Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BBL


“PEMERIKSAAN BAYI BARU LAHIR”

Dosen Pembimbing Akademik


Triana Mutmainah,M.Kes
CI
Iis Istiawati,S.Tr.Keb

Disusun Oleh
Heny
NPM : 200501042042

PROGRAMPENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES BHAKTI PERTIWI INDONESIA
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul

“Makalah Asuhan Kebidanan Persalinan dan BBLPemeriksaan Fisik Bayi Baru

Lahir” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi

tugas pada bidang Studi Asuhan Kebidanan Persalinan dan BBL. Selain itu

makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang cara pemeriksaan

fisik bayi baru lahir bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah

membantu proses penyusunan makalah ini.Penulis mengharapkan kritik dan saran

demi perbaikan dan kesempurnanya makalah ini sehingga dapat bermanfaat bagi

para pembaca.

Bogor, Februari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
1.3 Manfaat......................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................4
2.1 Pengertian..................................................................................................4
2.2 Karakter Bayi Baru Lahir Normal.............................................................4
2.3 Periode Transisi.........................................................................................4
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adaptasi BBL...................................5
2.5 Manajemen Bayi Baru Lahir.....................................................................5
2.6 Perkembangan Reflek Bayi Baru Lahir.....................................................8
BAB III..................................................................................................................10
TINJAUAN KASUS..............................................................................................10
BAB IV..................................................................................................................12
PENUTUP..............................................................................................................12
4.1 Kesimpulan..............................................................................................12
4.2 Saran........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bayi baru lahir atau neonatus merupakan generasi penerus bangsa
yang berperan penting dalam kemajuan bangsa Indonesia, bayi yang sehat
akanmenjadi penerus bangsa yang kuat dan berkualitas dimasa yang akan
datang. Neonatus adalah bayi baru lahir yang menyesuaikan diri dari
kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus (Tando, 2016).
Neonatus merupakan bayi yang berusia antara 0-28 hari.Sementara
bayi dan balita merupakan fase lanjutan dari neonatus.Masa-masa ini sangat
penting dan memerlukan perawatan khusus Bayi baru lahir sensitif terhadap
keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal, karena bayi mudah terserang
berbagai macam penyakit.Kekebalan tubuh bayi yang masih kurang juga
memicu terjadinya penyakit pada bayi.Periode neonatal merupakan masa yang
paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan bayi karena pada
periode ini terjadi transisi dari kehidupan di dalam kandungan ke kehidupan di
luar kandungan. Proses transisi ini menuntut perubahan fisiologis yang
bermakna dan efektif oleh bayi, guna memastikan kemampuan bertahan hidup.
Janin meninggalkan lingkungan dalam kandungan yang selama ini
sepenuhnya memelihara kebutuhan hidup (Saputra, 2014).
Ibu dan keluarga seringkali mengalami beberapa masalah ketika
melakukan perawatan pada neonatus.Penting bagi ibu dan keluarga
mengetahui penanganan yang tepat untuk masalah perawatan bayi baru lahir.
Masalah yang sering terjadi pada neonatus antara lain bayi sulit bernapas,
sianosis/kebiruan, hipotermia (suhu <36C), kejang, infeksi serta sindrom
kematian mendadak. Kondisi ini memerlukan penanganan yang
tepat.Penanganan yang tepat diperlukan untuk mengatasi masalah neonatus
dengan risiko tinggi tersebut untuk menghindari terjadinya komplikasi. Bayi
baru lahir yang tidak mendapatkan perawatan yang tepat akan menyebabkan
2

kelainan-kelainan yang akan mengakibatkan cacat seumur hidup bahkan


kematian. Hal tersebut merupakan tantangan dalam dunia kesehatan yang
harus dapat diatasi.Keadaan bayi sangat tergantung pada pertumbuhan janin di
dalam uterus, kualitas pengawasan atenatal, penyakit-penyakit ibu di waktu
hamil, penanganan persalinan dan perawatan sesudah lahir.Kejadian kematian
pada neonatal sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan kesehatan yang
dipengaruhi oleh perawatan pada saat kehamilan, persalinan oleh tenaga
kesehatan dan perawatan bayi baru lahir.
Neonatus memerlukan perawatan khusus serta berkesinambungan, untuk
membantu melewati masa transisi dengan baik.Periode setelah bayi baru lahir
yaitu adaptasi dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine.Peran bidan sangat
dibutuhkan pada masa ini, untuk ikut serta dalam upaya kelangsungan hidup,
perkembangan serta kualitas hidup anak.Upaya yang dapat dilakukan yaitu
dengan meningkatkan pelayanan kesehatan neonatus secara komprehensif
serta sesuai dengan standart yang ada.Standart asuhan pada neonatus yaitu 3
kali kunjungan baik ke fasilitas kesehatan atau kunjungan rumah pada
neonatus umur 1-28 hari.Upaya ini diharapkan mampu mendeteksi adanya
permasalahan pada neonatus, sehingga mampu menurunkan angka kematian
ataupun kesakitan pada neonatus (PWS-KIA, 2010).

1.2 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
pendekatan manajemen kebidanan.
1.1.2 Tujuan Kusus
a. Melaksanakan pengkajian pada By. Ny. “S” meliputi data subyektif
dan obyektif
b. Menegakkan diagnose kebidanan dan mengindetifikasi masalah
kebidanan berdasarkan data subyektif dan obyektif
c. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan
diagnose kebidanan dan masalah yang ada
3

d. Melaksanakan implementasi dan rencana yang telah disusun


e. Melaksanakan evaluasi atau tindakan yang telah dilakukan

1.3 Manfaat
1.1.3 Manfaat Teoritis
Menambah wawasan dan kajian mengenai asuhan kebidanan
secara langsung dan komprehensif pada bayi baru lahir.
1.1.4 Manfaat Praktis
Menambah pengalaman serta dapat memberikan asuhan pada
By. Ny. “S” bayi baru lahir yang sesuai dengan standar asuhan
kebidanan dengan pendekatan asuhan kebidanan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari
(Kementerian Kesehatan RI, 2010).
Neonatus adalah bayi baru lahir dari kehamilan atem 37- 42 minggu
dengan berat lahir 2500 – 4000 gram. Bayi baru lahir normal adalah janin
yang melalui proses persalinan dan telah mampu hidup diluar kandungan
(Elmeida, 2015)

2.2 Karakter Bayi Baru Lahir Normal


a. usia 36 – 42 minggu
b. Berat badan lahir 2500 – 4000 gram.
c. Dapat bernafas dengan teratur dan normal.
d. Organ fisik lengkap dan dapat berfungsi dengan baik. (Elmeida, 2015)

2.3 Periode Transisi


Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat
tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan
dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam
kandungan ibu) yang hangat dan segala kebutuhunnya terpenuhi (O2 dan
nutrisi) kelingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala
kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya. (Elmeida,
2015)
Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi
pernafasannya sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk
mempertahankan kadar gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan
setiap penyakit. Periode adaptassi BBL ini disebut sebagai periode transisi
5

yaitu kehidupan didalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Periode ini


berlangsung sampai 1 bulan atau lebih.(Elmeida, 2015)

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adaptasi BBL


a. Pengalaman antepartum ibu dan bayi baru lahir (misalnya terpejan zat
toksik dan sikap orang tua terhadap kehamilan dan pengasuhan anak).
b. Pengalaman intrapartum ibu dan bayi baru lahir (mislanya lama
persalinan, tipe analgesik, atau anestesia intrapartum).
c. Kapasitas fisiologis bayi baru lahir untuk melakukan transisi ke
kehidapan ektrauterin.
d. Kemampuan petugas kesehatan untuk mengkaji dan merespon masalah
dengan tepat pada saat terjadi. (Elmeida, 2015)

2.5 Manajemen Bayi Baru Lahir


2.5.1 Pengaturan suhu
Bayi kehilangan panas melalui empat cara, yaitu :
1. Konduksi, melalui benda-benda padat yang berkontak dengan kulit
bayi.
2. Konveksi, pendingin melalui aliran udara di sekitar bayi.
3. Evaporasi, kehilangan panas melalui penguapan air pada kulit bayi
yang basah.
4. Radiasi, melalui benda padat dekat bayi yang berkontaksi secara
langsung dengan kulit bayi.
Keadaan telanjang dan basah pada bayi baru lahir menyebabkan
bayi mudah kehilangan panas melalui empat cara diatas. Kehilangan
panas secara konduktif jarang terjadi kecuali jika bayi diletakkan pada
alas yang dingin. (Prawirohardjo, 2014)

2.5.2 Resusitasi Neonatus


Resusitasi neonatus tidak rutin dilakukan pada semua bayi baru
lahir. Pada bayi sehat dengan nafas spontan, tonus otot baik dan
6

ketuban jernih, tidak dilakukan resusitasi, akan tetapi harus dilakukan


perawatan rutin. Perawatan rutin yang dilakukan pada bayi yang sehat
ialah mengeringkan bayi, memberi kehangatan, membersihkan jalan
nafas bila diperlukan, dan mengobservasi warna kulit bayi.
Mengeringkan dengan handuk dan dapat dilakukan diatas perut ibu,
mengeringkan tidak perlu sampai menghilangkan verniks, karena
verniks berfungsi untuk mencegah kehilangan panas. Menghangat-kan
bayi dilakukan dengan melakukan kontak kulit bayi dengan kulit ibu
diatas dada atau perut ibu, kemudian diselimuti dengan handuk
hangat. (Prawirohardjo, 2014)
Penghisapan lendir dari mulut dan hidung bayi, serta stimulasi bayi
dengan mengusap telapak kaki atau punggung bayi tidak perlu
dilakukan bila bayi dapat bernafas spontan dengan adekuat atau
menangis. (Prawirohardjo, 2014)

2.5.3 Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu stabilisasi
pernafasan, mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik dibandingkan
dengan inkubator, menjaga kolonisasi kuman yang aman untuk bayi
dan mencegah infeksi nosokomial.Kadar bilirubin bayi juga lebih
cepat normal karena pengeluaran mekonium lebih cepat sehingga
dapat menurunkan insiden ikterus bayi baru lahir.Kontak kulit dengan
kulit juga membuat bayi lebih tenang sehingga didapat pola tidur yang
lebih baik.Dengan demikian, berat badan bayi cepat meningkat dan
lebih cepat keluar dari rumah sakit.Bagi ibu, IMD dapat
mengoptimalkan penge-luaran hormon oksitosin, prolaktin, dan secara
psikologis dapat menguatkan ikatan batin antara ibu dan bayi.
(Prawirohardjo, 2014)
2.5.4 Pengikatan dan Pemotongan Tali Pusat
Perawatan tali pusat dalam minggu pertama secara bermakana
mengurangi insiden infeksi pada neonatus. Yang terpenting dalam
7

perawatan tali pusat ialah menjaga agar tali pusat tetap kering dan
bersih. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum merawat tali
pusat. Bersihkan dengan lembut kulit di sekitar tali pusat dengan
kapas basah, kemudian bungkus dengan longgar/tidak terlalu rapat
dengan kasa bersih/steril. Popok atau celana bayi diikat dibawah tali
pusat, tidak menutupi tali pusat untuk menghidari kontak dengan feses
dan urin. Hindari penggu-naan kancing, koin atau uang logam untuk
membalut tekan tali pusat. (Prawirohardjo, 2014)

2.5.5 Perawatan Tali Pusat


Perawatan tali pusat dalam minggu pertama secara bermakana
mengurangi insiden infeksi pada neonatus. Yang terpenting dalam
perawatan tali pusat ialah menjaga agar tali pusat tetap kering dan
bersih. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum merawat tali
pusat. Bersihkan dengan lembut kulit di sekitar tali pusat dengan
kapas basah, kemudian bungkus dengan longgar/tidak terlalu rapat
dengan kasa bersih/steril. Popok atau celana bayi diikat dibawah tali
pusat, tidak menutupi tali pusat untuk menghidari kontak dengan feses
dan urin. Hindari penggunaan kancing, koin atau uang logam untuk
membalut tekan tali pusat. (Prawirohardjo, 2014)

2.5.6 Pelabelan
Label nama bayi atau nama ibu harus diletakkan pada
pergelangan tangan atau kaki sejak diruang bersalin. Pemasangan
dilakukan dengan sesuai agar tidak terlalu ketat ataupun longgar
sehingga mudah lepas. (Prawirohardjo, 2014)

2.5.7 Profilaksis Mata


Pemberian antibiotik profilaksis pada mata dapat mencegah
terjadinya konjungtivitis gonore dan klamidiasis. Profilaksis mata
8

yang sering digunakan yaitu tetes mata atau salep eritromisin, dan
salep tetrasiklin. (Prawirohardjo, 2014)

2.5.8 Pemberian Vitamin K


Pemberian vitamin K1 terbukti menurunkan insiden terjadinya
perdarahan akibat defisiensi vitamin K1 (PDVK). Pemberian Vit K
dilakukan setelah bayi kontak 1 jam dengan ibu. Vit K di berikan
untuk mencegah perdarahan bayi baru lahir. Vit K diberikan inject 1
mg / IM di 1/3 bagian paha luar. (Prawirohardjo, 2014)

2.5.9 Pengukuran Berat dan Panjang Lahir


Bayi yang baru lahir harus ditimbang berat lahirnya. Dua hal
yang selalu ingin diketahui orang tua tentang bayinya yang baru lahir
adalah jenis kelamin dan beratnya. Pengukuran panjang lahir tidak
rutin dilakukan karena tidak banyak bermakna. Pengukuran dengan
menggunakan pita ukut tidak akurat. Bila diperlukan data mengenai
panjang lahir, maka sebaiknya dilakukan dengan menggunakan
stediometer bayi dengan menjaga bayi dalam posisi lurus dan
ekstremitas dalam keadaan ekstensi.

2.5.10 Memandikan Bayi


Memandikan bayi merupakan hal yang sering dilakukan, tetapi
masih banyak kebiasaan yang salah dalam memandikan bayi, seperti,
memandikan bayi segera setelah lahir yang dapat. (Prawirohardjo,
2014)

2.6 Perkembangan Reflek Bayi Baru Lahir


Pada bayi baru lahir terdapat perkembangan refleks yang harus terus
diperhatikan dan dipantau.Beberapa perkembangan refleks bayi baru lahir
diuraikan sebagai berikut.
9

2.6.1 Rooting Reflek


Rooting reflek adalah aktivitas bayi baru lahir mencari puting
susu ibunya. Aktivitas ini muncul pada saat lahir sampai usia dua
bulan.
2.6.2 Grassping Reflek
Grassping reflek merupakan aktivitas menggenggam yang
dilakukan bayi lahir. Grassping reflek muncul pada saat lahir
sampai usia dua bulan.
2.6.3 Morro Reflek
Morro reflek atau terkejut merupakan aktivitas bayi yang
muncul pada saat lahir dan hilang kurang lebih pada usia 2-3 bulan.
2.6.4 Tonick Neck Reflek
Tonick neck reflek atau biasa dikenal dengan tonus leher,
muncul pada saat lahir dan hilang sekitar usia 2-3 bulan.
2.6.5 Sucking Reflek
Sucking reflek merupakan aktivitas menghisap yang dilakukan
oleh bayi baru lahir. Aktivitas menghisap muncul pada saat lahir
dan hilang sekitar usia 2-3 bulan.
2.6.6 Babynsky Reflek
Babynsky reflek muncul pada saat lahir dan hilang sampai usia
2-3 bulan.
2.6.7 Stapping Reflek
Stapping reflek atau menapak pada bayi baru lahir, muncul pada
saat lahir, dan hilang sampai usia 2 bulan. (Maharani, 2017)
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal : 16 Desember 2020 Pukul: 06.00 wib


Subjektif
Bayi Ny.S lahir tanggal 15 Desember 2020 pukul 23.30 wib dengan jenis kelamin
laki-laki., usia kehamilan aterm, bayi dalam keadaan sehat.

Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. TTV
- Suhu : 36,50C
- Pernafasan : 42 x/i
- Jantung : 130 x/i
c. Tonus otot : baik
d. Warna kulit : merah
e. Antropometri
- Panjang Badan : 49 cm
- Berat Badan : 3100 gr
- Lingkar Kepala : 32 cm
- Lingkar Dada : 33 cm

2. Pemeriksan Fisik
a. Kepala : tidak ada caput succedenum, suture& molase tidak ada
kelainan, lingkar kepala 32
b. Mata : mata simetris, bersih, sklera putih dan konjungtiva merah
muda, refleks kedip positif, diberikan salep mata
c. Hidung : bersih, pernafasan cuping hidung, tidak ada septum
d. Mulut : bersih, tidak ada labiopalatoskiziz, refleks rooting (+),
refleks sucking (+)
11

e. Telinga : simetris, terbentuk sempurna, tidak ada pengeluaran.


f. Leher : tidak ada pembengkakan, refleks tonick neck (+)
g. Dada : simetris, bunyi nafas, bunyi jantung, refleks moro
h. Abdomen : normal, tidak ada pembesaran hepar
i. Tali pusat : dalam keadaan dibungkus dengan kain kassa steril dan
tidak ada perdarahan
j. Kulit : kemerahan dan turgor baik
k. Punggung : tidak ada spinabifida
l. Ekstremitas :
- Tangan : simetris, pergerakan, jumlah jari sesuai, refleks palmar
grasp (menggenggam) +
- tungkai dan kaki : pergerakan, simetris, jumlah jari sesuai, reflek
babinski
m. Genetalia : dua testis dalam skrotum, penis berlubang pada ujungnya,
tidak hipospadia
n. Anus : berlubang, tidak ada kelainan, sudah BAB dan BAK

Assesment
By.Ny. S Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan usia 6 jam.

Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu & keluarga, ibu & keluarga
mengerti.
2. Melakukan pemberian salep mata dan suntik Hb0 di paha sebelah kanan pada
By. Ny. S, salep mata dan Hb0 sudah diberikan.
3. Memberitahukan pada ibu cara menyusui yang baik, ibu bisa melakukannya
dengan baik.
4. Memberitahukan pada ibu cara perawatan talipusat dengan cara cuci dengan
sabun saat mandi, keringkan dan balut dengan kasa steril tanpa memakai
cairan apapun.
5. Melakukan pendokumentasian, sudah dilakukan
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Risiko terbesar kematian bayi baru lahir terjadi pada 24 jam pertama
kehidupan. Pada fase ini, dibutuhkanlah asuhan bayi baru lahir yang dapat
mencegah suatu hal yang tidak diinginkan.Asuhan bayi baru lahir merupakan
suatu asuhan yang diberikan kepada bayi pada jam pertama kelahiran dan
diteruskan sampai dengan 24 jam setelah kelahiran yang bertujuan untuk
deteksi dini adanya kelainan dan komplikasi. Asuhan bayi baru lahir dapat
berupa penilaian bayi baru lahir segera setelah lahir, perlindungan termal,
merawat tali pusat, inisiasi meyusu dini, pencegahan perdarahan, pencegahan
infeksi mata, pemberian imunisasi Hepatitis B, pemberian ASI selanjutnya,
pemeriksaan BBL, metode kangguru.

4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas perlu adanya upaya untuk meningkatkan
pelayanan lebih baik.Bagi tenaga kesehatan diharapkan setelah
mengetahui asuhan yang dilakukan pada bayi baru lahir normal dapat
memberikan asuhan bayi baru lahir normal sesuai dengan teori yang ada
sebagai upaya deteksi dini dan penanganan komplikasi, serta
mengedukasi masyarakat luas pada umumnya agar dapat bersikap
dengan bijak dalam membuat keputusan terutama pada orangtua bayi
pada 24 jam pertama kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

Elmeida, Fitria Ika. 2015. Asuhan Kebidanan Neonatus – Bayi, Balita dan Anak
Pra Sekolah. Jakarta. CV. Trans Info Media
Kemenkes RI. 2010.Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal
Esensial.Jakarta :DepartemenKesehatan.
Maharani, Yupita Dwi. 2017. Buku Pintar Kebidanan Dan Keperawatan.
Yogyakarta: Briliant Books
Saputra, L., 2014. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Tanggerang: Bina Aksara.
Tando NM. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Karyuni PE,
editor. Jakarta: EGC; 2016.
Purwoastuti, Endang dan Elisabeth Siwi Walyani. 2015. Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Yogyakarta. PT. Pustaka Baru
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta:
PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Walyani, Siwi Elisabeth. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru
Lahir.Yogyakarta. PT. Pustaka Baru

Anda mungkin juga menyukai