun oleh mahasiswa Semester II Prodi D4 Kebidanan


Surabaya Poltekkes Kemenkes Surabaya tahun 2019/2020 ini sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
Tempat Praktik: Ruang NICU RSU Haji Surabaya
Tanggal Praktik: 24 Februari s/d 06 Maret 2020

Pembimbing Pendidikan

Evi Yunita N, M.Keb Sukesi, S.Kep.Ns., M.Kes


NIP.1980062120022122001 NIP.196404021988032001

Mengetahui,

Ketua Prodi D4 Kebidanan Surabaya

Dwi Purwanti, S.Kep., SST, M.Kes


NIP. 196702061990032003
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Bayi premature merupakan bayi yang lahir dengan usia kuurang dari
37 minggu (WHO). Bayi premature memiliki banyak resiko kematian yaitu
70 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang aterm. Hal ini
disebabkan bayi premature mengalami kesulitan untuk melakukan adaptasi
dengan dunia luar rahim akibat ketidakmatangan system organ dalam
tubuhnya seperti paru-paru jantung, dan ginjal serta system pencernaannya.
Terdapat sekitar 75% kematian perinatal disebabkan oleh prematuritas
(Krisnadi, 2012).
Usia kehamilan adalah salah satu predictor penting bagi
kelangsungan hidup janin dan kualitas hidupnya. Umumnya kehamilan
disebut cukup bulan jika kehamilan berusia 37-41 minggu yang dihitung
dari hari pertama haid terakhir. Angka kejadian bayi premature di Indonesia
sendiri masih sangat tinggi, dimana kurang lebih 5% bayi premature lahir
kurang dari 32 minggumasa kehamilan.
Untuk mengatasi semua itu, perlu persiapan yang matang mulai dari
sebelum terjadinya konsepsi. Hal tersebut perlu upaya dari tenaga kesehatan
khusunya bidan dalam memberikan asuhan kebidananyang berkualitas dan
tepat pada setiap fase kehidupan baik itu dari pra konsepsi maupun konsepsi.
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memberikan asuhan sesuai dengan manajemen varney

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian


2. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi diagnose dan masalah
3. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi diagnose dan masalah
potensial
4. Mahasiswa dapat melakukan tindakan segera
5. Mahasiswa dapat merencanakan rencana asuhan secara menyeluruh
6. Mahasiswa dapat melaksanakan rencana asuhan
7. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi dari asuhan yang diberikan

1.3 Pelaksanaan
Asuhan ini dilakukan di RSU Haji Surabaya pada tanggal 24-2-2020 s/d 9-
3-2020
1.4 Sistematika penulisan
Bab 1 pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
1.3 Pelaksanaan
1.4 Sistematika penulisan
Bab 2 tinjauan teori
2.1 konsep teori
2.2 konsep asuhan kebidanan
Bab 3 Tinjuan kasus
Bab 4 pembahasan
Bab 5 penutup
Daftar pustaka
BAB 2
TINJUAN TEORI
2.1 Konsep Bayi Prematur
2.1.1 Definisi bayi premature
Bayi premature atau bayi preterm adalah bayi yang lahir saat umur
kehamilan kurang dari 37 minggu tanpa memperhatikan berat badan.
Sebagian besar bayi premature dengan berat kurang dari 2500 gram. Dari
pengertian tersebut bayi premature ditetapkan berdasarkan berat badan
(Surasmi, 2012). Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia
kehamilan 37 minggu (WHO, 2017).

2.1.2 Klasifikasi bayi premature


Terdapat 4 sub kategori usia kelahiran prematur (Dina, 2017), yaitu :
1. Ekstrem prematur ialah bayi yang lahir dengan umur kehamilan < 28
minggu
2. Sangat prematur ialah bayi yang lahir dengan umur kehamilan < 32
minggu
3. Moderat prematur ialah bayi yang lahir antara umur kehamilan 32 - <
34 minggu
4. Late prematur ialah bayi yang lahir antara umur kehamilan 34 – 36
minggu

2.1.3 Faktor presdiposisi terjadinya kelahiran premature


Faktor presdiposisi bayi premature menurut surasmi (2012), yaitu
1. Faktor ibu
1) Toksemia gravidarum (preeklamsia/eklamsia)
2) Kelainan bentuk uterus ( misalnya uterus bikornis, inkompeten
serviks)
3) Tumor
4) Ibu yang menderita penyakit antara lain:
(1) Akut dengan gejala panas tinggi (misalnya, tipus abdominalis,
malaria)
(2) Kronis (TBC, penyakit jantung)
5) Trauma pada masa kehamilan
(1) Fisik (misalnya: jatuh)
(2) Psikologis (misalnya : stress)
6) Usia pada ibu waktu hamil ≤ 20 tahun atau ≥35 tahun

2. Faktor janin
1) Kehamilan ganda
2) Hidramnion
3) Ketuban pecah
4) Cacat bawaan
5) Infeksi
6) Insufisiensi plasenta
7) Inkompatibilitas darah ibu dan darah janin ( faktor rhesus dan
golongan darah)

2.1.4 Tanda Bayi Prematur


Tanda bayi premature menuru surasmi (2012) antara lain :
1. Umur kehamilan < 37 minggu
2. PB , 46 cm
3. Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas
4. Lingkar kepala < 33 cm
5. Lingkar dada < 30 cm
6. Rambut lanugo masih banyak
7. Jaringan lemak subkutan tipis/ kurang
8. Tulang rawan daun telinga belum terbentuk sempurna
9. Tumit mengkilap, telapak kaki halus
10. Tonus otot lemah
11. Verniks kaseosa sedikit/ tidak ada
12. Rasio luas permukaan tubuh lebih besar dari pada berat badan
13. Fungsi syaraf belum matang, mengakibatkan reflek isap, menelan, dan
batuk masih lemah dan tangisan lemah
14. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan
jaringan lemak kurang

2.1.5 Patofisiologi
Bayi premature adalah bayi yang lahir karena persalinan premature
yang menunjukkan adanya kegagalan mekanisme yang bertanggung jawab
untuk mempertahankan kehamilan. Menurut manuaba (2010), menjelaskan
stress dapat dapat terjadi pada ibu dan bayi. Faktor yang mempengaruhi
stress antra lain tingkat ekonomi, anemia, gizi, hamil tua tetap bekerja,
infeksi, grande multi, sehingga meningkatkan hormone prostalglandin yang
dapat menyebabkan uterus berkontraksi dan mengakibatkan adanya
dorongan pada selaput ketuban yg dapat menyebabkan ketuban pecah secara
spontan sehingga terjadi persalinan.
Faktor kedua yaitu infeksi, infeksi disebabkan oleh beberapa hal
misalnya ketuban pecah dini, ibu hamil dengan penyakit akut, tumor ibu
dengan infeksi seperti rubella, toksoplasma. Faktor tersebut, dapat
merangsang hormone sitokin sebagai respon terhadap stimulus system imun
yang kemudian merangsang CRH plasenta atau menimbulkan hormone
PGE2 yang mengakibatkan kontraksi.
Faktor ketiga yaitu perdarahan. Ada ebberapa hal yang
menyebabkan perdarahan yaitu trauma kehamilan, solusio plasenta, atau
placenta previa,. Hal tersebut dapat merangsang protombin menjadi
thrombin yang dapat menyebabkan kontraksi, selain itu, perdarahan juga
dapat menyebabkan meningkatnya perdarahan.
Faktor keempat yaitu peregangan. Peregangan yang dimaksud yaitu
regangan uterus seperti grandemultipara, polihidramnion, gemeli, dan
uterus bikornis. Hal tersebut dapat merangsang kontraksi uterus dengan
meningkatnya oksitosin.

2.1.6 Komplikasi
Berdasrkan suratmi (2012), Komplikasi pada bayi premature antara lain:
1. Pernapasan
(1) Gangguan pernapasan
(2) hipoksia
2. Hipotermi
3. Hipoglikemi
4. Icterus
5. Masalah pemberian makanan
(1) Menghisap dan menelan yang buruk
(2) Ileus fungsional
6. Perdarahan intraventikuler
7. Anemia

2.1.7 Penatalaksanaan
Menurut prawirohardjo (2014), menjelaskan karena belum sempurnanya
kerja alat-alat tubuhyang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
dan penyesuaian diri dari lingkungan luar uterus maka perlu:
1. Pengaturan suhu
Bayi premature snagat rentan terjadi hipotermi karena permukaan tubuh
bayi yang luas dari pada berat badan bayi dan kurangnya jaringan lemak
coklat. Untuk mencegah hipotermi perlu lingkungan yang hangat. Bila
bayi dalam incubator maka suhunya bayi dengan berat badan < 2000
gram adalah 35 C dan bayi dengan BB 2000-2500 gram 34 C agar bayi
dapat mempertahankan suhu tubuh ±35 C.
2. Makanan bayi
Pada bayi premature reflek isap, telan dan batu belum sempurna.
Kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan lipase masih
kurang, kebutuhan protein 3-5 g/hari dan tinggi kalori 10 kal/kg/hari.
ASI merupakan makanan yang palingutama sehingga ASI lah yang
paling dahulu di berikan, bila faktor menghisapnya kurang maka ASI
dapat di peras dan diberikan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan
memasang sonde. Permulaan cairan yang diberikan 50-60 cc/kg BB/
hari terus di naikkan sampai mencapai sekitar 200 cc/kg
3. Tindakan aseptik dan antiseptic
Bayi premature dan berat badan lahir redah mudah menderita sakit. Hal
ini disebabkan karena imunitas dan humoral masih kurang. Bayi
beresiko sakit karena keterbatasan dan gangguan fungsi organ yang ada
oleh sebab itu perlu tindakan aseptic dan antiseptic untuk menjaga
kesehatan bayi.

4. Bantuan pernapasan
Bantuan nafas diberikan kepada bayi yang premature dan mengalami
asfiksi.

2.1.8 Diagnosa
Menurut usmayani (2014), untuk menegakkan bayi premature perlu
1. Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan kepada ibu antara lain:
1) Umur ibu
2) Riwayat HPHT
3) Riwayat persalinan sebelumnya
4) Paritas, dan jarak anak sebelumnya
5) Kenaikan BB saat hamil
6) Aktivitas
7) Penyakit yang di derita ibu
8) Obat-obatan yang diminum
2. Pemeriksaan fisik
1) Tanda-tanda prematuritas
2) Berat badan
3. pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan ballard score

( Sumber : Adam W. Lowry, dkk, 2014)


2) Tes kocok
3) Darah rutin, glukosa darah , kalau perlu dan tersedia fasilitas
diperiksa elektrolit dan analisa gas darah
4) Foto dada atau baby gram dimulai pada umur 8 jam atau didapat atau
diperkirakan terjadi sindroma gawat nafas.

2.2 Konsep Asuhan Kebidanan


2.2.1 Pengumpulan Data Dasar (Pengkajian)

Pengkajian adalah langkah pertama yang dilakukan untuk mengumpulkan


semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi klien.Teknik yang dilakukan untuk mengumpulkan data pada
saat pengkajian adalah: anamnesa atau wawancara dilakukan untuk
mendapatkan data subjektif tentang keadaan klien (Maritalia,D, 2014).

1. Data subjektif

Prematur adalah bayi lahir yang umur kehamilannya kurang dari


37 minggu dan berat badannya kurang 2500 gram da nada beberapa
banyak penyebab bayi prematur yaitu saat hamil gizi ibu yang kurang
merupakan salah satu faktor resiko melahirkan bayi lahir prematur
karena kondisi asupan nutrisi saat kehamilan yang buruk atau tidak
mencukupi kebutuhan ibu dan janinnya. Kunjungan ANC, dimana ibu
yang tidak melakukan kunjungan antenatal, bahkan jumlah kunjungan
kurang, dapat meningkatkan ibu melahirkan bayi prematur karena
kunjungan ANC merupakan salah satu sumber utama ibu mendapatkan
tablet Fe dan edukasi mengenai kebutuhan nutrisi yang penting selama
masa kehamilan.

Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun karena usia
muda untuk menjadi seorang ibu seringkali membuat para ibu muda
tersebut kekurangan pengetahuan, pendidikan, pengalaman, pendapatan
dan kekuatan dibandingkan dengan ibu yang lebih tua.

Hamil ganda. Riwayat ibu melahirkan bayi prematur: ibu yang


memiliki riwayat melahirkan bayi prematur 3,3 kali lebih berisiko
melahirkan bayi prematur dibandingkan dengan ibu yang tidak memiliki
riwayat melahirkan bayi prematur.
2. Data Objektif

Keadaan umum klien, tanda-tanda vital : pernapasan sekitar 45


sampai 50 denyut per menit (pernapassan tidak teratur dapat terjadi apnea
(gagal napas), frekuensi nadi 100 sampai 140 denyut per menit, dan suhu
di bawah 36,5 c. ukuran antropometri: berat badan kurang dari 2500
gram, panjang kurang dari 45 cm,lingkar dada kurang 30 cm,lingkar
kepala kurang dari 33 cm, dan LILA dibawah dari 9,5 cm. kepala :
relative lebih besar,tidak mampu tegak dan tulang tengkorak lunak
mudah bergerak. Kulit :kulit tipis transparan,rambut lanugo banyak dan
lemak kulit kurang.

Genetalia bayi perempuan: klitoris menonjol dengan labia mayora


yang belum berkembang, bayi laki-laki:scrotum belum berkembang
sempurna dengan ruga yang kecil,testis tidak turun kedalam scrotum.
Ekstrimitas : paha abduksi, sendi lutut/kaki fleksi-lurus dan kuku jari
tangan dan kaki belum mencapai ujung jari. Refleks menelan dan
menghisap yang lemah, menangis lemah dan tonus otot hipotonik lemah.

Tahap ini merupakan langkah yang menentukan langkah berikutnya.


Kelengkapan data yang sesuai dengan kasus yang dihadapi akan
menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap
selanjutnya, sehingga dalam pendekatan ini harus komprehensif meliputi
data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat
menggambarkan kondisi atau masukan klien yang sebenarnya.

2.2.2 Identifikasi Diagnosa Masalah Aktual

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa /masalah


berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data dikumpulkan. Diagnosa
kebidanan yaitu diagnosis yang di tegakkan oleh bidan dalam lingkup
praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnose kebidanan.

1. Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang


ditemukan dan hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa. Masalah
tidak dapat diidentifikasi seperti diagnosa, tetapi membutuhkan
penanganan. Masalah yang sering timbul pada bayi prematur adalah suhu
tubuh rendah dan refleks hisap lemah.
2. Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah. Hal ini didapatkan dengan
melakukan analisa data pada bayi prematur. Kebutuhan bayi prematur
antara lain pemberian rasa nyaman dan hangat, dan pemenuhan nutrisi.
2.2.3 Diagnosa Masalah Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa


potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah di
identifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan,sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat
bersiap-siap bila diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi
(Purwoastuti, E, & Elisabeth, SW, 2014).

Pada bayi prematur masalah potensial yang timbul yaitu antisipasi


terjadinya respiratory distress syndrome (RDS), apnea, interventrikuler
hemorrhage (IVH), hiperbilirubinemia, retino prematurity (ROP), anemia,
pneumonia aspirasi, gangguan imunologik, gangguan pencernaan, masalah
nutrisi, dan hipotermi. Menganjurkan ibu untuk selalu berprasangka baik
atas apa yang dialami bayinya sekarang.

2.2.4 Tindakan Segera, Konsultasi, Kolaborasi, Rujukan


Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan dan atau untuk di
konsultasikan atau ditangani bersama dengan tim anggota kesehatan yang
lain sesuai dengan kondisi klien (Purwoastuti, E,& Elisabeth,SW, 2014).
Tindakan segera pada kasus prematuradalah menghangatkan bayi di dalam
inkubator dengan suhu 350C, menjaga jalan napas bayi. Tindakan
konsultasi, kolaborasi pada kasus prematur adalah konsultasikan dan
kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk mendapatkan penanganan
yang tepat.
2.2.5 Langkah V: Rencana Tindakan / Intervensi

Langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh,ditentukan oleh


langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap dianosa atau masalah yang telah di identifikasikan atau
di antisipasi. Pada langkah ini informasi / data dasar yang tidak lengkap
dapat dilengkapi (Purwoastuti, E,& Elisabeth, SW, 2014).

Adapun penatalaksanan bayi baru lahir prematur adalah menjelaskan


kepada klien penyebab terjadinya bayi lahir prematur yaitu kaena saat ibu
hamil makan makanan yang bergizi, perdarahan antepartum, kehamilan
ganda, kelainan kromosom, dan umur kehamilan kurang dari 37 minggu
sehingga pada saat bayi lahir biasanya terjadi hipotermi dan hipoglikemia.

Lakukan tindakan umum dan tindakan khusus bagi bayi lahir


prematur. Secara umum yaitu mempertahankan suhu tubuh dengan ketat
karena bayi yang lahir prematur mudah mengalami hipotermi, maka itu suhu
tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat, mencegah infeksi dengan ketat
karena bayi yang lahir prematur sangat rentan akan infeksi.

Adapun prinsip-prinsip pencegahan infeksi adalah termasuk


mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi, pengawasan nutrisi
(ASI) refleks menelan bayi prematur belum sempurna dan sangat lemah,
sehingga pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat. Penimbangan
ketat, perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan
erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat
badan harus di lakukan dengan ketat.

Adapun secara khusus yaitu inkubator, cara pemakaian incubator


adalah pastikan incubator berfungsi dengan baik, nyalakan alat sebelum di
pakai matras dan linen hangat dan atur suhu inkubator yang dikehendaki
sesuai umur dan berat badan bayi. Menganjurkan kepada ibu dan keluarga
untuk selalu mengingat kepada Allah SWT agar hatinya tentram dan damai.
2.2.6 Melaksanakan Perencanaan

Pada langkah keenam ini pelaksanaan dari rencana asuhan


menyeluruh dari perencanaan. Pada saat tertentu bidan bisa berkolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain, tetapi bidan tetap bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan asuhan yang diberikan (Purwoastuti, E& Elisabeth, SW, 2014
: 139).Pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan prematur
(Sri, 2015), yaitu :
a. Menjalin komunikasi yang baik dengan keluarga
b. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi
c. Mengobservasi TTV (suhu, denyut jantung bayi, pernapasan)
d. Menghangatkan bayi dalam incubator
e. Mengobservasi intake dan output bayi yang berkolaborasi dengan
dokter spesialis anak
f. Merawat tali pusat bayi
g. Menjaga personal hygiene bayi
h. Menimbang berat badan bayi setiap hari
2.2.7 Evaluasi

Evaluasi merupakan sebuah perbandingan dari hasil yang aktual


dengan hasil yang diharapkan penilaian apakah rencana asuhan yang telah
disusun dapat terlaksanan dan terpenuhi kebutuhannya seperti yang telah
diidentifkasi dalam masalah dan diagnose (Purwoastuti, E & Elisabeth, SW,
2014).
BAB 3

TINJAUAN KASUS

Pengkajian

Tanggal : 25-2-2020

Pukul : 14.00 WIB

Oleh : Dinar Eka M

Tempat : Ruang NICU RSU Haji Surabaya

3.1 Data Subjektif


1. Biodata Bayi
Nama : By. Ny. M
Tanggal lahir :11-2-2020
Anak ke- :3
Jenis kelamin : laki-laki

2. Biodata Orang Tua

Nama ibu Ny. M Nama suami Tn. T


Umur 29 tahun Umur 25 tahun
Agama Islam Agama Islam
Pendidikan Sma Pendidikan Sma
Pekerjaan Pegawai bank Pekerjaan Wiraswasta
Alamat Soko Bana Daya Sampang

3. Keluhan utama
Bayi lahir tanggal 11-2-2020 pukul 04.00 WIB dengan usia 32 minggu.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti diabetes
mellitus dan penyakit jantung, dan tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti HIV/Aids, TBC, dan hepatitis.

5. Riwayat obstetric
Keadaan
Usia persalinan Neonatus Nifas
No sekarang
kehamilan
cara Tempat penolong JK BB ASI penyulit H/M usia
2 7
1 9 bulan sc Rs dokter L 3300 - H
bulan tahun
2 Abortus
3 Hamil ini
Pada anak pertama tidak mengalami gangguan nafas, bayi kuning, dan
premature.
6. Riwayat pra natal

Ibu jarang melakukan pemeriksaan kehamilan ke fasilitas kesehatan. Ibu selama


hamil hanya melakukan pemeriksaan 2 kali ke bidan dan tidak pernah USG. Ibu
hanya minum vitamin yang diberikan saat kunjungan 2 kali itu saja. Selama
hamil anak pertama ibu juga jarang melakukan pemeriksaan kehamilan ke
fasilitas kehamilan. Ibu jarang melakukan pemeriksaan kehamilan karena sibuk
bekerja.

7. Riwayat natal
Bayi lahir spontan di RSU Haji Surabaya pada tanggal 11-2-2020 pukul 04.00
WIB dengan air ketuban jernih, BB 1500 gram, PB 42 cm, jenis kelamin laki-
laki, A-S
5-6, tidak terdapat cacat bawaan.

8. Riwayat post natal


Setelah bayi lahir bayi tidak menangis kuat, KU cukup, gerak tangis lemas, PCH
+, sianosis pada ekstremitas dan dilakukan tindakan HAIKAP, pemasangan O2
nasal 1 lpm, kemudian diinjeksi vit K1 1 mg secara IM. Kemudian bayi di bawa
ke ruang NICU untuk mendapat perawatan yang lebih intensif. Di ruang NICU
bayi mendapat O2 CPAP FlO2 50%., infus D10 90 cc/24 jam, Ca glukonas 2
cc. pada tanggal 13-2-2020 bayi emndapat tambahan terapi AA 6% 4 cc/24 jam,
Ampi 80mg x 2 dan mulai belajar diberikan ASI serta CPAP mulai diturunkan
menjadi 40% karena gangguan nafas mulai membaik. Berdasarkan ballart score
yang diihitung pada tanggal 11-2-2020 diperoleh total skor 20 sehingga
kesimpulannya bayi berusia 32 minggu.

9. Pola kebiasaan sehari-hari


1) Nutrisi
Bayi minum ASI/ SF dengan 12x 25 cc
2) Eliminasi
Dalam sehari bayi BAB 2-3 kali sehari, dan BAK dalam pampers
3) Aktivitas
Bayi hanya berada di dalam incubator

3.2 Data Objektif


1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : cukup
Kesadaran : composmentis
TTV : HR : 146 x/menit
RR : 53 x/menit
S : 36,9 C
Spo2 : 100 %
2. Pemeriksaan antropometri
BB : 1500 gram
PB : 42 cm
LK : 27 cm
LD : 27 cm
3. Pemeriksaan fisik
Kepala : tampak lebih besar dari badan, tidak ada caput sucadenium, tidak
ada cephal hematoma
Mata : simetris, tidak ada tanda-tanda infeksi, sclera putih
Hidung : tidak ada pernapasan cuping hidung
Mulut : tidak ada labioskiziz atau palatoskiziz
Telinga : daun telinga sedikit melengkung, lunak, dan kembalinya lambat
Leher : tidak ada pembesaran ataupun benjolan pada kelenjar tiroid
ataupun limfe
Dada : simetris, areola rata, tidak ada bantalan
Abdomen : tidak ada benjolan, tali pusat sudah lepas, tidak kembung
Genetalia : testis sudah turun, terlihatan guratan sudah cukup jelas
Punggung: tidak ada spina bifida
Kulit : di area kulit banyak rambut lanugo
Anus : tidak ada atresia ani
Ekstremitas: simetris, tidak ada polidaktil ataupun sindaktil.
4. Pemeriksaan reflek
Rooting : belum terlalu baik
Sucking : belum terlalu baik
Swallowing: belum terlalu baik
Morrow : baik
Palmar : baik
5. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium tanggal 17-2-2020
Darah lengkap
HB 15, 5 g/ dl
Leukosit 6, 050/ mm3
Hematocrit 43,7 %
Trombosit 473.000/mm3
Kriteria klinik
Bilirubin direct 0,27 mg/dl
Bilirubin total 9,49 mg/dl
2) Pemeriksaan Thorax tanggal 11-2-2020
Kesimpulan HMD
3.3 Analisa Data
Neonatus prematur+BBLR+HMD
3.4 Penatalaksanaan
1. Malakukan observasi tanda-tanda vital, BAK dan BAB setiap 2 jam sekali
E/ tanda-tanda vital dalam batas normal
2. Menjaga suhu tubuh bayi
E/ Bayi berada dalam incubator

3. Memberikan ASI pada bayi setiap 2 jam sekali secara speen


E/ bayi minum susu 15 cc
4. Memenuhi kebutuhan personal hygiene pada bayi
E/ bayi diseka 1 kali sehari dan di ganti popok setiap kali BAB atau BAK

Catatan perkembangan 1

Tanggal : 26-2-2020

S : tidak terdapat keluhan

O : KU : cukup

TTV : HR : 142 x/menit

RR :44 x/menit

S :36,8 C

Nafas spontan, tidak sianosis, tidak ada PCH, tidak ada kejang, tidak ada
sesak, tidak muntah, tidak terdapat retraksi, BB= 1700 gram.

A : Neonatus premature +BBLR+ HMD

P : 1. Melakukan observasi TTV, intake dan output setiap 2 jam sekali

2. memberikan minum ASI/ SF 12x 20 cc


3. menjaga personal hygiene bayi dengan menyeka dan mengganti popok
setiap kali BAK dan BAB

4. menjaga kehangatan bayi

5. Melakukan KIE kepada ibu tentang metode kanguru dan manfaatnya

Catatan perkembangan 2

Tanggal : 27-2-2020

S : tidak terdapat keluhan

O : KU : cukup

TTV : HR : 136 x/menit

RR :48 x/menit

S :36,7 C

Nafas spontan, tidak sianosis, tidak ada PCH, tidak ada kejang, tidak ada
sesak, tidak muntah, tidak terdapat retraksi, BB= 1743 gram.

A : Neonatus premature +BBLR+ HMD

P : 1. Melakukan observasi TTV, intake dan output setiap 2 jam sekali

2. memberikan minum ASI/ SF 12x 25 cc

3. menjaga personal hygiene bayi dengan menyeka dan mengganti popok


setiap kali BAK dan BAB

4. membantu ibu melakukan metode kanguru


BAB 4

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengkajian yang diperoleh NY. M yang berusia 29 tahun


mengatakan telah melahirkan BY.NY.M secaara spontan pada tanggal 11-2-2020
dengan usia kehamilan 32 minggu. Berdasrkan teori dari WHO 2017 dikatakan
Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu .

Berdasarkan data objektif yang diperoleh dari pemeriksaan didapat BB 1600 gram,
PB 42 cm, LK, 27 cm, LD 27 cm, , tonus oto lemah, reflek belum sempurna dan
diperoleh rambut lanugo yang masih banyak. Berdasarkan teori surasmi (2012)
menyebutkan bawah tanda-tanda dari bayi premature yaitu umur kehamilan < 37
minggu, PB , 46 cm, lbatas dahi dan rambut kepala tidak jelas, lingkar kepala < 33
cm, Lingkar dada < 30 cm, rambut lanugo masih banyak dan otot tonus otot lemah.

Pada analisa data di dapatkan neonates prematur+BBLR+ HMD. Meneurut teori


analisa data dapat ditegakkan berdarkan dat subjektif dan objektif

Penatalaksanaan pada bayi tersebut yaitu dengan pemberian oksigenasi,


pencegahan infeksi dan pengaturan suhu. Berdasarkan teori dari prawirohardjo
(2014) penatalaksanaan bayi premature yaitu dengan pengaturan suhu, pemberian
makanan bayi yang sesuai, dan bantuan pernapasan. Sehingga dapat disimpulkan
tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan dapat disimpulkan bahwa asuhan yang
diberikan sudah mengacu pada manejemen varney.

5.2 Saran
1. Bagi mahasiswa
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan dalam
memberikan asuhan pada bayi prematur
2. Bagi tenaga kesehatan
Diharapkan dapat memberikan asuhan sesuai dengan SOP dan standar yang
dijalankan agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan.
3. Bagi masyarakat
Diharpkan masyarakat lebih memperhatikan kehamilannya dengan rutin
melakukan pemeiksaan kefasilitas kesehatan dan mengetahui tanda bahaya
dari bayi premature sehingga meningkatkan rasa mawas diri.
DAFTAR PUSTAKA

Adam W, Lowry. 2014. Buku saku pediatric dan neonatologi. Yogyakarta: EGC

Krisnadi, anwar. 2012. Obstetric Emergency. Jakarta : Sagung seto

Manuaba. 2010. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC

Muslihatun. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: fitramaya

Prawirohardjo, sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Purwoastuti, Elisabeth. 2014. Konsep Kebidanan. Jakarta: Pustaka baru press.

Surasmi. 2012. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta: EGC


ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI IKTERUS NEONATORUM

DI RUANG NICU RSU HAJI SURABAYA

Pengkajian

Tanggal : 25-2-2020

Pukul : 14.45 WIB

Oleh : Dinar Eka M

Tempat : Ruang NICU RSU Haji Surabaya

1. Data Subjektif
1) Biodata
Nama : BY.R
Tanggaal lahir :17-2-2020
Usia : 8 hari
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : Graha Mutiara Indah E no. 3

2) Keluhan Utama
Bayi berwarna kuning pada bagian wajah, leher, lengan sampai ke bawah
lutut

3) Riwayat Kesehatan Keluarga


Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti
penyakit diabetes mellitus, jantung dan tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti HIV/Aids, TBC dan hepatitis serta pada anak pertama tidak
ada riwayat kuning.

4) Riwayat Kehamilan
Ini merupakan kehamilan ke-2 dengan usia kehamilan 35-36 minggu.
Selama hamil ibu rutin melakukan pemeriksaan kehamilan kurang lebih
melakukan pemeriksaan 8x di bidan dan puskesmas dan ibu ritin
mengkonsumsi vitamin dan Fe.

5) Riwayat Persalinan
Bayi. R lahir secara SC di RSU Haji Surabaya atas indikasi ketuban pecah
dini, ditolong oleh dokter, A-S 7-8, BB 2700 gram, PB 47 cm.

6) Riwayat Post Natal


Bayi susah menyusu kurang lebih sudah 3 hari, reflek menghisap bayi lemah
dan produksi ASI ibu belum terlalu banyak serta bayi tidur terus menerus.

7) Pola Kebiasaan Sehari-hari


Nutrisi : Bayi minum ASI ketika bayi menangis tetapi menysuinya
tidak lama
Eliminasi : BAK berwarna kuning jernih, BAB berwarna kuning
konsistensi lembek
Aktivitas : Bayinya banyak menghabskan waktunya dengan tertidur

2. Data Objektif
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum: cukup
Kesadaran : composmentis
TTV : HR :126 x/menit
RR : 44 x/menit
S :36,8 C

2) Pemeriksaan fsik
Kepala : simetris, tidak ada caput sucadenium dan cephal hematoma
Wajah : tampak kuning
Mata : Simetris, sclera tampak ikterik
Leher : Tidak terdapat benjolan abnormal pada kelenjar limfe,
tiroid dan leher tampak kekuningan
Dada : simetris, tampak kekuningan
Abdomen : tidak terdapat benjolan, tidak kembung, tampak berwarna
kuning
Punggung : tidak ada spina bifida
Genetalia : Labia mayora sudah menutupi labi minora
Ekstremitas : Simetris, tidak ada polidaktil atau sindaktil , lengan tampak
kuning sampai lutut bagian bawah

3) Pemeriksaan reflek
Morrow : baik
Sucking : lemah
Rooting : lemah
Swallowing : lemah

4) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium tanggal 25-2-2020
Billirubin total 18,85 mg/dl

3. Analisa Data
Ikterus neonatorum

4. Penatalaksaan
1) Memberitahu keluarga atau ibu tentang kondisi bayinya
E/ ibu mengerti
2) Menjaga bayi agar tetap hangat
E/ bayi berada dalam incubator dengan suhu 34 C
3) Melakukan observasi TTV, intake nutrisi, dan output setiap 2 jam sekali
E/ bayi dalam keadaan normal dan tidak muntah
4) Menjaga kebersihan bayi
E/ bayi diseka 1x sehari dan digantikan popok setiap kali BAK atau BAB
5) Melakukan kolaborasi dengan dr. SpA terhadap tindakan atau terapi yang
akan diberikan yaitu:
Bayi mendapat tindakan fototerapi 2x24 jam
Bayi mendapat terapi urdafalk 2 x 20 mg
E/ Bayi tidak ada alergi
6) Memberikan ASI kepada bayi secara adlib
E/ bayi dapat minum ASI sesuai dengan kebutuhannya
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan individu ini disusun oleh mahasiswa Semester II Prodi D4 Kebidanan
Surabaya Poltekkes Kemenkes Surabaya tahun 2019/2020 ini sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
Tempat Praktik: Ruang NICU RSU Haji Surabaya
Tanggal Praktik: 24 Februari s/d 06 Maret 2020

Pembimbing Pendidikan

Evi Yunita N, SST., M.Keb


NIP.1980062120022122001
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI TTNB

DI RUANG NICU RSU HAJI SURABAYA

Pengkajian

Tanggal : 25-2-2020

Pukul : 15.15 WIB

Oleh : Dinar Eka M

Tempat : Ruang NICU RSU Haji Surabaya

1. Data Subjektif
1) Biodata Bayi
Nama : BY. Ny. S
Tanggaal lahir : 24-2-2020
Usia : 1 hari
Jenis Kelamin : laki-laki
2) Biodata Orang Tua
Nama ibu Ny. S Nama suami Tn. A
Umur 27 tahun Umur 26 tahun
Agama Islam Agama Islam
Pendidikan SMA Pendidikan SMA
Pekerjaan IRT Pekerjaan Wiraswasta
Alamat Tenggumung wetan garuda 1/18

3) Keluhan Utama
Bayi mengalami sesak nafas

4) Riwayat Kesehatan Keluarga


Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti
penyakit diabetes mellitus, jantung dan tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti HIV/Aids, TBC dan hepatitis.
5) Riwayat Kehamilan
Ini merupakan kehamilan ke-2 dengan usia kehamilan 35 minggu. Selama
hamil ibu rutin melakukan pemeriksaan kehamilan kurang lebih melakukan
pemeriksaan 6x di bidan dan puskesmas dan ibu ritin mengkonsumsi
vitamin dan Fe.

6) Riwayat Persalinan
By. Ny. S lahir secara SC di RSU Haji Surabaya pada tanggal 24-2-2020
pukul 23.36 WIB atas indikasi ketuban pecah dini dan fetal bradikardi
dengan ketuban jernih, ditolong oleh dokter, BB 2730 gram, PB 47 cm, LK
34 cm, LD 29 cm dan tidak ada cacat bawaan.

7) Riwayat Post Natal


Setelah bayi lahir mengalami retraksi dan sesak. Bayi dilakukan HAIKAP
kemudian perwatan tali pusat, injeksi vit K 1 mg secara IM dan dipasang
O2 1 lpm. Bayi kemudian di bawa keruang NICU untuk emndapatkan
perawatan yang lebih intensif. Di ruang NICU bayi mendapat CPAP FO2
35 %, infus D10% 120 cc/24 jam, ampi 2x125 mg.

8) Pola Kebiasaan Sehari-hari


Nutrisi : Bayi dalam keadaan puasa
Eliminasi : Bayi BAB berwarna coklat kehijauan dan BAK di pampers
Aktivitas : Bayi hanya berada di inkubator

9) Data Objektif
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum: cukup
Kesadaran : composmentis
TTV : HR :155 x/menit
RR : 58 x/menit
S :36,8 C
SPO2 : 100%
2) Pemeriksaan fsik
Kepala : simetris, tidak ada caput sucadenium dan cephal hematoma
Mata : Simetris, sclera putih, konjungtiva merah muda
Mulut : tidak ada labioskiziz atau palatoskiziz
Leher : Tidak terdapat benjolan abnormal pada kelenjar limfe,
tiroid
Dada : terdapat retraksi dinding dada, putting menonjol.
Abdomen : tidak terdapat benjolan, tidak kembung, tali pusat bersih
tidak ada tanda-tanda infeksi.
Punggung : tidak ada spina bifida
Genetalia : testis sudah turun
Ekstremitas : Simetris, tidak ada polidaktil atau sindaktil , lengan tampak
kuning sampai lutut bagian bawah
3) Pemeriksaan reflek
Morrow : baik
Sucking : lemah
Rooting : lemah
Swallowing : lemah
4) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium tanggal 25-2-2020
Darah lengkap
HB 18 g/dl
Leukosit 12,130 /mm3
Hematokrit 52,7 %
Trombosit 215.000/mm3
Golda B
Rhesus positif
Imuno serologi
CPP Kuantitatif 0,1 mg/ L
Pemeriksaan foto thorax tanggal 24-2-2020
Kesimpulan : HMD

3. Analisa Data
BKB/ SMK/SC + TTNB
4. Penatalaksaan
1) Memberitahu keluarga atau ibu tentang kondisi bayinya
E/ ibu mengerti
2) Menjaga bayi agar tetap hangat
E/ bayi berada dalam incubator dengan suhu 33,5 C
3) Menjaga kebersihan bayi
E/ bayi diseka 1x sehari dan digantikan popok setiap kali BAK atau BAB
4) Memastikan oksigenasi dalam keadaan baik
E/ bayi terpasang CPAP FlO2 25% dengan baik
5) Monitoring saturasi oksigen dan TTV
E saturasi oksigen dan TTV dalam keadaan normal
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan individu ini disusun oleh mahasiswa Semester II Prodi D4 Kebidanan
Surabaya Poltekkes Kemenkes Surabaya tahun 2019/2020 ini sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
Tempat Praktik: Ruang NICU RSU Haji Surabaya
Tanggal Praktik: 24 Februari s/d 06 Maret 2020

Pembimbing Pendidikan

Evi Yunita N, SST., M.Keb


NIP.1980062120022122001
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI HMD

DI RUANG NICU RSU HAJI SURABAY

Pengkajian

Tanggal : 3-3-2020

Pukul : 22.45 WIB

Oleh : Dinar Eka M

Tempat : Ruang NICU RSU Haji

1. Data Subjektif
1) Biodata bayi
Nama : By. Ny.R
Tanggal lahir : 2-3-2020
Usia : 1 hari
Jenis kelamin : laki laki
Anak ke- :4
2) Biodata orang tua
Nama ibu Ny. R Nama ayah Tn. Z
Umur 33 tahun Umur 39 tahun
Agama Islam Agama Islam
Pendidikan Sma Pendidikan Sma
Pekerjaan IRT Pekerjaan Wiraswasta
Alamat Jl. Diponegoro 109 B Bangselok sumenep

3) Keluhan utama
Bayi merintih
4) Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti diabetes
mellitus, jantung dan penyakit menular seperti HIV/Aids, TBC dan
hepatitis.
5) Riwayat natal
Bayi lahir secara SC atas indikasi PPROM+BOH tanggal 2-3-2020 jam
21.35 WIB di RS Anwar. Bayi berjenis kelamin laki-laki, ketuban keruh
dengan usia kehamilan 32-33 minggu A-S 6-7, BB 1800 gram, PB 44 cm,
tidak terdapat cacat bawaan.
6) Riwayat post natal
Bayi merintih dan terdapat retraksi dada. Di RS anwar bayi diberikan D10%
150 cc/24 jam, drip asam amino 30 cc/hari, injeksi ampisilin 2x100 mg, O2
5-6 lpm dan bayi kemudian dipuasakan. Setelah itu bayi di rujuk ke RSU
Haji Surabaya untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif dan
membutuhkan alat bantu CPAP. Nilai ballart score total 18 sehingga
kesimpulannya bayi dengan usia 31-32 minggu dan downscore 4.

7) Pola kebiasaan sehari-hari


Nutrisi : bayi masih dalam keadaan puasa
Eliminasi : Bayi BAB dengan warna hijau kecoklatan dan BAK di pampers
Aktivitas : bayi berada di dalam incubator dengan tonus otot yang masih
lemah dan masih merintih
2. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : cukup
Kesadaran : composmentis
TTV : HR : 152 x/menit
RR : 48 x/menit
S : 36,7 C
Spo2 : 99%
2) Pemeriksaan Fisik
Kepala : tampak lebih besar dari badan, tidak ada caput sucadenium, tidak
ada cephal hematoma
Mata : simetris, tidak ada tanda-tanda infeksi, sclera putih
Hidung : tidak ada pernapasan cuping hidung
Mulut : tidak ada labioskiziz atau palatoskiziz
Telinga : daun telinga sedikit melengkung, lunak, dan kembalinya
lambat
Leher : tidak ada pembesaran ataupun benjolan pada kelenjar tiroid
ataupun limfe
Dada : simetris, areola rata, tidak ada bantalan
Abdomen : tidak ada benjolan, tali pusat sudah lepas, tidak kembung
Genetalia : testis berada bagian kanal atas dan rugae jarang
Punggung : tidak ada spina bifida
Kulit : di area kulit banyak rambut lanugo
Anus : tidak ada atresia ani
Ekstremitas : simetris, tidak ada polidaktil ataupun sindaktil.

3) Pemeriksaan Reflek
Reflek rooting : lemah
Reflek morro : lemah
Reflek grasping: lemah
4) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan GDA stik 109
Foto Thorax tanggal 3-3-2020 diperoleh kesimpulan HMD

3. Analisis data
Neonatus premature+BBLR+HMD
4. Penatalaksanaan
1. Menjaga suhu bayi tetap hangat
E/ Bayi diberikan selimut dan diletakkan di infarm warmer
2. Memberikan O2 neopaf PIP 20 selama 2 jam
E/ oksigen telah terpasang
3. Mengambil sampel darah untuk dilakukan pemeriksaan lab DL,CRP, dan
TOURCH
E/sampel darah siap dikirim
4. Melakukan observasi TTV setiap 2 jam
E/ TTV bayi dalam keadaan normal
5. Melakukan persutujuan tindakan pemberian oksigenasi CPAP dan bayi di
masukkan ke dalam inkubator
E/ pihak keluarga menyetujui tindakan selanjutnya
6. Melakukan monitoring saturasi oksigen
E/ saturasi oksigen dalam batas normal
7. Melakukan kolaborasi dengan dr.SpA untuk terapi selanjutnya
E/ bayi mendapat O2 CPAP FlO2 50%., infus D10 150 cc/24 jam, Ca
glukonas 2 cc., Asam Amino 6% 4 cc/24 jam, dan Ampisilin 80mg x 2
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan individu ini disusun oleh mahasiswa Semester II Prodi D4 Kebidanan
Surabaya Poltekkes Kemenkes Surabaya tahun 2019/2020 ini sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
Tempat Praktik: Ruang NICU RSU Haji Surabaya
Tanggal Praktik: 24 Februari s/d 06 Maret 2020

Pembimbing Pendidikan

Evi Yunita N, SST., M.Keb


NIP.1980062120022122001
LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
DENGAN ABORTUS INKOMPLIT
DI POLI HAMIL RSU HAJI SURABAYA
TANGGAL 9-20 MARET 2020

DISUSUN OLEH:
DINAR EKA MUKTIANASARI
NIM. P27824419061

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA
MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN SURABAYA
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat Nya saya
dapat meneyelesaikan penyusunan laporan ini. Dalam laporan penyusunan laporan
ini, saya banyak mendapatkan tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan
dari berbagai pihak tantangan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini. Semoga bantuannya mendapatkan
balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Saya mengucapkan terima kasih
kepada:
8. Astuti Setiyani, SST., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Surabaya
9. Dwi Purwanti, S.Kp., SST., M.Kes, selaku Ketua Program Studi D4
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya dan Pembimbing
Pendidikan Prodi D4 Kebidanan Surabaya
10. Dina Isfentiani, S.Kep.Ns., M.Ked selaku Pembimbing Pendidikan Prodi
D4 Kebidanan Surabaya
11. Puji Astuti, S.Keb.Bd. selaku Pembimbing Lahan Poli Hamil RSU Haji
Surabaya
12. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan ini
Dalam penyusunan laporan ini saya amsih banyak kekurangan baik teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan
laporan ini. Saya mengharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua.
Semoga Allah memberkahi laporan ini sehingga bermanfaat bagi semuanya.

Surabaya, 9 Maret 2020

Mahasiswa
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan individu asuhan kebidanan kehamilan dengan abortus inkomplit disusun


oleh Dinar Eka Muktianasari mahasiswa Semester II Prodi D4 Kebidanan
Surabaya Poltekkes Kemenkes Surabaya tahun 2019/2020 ini sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
Tempat Praktik: Poli Hamil RSU Haji Surabaya
Tanggal Praktik: 09 Maret s/d 20 Maret 2020

Pembimbing Pendidikan

Dwi Purwanti, S.Kp., SST., Dina Isfentiani, S.Kep.Ns., M.Ked


M.Kes NIP. 196401221988032001
NIP. 196702061990032003

Mengetahui,

Ketua Prodi D4 Kebidanan Surabaya

Dwi purwanti, S.Kep., SST, M.Kes


NIP. 196702061990032003
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Abortus inkomplit merupakan salah satu jenis abortus, dimana
terjadi pengeluaran sebagian jaringan hasil konsepsi masih tinggal di dalam
uterus dengan usia kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat badan janin
kurangdari 500 gram (praworohardjo, 2014). Abortus merupakan salah satu
masalah yang mempengaruhi kesehatan, kesakitan dan kematian pada ibu
hamil.
Berdasarkan studi WHO satu dari empat setiap kehamilan berakhir
dengan abortus (BBC, 2016). Estimasi kejadian abortus tercatat oleh WHO
sebanyak 40-50 juta. Hal ini sama halnya dengan 125.000 abortus per hari.
Hasil studi Abortion incidence and service avaibility in united states pada
tahun 2016 menyatakan tingkat abortus telah menurun secara signifikan
sejak tahun 1990 di negara maju tapi tidak di negara berkembang ( Sedgh,
2016).Berdasarkan prawirohardjo (2016), sebagan besar studi menyatakan
kejadian abortus spontan antara 15-20% dari semua kehamilan. Jika
dilakukan pengkajan lebih dalam abortus dapat terjadi mendekati 50%. Hal
ini karena tingginya angaka Chemical pregnancy loss yang tidak bisa
diketahui pada 2-4 minggu setelah konsepsi.
Penyebab terbesar kegagalan kehamilan ini disebabkan oleh
kegagalan gamet dan faktor utama dari kejadian abortus baik faktor maternal,
paternal, dan fetus. Abortus jika tidak segera ditangani dapat menambah
angka kematian ibu akibat komplikasi abortus seperti perdarahan, infeksi,
perforasi dan syok.
Oleh sebab itu untuk mengurangi angka kejadian abortus perlu
upaya deteksi secara dini melalui pemeriksaan kehamilan sejak dini jika
terlambat haid dan rutin melakukan pemeriiksaan kehamilan. Selain itu
penting untuk memperhatikan segala aspek baik dari maternal maupun fetal
sehingga diharapakan angka kejadian abortus dapat di tekan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan kehamilan pada ibu
abortus inkomplit sesuai dengan teori manajemen varney

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian
2. mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa dan masalah
3. mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial
yang mungkin terjadi
4. Mahasiswa dapat melakukan tindakan segera
5. Mahasiswa dapat menentukan rencana asuhan kegiatan asuhan
yang diberikan
6. mahasiswa dapat melakukan rencana asuhan yang telah dibuat
7. mahasiswa dapat melakukan evaluasi dari hasil asuhan yang
diberikan

1.3 Pelaksanaan
Asuhan kebidanan ini dilakukan dipoli hamil RSU Haji Surabaya tanggal
9 s/d 20 maret 2020

1.4 Sistematika penulisan


BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar belakang
1. 2Tujuan
1.3 Pelaksanaan
1.4 Sistematika penulisan
BAB 2 Tinjauan Teori
2.1 Konsep teori
2.2 Konsep asuhan kebidanan
BAB 3 Tinjauan kasus
BAB 4 Pembahasan
BAB 5 Penutup
Daftar Pustaka
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Teori Abortus Inkomplit

2.1.1 Pengertian
Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian jaringan hasil konsepsi
masih tinggal di dalam uterus dengan usia kehamilan kurang dari 20 minggu
dan berat badan janin kurangdari 500 gram (praworohardjo, 2014).
2.1.2 Etiologi
Menurut Manuaba (2013), Penyebab terjadinya abortus (early
pregnancy loss) diantaranya sebagai berikut:
1. Faktor pertumbuhan hasil konsepsi

Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin


dan cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan. Gangguan
pertumbuhan konsepsi dapat terjadi kerena

1) Faktor kromosom
Gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom termasuk
kromosom seks
2) Faktor lingkungan endometrium
(1) Endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi hasil
konsepsi
(2) Gizi ibu yang kurang karena anemia atau jarak anak yang terlalu
dekat
3) Pengaruh luar
(1) Infeksi endometrium sehingga endometrium tidak siap menerima
konsepsi
(2) Hasil konsepsi berpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan
pertumbuhan hasil konsepsi terganggu
2. Kelainan plasenta
1) Infeksi plasenta dengan berbagai sebab, sehingga plasenta tidak dapat
berfungsi. Gangguan pembuluh darah plasenta diantara diabetes
mellitus
2) Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah plasenta sehingga
menimbulkan keguguran
3. Penyakit ibu
Penyakit ibu dapat langsung mempengaruhi secara langsung pertumbuhan
janin dalam kandungan melalui plasenta.
1) Penyakit infeksi seperti pnemonia, tipus abdominalis, malaria dan sifilis
2) Anemia ibu melalui gangguan nutrisi dan gangguan peredaran O2
menuju sirkulasi retroplasenter
3) Penyakit menahun seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati,
diabetes mellitus, kelainan yang terdapat di dalam rahim seperti mioma
uteri, serviks inkompeten

2.1.3 Patofisiologi
Pada awal abortus, terjadi perdarahan dalam desidua basalis kemudian
diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya. Hal tersebut menyebebabkan hasil
konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya sehingga dianggap sebagai
benda asing dalam uterus. Keadaan ini akan menyebabkan uterus
berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang dari 8
minggu, hasil konsepsi biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis
belum menembus desidua secara mendalam (yulaikha, 2015).

2.1.4 Tanda-tanda abortus inkomplit


Berdasarkan prawirohardjo (2014), tanda-tanda abortus inkomplit yaitu:
1. Terdapat sebagian jaringan hasil konsepsi di dalam uterus
2. Kanalis servikalis membuka
3. Perdarahan banyak atau sedikit tapii terus menerus
2.1.5 Diagnosis
Untuk menegakkan diagnose abortus inkomplet, dapat melalui
1. Anamnesa
1) Usia kehamilan kurang dari 20 minggu
2) Kram perut atau mules daerah atas simpisis, nyeri pinggang akibat
kontraksi
3) Perdarahan pervaginam disertai jaringan hasil konsepsi
2. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum tampak lemah
2) Tekanan darah biasanya normal atau turun
3) Denyut nadi normal, cepat atau lambat
4) Suhu normal atau meningkat
5) Pembesaran uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan

3. Pemeriksaan ginekologi
1) Pemeriksaan pembukaan serviks
2) Inspekulo menilai ada atau tidaknya perdarahan dari cavum uteri,
ostium uteri terbuka atau menutup, da nada atau tidaknya jaringan
di ostium.
3) Vaginal toucher untuk mengetahui ada atau tidaknya pembukaan
pada portio
4. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan USG untuk mengetahui masih ada atau tidaknya jaringan

2.1.6 Komplikasi abortus inkomplit


Menurut irianti (2014), komplikasi yang dapat terjadi antara lain:

a. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa
hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena
perdarahan dapat terjadi apabil pertolongan tidak diberikan pada
waktunya.
b. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus
pada posisi hiperretrofleksi. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadi
perforasi, laparatomi harus segerah di lakukan untuk menentukan luasnya
perlukaan pada uterus dan apakah ada perlukaan alat-alat lain.
c. Infeksi
Infeksi dalam uterus dan sekitarnya dapat terjadi disetiap abortus,
tetapi biasanya ditemukan pada abortus inkomplit dan lebih sering pada
abortus buatan yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan
antisepsis.
d. Syok
Syok pada abortus biasa terjadi karena perdarahan dan karena
infeksi berat.
e. Kematian
Abortus berkontribusi terhadap kematian ibu sekitar 15%.Data
tersebut sering kali tersembunyi di balik data kematian ibu akibat
perdarahan. Data lapangan menunjukkan bahwa sekitar 60% -70%
kematian ibu disebabkan oleh perdarahan , dan sekitar 60% kematian
akibat perdarahan tersebut, atau sekitar 35-40% dari seluruh kematian ibu,
disebabkan oleh perdarahan postpartum. Sekitar 15-20% kematian
disebabkan oleh perdarahan.

2.2.1 Penatalaksanaan abortus inkomplit


Abortus inkomplit harus segera dibersihkan dengan curettage atau secara
digital. Selama masih terdapat sisa plasenta perdarahan akan terus terjadi
sehingga penangannya yaitu dengan terapi abortus dengan curettage, perawatan
paska tindakan, dan pemantauan pasca abortus. Menurut syaifuddin (2014),
penanganan abortus yaitu :
1. Jika perdarahan tidak banyak dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu,
evakuasi dengan cunam ovum atau secara digital untuk mengeluarkan hasil
konsepsi melalui serviks. Jika pperdarahan berhenti berikan ergometrin 0,2
mg IM atau misoprostol 400 mcg per oral
2. Jika perdarahan banyak dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu,
evakuasi dengan aspirasi cavum manual. Jika tidak ada lakukan dengan
curettage. Jika evakuasi tidak dapat dilakukan segera berikan ergometrin 0,2
mg IM atau misoprostol 400 mcg per oral.

2.2 Konsep Asuhan Kebidanan


2.2.2 Langkah I (Pengumpulan data/ pengakajian)
Langkah ini mengumpulkan semua informasi yang akurat, lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien (Jannah, 2012: 195).
1. Data subjektif
Adalah datayang di dapatkan dari klien sebagai pendapat terhadap sesuatu
atau situasi dan kejadian (Jannah,2012).
1) Biodata
Adalah identitas untuk mengetahui status klien secara lengkap sehingga
sesuai dengan sasaran. Identitas meliputi:
a) Nama: untuk mengetahui dan mengenal pasien agar tidak keliru
dalam memberikan asuhan.
b) Umur:ibu hamil dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahunn mempunyai resiko tinggi dalam kehamilan yang dikarenakan
organ-organ reproduksi tidak siap menerima trejadinya implantasi
janin. Hal ini beresiko mengalami perdarahan yang dapat
menyebabkan terjadinya abortus inkomplit.
c) Agama: untuk mengetahui kepercayaan yang dianut oleh pasien.
Selain tentang perilaku kesehata, penyakit sering berhubungan
dengan agama.
d) Suku bangsa: dikaji untuk mengetahui lebih jauh tentang sosial
budaya pasien. Budaya yang menganjurkan untuk pantang makan
dapat menyebabkan ibu hamil kekerangan nutrisi sehingga
kebutuhan gizi tidak terpenuhi dan mengganggu sirkulasi dalam
plasenta. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya abortus.
e) Pendidikan: untuk mengetahui tingkat pendidikan yang nantinya
penting dalam pemberia KIE (kongseling informasi dan edukasi).
f) Pekerjaan: untuk mengetahui keadaan sosial ekonomi keluarga.
Pekerjaan penting untuk diketahui karena pekerjaan yang tidak sesuai
dengan kemampuan ibu atau melakukan aktivitas berat dapat
menimbulkan terjadinya kontraksi secara dini sehingga
menimbulkan terjadinya abortus (irianti, 2014).
g) Alamat: dikaji untuk mengetahui keadaan sosial dan budaya di
lingkungan tempat tinggal budaya.
2) Keluhan utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa
kehamilan. Pada abortus inkomplit biasa terjadi yaitu terdapat sebagian
jaringan hasil konsepsi di dalam uterus, kanalis servikalis membuka
dan perdarahan banyak atau sedikit tapi terus menerus (prawirohardjo,
2014).
3) Riwayat penyakit ibu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat
penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan
keadaanya sekarang. Penyakit ibu dapat mempengaruhi secara langsung
pertumbuhan janin dalam kandungan melalui plasenta. Penyakit
tersebut antara lain: Penyakit infeksi seperti pnemonia, tipus
abdominalis, malaria dan sifilis. Anemia ibu melalui gangguan nutrisi
dan gangguan peredaran O2 menuju sirkulasi retroplasenter. Penyakit
menahun seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, diabetes
mellitus, kelainan yang terdapat di dalam rahim seperti mioma uteri,
serviks inkompeten yang dapat mengganggu peredaran darah ke
plasenta sehingga mengganggu fungsi dari plasenta. Hal dapat
menimbulkan keguguran (Irianti, 2014).
4) Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang
menderita penyakit menurun seperti asma, hipertensi dan Diabetes
Melitus serta penyakit menular seperti TBC dan hepatitis yang dapat
menjadi salah satu faktor mengganggu sirkulasi peredaran darah di
plasenta sehingga fungsi plasenta menurun (Irianti, 2014).
5) Riwayat menstruasi
Terdiri dari umur pertama kali haid, lama haid, siklus dan adakah
keluhan saat haid serta HPHT untuk menentukan usia kehamilan.
Abortus terjadi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu
(Prawirohardjo, 2014)
6) Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinannya, lama perkawinan, sah atau
tidak, dan usia berapa menikah. Hal ini digunakan untuk menentukan
psikologis ibu yang dapat mempengaruhi kehamilannya seperti stress.
Stress dapat meningkatkan hormon prostalglandin yang dapat
menyebabkan uterus berkontraksi. Hal ini jika terjadii di usia kurang
dari 20 minggu dapat emnimbulkan terjadinya abortus (Irianti, 2014)
7) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Untuk mengetahui jumlah kehamilan dan kelahiran, riwayat persalinan
yaitu jarak antara dua kelahiran, tempat kelahiran, lamanya melahirkan
dan cara melahirkan. Riwayat kelahiran anak mencakup berat badan
bayi sewaktu lahir, adakah kelainan bawaan bayi, jenis kelamin bayi,
keadaan bayi hidup/mati saat dilahirkan. Jarak yang terlalu dekat
membuat penempelan dalam dinding rahim tidak sempurna sehingga
mudah mengalami keguguran (Irianti, 2014).
8) Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi
jenis apa, berapa lama adakah keluhan selama menggunakan
kontrasepsi serta rencana KB setelah dikuret dan beralih kontrasepsi apa
(Irianti, 2014).
9) Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Dikaji untuk menentukan kebiasaan ibu makan dan minum. Hal ini
menentukan status gizi ibu. Pemenuhan gizi yang kurang
menyebabkan janin tidak tumbuh dengan baik dan ibu beresiko
mengalami terjadinya anemia. Anemia pada ibu dapat menyebabkan
gangguan sirkulasi plasenta sehingga memicu terjadinya abortus
(Jannah,2012).
b. Istirahat
Menggambarkan pola istirahat klien dan kebiasaan klien sebelum
tidur seperti mengkonsumsi obat tidur atau penggunaan wkatu luang
untuk tidur. Pada kejadian abortus inkomplit ibu merasakan nyeri
perut bagian bawah sehingga sulit untuk melakukan istirahat
(Jannah,2012).
c. Aktivitas
Menggambarkan pola aktivitas klien sehari-hari. Data ini
memberikan gambaran tentang seberapa berat aktivitas yang biasa
dilakukan klien selama di rumah dan apakah pernah mengalami
kecelakaan atau benturan, Jika kegiatan terlalu berat dan pernah
kecelakaan dapat menyebabkan terjadinya abortus (Jannah,2012).
d. Personal hygiene
Perlu dikaji bagaimana klien menjaga kebersihan dirinya. Jika
tidak menjaga kebersihannya dapat memicu terjadinya infeksi.
Infeksi mikroplasma pada tractu
2. Data obyektif
Adalah data yang dilakukan dengan melakukan pemeriksaan yang terdiri
dari:
1) Keadaan umum
Keadaan umum: untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik,
sedang, buruk. Keadaan ibu pada abortus inkomplit yaitu sedang
sampai buruk.
2) Kesadaran
Tingkat kesadaran dari composmentis sampai somnolen
3) Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah: untuk mengetahui atau mengukur batas normal


tekanan darah antara sistolik 90-130 mmHg, diastolik 70-90
mmHg. Sedangkan tekanan darah pada diagnosa abortus normal
atau menurun. Dalam keadaan syok hipovolemik atau dehidrasi
tekanan darah cenderung rendah
b. Suhu: untuk mengetahui suhu basal pada ibu, suhu badan yang
normal 36,50c -37,50c.sedangkan pada kasus abortus suhu badan
normal atau meningkat. Suhu normal atau meningkat apabila ada
infeksi atau dehidrasi
c. Nadi: denyut nadi normal yaitu 60-80 x/menit. Berdasarkan kasus
abortus inkomplit denyut nadi normal, cepat, kecil dan lambat
d. Respirasi: pernapasan normal yaitu 18-24 x/menit. Pada abortus
inkomplit dapat menglami peningkatan atau normal. Hal ini
tergantung jumlah darah yang dikeluarkan. Perdarahan karena
gangguan sirkulasi O2 akibat penurunan Hb.

4) Pemeriksaan fisik
Fokus utama dari abortus inkomplit yaitu:
Muka : tampak pucat atau tidak, hal ini berhungan dengan tingkat
anemia akibat jumlah darah yang dikeluarkan biasanya ibu
pada abortus inkomplit tampak pucat karena mengalami
perdarahan terus menerus.
Mata : konjungtiva tampak anemis atau tidak, hal ini berhungan
dengan tingkat anemia akibat jumlah darah yang dikeluarkan
Abdomen : Biasanya TFU sesuai dengan masa kehamilan
Genetalia : Terdapat perdarahan

5) Pemeriksaan dalam
Pada hasil VT abortus inkomplit diperoleh keadaan porsio terbuka jari-
jari longgar, lunak.

6) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendukung pencegahan diagnosa
seperti pemeriksaan laboratorium (hemoglobin, golongan darah, protein
urin, glukosa urine), pemeriksaan USG (Jannah, 2012).

2.2.2 Langkah ll Interpretasi data: identifikasi masalah atau diagnosa.


1. Diagnosa kebidanan
Diagnosa kebidanan yang disimpulkan oleh bidan (Jannah, 2012).
Diagnosa pada kasus ini ditegakkan dengan abortus inkomplit.
Dasar:
1) Data subyektif
Pada abortus inkomplit Ibu mengatakan pengeluaran darah dari jalan
lahir baik sedikit ataupun banyak dan terus menerus, badan terasa
lemas, dan nyeri pada perut.
2) Data objektif
Menurut (irianti, 2014), tanda objektif dari abortus inkomplit yaitu:
1. Banyaknya perdarahan di vaginam
2. Hasil pemeriksaan dalam
3. TFU
4. Vital sign
5. Masalah
Masalah adalah problem yang dialami ibu tetapi tidak termasuk kedalam
kategori standar nomenklatur diagnosa kebidanan, misalnya rasa cemas,
dan problem ekonomi. Masalah memerlukan penanganan yang
dituangkan kedalam rencana asuhan.
6. Kebutuhan
Kebutuhan adalah suatu yang diperlukan untuk meningkatkan kesehatan
klien, misalnya pendidikan kesehatan, dan promosi kesehatan.

2.2.3 Langkah III (Identifikasi diagnosa/masalah potensial)


Langkah ini membutuhakan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap-siap
bila diagnosa/ masalah potensial terjadi. Masalah potensial yang mungkin
terjadi pada abortus inkomplit yaitu adalah syok dan perdarahan (Irianti,
2014).

2.2.4 Langkah IV (Identifikasi tindakan segera/ Kolaborasi)


Pada pasien abortus dengan abortus inkomplit dapat di berikan penangan
syok dengan cara: tindakan universal, oksigen, cairan, obat, identifikasi
penyebab syok dan atasi sesuai penyebabnya. Selanjutnya adalah
penenganan perdarahan melibatkan langkah-langkah berikut manajemen
syok, identifikasi lokasi perdarahan, evakuasi atau pengosongan uterus,
pemeriksaan produk konsepsi, perbaikan laserasi saluran genetal atau
serviks, manejemen perforasi uterus dan rujukan transfer atau pemindahan
(Irianti, 2014).

2.2.5 Langkah V (Rencana Asuhan yang menyeluruh)


1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa
ibu mengalami abortus inkomplit dan kehamilannya tidak dapat
dipertahankan.
R/ Informasi yang baik dapat meningkatkan ibu untuk lebih kooperatif
dan tenang menghadapi permasalahan ini
2. Berikan support kepada ibu terkait masalah yang dihadapi
R/ Dukungan yang baik dapat meningkatkan rasa tenang pada ibu
3. Lakukan informed concent untuk tindakan kuretase
R/ Informed concent dapat melindungi hak pasien dan petugas
4. Memberikan oksitosin 10 IU/500ml larutan dekstrosa 5% atau dalam
larutan RL IV dengan kecepatan kira-kira 125 ml/jam
R/ pemberian cairan dapat mencegah terjadinya dehidrasi
2.2.6 Langkah VI (Pelaksanaan Asuhan
Penatalaksanaa sesuai dengan rencana asuhan kebidanan
2.2.7 Langkah VII (Evaluasi Hasil Asuhan)
Hasil evaluasi dapat menjadi data dasar untuk menegakkan diagnosa dan
rencana selanjutnya.hal yang perlu dievaluasi adalah apakah diagnosa
sesuai, rencana asuhan efektif, masalah teratasi, masalah telah berkurang,
timbul masalah baru, dan kebutuhan telah terpenuhi. Evaluasi asuhan
kebidanan pada abortus inkomplit antara lain keadaan umum baik dan
tanda-tanda vital normal, tidak ada tanda-tanda syok, sisa jaringan dalam
uterus keluar dan perdarahan dapat diatasi (Jannah Nurul, 2012).
BAB 3
TINJAUAN KASUS

Pengkajian

Tanggal : 9-3-2020

Pukul : 09.10 WIB

Oleh : Dinar Eka M

Tempat : Poli Hamil RSU Haji Surabaya

3.1 Data subjektif


1. Biodata
Nama ibu Ny. P Nama suami Tn. B
Umur 34 tahun Umur 34 tahun
Agama Islam Agama Islam
Pendidikan SMK Pendidikan SMA
Pekerjaan Pegawai Pekerjaan Supir
Loundry
Alamat Tambak sumur No. 35
2. Keluhan utama
Keluar darah dari jalan lahir dan disertai adanya gumpalan sejak 3 hari.
3. Riwayat kesehatan
Ibu tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit menurun seperti tekanan
darah tinggi, diabetes mellitus, jantung, dan penyakit menular seperti HIV/Aids,
TBC dan hepatitits dan tidak mengalami anemia, mioma uteri, dan demam yang
lama serta tidak pernah mengalami keguguran sebelumnya.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga ada yang menderita tekanan darah tinggi (Ibu), namun tidak
ada yang menderita penyakit menurun lainnya seperti jantung dan diabetes
mellitus serta tidak ada yang menderita penyakit menular seperti HIV/ Aids,
TBC dan hepatitis.
5. Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 5-7 hari
Keluhan : tidak ada
HPHT : 5-12-2019
TP : 11-9-2020

6. Riwayat pernikahan
Pernikahan ke- :1
Lama menikah : 10 tahun
Usia pertama menikah : 24 tahun

7. Riwayat Obstetri
Keadaan
Usia Persalinan Nifas Neonatus
No Sekarang
Kehamilan
Cara Penolong Tempat JK BB ASI Penyulit H/M Usia
1 9 bulan spontan Bidan PMB L 3600 Eksklusif - H 9 th
2 Hamil ini

8. Riwayat KB
Ibu terakhir menggunakan KB suntik 3 bulan selama 5 tahun, kemudian ganti
dengan menggunakan KB pil 2 tahun. Kemudian ibu berhenti karena ingin
hamil lagi. Selama pekaian KB ibu tidak ada keluhan.

9. Pola kebiasaan sehari-hari


Nutrisi : ibu makan 2-3 kali sehari dengan lauk, sayur, minum 7-8 gelas
perhari,
Ibu tidak pernah minum jamu-jamuan, dan tidak ada gangguan
pada kebutuhan nutrisinya
Eliminasi : Ibu BAK 4-5 kali sehari dan BAB 1 kali sehari
Aktivitas : Ibu sering mengangkat berat pakaian dan sering naik motor sendiri
untuk mengantar jemput pakaian laundry.
Istirahat : ibu susah untuk tidur ataupun istirahat karena sering meraskan
kram dan nyeri pada perutnya

10. Data Psikologis


Saat ini ibu merasa sedih karena kehamilan yang diharapkan terjadi keguguran.
Keluarga dan suami selalu memberikan dukungan kepada ibu untuk tetap kuat
menjalani masalah ini.

11. Data sosial budaya


Dilingkungan ibu tidak ada pantang makan dan tidak pernah melakukan pijat
oyok.

3.2 Data Objektif


1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : cukup
Kesadaran : composmentis
TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 88 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36,7 C
2. Pemeriksaan antropometri
BB : 67 Kg
TB : 145 Kg
3. Pemeriksaan fisik
Kepala : bersih, tidak ada massa atau nyeri tekan
Wajah : tidak ada oedema, sedikit pucat
Mata : simetris, konjungtiva merah muda dan sklera putih
Telinga : Tidak ada sekret
Mulut : Bibir lembab, tidak ada stomatitis dan tidak ada karies gigi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tiroid dan vena jugularis
Dada : simetris, putting menonjol, tidak ada nyeri tekan dan benjolan
abnormal
Abdomen : Tidak terdapat luka bekas operasi, TFU tidak teraba
Ekstremitas: Tidak ada oedema dan varises pada ektremitas atas maupun bawah
Genetalia : Tidak ada varises, tidak ada condiloma, tampak pengeluaran darah
dari vagina

4. Pemeriksaan penunjang
VT tanggal 9-3-2020 pukul 09. 30 WIB oleh dr. Spog diperoleh
Keadaan vulva/ vagina: tidak ada kelainan
Portion : lunak, tebal
Ostium uteri Interna : membuka 2 cm
Uterus : retrofleksi
Hasil USG tanggal 6-3-2020 terdapat kesan sisa jaringan

3.3 Analisa Data


G2P1001 UK 13 minggu 3 hari dengan abortus inkomplit

3.4 Penatalaksanaan
1. Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu mengalami
abortus inkomplit yaitu keguguran yang masih terdapat sisa jaringan janin
di bagian rahim.
E/ ibu mengerti dengan keadaannya
2. Memberikan informed concent kepada ibu untuk tindakan kuretase
E/ibu menyetujui tindakan kuretase
3. Memberitahu ibu untuk berpuasa selama 24 jam sebagai syarat akan
dilakukkannya tindakan kuretase
E/ ibu bersedia
4. Memeberitahu ibu untuk kembali besok untuk dilakukan tindakan kuretase
E/ ibu mengerti
5. Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup selama di rumah
E/ibu mengerti
6. Memberitahu ibu untuk sering mengganti pembalut untuk mencegah
terjadinya infeksi
E/ibu mengerti
7. Memberitahu ibu untuk ke administrasi guna mengkonsulkan biaya terkait
tindakan kuretase yang akan dilaksanakan
E/ ibu bersedia untuk ke administrasi
BAB 4
PEMBAHASAN

Pada pengkajian data yang dilakukan di poli hamil RSU haji


Surabaya pada tanggal 9-3-2020 diperoleh Ny. P mengeluh keluar darah
dari jalan lahir, HPHT ibu tanggal 5-12-2019 sehingga perhitungan dari
HPHT diperoleh usia kehamilan ibu saat ini 13 minggu 3 hari. Ibu sudah
memiliki 1 orang anak dan sekarang berusia 9 tahun. Ibu dalam
kesehariannya bekerja sebagai pegawai laundry yang tiap hari mengangkat
berat dan harus antar jemput pakaian laundry. Berdasarkan teori dari
prawirohardjo (2014), abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan dengan usia kehamilan kurang dari 20
minggu dan berat janin kurang dari 500 gram.
Pada data objektif diperoleh Ny.P dngan keadaan umum baik, TTV
dalam batas normal, pada pemeriksaan fisik juga diperoleh hasil yang
normal dan pada abdomen TFU sudah tidak teraba, serta pada genetalia
terdapat pengeluaran darah. Dilakukan VT oleh dr. SpOg terdapat
pembukaan OUE/OUI dan dari hasil USG terdapat kesan sisa jaringan.
Berdasarkan teori dari prawirohardjo (2014), tanda-tanda dari abortus
inkomplit antara lain, sebagain hasil konsepsi masih terdapat di dalam
uterus, kanalis servikalis membuka dan terdapat perdarahan yang banyak
atau sedikit tapi terus menerus.
Pada analisa data diperoleh dari data subjektif dan objektif sehingga
ditarik suatu diagnose G2 P1001 UK 13 minggu 3 hari dengan abortus
inkomplit. Berdasarkan teori analisa data ditegakkan daridata subjektif dan
objektif.
Pada penatalaksanaan diperoleh rencana kuretase. Berdasarkan
syaifudin (2014), abortus inkomplit harus segera dibersihkan dengan
kuretase atau secara digital. Dengan kasus diatas usia kehamilan kurang dari
16 minggu dan perdarahan banyak dilakukan kuretase. Sehingga dari kasus
dan teori tidak ditemukan adanya kesenjangan.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Simpulan
Ibu dengan abortus inkomplit dilakukan tindakan yang sesuai teori yaitu
dilakukan tindakan kuretase guna menghentikan perdarahan dan mengambil
sisa jaringan yang masih berada di dalam uterus. Pada kasus tersebut masalah
ibu sudah tertangani dengan tindakan kuretase.
5.2 Saran
1. Bagi tenaga kesehatan
Sebagai tenaga kesehatan diharapkan mampu melaksanakan semua asuhan
sesuai dengan SOP sehingga menjadikan tenaga kesehatan yang professional
ddan dapat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu.
2. Bagi mahasiswa
Diharpkan dapat emnambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam
memberikan asuhan kebidanan terutama dalam memberikan asuhan kebidanan
dengan kasus abortus.
3. Bagi klien
Diharpkan klien dapat mensmbah pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan
sehingga klien lebih rutin dalam melakukan pemeriksaan kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA

BBC. 2016. Penelitian aborti. Http;//www.bbc.com/ Indonesia/


Majalah/2016/ 05/160512_majalah_kesehatan_aborsi. Diakese maret 2020
Irianti. 2014. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta: Sagung Seto
Jannah, Nurul. 2012. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka
Belajar
Manuaba. 2013. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta:
EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Sedgh.G. 2016. Abortion Incidennce between 1990-2014. The lancet
Journal Vol. 388 No. 10041 p258-267
Syaifudin, abdul bari. Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Yulaikha. 2015. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: EGC
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Anemia Sedang
di Poli Kandungan RSU Haji Surabaya

Pengkajian

Tanggal : 12-3-2020

Pukul : 10.35 WIB

Oleh : Dinar Eka M

Tempat : Poli Hamil

1. Data Subjektif
1) Biodata
Nama Ibu Ny. I Nama suami Tn. C
Umur 35 tahun Umur 35 tahun
Agama Islam Agama Islam
Pendidikan SMU Pendidikan SMU
Pekerjaan IRT Pekerjaan Swasta
Alamat Kapas krampung

2) Keluhan Utama
Ibu mengatakan selama hamil ini sering pusing dan mudah lelah dalam 2
minggu terkahir ini.

3) Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 6-7 hari
Keluhan : tidak ada
HPHT : 5-7-2019
TP : 12-4-2020
4) Riwayat Kesehatan
Ibu tidak ada riwayat penyakit menurun seperti tekanan darah
tinggi,diabetes mellitus, jantung, namun ibu memiliki riwayat asma tetapi
sudah sangat jarang kambuh. Ibu tidak ada riwayat penyakit menular
seperti HIV/Aids, TBC, dan hepatitis.

5) Riwayat Kesehatan Keluarga


Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti
jantung, diabetes mellitus, dan tekanan darah tinggi, serta tidak ada
riwayat penyakit menular seperti HIV/Aids, TBC dan hepatitis.

6) Riwayat pernikahan
Pernikahan ke- :1
Lama menikah :10 tahun
Usia pertama menikah: 25 tahun

7) Riwayat obstetric
Keadaan
Usia Persalinan Nifas Neonatus
No Sekarang
Kehamilan
Cara Penolong Tempat JK BB ASI Penyulit H/M Usia
1 Posterm SC Dokter RS L 2600 Eksklusif - H 9 th
2
2 Aterm SC Dokter RS P 2900 Eksklusif - M
hari
3 Preterm SC Dokter RS L 2200 Ekslusif - H 4 th
4 Abortus usia kehamilan 1 bulan post kuretase
5 Hamil ini
8) Pola Kebiasaan sehari-hari
Nutrisi : ibu makan 2 kali sehari dengan lauk dan sayur tapi ibu
tidak suka makan daging, ibu minum 7-8 gelas perhari
Eliminasi : ibu BAK 4-5 kali sehari, BAB 1 kali sehari
Aktivitas : ibu tidak melakukan aktivitas berat yang mempengaruhi
kehamilan, ibu hanya melakukan aktivitas sepetrti ibu
rumah tangga
Istirahat : ibu jarang sekali tidur siang hanya rebahan saja dan tidur
malam 7-8 jam

2. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : cukup
Kesadaran : composmentis
TTV: TD : 110/60 mmHg
N : 86 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36,6 C
MAP : 76,6
BB : 70,5 kg
TB : 151 cm
IMT : 30,9
KSPR : 22 ( skor awal ibu hamil, ROJ, usia lebih dari sama
dengan 35 tahun, anemia, BSC)

2) Pemeriksaan Fisik
Kepala : bersih, tidak ada massa atau nyeri tekan
Wajah : tidak ada oedema, tampak pucat
Mata : simetris, konjungtiva tampak anemis dan sklera putih
Telinga : Tidak ada sekret
Mulut : Bibir pucat, tidak ada stomatitis dan tidak ada karies gigi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tiroid dan vena
jugularis
Dada : simetris, putting menonjol, tidak ada nyeri tekan dan
benjolan abnormal
Abdomen : Tidak terdapat luka bekas operasi
Ekstremitas : Tidak ada oedema dan varises pada ektremitas atas maupun
bawah
Genetalia : Tidak ada varises, tidak ada condiloma.

3) Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan abdomen:
Leopold 1: pada bagian fundus teraba bagian kurang bulat kurang melenting
terkesan bokong
Leopold 2: Pada perut bagian kiri terkesan panjang kerasa seperti papan
terkesan punggung dan bagian kanan perut ibu teraba bagian
kecil terkesan ekstremitas
Leopold 3: Bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras dan terkesan kepala
janin, Belum masuk panggul
Mc. Donald : 29 cm
DJJ : 136 x/menit

4) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Hb: 8,5 g/dl (Normalnya 11 g/dl)

3. Analisa Data
G5P1112 UK 35 minggu T/H/I dengan anemia sedang dan KRST
4. Penatalaksanaan
1) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu mengamali kurang
darah sedang
E/ ibu mengerti
2) Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti
sayuran hijau dan makanan yang banyak mengandung protein seperti
daging
E/ ibu mengerti
3) Memberitahu ibu cara memasak sayur yang benar yaitu dengan
memasukkan sayur ke dalam air yang mendidih dan tidak terlalu lama.
E/ Ibu mengerti
4) Melakukan kolaborasi dengan dr. SpoG dalam memberikan terapi:
Vitamin B complex (@50 gram ) 3x1
Vitamin c (@50 mg) 2 x1
Sulfat ferosus (@60 mg) 2x1
Calsium laktat (@500mg) 1x1
E/ ibu bersedia mengkonsumsi terapi yang diberikan
5) Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup agar tidak kelelahan
E/ ibu mengerti
6) Memberitahu ibu cara mengkonsumsi Fe yaitu dengan air putih atau air
jeruk dan tidak boleh dengan teh atau susu dan diminum sebelum tidur.
E/ ibu mengerti
7) Memberitahu efek samping dari Fe yaitu rasa mual dan warna feses
menjadi kehitaman
E/ ibu mengerti
8) Memberitahu ibu kunjungan ulang 2 minggu lagi
E/ ibu bersedia
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan individu ini disusun oleh mahasiswa semester 2 Prodi D4 Kebidanan
Sutomo Poltekkes Kemenkes Surabaya tahun 2019/2020 ini sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
Tempat Praktik: Poli Hamil RSU Haji Surabaya
Tanggal Praktik: 8 maret s/d 20 Maret 2020

Pembimbing Pendidikan

Dina Isfentiani, S.Kep.Ns., M.Ke


NIP. 196401221988032001
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Pre Eklamsia

Di Poli Hamil RSU Haji Surabaya

Pengkajian

Tanggal : 13-3-2020

Pukul : 09.50 WIB

Tempat : poli hamil

Oleh : Dinar Eka M

1. Data Subjektif
1) Biodata
Nama Ibu Ny. N Nama suami Tn. A
Umur 37 tahun Umur 48 tahun
Agama Islam Agama Islam
Pendidikan S1 Pendidikan S1
Pekerjaan Swasta Pekerjaan Swasta
Alamat Krembangan Bhakti

2) Keluhan Utama
Ibu mengatakan dalam 3 minggu terkahir ini sering merasa kesemutan
pada tangan dan kaki.
3) Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 4-5 hari
Keluhan : tidak ada
HPHT : 15-7-2019
TP : 23-4-2020
4) Riwayat Kesehatan
Ibu ada riwayat penyakit menurun seperti tekanan darah tinggi,namun tidak
memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus, jantung. Ibu tidak ada riwayat
penyakit menular seperti HIV/Aids, TBC, dan hepatitis.
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti
jantung, diabetes mellitus, dan tekanan darah tinggi, serta tidak ada
riwayat penyakit menular seperti HIV/Aids, TBC dan hepatitis.
6) Riwayat pernikahan
Pernikahan ke- :1
Lama menikah : 5 tahun
Usia pertama menikah: 32 tahun
7) Riwayat obstetri
Keadaan
Usia Persalinan Nifas Neonatus
No Sekarang
Kehamilan
Cara Penolong Tempat JK BB ASI Penyulit H/M Usia
1 Aterm SC Dokter RS P 3360 Eksklusif - H 4 th
2 Hamil ini

8) Pola Kebiasaan sehari-hari


Nutrisi : Ibu makan 3 kali sehari dengan porsi sedang dengan menu
lauk nasi dan sayur (tapi kadang-kadang), minum 7-8 gelas
perhari
Eliminasi : Ibu BAK 4-6 kali sehari, BAB 1-2 kali sehari
Aktivitas : Ibu biasanya pagi sampai sore bekerja di kantor dan
sepulang kerja ibu melakukan aktivitas layaknya ibu rumah
tangga seperti memasak dan menyapu.
Istirahat : Ibu biasanya pada siang hari hanya duduk saat jam
istirahat dan tidur malam 7-8 jam
2. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV: TD : 140/90 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,8 C
MAP : 96,6
BB : 123 kg
TB : 161 cm
IMT : 47,49
KSPR : 18 ( skor awal ibu hamil, usia lebih dari sama
dengan 35 tahun, Hipertensi, BSC)

2) Pemeriksaan Fisik
Kepala : bersih, tidak ada massa atau nyeri tekan
Wajah : tidak ada oedema
Mata : simetris, konjungtiva merah muda dan sklera putih
Telinga : Tidak ada sekret
Mulut : Bibir lembab, tidak ada stomatitis dan tidak ada karies gigi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tiroid dan vena
jugularis
Dada : simetris, putting menonjol, tidak ada nyeri tekan dan
benjolan abnormal
Abdomen : Tidak terdapat luka bekas operasi
Ekstremitas : Tidak ada oedema dan varises pada ektremitas atas maupun
bawah
Genetalia : Tidak ada varises, tidak ada condiloma.
3) Pemeriksaan Khusus
Leopold 1: pada bagian fundus teraba bagian kurang bulat kurang melenting
terkesan bokong
Leopold 2 : Pada perut bagian kiri terkesan panjang kerasa seperti papan
terkesan punggung dan bagian kanan perut ibu teraba bagian kecil terkesan
ekstremitas
Leopold 3 : Bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras dan terkesan kepala
janin, Belum masuk panggul
Mc. Donald : 29 cm
DJJ : 141 x/menit

3. Analisa Data
G2P1001 UK 34 minggu T/H/I dengan preeklamsia dan KRST

4. Penatalaksanaan
1) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu mengalami gejala
yang mengarah ke preeklamsia
E/ ibu mengerti
2) Melakukan kolaborasi dengan dr. SpoG dalam memberikan terapi:
Aspilet 1x80 mg
Kalk 1x 1
E/ ibu bersedia mengkonsumsi terapi yang diberikan
3) Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup
E/ ibu mengerti
4) Memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan seperti pusing yang tidak hilang
setelah istirahat, pandangan kabur, nyeri pada ulu hati
E/ibu mengerti
5) Memberitahu ibu untuk melakukan pemeriksaan laboratorium berupa
pemeriksaan kecing untuk mengetahui apakah ada protein dalam urin
E/ibu bersedia
6) Memberitahu ibu kunjungan ulang 2 minggu lagi atau sewatu-waktu kalau
ada keluhan
E/ ibu bersedia
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan individu ini disusun oleh mahasiswa semester 2 Prodi D4 Kebidanan
Sutomo Poltekkes Kemenkes Surabaya tahun 2019/2020 ini sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
Tempat Praktik: Poli Hamil RSU Haji Surabaya
Tanggal Praktik: 8 maret s/d 20 Maret 2020

Pembimbing Pendidikan

Dina Isfentiani, S.Kep.Ns., M.Ke


NIP. 196401221988032001
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Pre Eklamsia

Di Poli Hamil RSU Haji Surabaya

Pengkajian

Tanggal : 9-3-2020

Pukul : 10.15 WIB

Tempat : poli hamil

Oleh : Dinar Eka M

1. Data Subjektif
1) Biodata
Nama Ibu Ny. S Nama suami Tn. S
Umur 37 tahun Umur 42 tahun
Agama Islam Agama Islam
Pendidikan SMP Pendidikan SMP
Pekerjaan IRT Pekerjaan Swasta
Alamat Rungkut Lor Gg 8 No. 25 D

2) Keluhan Utama
Ibu tidak ada keluhan
3) Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 5-6 hari
Keluhan : tidak ada
HPHT : 12-7-2019
TP : 23-4-2020
4) Riwayat Kesehatan
Ibu selama hamil menderita tekanan darah tinggi, namun tidak memiliki
riwayat penyakit diabetes mellitus, jantung. Ibu tidak ada riwayat penyakit
menular seperti HIV/Aids, TBC, dan hepatitis.

5) Riwayat Kesehatan Keluarga


Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti
jantung, diabetes mellitus, dan tekanan darah tinggi, serta tidak ada
riwayat penyakit menular seperti HIV/Aids, TBC dan hepatitis.

6) Riwayat pernikahan
Pernikahan ke- :1
Lama menikah :15 tahun
Usia pertama menikah: 22 tahun

7) Riwayat obstetri
Keadaan
Usia Persalinan Nifas Neonatus
No Sekarang
Kehamilan
Cara Penolong Tempat JK BB ASI Penyulit H/M Usia
1 aterm SC Dokter RS L 2300 Eksklusif - H 4 th
2
2 aterm SC Dokter RS L 3000 - - M
bulan
3 Hamil ini

8) Pola Kebiasaan sehari-hari


Nutrisi : Ibu makan 2-3 kali sehari dengan porsi sedang dengan
menu lauk nasi dan sayur, minum 7-8 gelas perhari
Eliminasi : Ibu BAK 4-5 kali sehari, BAB 1-2 kali sehari
Aktivitas : Ibu biasanya melakukan aktivitas seperti ibu rumah tangga
seperti menyapu, mengepel, memasak dan mencuci
Istirahat : Ibu biasanya pada siang tidur 1 jam dan tidur malam 7-8
jam
2. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV: TD : 150/90 mmHg
N : 86 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36,7 C
MAP : 110
BB : 75 kg
TB : 156 cm
IMT : 30,86
KSPR : 18 ( skor awal ibu hamil, usia lebih dari sama
dengan 35 tahun, Hipertensi, BSC)

4) Pemeriksaan Fisik
Kepala : bersih, tidak ada massa atau nyeri tekan
Wajah : tidak ada oedema
Mata : simetris, konjungtiva merah muda dan sklera putih
Telinga : Tidak ada sekret
Mulut : Bibir lembab, tidak ada stomatitis dan tidak ada karies gigi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tiroid dan vena
jugularis
Dada : simetris, putting menonjol, tidak ada nyeri tekan dan
benjolan abnormal
Abdomen : Tidak terdapat luka bekas operasi
Ekstremitas : Tidak ada oedema dan varises pada ektremitas atas maupun
bawah
Genetalia : Tidak ada varises, tidak ada condiloma.
5) Pemeriksaan Khusus
Leopold 1: pada bagian fundus teraba bagian kurang bulat kurang
melenting terkesan bokong
Leopold 2 : Pada perut bagian kiri terkesan panjang kerasa seperti papan
terkesan punggung dan bagian kanan perut ibu teraba bagian kecil terkesan
ekstremitas
Leopold 3 : Bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras dan terkesan kepala
janin, Belum masuk panggul
Mc. Donald :30 cm
DJJ : 134 x/menit
3. Analisa Data
G2P2001 UK 34-35 minggu T/H/I denga preeklamsia dan KRST
4. Penatalaksanaan
1) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu mengalami tanda-
tanda preeklamsia yaitu adanya tanda tekanan darah tinggi, dan hasil MAP
110
E/ ibu mengerti
2) Melakukan kolaborasi dengan dr. SpoG dalam memberikan terapi:
Aspilet 1x80 mg
Rob (Fe, Kalk, Asam folat, Vit B komplek) 1x1
E/ ibu bersedia mengkonsumsi terapi yang diberikan
3) Memberitahu ibu untuk melakukan pemeriksaan laboratorium darah dan
urin lengkap untuk mengetahui apakah ada kadar protein dalam urine.
E/ ibu mengerti
4) Memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan seperti pusing yang tidak hilang
setelah istirahat, pandangan kabur, nyeri pada ulu hati
E/ibu mengerti
5) Memberitahu ibu kunjungan ulang 2 minggu lagi atau sewatu-waktu kalau
ada keluhan
E/ ibu bersedia
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan individu ini disusun oleh mahasiswa semester 2 Prodi D4 Kebidanan
Sutomo Poltekkes Kemenkes Surabaya tahun 2019/2020 ini sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
Tempat Praktik: Poli Hamil RSU Haji Surabaya
Tanggal Praktik: 8 maret s/d 20 Maret 2020

Pembimbing Pendidikan

Dina Isfentiani, S.Kep.Ns., M.Ke


NIP. 196401221988032001

Anda mungkin juga menyukai