RUMAH SAKIT
Disusun Oleh :
ANGEL THESALONICA M.S
2019201076
Penulis
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
BAB II Tinjauan Teoritis
2.1 Definisi
2.2 Klasifikasi
2.3 Etiologi
2.4 Tanda Gejala
2.5 Patofisiologi
2.6 Masalah yang terjadi pada bayi premature
2.7 Penatalaksanaan
2.8 Kriteria Inklusi Bayi Prematur
2.9 Kriteria Ekslusi Bayi Prematur
2.10 Pemeriksaan Penunjang
BAB III Metode Penelitian
3.1 Rancangan Laporan
3.2 Kerangka Kerja
3.3 Tempat dan Waktu Laporan
3.4 Subjek Laporan
3.5 Jenis Data
3.6 Alat dan Teknik Pengumpulan Data
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
3.6.2 Alat Pengumpulan Data
3.7 Jalannya Asuhan Kebidanan Berkelanjutan
BAB IV Hasil Penelitian
4.1 Askeb
4.2 Gambar Anatomi Fisiologis
BAB V Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bayi Prematur adalah bayi yang lahir preterm atau kurang bulan. Terlahir dengan
ketidakmatangan sistem organ tubuh membuat bayi prematur sangat rentan terhadap masalah
kesehatan salah satunya yaitu ketidakstabilan mempertahankan suhu tubuh, gangguan pernapasan
dan infeksi sehingga bayi prematur memerlukan perawatan yang intensif agar membantu proses
pemulihan.
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator
untuk melihat derajat kesehatan masyarakat. Kesehatan Ibu dan anak perlu mendapatkan perhatian
karena ibu mengalami kehamilan dan persalinan yang mempunyai risiko terjadinya kematian (Misar
Y, dkk, 2012).
Data menurut Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021 AKI di Indonesia menunjukkan 7.389
kematian. Jumlah ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2020 yaitu ada 4.627
kematian. Berdasarkan penyebab, Sebagian besar kematian Ibu pada tahun 2021 yaitu disebabkan
oleh Covid-19 sebanyak 2.982 kasus,perdarahan 1330 kasus,hipertensi dalam kehamilan 1077
kasus,penyakit jantung 335 kasus,infeksi 207 kasus,gangguan metabolic 80 kasus,gangguan system
peredaran darah 65 kasus dan abortus 14 kasus.
Tren kematian anak dari tahun ke tahun menunjukkan penurunan. Data yang dilaporkan kepada
Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak menunjukkan jumlah kematian Balita pada tahun 2021
sebanyak 27.566 kematian balita, menurun dibandingkan tahun 2020,yaitu sebanyak 28.158
kematian. Dari seluruh kematian balita 73,1 % diantaranya terjadi pada masa neonatal (20.154).
Dari seluruh kematian neonatal yang dilaporkan,Sebagian besar diantaranya (79,1%) terjadi pada
usia 0-6 hari,kematian pada usia 7-18 hari sebesar 20,9% dan pada masa post neonatal (29 hari-11
bulan).
Menurut Data Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021,jumlah kelahiran Provinsi Sumatera
Utara sebanyak 278.100 hidup,413 meninggal dan jumlah lahir hidup dan mati sebanyak 278.513.
Jumlah kematian Ibu tahun 2020-2021 di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 248 Kematian Ibu.
Upaya percepatan penurunan AKI dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu mampu
mengakses Pelayanan Kesehatan yang berkualitas,seperti Pelayanan Kesehatan Ibu
Hamil,Pertolongan Persalinan oleh tenaga Kesehatan terlatih di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan ,Perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi
komplikasi dan pelayanan Keluarga Berencana (KB) termasuk KB pasca persalinan.
Gambaran upaya Kesehatan Ibu yang disajikan terdiri dari Pelayanan Kesehatan Ibu
hamil,pelayanan imunisasi Tetanus Difteri bagi WUS, pemberian tablet tambah darah,pelayanan
Kesehatan ibu bersalin,pelayanan Kesehatan ibu nifas,puskemas melaksanakan kelas ibu hamil dan
program perencanaan persalinan pencegahan komplikasi (P4K), pelayanan kontrasepsi /KB dan
pemeriksaan HIV serta Hepatitis B.
Permenkes No.28 Tahun 2017 pasal (1) ayat (1) menyatakan bidan adalah seorang perempuan
yang lulus dari Pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Permenkes No.28 Tahun 2017 pasal (1) ayat (2) juga menjelaskan dalam
menjalankan Praktik Kebidanan,bidan paling rendah memiliki kualifikasi jenjang pendidikan D3
Kebidanan. Undang-undang Kebidanan No.4 Tahun 2019 mengatur mengenai Pendidikan
Bidan,registrasi dna izin praktik bidan,kompetensi bidan, pemerintah pusat, organisasi profesi
bidan, hak dan kewajiban, praktik bidan, pendayagunaan bidan dan juga pembinaan dan
pengawasan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil uraian pada Latar Belakang diatas sehingga dapat disimpulkan dalam laporan ini
adalah Bagaimana Manajemen Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Prematur di Rumah Sakit.
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan dan melakukan Manajemen Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru
Lahir Prematur di Rumah Sakit dengan menggunakan metode 7 Langkah Varney dan dokumentasi
SOAP.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Prematur.
2. Mahasiswa mampu menginterpretasi Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Prematur.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial atau masalah Asuhan
Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Prematur..
4. Mahasiswa mampu menetapkan diagnose potensial Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru
Lahir Prematur..
5. Mahasiswa mampu Menyusun rencana Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Prematur.
6. Mahasiswa mampu menetapkan Tindakan segera Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru
Lahir Prematur.
7. Mahasiswa mamapu mengevaluasi Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Prematur.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Manfaat Teoritis
Sebagai bahan dasar belajar pada pelayanan asuhan kebidanan berkelanjutan yang
bermutu,berkulitas dan sebagai ilmu pengetahuan dan menambah wawasan bagi mahasiswa dalam
memahami pelaksaan Manajemen Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Prematur.
1.4.1.1 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menambah referensi kepustakaan,sumber bacaan dan bahan pembelajaran terutama yang
berkaitan dengan Manajemen Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Prematur.
1.4.1.2 Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan,kompetensi diri dan mempraktikkan teori yang didapat secara langsung
di Lapangan dalam memberikan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir Prematur.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi
Bayi Prematur adalah bayi yang lahir preterm atau kurang bulan. Terlahir dengan
ketidakmatangan sistem organ tubuh membuat bayi prematur sangat rentan terhadap masalah
kesehatan salah satunya yaitu ketidakstabilan mempertahankan suhu tubuh, gangguan pernapasan
dan infeksi sehingga bayi prematur memerlukan perawatan yang intensif agar membantu proses
pemulihan.
Bayi prematur terutama yang lahir dengan usia kehamilan <32 minggu,
mempunyai risiko kematian 70 kali lebih tinggi,karena mereka mempunyai
kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim akibat
ketidakmatangan sistem organ tubuhnya seperti paru-paru, jantung, ginjal, hati
dan sistem pencernaannya (Krisnadi, 2012).
Kata prematur juga sering digunakan untuk menunjukkan imaturitas atau
berat badan lahir rendah (BBLR). Umumnya kehamilan disebut cukup bulan
bila berlangsung antara 37-41 minggu dihitung dari hari pertama siklus haid
terakhir pada siklus 28 hari. Sedangkan persalinan yang terjadi sebelum usia
kandungan mencapai 37 minggu disebut dengan persalinan prematur
(Sulistiarini & Berliana, 2016).
Bayi prematur atau bayi preterm merupakan bayi dengan berat badan
saat lahir kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan yang
ditimbang pada saat bayi baru lahir sampai dengan 24 jam pertama saat lahir
(Pantiawati, 2012).
Pantiawati (2012) telah menyusun definisi sebagai berikut :
a. Preterm infant (prematur) atau bayi kurang bulan adalah bayi
dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259) hari.
b. Term infant atau bayi cukup bulan adalah bayi dengan masa
kehamilan mulai dari 37 minggu sampai dengan 42 minggu (259-
293) hari.
c. Post term atau bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan
mulai dari 42 minggu atau lebih (294) hari atau lebih.
2.2 Klasifikasi
Menurut Tanto (2014), kelahiran prematur dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Bayi prematur digaris batas
1) Bayi dengan kelahiran 37 minggu, masa gestasi.
2) 16% seluruh kelahiran hidup.
3) Berat bayi sekitar 2.500-3.250 gr.
4) Biasanya normal.
5) Masalah yang sering terjadi biasanya : ketidak stabilan, kesulitan
menyusu, ikterik, RDS mungkin muncul.
6) Penampilan : lipatan pada kaki sedikit, payudara lebih kecil, lanugo
banyak, genetalia kurang berkembang.
2.3 Etiologi
Menurut Rukiyah & Yulianti (2012), bayi dengan kelahiran prematur dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut :
a. Faktor ibu
Faktor ibu merupakan hal yang dominan dalam mempengaruhi kejadian
prematur, faktor-faktor tersebut di antaranya adalah:
1) Toksemia gravidarum (preeklampsia dan eklampsia).
2) Riwayat kelahiran prematur sebelumnya, perdarahan antepartum, malnutrisi dan anemia sel sabit.
3) Kelainan bentuk uterus (misal: uterus bikurnis, inkompeten serviks).
4) Tumor (misal: mioma uteri, eistoma).
5) Ibu yang menderita penyakit seperti penyakit akut dengan gejala panas tinggi (misal: thypus
abdominalis, dan malaria) dan penyakit kronis (misal: TBC, penyakit jantung, hipertensi, penyakit
ginjal).
6) Trauma pada masa kehamilan.
7) Kebiasaan ibu (ketergantungan obat narkotika, rokok dan alkohol).
8) Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
9) Bekerja yang terlalu berat.
10) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
b. Faktor Janin
Beberapa faktor janin dapat mempengaruhi kejadian prematur antara lain:
1) kehamilan ganda.
2) Hidramnion.
3) ketuban pecah dini.
4) cacat bawaan.
5) kelainan kromosom.
6) Infeksi (misal: rubella, sifilis, toksoplasmosis).7) insufensi plasenta.
8) inkompatibilitas darah ibu dari janin (faktor rhesus, golongan darah A, B dan O).
9) infeksi dalam rahim.
c. Faktor Lain
Selain faktor ibu dan janin ada faktor lain yaitu :
1) faktor plasenta, seperti plasenta previa dan solusio plasenta.
2) faktor lingkungan, radiasi atau zat-zat beracun, keadaan sosial ekonomi yang rendah, kebiasaan,
pekerjaan yang melelahkan dan merokok.
2.5 Patofisiologi
Penyebab terjadinya kelahiran prematur belum diketahui secara jelas.
Data statistik menunjukkan bahwa bayi lahir prematur terjadi pada ibu yang memiliki sosial
ekonomi rendah. Kejadian ini kurangnya perawatan pada ibu
hamil karena tidak melakukan antenatal care selama kehamilan. Asupan
nutrisi yang tidak adekuat selama kehamilan, infeksi pada uterus, dan
komplikasi obstetrik yang lain merupakan pencetus kelahiran bayi prematur.
Ibu hamil dengan usia yang masih muda, mempunyai kebiasaan merokok dan
mengkomsumsi alhohol juga dapat menyebabkan terjadinya bayi prematur.
Faktor tersebut juga dapat mengakibatkan terganggunya fungsi plasenta
menurun dan memaksa bayi untuk keluar sebelum waktunya. Karena bayi lahir
sebelum masa gestasi yang cukup maka organ tubuh bayi belum matur
sehingga bayi lahir prematur memerlukan perawatan yang sangat khusus
untuk memungkinkan bayi beradaptasi dengan lingkungan luar (Tanto, 2014).
Dan bayi prematur juga relatif kurang mampu untuk bertahan hidup karena
struktur anatomi dan fisiologi yang imatur dan fungsi biokimianya belum
bekerja seperti bayi yang lebih tua. Kekurangan tersebut berpengaruh
terhadap kesanggupan bayi untuk mengatur dan mempertahankan suhu
badannya dalam batas normal. Bayi berisiko tinggi lain juga mengalami
kesulitan yang sama karena hambatan atau gangguan pada fungsi anatomi,
fisiologi, dan biokimia berhubungan dengan adanya kelainan atau penyakit
yang diderita. Bayi prematur atau imatur tidak dapat mempertahankan suhu
tubuh dalam batas normal karena pusat pengatur suhu pada otak yang belum
matur, kurangnya cadangan glikogen dan lemak coklat sebagai sumber kalori.
Tidak ada atau kurangnya lemak subkutan dan permukaan tubuh yang relatif
lebih luas akan menyebabkan kehilangan panas tubuh yang lebih banyak.
Respon menggigil bayi kurang atau tidak ada, sehingga bayi tidak dapat
meningkatkan panas tubuh melalui aktivitas. Selain itu kontrol reflek kapiler
kulit juga masih kurang (Tanto, 2014).
2.6 Masalah Yang Terjadi Pada Bayi Prematur
Menurut Proverawati dan Sulistyorini (2010), terdapat beberapa masalah yang dapat terjadi
pada bayi prematur baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Masalah jangka pendeknya
antara lain adalah sebagai berikut :
a. Gangguan metabolik, antara lain sebagai berikut :
1) Hipotermia
Terjadi karena sedikitnya lemak tubuh pada bayi prematur dan pengaturan suhu tubuh bayi yang
belum matang.
2) Hipoglikemia
Hipoglikemia merupakan kondisi ketidaknormalan kadar glukosa serum yang rendah pada bayi
yaitu kurang dari 45 mg/dL. Gula darah berfungsi sebagai makanan otak dan membawa oksigen ke
otak. Jika asupan glukosa kurang, maka dapat menyebabkan sel-sel saraf di otak mati dan dapat
mempengaruhi kecerdasan bayi kelak. Olehkarena itu bayi premature membutuhkan ASI sesegera
mungkin setelah lahir dan minum sering atau setiap 2 jam.
3) Hiperglikemia
Hiperglikemia sering terjadi pada bayi sangat prematur karena
mendapat cairan glukosa berlebihan secara intravena.
4) Masalah pemberian ASI
Masalah pemberian ASI terjadi karena ukuran tubuh bayi yang kecil,
dan keadaan bayi yang kurang energi, lemah serta lambungnya yang
kecil dan tidak dapat mengisap.
2.7 Penatalaksanaan
Menurut Rukiyah dan Yulianti (2012), beberapa penatalaksanaan atau penanganan yang dapat
diberikan pada bayi prematur adalah sebagai berikut:
a. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. Bayi prematur mudah mengalami hipotermi, oleh
sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat.
b. Mencegah infeksi dengan ketat. Bayi prematur sangat rentan dengan infeksi, perhatikan prinsip-
prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.
c. Pengawasan nutrisi. Reflek menelan bayi prematur belum sempurna, oleh sebab itu pemberian
nutrisi harus dilakukan dengan cermat.
d. Penimbangan ketat. Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat
kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan
dengan ketat.
e. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan bersih serta pertahankan suhu
tetap hangat.
f. Kepala bayi ditutup topi dan beri oksigen bila perlu.
g. Tali pusat dalam keadaan bersih.
h. Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberian ASI
Metode yang digunakan untuk Manajemen Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Prematur
yaitu dengan manajemen asuhan kebidanan menurut Helen Varney meliputi pengkajian subjektif
dan objektif, identifikasi diagnosa masalah, identifikasi diagnosa masalah potensial, identifikasi
kebutuhan segera, perencanaan (intervensi), pelaksanaan (implementasi) dan evaluasi dalam bentuk
SOAP.
Tahap - tahap dalam pelaksanaan asuhan kebidanan berkelanjutan pada Bayi Baru Lahir
Pengumpulan
data
Studi
Wawancara
Dokumentasi
Observasi
Subjek yang digunakan adalah Bayi Baru Lahir 2 jam yang dengan Usia Kehamilan 36 minggu
di Rumah Sakit.
1. Data Primer
Wawancara adalah upaya memperoleh informasi melalui sesi tanya jawab langsung antara
pewawancara dan responden, wawancara biasanya digunakan untuk mengumpulkan jika ingin
melakukan survey pendahuluan untuk melihat adakah masalah dan mengetahui lebih dalam.
(Riyanto, 2018)
Adapun hasil wawancara dengan melakukan pengkajian data di Klinik Bidan meliputi
Telah dilakukan manajemen asuhan kebidanan 7 langkah varney dan dokumentasi tindakan
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data diperoleh dari hasil pendokumentasian, berupa buku pendaftaran,
buku KIA, dan sebagainya, yang digunakan adalah data langsung dari responden dan hasil
observasi, dan lainnya yang berkaitan dengan pengumpulan data). (Riyanto, 2018)
Pengumpulan data pada Bayi Baru Lahir Prematur dilakukan dengan menggunakan format
pengkajian.
3. Dokumentasi dengan menggunakan status dan catatan pasien, dan alat tulis.
A. Tahap persiapan
2. Melakukan survei pendahuluan pada seorang bayi baru lahir 2 jam dengan usia kehamilan 36
3. Melakukan persetujuan untuk studi kasus seorang bayi baru lahir 2 jam dengan usia kehamilan 36
4. Meminta kesediaan responden untuk ikut serta dan menjadi responden dalam dan tanda tangan
lembar persetujuan.
B. Tahap pelaksanaan
1. Memberi asuhan kebidanan kehamilan kedua pada responden sesuai dengan 7 langkah Helen
varney.
2. Melakukan pemeriksaan seorang bayi baru lahir 2 jam dengan usia kehamilan 36 minggu di Rumah
Sakit.
Sidik Telapak Kaki Kiri Bayi Sidik Telapak Kaki Kanan Bayi
Sidik Jempol Tangan Kiri Bayi Sidik Jempol Tangan Kanan Bayi
RESUSITASI
Pengisapan Lendir : Tidak/ √ Ya Rangsangan
Ambu : Tidak/√ Ya Lamanya : 2 menit
Massage Jantung : √Tidak/ Ya Lamanya : - menit
Intubasi Endutrahcat : √Tidak/ Ya Nomor :
Oksigen : Tidak/ √ Ya Lamanya : 5 menit
Therapi : Tidak ada
Keterangan : Bayi Membaik
C. PEMERIKSAAN FISIK
- Keadaan umum : Baik
- Suhu : 370C, Axilla/Rectal, Pukul 13.40
- Pernafasan : 48x/menit, Teratur/Tidak, Pukul 13.40
- HR : 110x/menit, Teratur/Tidak, Pukul 13.40
- Berat Badan Sekarang : 2400 gr
Pemeriksaan Fisik
- Kepala : 30 cm
- Ubun-ubun : Lembek dan berdenyut
- Wajah : Simetris
- Mata : Normal
- Telinga : Simetris
- Mulut : Normal
- Hidung : Normal
- Leher : Normal
- Dada : Simetris
- Tali Pusat : Normal
- Punggung : Normal
- Ekstremitas : Normal
- Genetalia : Normal
- Anus : Normal
Refleks
- Refleks Labirin : Ada
- Refleks Moro : Ada
- Refleks Rooting : Ada
- Refleks Swallowing : Ada
- Refleks Walking : Ada
- Refleks Grasp/Plantar : Ada
- Refleks Sucking : Ada
- Refleks Tonic Neck : Ada
- Refleks Palmar Mandibula : Ada
- Refleks Swimming : Ada
Antropometri
- Lingkar Kepala : 30 cm
- Lingkar Dada : 31 cm
- Lingkar Lengan Atas : 8 cm
Eliminasi
- Miksi : √ Sudah / Belum Warna : Bening Tgl : 22/02/2023 Pkl :
15.00
- Meconium/Feses : √ Sudah / Belum Warna : Hijau Tgl : 22/02/2023 Pkl :
15.00
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Kadar Gula Darah : 40 mg/dL
- Kadar Bilirubin : 6 mg/dL
- Thyroid Stimulating Hormone : 30 µU/ mL
- Lainnya :-
4.2 Gambar Anatomi Fisiologis
CHORIOAMNIONITIS
MACROPHAGE PHOSPHOLIPASE-A2
GLYCEROPHOSPHOLIPID
ARACHIDONIC ACID
CYCLO-OX
PGF-2a PGE-2
PRETERM
LABOR
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bayi prematur adalah bayi yang lahir kurang bulan atau kurang dari 37 minggu yang
dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu usia ibu hamil, riwayat prematur dan kehamilan
dengan preeklamsia berat (PEB). Ketidakmatangan organ tubuh bayi prematur menyebabkan
sangat rentan terhadap masalah kesehatan sehingga memerlukan perawatan yang intensif.
Perawatan/Penatalaksanaan yang diberikan pada bayi prematur meliputi pencegahan
hipotermi, pencegahan infeksi, pemenuhan nutrisi dan penimbangan berat badan serta
persiapan perencanaan pulang, hal tersebut harus dilakukan dengan baik agar mempercepat
pemulihan bayi prematur dan mengurangi angka kematian bayi.
5.2 Saran
Setiap ibu hamil harusnya menjaga kondisinya saat hamil dengan cara mengkonsumsi
makanan yang berprotein tinggi dan bergizi baik untuk ibu hamil, rutin memeriksakan
kehamilannya dengan melakukan pemeriksaan USG agar ibu dan janin tetap terjaga.Bidan
sebaiknya dapat mempromosikan tentang usia reproduksi yang baik untuk menikah dan
mendaptkan anak (hamil) kepada setiap remaja puti/pranikah agar kehamilan premature lebih
minimal/berkurang karena factor usia juga mempengaruhi factor kehamilan premature.
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi
2. Buku Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri Ginekologi Sosial untuk Profesi
Bidan
5. https://dspace.umkt.ac.id/bitstream/handle/463.2017/1993/BAB%20II.pdf?
sequence=3&isAllowed=y
6. https://www.google.com/search?client=firefox-
bd&q=makalah+bayi+baru+lahir+premature