Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PREMATURE DI

RUMAH SAKIT

Disusun Oleh :
ANGEL THESALONICA M.S
2019201076

Dosen Pengampu : Kairun Nisa Situmorang

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MITRA HUSADA MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena rahmat dan kasih-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Manajemen Asuhan Kebidanan ini dengan tepat waktu.
Laporan Manajemen Asuhan Kebidanan ini disusun untuk membantu menambah wawasan para
mahasiswa dalam mengetahui dan memahami Asuhan Kebidanan yang diberikan pada seorang Bayi
Baru Lahir Premature.
Manajemen Asuhan Kebidanan ini dibuat dengan suatu keyakinan bahwa saya telah
memahami konsep metodologi penelitian,sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan
tepat waktu. Laporan ini juga saya buat untuk memenuhi nilai tugas saya di Mata Kuliah Penguatan
Askeb.
Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dan mendukung
saya dalam proses penyelesaian penyusunan Laporan Manajemen Asuhan Kebidanan ini. Saya
berharap laporan ini dapat memberikan manfaat serta menambah wawasan dan pengalaman kepada
para pembaca. Saya juga menyadari bahwa laporan ay aini masih jauh dari kata sempurna dan
terdapat beberapa kekurangan,maka oleh itu saya mengharapkan saran,kritik,dan masukan yang
mendukung untuk kesempurnaan laporan laporan ini .

Medan,22 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
BAB II Tinjauan Teoritis
2.1 Definisi
2.2 Klasifikasi
2.3 Etiologi
2.4 Tanda Gejala
2.5 Patofisiologi
2.6 Masalah yang terjadi pada bayi premature
2.7 Penatalaksanaan
2.8 Kriteria Inklusi Bayi Prematur
2.9 Kriteria Ekslusi Bayi Prematur
2.10 Pemeriksaan Penunjang
BAB III Metode Penelitian
3.1 Rancangan Laporan
3.2 Kerangka Kerja
3.3 Tempat dan Waktu Laporan
3.4 Subjek Laporan
3.5 Jenis Data
3.6 Alat dan Teknik Pengumpulan Data
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
3.6.2 Alat Pengumpulan Data
3.7 Jalannya Asuhan Kebidanan Berkelanjutan
BAB IV Hasil Penelitian
4.1 Askeb
4.2 Gambar Anatomi Fisiologis
BAB V Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bayi Prematur adalah bayi yang lahir preterm atau kurang bulan. Terlahir dengan
ketidakmatangan sistem organ tubuh membuat bayi prematur sangat rentan terhadap masalah
kesehatan salah satunya yaitu ketidakstabilan mempertahankan suhu tubuh, gangguan pernapasan
dan infeksi sehingga bayi prematur memerlukan perawatan yang intensif agar membantu proses
pemulihan.
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator
untuk melihat derajat kesehatan masyarakat. Kesehatan Ibu dan anak perlu mendapatkan perhatian
karena ibu mengalami kehamilan dan persalinan yang mempunyai risiko terjadinya kematian (Misar
Y, dkk, 2012).
Data menurut Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021 AKI di Indonesia menunjukkan 7.389
kematian. Jumlah ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2020 yaitu ada 4.627
kematian. Berdasarkan penyebab, Sebagian besar kematian Ibu pada tahun 2021 yaitu disebabkan
oleh Covid-19 sebanyak 2.982 kasus,perdarahan 1330 kasus,hipertensi dalam kehamilan 1077
kasus,penyakit jantung 335 kasus,infeksi 207 kasus,gangguan metabolic 80 kasus,gangguan system
peredaran darah 65 kasus dan abortus 14 kasus.
Tren kematian anak dari tahun ke tahun menunjukkan penurunan. Data yang dilaporkan kepada
Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak menunjukkan jumlah kematian Balita pada tahun 2021
sebanyak 27.566 kematian balita, menurun dibandingkan tahun 2020,yaitu sebanyak 28.158
kematian. Dari seluruh kematian balita 73,1 % diantaranya terjadi pada masa neonatal (20.154).
Dari seluruh kematian neonatal yang dilaporkan,Sebagian besar diantaranya (79,1%) terjadi pada
usia 0-6 hari,kematian pada usia 7-18 hari sebesar 20,9% dan pada masa post neonatal (29 hari-11
bulan).
Menurut Data Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021,jumlah kelahiran Provinsi Sumatera
Utara sebanyak 278.100 hidup,413 meninggal dan jumlah lahir hidup dan mati sebanyak 278.513.
Jumlah kematian Ibu tahun 2020-2021 di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 248 Kematian Ibu.
Upaya percepatan penurunan AKI dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu mampu
mengakses Pelayanan Kesehatan yang berkualitas,seperti Pelayanan Kesehatan Ibu
Hamil,Pertolongan Persalinan oleh tenaga Kesehatan terlatih di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan ,Perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi
komplikasi dan pelayanan Keluarga Berencana (KB) termasuk KB pasca persalinan.
Gambaran upaya Kesehatan Ibu yang disajikan terdiri dari Pelayanan Kesehatan Ibu
hamil,pelayanan imunisasi Tetanus Difteri bagi WUS, pemberian tablet tambah darah,pelayanan
Kesehatan ibu bersalin,pelayanan Kesehatan ibu nifas,puskemas melaksanakan kelas ibu hamil dan
program perencanaan persalinan pencegahan komplikasi (P4K), pelayanan kontrasepsi /KB dan
pemeriksaan HIV serta Hepatitis B.
Permenkes No.28 Tahun 2017 pasal (1) ayat (1) menyatakan bidan adalah seorang perempuan
yang lulus dari Pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Permenkes No.28 Tahun 2017 pasal (1) ayat (2) juga menjelaskan dalam
menjalankan Praktik Kebidanan,bidan paling rendah memiliki kualifikasi jenjang pendidikan D3
Kebidanan. Undang-undang Kebidanan No.4 Tahun 2019 mengatur mengenai Pendidikan
Bidan,registrasi dna izin praktik bidan,kompetensi bidan, pemerintah pusat, organisasi profesi
bidan, hak dan kewajiban, praktik bidan, pendayagunaan bidan dan juga pembinaan dan
pengawasan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil uraian pada Latar Belakang diatas sehingga dapat disimpulkan dalam laporan ini
adalah Bagaimana Manajemen Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Prematur di Rumah Sakit.
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan dan melakukan Manajemen Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru
Lahir Prematur di Rumah Sakit dengan menggunakan metode 7 Langkah Varney dan dokumentasi
SOAP.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Prematur.
2. Mahasiswa mampu menginterpretasi Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Prematur.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial atau masalah Asuhan
Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Prematur..
4. Mahasiswa mampu menetapkan diagnose potensial Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru
Lahir Prematur..
5. Mahasiswa mampu Menyusun rencana Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Prematur.
6. Mahasiswa mampu menetapkan Tindakan segera Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru
Lahir Prematur.
7. Mahasiswa mamapu mengevaluasi Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Prematur.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Manfaat Teoritis
Sebagai bahan dasar belajar pada pelayanan asuhan kebidanan berkelanjutan yang
bermutu,berkulitas dan sebagai ilmu pengetahuan dan menambah wawasan bagi mahasiswa dalam
memahami pelaksaan Manajemen Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Prematur.
1.4.1.1 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menambah referensi kepustakaan,sumber bacaan dan bahan pembelajaran terutama yang
berkaitan dengan Manajemen Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Prematur.
1.4.1.2 Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan,kompetensi diri dan mempraktikkan teori yang didapat secara langsung
di Lapangan dalam memberikan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir Prematur.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi
Bayi Prematur adalah bayi yang lahir preterm atau kurang bulan. Terlahir dengan
ketidakmatangan sistem organ tubuh membuat bayi prematur sangat rentan terhadap masalah
kesehatan salah satunya yaitu ketidakstabilan mempertahankan suhu tubuh, gangguan pernapasan
dan infeksi sehingga bayi prematur memerlukan perawatan yang intensif agar membantu proses
pemulihan.
Bayi prematur terutama yang lahir dengan usia kehamilan <32 minggu,
mempunyai risiko kematian 70 kali lebih tinggi,karena mereka mempunyai
kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim akibat
ketidakmatangan sistem organ tubuhnya seperti paru-paru, jantung, ginjal, hati
dan sistem pencernaannya (Krisnadi, 2012).
Kata prematur juga sering digunakan untuk menunjukkan imaturitas atau
berat badan lahir rendah (BBLR). Umumnya kehamilan disebut cukup bulan
bila berlangsung antara 37-41 minggu dihitung dari hari pertama siklus haid
terakhir pada siklus 28 hari. Sedangkan persalinan yang terjadi sebelum usia
kandungan mencapai 37 minggu disebut dengan persalinan prematur
(Sulistiarini & Berliana, 2016).
Bayi prematur atau bayi preterm merupakan bayi dengan berat badan
saat lahir kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan yang
ditimbang pada saat bayi baru lahir sampai dengan 24 jam pertama saat lahir
(Pantiawati, 2012).
Pantiawati (2012) telah menyusun definisi sebagai berikut :
a. Preterm infant (prematur) atau bayi kurang bulan adalah bayi
dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259) hari.
b. Term infant atau bayi cukup bulan adalah bayi dengan masa
kehamilan mulai dari 37 minggu sampai dengan 42 minggu (259-
293) hari.
c. Post term atau bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan
mulai dari 42 minggu atau lebih (294) hari atau lebih.

2.2 Klasifikasi
Menurut Tanto (2014), kelahiran prematur dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Bayi prematur digaris batas
1) Bayi dengan kelahiran 37 minggu, masa gestasi.
2) 16% seluruh kelahiran hidup.
3) Berat bayi sekitar 2.500-3.250 gr.
4) Biasanya normal.
5) Masalah yang sering terjadi biasanya : ketidak stabilan, kesulitan
menyusu, ikterik, RDS mungkin muncul.
6) Penampilan : lipatan pada kaki sedikit, payudara lebih kecil, lanugo
banyak, genetalia kurang berkembang.

b. Bayi prematur sedang


1) Bayi dengan kelahiran 31-36 minggu, masa gestasi.
2) Berat badan bayi sekitar 1.500-2.500 gr.
3) 6-7% seluruh kelahiran hidup
4) Masalah : ketidakstabilan, pengaturan glukosa, RDS, ikterik, anemia,
infeksi, kesulitan menyusu.
5) Penampilan : seperti pada bayi prematur digaris batas tetapi lebih
parah, kulit lebih tipis,lebih banyak pembuluh darah yang tampak.

c. Bayi sangat premature


1) Bayi dengan kelahiran 20 -30 minggu, masa gestasi.
2) Berat bayi sekitar 500-1.400 gr.
3) 0,8% seluruh kelahiran hidup.
4) Masalah : semua
5) Penampilan : kecil tidak memiliki lemak, kulit sangat tipis, kedua mata
mungkin berdempetan.

2.3 Etiologi
Menurut Rukiyah & Yulianti (2012), bayi dengan kelahiran prematur dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut :
a. Faktor ibu
Faktor ibu merupakan hal yang dominan dalam mempengaruhi kejadian
prematur, faktor-faktor tersebut di antaranya adalah:
1) Toksemia gravidarum (preeklampsia dan eklampsia).
2) Riwayat kelahiran prematur sebelumnya, perdarahan antepartum, malnutrisi dan anemia sel sabit.
3) Kelainan bentuk uterus (misal: uterus bikurnis, inkompeten serviks).
4) Tumor (misal: mioma uteri, eistoma).
5) Ibu yang menderita penyakit seperti penyakit akut dengan gejala panas tinggi (misal: thypus
abdominalis, dan malaria) dan penyakit kronis (misal: TBC, penyakit jantung, hipertensi, penyakit
ginjal).
6) Trauma pada masa kehamilan.
7) Kebiasaan ibu (ketergantungan obat narkotika, rokok dan alkohol).
8) Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
9) Bekerja yang terlalu berat.
10) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.

b. Faktor Janin
Beberapa faktor janin dapat mempengaruhi kejadian prematur antara lain:
1) kehamilan ganda.
2) Hidramnion.
3) ketuban pecah dini.
4) cacat bawaan.
5) kelainan kromosom.
6) Infeksi (misal: rubella, sifilis, toksoplasmosis).7) insufensi plasenta.
8) inkompatibilitas darah ibu dari janin (faktor rhesus, golongan darah A, B dan O).
9) infeksi dalam rahim.

c. Faktor Lain
Selain faktor ibu dan janin ada faktor lain yaitu :
1) faktor plasenta, seperti plasenta previa dan solusio plasenta.
2) faktor lingkungan, radiasi atau zat-zat beracun, keadaan sosial ekonomi yang rendah, kebiasaan,
pekerjaan yang melelahkan dan merokok.

2.4 Tanda dan Gejala


Menurut Rukiyah dan Yulianti (2012), ada beberapa tanda dan gejala
yang dapat muncul pada bayi prematur antara lain adalah sebagai berikut :
a. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu.
b. Berat badan sama dengan atau kurang dari 2.500 gram.
c. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm.
d. Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm.
e. Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm.
f. Rambut lanugo masih banyak.
g. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang.
h. Tulang rawan daun telinga belum sempuna pertumbuhannya.
i. Tumit mengkilap, telapak kaki halus.
j. Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora
dan klitoris menonjol (pada bayi perempuan). Testis belum turun ke dalam
skrotum, pigmentasi dan rugue pada skrotum kurang (pada bayi laki-laki).
k. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah.
l. Fungsi saraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya lemah.
m. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan
jaringan lemak masih kurang.
n. Vernix caseosa tidak ada atau sedikit bila ada.

2.5 Patofisiologi
Penyebab terjadinya kelahiran prematur belum diketahui secara jelas.
Data statistik menunjukkan bahwa bayi lahir prematur terjadi pada ibu yang memiliki sosial
ekonomi rendah. Kejadian ini kurangnya perawatan pada ibu
hamil karena tidak melakukan antenatal care selama kehamilan. Asupan
nutrisi yang tidak adekuat selama kehamilan, infeksi pada uterus, dan
komplikasi obstetrik yang lain merupakan pencetus kelahiran bayi prematur.
Ibu hamil dengan usia yang masih muda, mempunyai kebiasaan merokok dan
mengkomsumsi alhohol juga dapat menyebabkan terjadinya bayi prematur.
Faktor tersebut juga dapat mengakibatkan terganggunya fungsi plasenta
menurun dan memaksa bayi untuk keluar sebelum waktunya. Karena bayi lahir
sebelum masa gestasi yang cukup maka organ tubuh bayi belum matur
sehingga bayi lahir prematur memerlukan perawatan yang sangat khusus
untuk memungkinkan bayi beradaptasi dengan lingkungan luar (Tanto, 2014).
Dan bayi prematur juga relatif kurang mampu untuk bertahan hidup karena
struktur anatomi dan fisiologi yang imatur dan fungsi biokimianya belum
bekerja seperti bayi yang lebih tua. Kekurangan tersebut berpengaruh
terhadap kesanggupan bayi untuk mengatur dan mempertahankan suhu
badannya dalam batas normal. Bayi berisiko tinggi lain juga mengalami
kesulitan yang sama karena hambatan atau gangguan pada fungsi anatomi,
fisiologi, dan biokimia berhubungan dengan adanya kelainan atau penyakit
yang diderita. Bayi prematur atau imatur tidak dapat mempertahankan suhu
tubuh dalam batas normal karena pusat pengatur suhu pada otak yang belum
matur, kurangnya cadangan glikogen dan lemak coklat sebagai sumber kalori.
Tidak ada atau kurangnya lemak subkutan dan permukaan tubuh yang relatif
lebih luas akan menyebabkan kehilangan panas tubuh yang lebih banyak.
Respon menggigil bayi kurang atau tidak ada, sehingga bayi tidak dapat
meningkatkan panas tubuh melalui aktivitas. Selain itu kontrol reflek kapiler
kulit juga masih kurang (Tanto, 2014).
2.6 Masalah Yang Terjadi Pada Bayi Prematur
Menurut Proverawati dan Sulistyorini (2010), terdapat beberapa masalah yang dapat terjadi
pada bayi prematur baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Masalah jangka pendeknya
antara lain adalah sebagai berikut :
a. Gangguan metabolik, antara lain sebagai berikut :
1) Hipotermia
Terjadi karena sedikitnya lemak tubuh pada bayi prematur dan pengaturan suhu tubuh bayi yang
belum matang.
2) Hipoglikemia
Hipoglikemia merupakan kondisi ketidaknormalan kadar glukosa serum yang rendah pada bayi
yaitu kurang dari 45 mg/dL. Gula darah berfungsi sebagai makanan otak dan membawa oksigen ke
otak. Jika asupan glukosa kurang, maka dapat menyebabkan sel-sel saraf di otak mati dan dapat
mempengaruhi kecerdasan bayi kelak. Olehkarena itu bayi premature membutuhkan ASI sesegera
mungkin setelah lahir dan minum sering atau setiap 2 jam.
3) Hiperglikemia
Hiperglikemia sering terjadi pada bayi sangat prematur karena
mendapat cairan glukosa berlebihan secara intravena.
4) Masalah pemberian ASI
Masalah pemberian ASI terjadi karena ukuran tubuh bayi yang kecil,
dan keadaan bayi yang kurang energi, lemah serta lambungnya yang
kecil dan tidak dapat mengisap.

b. Gangguan imunitas, antara lain sebagai berikut :


1) Gangguan imonologik
Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena kadar Ig G
maupun gamma globulin yang rendah. Bayi prematur belum sanggup
membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap infeksi
yang belum baik.
2) Kejang saat dilahirkan
Kejang dapat terjadi karena infeksi sebelum lahir (prenatal),
perdarahan intrakranial atau akibat vitamin B6 yang dikonsumsi ibu.
3) Ikterus (kadar bilirubin yang tinggi)
4) Bayi prematur menjadi kuning lebih awal dari pada bayi cukup bulan
pada umumnya.

c. Gangguan pernafasan, antara lain sebagai berikut :


1) Sindroma gangguan pernapasan
Sindroma gangguan pernapasan pada bayi prematur adalah
perkembangan imatur pada sistem pernafasan atau tidak adekuatnya
jumlah surfaktan pada paru-paru.
2) Asfiksia
Dampak kelahiran prematur adalah proses adaptasi bayi terhadap
pernapasan waktu lahir sehingga mengalami asfiksia waktu lahir dan membutuhan resusitasi.
3) Apneu periodik (henti napas)
Organ paru-paru dan susunan saraf pusat yang belum sempurna menyebabkan bayi dengan
kelahiran prematur berhenti bernapas.
4) Paru-paru belum berkembang
Organ paru-paru yang belum berkembang menyebabkan bayi mengalami sesak napas (asfiksia) dan
membutuhkan resusitasi dengan cepat.
5) Retrolental fibroplasia
Penyakit ini ditemukan pada bayi prematur yang disebabkan oleh
gangguan oksigen yang berlebihan. Kelainan ini sering terjadi pada
bayi prematur dengan berat badan kurang dari 2000 gram dan telah
mendapat oksigen dengan konsentrasi tinggi atau lebih dari 40%.

d. Gangguan sistem peredaran darah, antara lain sebagai berikut


1) Masalah perdarahan
Perdarahan pada bayi yang lahir prematur dapat disebabkan karena kekurangan faktor pembekuan
darah atau karena faktor fungsi pembekuan darah yang abnormal atau menurun.
2) Anemia
Anemia pada bayi prematur dapat terjadi lebih dini karena disebabkan oleh supresi eritropoesis
pasca lahir, persediaan zat besi janin yang sedikit, serta bertambah besarnya volume darah sebagai
akibat pertumbuhan yang lebih cepat.
3) Gangguan jantung
Gangguan jantung yang sering ditemui pada bayi prematur adalah patent ductus ateriosus (PDA)
yang menetap sampai bayi berumur 3 hari, terutama pada bayi dengan penyakit membran hialin.
Gangguan jantung lain yang sering terjadi pada bayi prematur adalah defek
septum ventrikel yang sering dialami oleh bayi prematur dengan berat badan kurang dari 2500 gram
dan masa gestasinya kurang dari 34 minggu.
4) Gangguan pada otak
Gangguan pada otak yang dapat terjadi pada bayi prematur adalah intraventricular hemorrhage,
yaitu perdarahan intrakranial yang dapat mengakibatkan masalah neurologis, seperti gangguan
mengendalikan otot, keterlambatan perkembangan, dan kejang. Selain itu, bayi juga dapat
mengalami periventricular leukomalacia (PVL) yaitu kerusakan dan pelunakan materi putih (bagian
dalam otak yang mentransmisikan informasi antara sel-sel saraf dan sumsum
tulang belakang, juga dari satu bagian otak ke bagian otak yang lain) yang biasanya terjadi pada
bayi dengan masa gestasi kurang dari 32 minggu.
5) Bayi prematur dengan icterus
Peningkatan kadar bilirubin dalam darah mengakibatkan perubahan warna kuning pada kulit,
membran mukosa, sklera, dan organ lain pada bayi.
6) Kejang
Suatu kondisi yang terjadi pada bayi prematur yang ditandai dengan adanya tremor dan disertai
penurunan kesadaran, terjadi Gerakan yang tidak terkendali pada mulut, mata, dan anggota gerak
lain, serta terjadinya kekakuan seluruh tubuh tanpa adanya rangsangan.
7) Hipoglikemia
Suatu kondisi dimana kadar gula darah bayi yang rendah dan di bawah normal, yang dapat
mengakibatkan bayi menjadi gelisah dan tremor, apatis, kejang, lemah, letargis, kesulitan makan,
keringat banyak, hipertermi bahkan henti jantung.

e. Gangguan cairan dan elektrolit, antara lain sebagai berikut :


1) Gangguan eliminasi
Pada bayi prematur dapat terjadi edema dan asidosis metabolic karena ginjal yang imatur baik
secara anatomis maupun fisiologis, kerja ginjal yang masih belum matang, kemampuan membuang
sisa metabolisme dan air yang belum sempurna, serta produksi urine yang sedikit.
2) Distensi abdomen
Kelainan ini berkaitan dengan usus bayi akibat dari motilitas usus yang berkurang, volume lambung
berkurang sehingga waktu pengosongan lambung bertambah, daya untuk mencerna dan
mengabsorbsi zat lemak, laktosa, vitamin, yang larut dalam lemak dan beberapa mineral
tertentu berkurang. Kerja dari sfingter kardioesofagus yang belum sempurna memudahkan
terjadinya regurgitasi isi lambung ke esofagus dan mudah terjadi aspirasi.
3) Gangguan pencernaan
Saluran pencernaan pada bayi prematur masih belum berfungsi dengan sempurna sehingga
penyerapan nutrisi masih lemah dan kurang baik. Aktifitas otot pencernaan masih belum sempurna
yang mengakibatkan pengosongan lambung menjadi berkurang. Bayi prematur mudah kembung
karena stenosis anorektal, atresia ileum, peritonitis meconium, dan mega colon.
4) Gangguan elektrolit
Cairan yang diperlukan tergantung dari masa gestasi, keadaan
lingkungan, dan penyakit bayi. Kebutuhan cairan sesuai dengan
kehilangan cairan insensibel, cairan yang dikeluarkan ginjal dan
pengeluaran cairan yang disebabkan oleh keadaan lain. Pada bayi
prematur gangguan elektrolit dipengaruhi oleh kulit bayi yang tipis,
kurangnya jaringan subkutan dan oleh luasnya permukaan tubuh.

f. Masalah jangka panjang yang dapat terjadi pada bayi prematur


Menurut Proverawati dan Sulistyorini (2010), antara lain adalah sebagai
berikut :
1) Masalah psikis, antara lain adalah sebagai berikut :
a) Gangguan perkembangan dan pertumbuhan
Pada bayi prematur pertumbuhan dan perkembangan berlangsung lebih lambat karena berkaitan
dengan maturitas otak bayi.
b) Gangguan bicara dan komunikasi
Penelitian longitudinal menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam hal kecepatan berbicara
antara bayi prematur dan BBLR dengan bayi cukup bulan dan berat lahir normal (BLN). Pada bayi
prematur dan BBLR kemampuan bicaranya akan terlambat dibandingkan bayi cukup bulan dengan
berat lahir normal sampai usia 6,5 tahun.
c) Gangguan neurologi dan kognisi
Gangguan neurologis yang sering dialami adalah cerebral palsy. Makin kecil usia kehamilan bayi,
maka semakin tinggi resikonya. Gangguan neurologi lain adalah retardasi mental, MMR (motor
mental retardasi) dan kelainan EEG (dengan atau tanpa epilepsi).
d) Gangguan belajar atau masalah Pendidikan
Suatu penelitian longitudinal di negara maju (UK dan Eropa) menunjukkan bahwa lebih banyak
anak dengan riwayat kelahiran prematur dan BBLR dimasukkan di sekolah khusus. Namun di
negara berkembang sulit untuk menilainya karena factor kemiskinan juga dapat mempengaruhi.
e) Gangguan atensi dan hiperaktif
Gangguan ini sekarang dikenal dengan ADD dan ADHD yang termasuk dalam gangguan neurologi.
Penelitian menunjukkan bahwa gangguan ini lebih banyak terjadi pada bayi premature dengan berat
badan lahir kurang dari 2041 gram.
2) Masalah fisik antara lain adalah sebagai berikut :
a) Penyakit paru kronis
Penyakit paru kronis pada bayi prematur dapat disebabkan oleh infeksi, kebiasaan ibu yang
merokok selama kehamilan dan radiasi udara lingkungan.
b) Gangguan penglihatan (retinopati) dan pendengaran
Gangguan penglihatan sering dikeluhkan meskipun telah diberikan terapi oksigen terkendali.
Retinopathy of prematury (ROP) biasanya terjadi pada bayi dengan berat lahir kurang dari 1.500
gram dan masa gestasi kurang dari 30 minggu.
c) Kelainan bawaan (kelainan kongenital)
d) Kelainan bawaan (kelainan kongenital) adalah kelainan yang terjadi pada struktur, fungsi
maupun metabolisme tubuh bayi saat dilahirkan. Kelainan kongenital lebih sering ditemukan pada
bayi prematur baik SMK maupun KMK, tapi paling tinggi pada bayi dengan pertumbuhan
intrauterin yang terlambat. Kelainan yang sering ditemukan adalah kelainan celah bibir atau langit-
langit mulut (sumbing), defek tabung saraf, kelainan jantung, cerebral palsy, clubfoot, dislokasi
panggul bawaan, hipotiroidisme kongenital, fibrosis kistik, defek saluran pencernaan, sindroma
down, fenilketonuria, sindroma X yang rapuh, distrofi otot, anemia, sel sabit, penyakit tay-sachs,
sindroma alkohol pada janin.

2.7 Penatalaksanaan
Menurut Rukiyah dan Yulianti (2012), beberapa penatalaksanaan atau penanganan yang dapat
diberikan pada bayi prematur adalah sebagai berikut:
a. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. Bayi prematur mudah mengalami hipotermi, oleh
sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat.
b. Mencegah infeksi dengan ketat. Bayi prematur sangat rentan dengan infeksi, perhatikan prinsip-
prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.
c. Pengawasan nutrisi. Reflek menelan bayi prematur belum sempurna, oleh sebab itu pemberian
nutrisi harus dilakukan dengan cermat.
d. Penimbangan ketat. Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat
kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan
dengan ketat.
e. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan bersih serta pertahankan suhu
tetap hangat.
f. Kepala bayi ditutup topi dan beri oksigen bila perlu.
g. Tali pusat dalam keadaan bersih.
h. Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberian ASI

2.8 Kriteria Inklusi Bayi Prematur


a. Bayi prematur yang kondisi stabil secara klinis dan fisik.
b. Usia gestasi dimulai dari 28 minggu hingga kurang dari 37 minggu.
c. Berat badan lahir atau sebelum intervensi mulai dari 1.500 gram hingga
2.500 gram.

2.9 Kriteria Eklusi Bayi Prematur


a. Bayi yang mengalami komplikasi prematur (respiratory sistress syndrome, anemia neonatal, cacat
bawaan, perdarahan intrakranial, necrotizing enterocolitis, patent ductus arteriosus, sepsis, apnea
prematur, penyakit akut, hipersensitif terhadap suara).
b. Bayi yang menjalani perawatan fototerapi ataupun tranfusi.
c. Bayi yang mengalami anomali kongenital.
d. Bayi yang menerima obat penenang (fenobarbital).

2.10 Pemeriksaan Penunjang


Menurut Nurarif dan Kusuma (2015), pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada bayi
prematur dan BBLR adalah sebagai berikut:
a. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3. Neutrofil meningkat hingga 23.000- 24.000/mm3 hari
pertama setelah lahir dan menurun bila ada sepsis.
b. Hematokrit (Ht) : 43%-61%. Peningkatan hingga 65% atau lebih menandakan polisitemia,
sedangkan penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic prenatal/perinatal.
c. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl. Kadar hemoglobin yang rendah berhubungan dengan anemia
atau hemolisis yang berlebihan.
d. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl pada 1-2 hari, dan 12 gr/dl pada 3-
5 hari.
e. Destrosix: tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl
dan meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
f. Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl) : dalam batas normal pada awal kehidupan.
g. Pemeriksaan analisa gas darah.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Laporan

Metode yang digunakan untuk Manajemen Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Prematur

yaitu dengan manajemen asuhan kebidanan menurut Helen Varney meliputi pengkajian subjektif

dan objektif, identifikasi diagnosa masalah, identifikasi diagnosa masalah potensial, identifikasi

kebutuhan segera, perencanaan (intervensi), pelaksanaan (implementasi) dan evaluasi dalam bentuk

SOAP.

3.2 Kerangka Kerja

Tahap - tahap dalam pelaksanaan asuhan kebidanan berkelanjutan pada Bayi Baru Lahir

Prematur ini dijelaskan dalam bagan alur berikut :

Penentuan subjek studi kasus Bayi Baru Lahir Prematur di


Rumah Sakit

Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian pada


subjek penelitian serta informed consent

Pengumpulan
data

Studi
Wawancara
Dokumentasi

Observasi

Pelaksanaan Asuhan Kebidanan


Komprehensif dengan manajemen 7
langkah
3.3 Tempat dan Waktu Laporan

Studi kasus ini dilakukan di Rumah Sakit.

3.4 Subjek Laporan

Subjek yang digunakan adalah Bayi Baru Lahir 2 jam yang dengan Usia Kehamilan 36 minggu

di Rumah Sakit.

3.5 Jenis Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari pasien.

A. Wawancara (Pengkajian Data)

Wawancara adalah upaya memperoleh informasi melalui sesi tanya jawab langsung antara

pewawancara dan responden, wawancara biasanya digunakan untuk mengumpulkan jika ingin

melakukan survey pendahuluan untuk melihat adakah masalah dan mengetahui lebih dalam.

(Riyanto, 2018)

Adapun hasil wawancara dengan melakukan pengkajian data di Klinik Bidan meliputi

seluruh data subjektif dan data objektif dari Ny. M.

B. Manajemen Asuhan Kebidanan

Telah dilakukan manajemen asuhan kebidanan 7 langkah varney dan dokumentasi tindakan

asuhan kebidanan setiap kunjungan dalam SOAP.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data diperoleh dari hasil pendokumentasian, berupa buku pendaftaran,

buku KIA, dan sebagainya, yang digunakan adalah data langsung dari responden dan hasil

dokumentasi di Rumah Sakit.

3.6 Alat dan Teknik Pengumpulan Data

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data adalah pengumpulan data dalam bentuk angket (kuesioner, formulir

observasi, dan lainnya yang berkaitan dengan pengumpulan data). (Riyanto, 2018)

Pengumpulan data pada Bayi Baru Lahir Prematur dilakukan dengan menggunakan format

pengkajian.

3.6.2 Alat Pengumpulan Data

1. Wawancara dengan menggunakan buku tulis dan format pengkajian.

2. Observasi dengan menggunakan alat dari pemeriksaan fisik sesuai SOP.

3. Dokumentasi dengan menggunakan status dan catatan pasien, dan alat tulis.

3.7 Jalannya Manajemen Asuhan Kebidanan

A. Tahap persiapan

1. Observasi lokasi dan sasaran studi kasus di Praktek Mandiri Bidan.

2. Melakukan survei pendahuluan pada seorang bayi baru lahir 2 jam dengan usia kehamilan 36

minggu di Rumah Sakit.

3. Melakukan persetujuan untuk studi kasus seorang bayi baru lahir 2 jam dengan usia kehamilan 36

minggu di Rumah Sakit.

4. Meminta kesediaan responden untuk ikut serta dan menjadi responden dalam dan tanda tangan

lembar persetujuan.

B. Tahap pelaksanaan

1. Memberi asuhan kebidanan kehamilan kedua pada responden sesuai dengan 7 langkah Helen

varney.

2. Melakukan pemeriksaan seorang bayi baru lahir 2 jam dengan usia kehamilan 36 minggu di Rumah

Sakit.

3. Memberi KIE sesuai dengan keluhan dan kebutuhan.

4. Membuat dokumentasi tindakan asuhan kebidanan setiap kunjungan dalam SOAP.


BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 ASKEB
SKENARIO KASUS
Seorang bayi laki-laki lahir spontan2 jam yang lalu di Rumah Sakit, BB 2400 gram, PB
47 cm, Usia Kehamilan 36 minggu. Hasil pemeriksaan : Frekuensi jantung 110x/I,
terdapat banyak lanugo, reflex belum sempurna.
I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS/BIODATA
Nama Bayi : By.A
Umur Bayi : 2 Jam
Tgl/jam/lahir : 22 Februari 2023
Jenis Kelamin : Laki-laki
Berat Badan : 2400 gram
Panjang Badan : 47 cm

Nama Ibu : Ny.M Nama Suami : Tn.N


Umur : 21 Tahun Umur : 23 Tahun
Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat Kantor :- Alamat Kantor :-
No. Telp/ HP : 082345138976 No. Telp/ HP :-

B. ANAMNESA (Data Subjektif)


Pada Tanggal : 22 Februari 2023 Pukul : 12.00 WIB
a. Riwayat Penyakit Kehamilan :
- Perdarahan : Tidak ada
- Pre ekalmpsia : Tidak ada
- Penyakit kelamin : Tidak ada
- Lain-lain : Tidak ada
b. Kebiasaan Waktu Hamil : Normal
- Makanan : Nasi dan telur
- Obat/obatan/jamu : Obat
- Merokok : Tidak ada
- Lain-lain : Tidak ada
c. Riwayat Persalinan Sekarang : SC
a. Jenis persalinan : SC
b. Ditolong oleh : Dokter
c. Lama persalinan : 1 Jam
Kala I : 7 Jam Jam : 05.00 Menit : -
Kala II : 1 Jam Jam : 12.30 Menit : -
d. Ketuban Pecah : spontan / √ amniotomi
Warna : Jernih Bau/tidak : Tidak ada Jumlah : 1500 cc
e. Komplikasi Persalinan
- Ibu : Tidak ada
- Bayi : Tidak ada
f. Keadaan Bayi Baru Lahir : Asfiksia
- Nilai Apgar : 1-5 : 5-10 : 6
Jumlah
Tanda 0 1 2
Nilai
Menit ( ) frekuensi ( ) tidak ada ( ) <100 (√ ) > 100
Ke 1 jantung ( ) tidak ada (√ ) lambat ( ) menangis
( ) Usaha ( ) lumpuh tak teratur kuat
bernafas ( ) tak (√ ) Ext. ( ) gerakan
( ) Tonus bereaksi Fleksi sedikit aktif
otot ( ) biru/pucat ( √) Gerakan ( ) menangis
( ) Reflex sedikit ( )
( ) Warna (√ ) Tumbuh kemerahan
kemerahan
tangan dan
kaki
Menit ( ) frekuensi ( ) tidak ada ( ) <100 ( √) > 100
Ke 5 jantung ( ) tidak ada (√ ) lambat ( ) menangis
( ) Usaha ( ) lumpuh tak teratur kuat
bernafas ( ) tak (√ ) Ext. ( ) gerakan
( ) Tonus bereaksi Fleksi sedikit aktif
otot ( ) biru/pucat ( ) Gerakan (√ )
( ) Reflex sedikit menangis
( ) Warna ( ) Tumbuh ( √)
kemerahan kemerahan
tangan dan
kaki

Sidik Telapak Kaki Kiri Bayi Sidik Telapak Kaki Kanan Bayi

Sidik Jempol Tangan Kiri Bayi Sidik Jempol Tangan Kanan Bayi
RESUSITASI
Pengisapan Lendir : Tidak/ √ Ya Rangsangan
Ambu : Tidak/√ Ya Lamanya : 2 menit
Massage Jantung : √Tidak/ Ya Lamanya : - menit
Intubasi Endutrahcat : √Tidak/ Ya Nomor :
Oksigen : Tidak/ √ Ya Lamanya : 5 menit
Therapi : Tidak ada
Keterangan : Bayi Membaik

C. PEMERIKSAAN FISIK
- Keadaan umum : Baik
- Suhu : 370C, Axilla/Rectal, Pukul 13.40
- Pernafasan : 48x/menit, Teratur/Tidak, Pukul 13.40
- HR : 110x/menit, Teratur/Tidak, Pukul 13.40
- Berat Badan Sekarang : 2400 gr
Pemeriksaan Fisik
- Kepala : 30 cm
- Ubun-ubun : Lembek dan berdenyut
- Wajah : Simetris
- Mata : Normal
- Telinga : Simetris
- Mulut : Normal
- Hidung : Normal
- Leher : Normal
- Dada : Simetris
- Tali Pusat : Normal
- Punggung : Normal
- Ekstremitas : Normal
- Genetalia : Normal
- Anus : Normal

Refleks
- Refleks Labirin : Ada
- Refleks Moro : Ada
- Refleks Rooting : Ada
- Refleks Swallowing : Ada
- Refleks Walking : Ada
- Refleks Grasp/Plantar : Ada
- Refleks Sucking : Ada
- Refleks Tonic Neck : Ada
- Refleks Palmar Mandibula : Ada
- Refleks Swimming : Ada
Antropometri
- Lingkar Kepala : 30 cm
- Lingkar Dada : 31 cm
- Lingkar Lengan Atas : 8 cm

Eliminasi
- Miksi : √ Sudah / Belum Warna : Bening Tgl : 22/02/2023 Pkl :
15.00
- Meconium/Feses : √ Sudah / Belum Warna : Hijau Tgl : 22/02/2023 Pkl :
15.00

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Kadar Gula Darah : 40 mg/dL
- Kadar Bilirubin : 6 mg/dL
- Thyroid Stimulating Hormone : 30 µU/ mL
- Lainnya :-
4.2 Gambar Anatomi Fisiologis

CHORIOAMNIONITIS

LIPOPOLYSACHARIDA LYSOSME DYSRUPTION

MACROPHAGE PHOSPHOLIPASE-A2

IL-1b IL-6; TNF

GLYCEROPHOSPHOLIPID

ARACHIDONIC ACID

CYCLO-OX

PGF-2a PGE-2

ESTR IL-8; MCSF

UT.CONTR CERVIX RIPE

PRETERM
LABOR
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bayi prematur adalah bayi yang lahir kurang bulan atau kurang dari 37 minggu yang
dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu usia ibu hamil, riwayat prematur dan kehamilan
dengan preeklamsia berat (PEB). Ketidakmatangan organ tubuh bayi prematur menyebabkan
sangat rentan terhadap masalah kesehatan sehingga memerlukan perawatan yang intensif.
Perawatan/Penatalaksanaan yang diberikan pada bayi prematur meliputi pencegahan
hipotermi, pencegahan infeksi, pemenuhan nutrisi dan penimbangan berat badan serta
persiapan perencanaan pulang, hal tersebut harus dilakukan dengan baik agar mempercepat
pemulihan bayi prematur dan mengurangi angka kematian bayi.
5.2 Saran
Setiap ibu hamil harusnya menjaga kondisinya saat hamil dengan cara mengkonsumsi
makanan yang berprotein tinggi dan bergizi baik untuk ibu hamil, rutin memeriksakan
kehamilannya dengan melakukan pemeriksaan USG agar ibu dan janin tetap terjaga.Bidan
sebaiknya dapat mempromosikan tentang usia reproduksi yang baik untuk menikah dan
mendaptkan anak (hamil) kepada setiap remaja puti/pranikah agar kehamilan premature lebih
minimal/berkurang karena factor usia juga mempengaruhi factor kehamilan premature.
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi

2. Buku Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri Ginekologi Sosial untuk Profesi

Bidan

3. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021

4. Buku Asuhan Kebidanan Patologis

5. https://dspace.umkt.ac.id/bitstream/handle/463.2017/1993/BAB%20II.pdf?

sequence=3&isAllowed=y

6. https://www.google.com/search?client=firefox-

bd&q=makalah+bayi+baru+lahir+premature

Anda mungkin juga menyukai