Anda di halaman 1dari 21

ALUR PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

1. Pengertian Poli gigi merupakan tempat untuk pelayanan dan konsultasi


kesehatan gigi
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada pasien yang berkunjung di Poli gigi
3. Kebijakan
4. Referensi 1. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02/MENKES/62/2015 TENTANG PANDUAN
PRAKTIK KLINIK BAGI DOKTER GIGI.
2. SE NO.2776/PB PDGI/II-3/2020 TENTANG PEDOMAN
PELAYANAN KEDOKTERAN GIGI SELAMA PANDEMI VIRUS
COVID-19.
5. Prosedur 1. Persiapan Alat dan Bahan :
1) Alat Pelindung Diri
2) Kaca Mulut, Sonde Pinset,.Ekscavator.
3) Povidone Iodone
4) Alkohol 70%
5) Kapas Steril dan Cutton Roll
6) Chloretil
7) Dental Unit

2. Petugas yang melakukan tindakan :


1) Dokter gigi

3. Prosedur tindakan :
1) Petugas melakukan cuci tangan 7 langkah dan memakai alat
pelindung diri.
2) Petugas memanggil Pasien masuk kedalam Poli Gigi dan
didudukkan dengan nyaman di kursi gigi. Dilakukan
anamnesa
3) Petugas meminta pasien berkumur dengan larutan povidone
iodine selama 30 detik.
4) Petugas melakukan anamnesa pemeriksaan subjektif
meliputi
keluhan utama, keluhan tambahan, lama sakit, riwayat
penyakit sistemik (jantung, kencing manis, hipertensi), alergi
pada obat atau makanan, dan riwayat kehamilan.
5) Petugas melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien
meliputi vitalitas gigi, perkusi, palpasi.
6) Petugas menegakkan diagnosa dan rencana perawatan
7) Petugas melakukan tindakan/perawatan/DHE sesuai dengan
kasus
8) Petugas melakukan rujukan ke RSUD atau pelayanan
kesehatan yang lebih tinggi dan memiliki fasilitas kesehatan
yang memadai jika tidak dapat ditangani di puskesmas.
9) Petugas menyampaikan instruksi post tindakan.
10)Petugas menyerahkan resep kepada pasien bila diperlukan.
6. Bagan Alir

7. Unit Pendaftaran ,Bp. Gigi, Bp.Umum , KIA, LAB dan Loket obat
Terkait
8. Dokumen Buku registrasi, rekam medik , informed consent
Terkait

PENGGUNAAN DENTAL UNIT


1. Pengertian Penggunaan dental unit adalah melaksanakan pemeliharaan alat-
alat keperawatan dan alat–alat kedokteran (kursi gigi) dan cara
mengunakannya dengan baik dan benar
2. Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah penggunaan dental unit
3. Kebijakan
4. Referensi 1. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02/MENKES/62/2015 TENTANG PANDUAN
PRAKTIK KLINIK BAGI DOKTER GIGI.
2. SE NO.2776/PB PDGI/II-3/2020 TENTANG PEDOMAN
PELAYANAN KEDOKTERAN GIGI SELAMA PANDEMI VIRUS
COVID-19.
5. Prosedur 1. Petugas yang melakukan tindakan :
1) Dokter gigi

2. Prosedur tindakan :
1) Petugas menutup penutup saluran pembuangan air
kompresor
2) Petugas menghubungkan kabel ke stop kontak ( sumber
arus listrik), sehingga tangki kompresor akan terisi dan dental
unit siap untuk digunakan
3) Pasien didudukkan di kursi gigi, ketinggian dari kursi gigi di
sesuaikan dengan sikut lengan operator.
4) Petugas menyalakan lampu dan di arahkan mulut pasien.
5) Petugas menggunakan air bush / water bush tinggal ambil
perangkatnya dan tekan tombol yang sesuai pilihan.
6) Bila ingin menambal gigi, angkat contra angle high speed
pasangkan kunci pembuka/ pengunci mata bor ke contra
angle. Pilihlah mata bor yang sesuai dengan besar kecilnya
kavitas gigi dan bentuk gigi yang akan di preparasi.
7) Petugas jika sudah selesai diperiksa semua, contra angle
high speed dibersihkan dengan kapas yang telah di celupkan
ke alkohol 70%. lampu unit di matikan Kembali
8) Pada waktu jam tutup,petugas mencabut kabel kompresor
dari stop kontak, kemudian buka penutup pembuangan
kompresor sehingga udara keluar..
6. Unit Unit Layanan Gigi
Terkait
8. Dokumen Ceklis pemeriharaan barang
Terkait
STELIRISASI POLI GIGI
1. Pengertian Sterilisasi adalah melaksanakan pemeliharaan dan alat–alat
kedokteran gigi dengan cara membersihkan, mendesinfektan,
menyeterilkan dan menyimpannya.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada pasien yang berkunjung di Poli gigi
3. Kebijakan Sebagai acuan untuk menentukan langkah-langkah dalam
mempersiapkan alat medis gigi guna:
1. Menghindarkan infeksi silang antar pasien atau dengan petugas
2. Menghindarkan infeksi lokal dan sistemis pasca perawatan
3. Menghindari infeksi Nosokominal
4. Referensi 1. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02/MENKES/62/2015 TENTANG PANDUAN
PRAKTIK KLINIK BAGI DOKTER GIGI.

5. Prosedur 1. Persiapan Alat dan Bahan :


1) Alat Pelindung Diri
2) Alat-alat logam.
3) Sterilisator.
4) Pouch Sterilisasi
5) Handuk bersih
6) Larutan klorin.
7) Detergen dan spons

2. Petugas yang melakukan tindakan :


1) Asisten Dokter Gigi

3. Prosedur tindakan :
1) Petugas menyiimpan alat-alat yang sudah dipakai di
baskom/tempat yang sudah disediakan
2) Petugas merendam peralatan bekas pakai dalam air dan
detergen atau enzyme lalu dibersihkan dengan menggunakan
spons sebelum dilakukan disinfeksi tingkat tinggi (DTT) atau
sterilisasi.
3) Petugas menyiapkan cairan desinfektan
4) Petugas mempersiapkan alat yang akan disterilkan
5) Setelah dibersihkan dengan menggunakan spons, petugas
melakukan desinfeksi alat dengan klorin 0,5% selama 10
menit.
6) Petugas melaukan pengeringan alat secara hati-hati
menggunakan handuk bersih. Lalu memasukkan alat ke
dalam pouch sterilisasi.
7) Selanjutnya disterilkan dengan cara pemanasan kering.
8) Petugas menyiapkan sterilisator
9) Petugas memasukkan instrument kedalam sterilisator
10)Petugas menyimpan instrument logam pada rak bawah.
11)Petugas meletakkan instrument kaca pada rak ditengah
terpisah dari instrument logam agar
menghindari benturan
12) Petugas meletakkan bahan kasa pada rak yang
paling atas
13)Petugas menutup sterilisator
14)Petugas menghidupkan sterilisator dengan menekan tombol
on/power sampai lampu merah menyala
15)Petugas menunggu + 60 menit, maka lampu merah akan
berubah menjadi hijau itu pertanda penyeterilan selesai
16)Petugas membuka pintu sterilisator
17)Petugas mengambil instrument dengan korentang yang steril
dan menyimpannya di bak instrument selanjutnya dibungkus
dengan kain
18)Setelah dibungkus dengan kain, petugas menyimpan
alat yang steril dilaci-laci khusus alat steril tiap unit
layanana yang membutuhkan

6. Unit Unit Layanan Gigi


Terkait
8. Dokumen Jadwal sterilisasi, ceklis peralatan sterilisasi
Terkait Terkait

KAJIAN PASIEN DAN PENCATATAN REKAM MEDIS


1. Pengertian Pengkajian awal klinis pada pasien adalah proses kajian kepada
pasien yang meliputi anamnese, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang serta kajian sosial untuk mengidentifikasi
berbagai kebutuhan dan harapan pasien beserta keluarga
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melaksanakan
pengkajian awal klinis.
3. Kebijakan
4. Referensi 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 269
Tahun 2008 Tentang Rekam Medis Gigi
5. Prosedur 1. Persiapan Alat dan Bahan :
1) Alat Pelindung Diri
2) Kaca Mulut, Sonde Pinset,.Ekscavator.
3) Rekam Medis dan Lembar Odontogram

2. Petugas yang melakukan tindakan :


1) Dokter gigi

3. Prosedur tindakan :
1) Petugas Ruang Pemeriksaan Gigi memanggil pasien sesuai
nomor urut.
2) Petugas mencocokkan identitas pasien dengan Rekam Medis
3) Jika ada ketidaksesuaian data petugas mengkonfrmasikan
dengan sub unit pendaftaran
4) Petugas melakukan anamnesa secara lengkap
5) Petugas memberi informasi pemeriksaan fisik intra oral dan
ekstra oral
6) Petugas melakukan pemeriksaan fisik ekstra oral dan intra oral
sesuai keluhan
7) Petugas melakukan pengisian lembar odontogram sesuai
dengan Surat Keputusan PDGI SKEP/3573PB PDGI/VII/2015
tentang Panduan Pengisian Rekam Medis Kedokteran Gigi
dengan Odontogram
8) Petugas memberi informasi pemeriksaan penunjang bila
diperlukan
9) Petigas melakukan rujukan internal atau ekternal bila
diperlukan
10) Hasil kajian dicatat lengkap di rekam medis
.
7. Unit Pendaftaran
Terkait
8. Dokumen Buku registrasi, rekam medik , informed consent
Terkait
PENATALAKSANAAN ABSES PERIAPIKAL
1. Pengertian Lesi bersifat akut/kronis yang menyebar atau terlokalisir di dalam
tulang alveolar
2. Tujuan Sebagai acuan unutk menghilangkan rasa sakit dan mencegah
terjadinya penyebaran infeksi lebih lanjut
3. Kebijakan
4. Referensi 1. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02/MENKES/62/2015 TENTANG PANDUAN
PRAKTIK KLINIK BAGI DOKTER GIGI.
2. SE NO.2776/PB PDGI/II-3/2020 TENTANG PEDOMAN
PELAYANAN KEDOKTERAN GIGI SELAMA PANDEMI VIRUS
COVID-19.
5. Prosedur 1. Persiapan Alat dan Bahan :
1) Alat pelindung diri
2) Dental unit
3) Instrumen dasar kedokteran gigi
4) Povidone iodine dan alcohol 70%
5) Kapas steril dan cotton roll
6) Tensimeter dan stetoskop
7) Scalpel dan blade
8) Anestesi local (lidocaine dan spuit disposable)
2. Petugas yang melakukan tindakan :
1) Dokter gigi
3. Prosedur tindakan :
1) Petugas mencuci tangan 7 langkah dan memakai alat
pelindung diri.
2) Petugas meminta pasien berkumur dengan larutan povidone
iodine selama 30 detik.
3) Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan terhadap
pasien meliputi vitalistas gigi, perkusi dan palpasi.
4) Petugas melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan
darah, respirasi, denyut nadi dan suhu tubuh).
5) Petugas melakukan drainase abses dengan membuka kamar
pulpa/open bur (trepanasi). Sambal membuang jaringan
nekrosis dan insisi abses bila diperlukan.
6) Petugas melakukan irigasi dengan kavitas, kemudian
dikeringkan dan gigi di tutup dengan kapas.
7) Petugas memberikan resep berupa obat antibiotic, analgetik
dan antiinflamasi bila diperlukan.
6. Unit Pendaftaran, Unit Layanan. Gigi, Unit Layanan. Umum, KIA, LAB
Terkait dan Loket obat
7. Dokumen Buku registrasi, rekam medik dan informed consent
Terkait
PENATALAKASANAAN PENCABUTAN GIGI TETAP
1. Pengertian Pencabutan gigi tetap adalah suatu tindakan mengeluarkan /
ekstraksi gigi tetap dari soketnya tanpa rasa sakit, higienis dan
aman terhadap gigi tetap baik gigi utuh atau berupa sisa akar
2. Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah pecabutan gigi tetap
3. Kebijakan
4. Referensi 1. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02/MENKES/62/2015 TENTANG PANDUAN
PRAKTIK KLINIK BAGI DOKTER GIGI.
2. SE NO.2776/PB PDGI/II-3/2020 TENTANG PEDOMAN
PELAYANAN KEDOKTERAN GIGI SELAMA PANDEMI VIRUS
COVID-19.
5. Prosedur 1. Persiapan Alat dan Bahan :
1) Alat pelindung diri
2) Dental unit
3) Instrumen dasar kedokteran gigi
4) Povidone iodine dan alcohol 70%
5) Kapas steril dan cotton roll
6) Tampon, tensimeter, stetoskop, spuit 1 cc / 3 cc
7) Alat-alat Pecabutan gigi tetap : tang sesuai indikasi, bein
(elevator) dan cryer
8) Anestesi local (lidocaine/pehacaine)
2. Petugas yang melakukan tindakan :
1) Dokter gigi
3. Prosedur tindakan :
1) Petugas mencuci tangan 7 langkah dan memakai alat
pelindung diri.
2) Petugas meminta pasien berkumus dengan larutan povidone
iodine selama 30 detik.
3) Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan terhadap
pasien meliputi vitalistas gigi, perkusi dan palpasi.
4) Petugas melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan
darah, respirasi, denyut nadi dan suhu tubuh).
5) Petugas melakukan evaluasi pre anestesi untuk mengethaui
kondisi sistemik pada pasien, adanya alergi dan kondisi
kehamilan.
6) Apabila pasien dalam keadaan baik (tekanan darah normal,
tidak ada riwayat penyakit sistemik, wanita tidak dalam
keadaan hamil/haid, tidak ada infeksi pada gigi yang akan di
cabut).
7) Apabila pasien yang memiliki kelainana sistemik petugas
konsultasi ke dokter umum ditunjang pemeriksaan lab bila
perlu.
8) Petugas melakukan informed consent pada pasien baik
secara lisan maupun tertulis.
9) Petugas melakukan tindakan asepsis pada sekitar gigi dan
daerah anestesi.
10)Petugas melakukan anestesi local blok/infiltrasi sesuai
dengan kebutuhan di sekitar gigi yang akan dicabut.
11)Petugas melakukan evaluasi post anestesi pada pasien untuk
mengetahui apakah anestesi sudah mulai bekerja.
12)Petugas membuka perlekatan gingival pada gigi yang akan
dicabut menggunakan levator (bein) untuk meluksasi gigi
tersebut.
13)Petugas menggunakan tang ekstraksi sesuai dengan indikasi
gigi yang akan di cabut. Paruh tang masukan di atas cemento
enamel junction (CEJ) dengan Gerakan pencabutan rotasi
dan luksasi.
14)Petugas memeriksa kelengkapan gigi dan soket.
15)Petugas melakukan kompresi soket gigi.
16)Petugas melakukan penghalusan tulang menggunakan bone
file (bila diperlukan).
17)Petugas meletakan tampon yang sudah diberi povidone iodine
pada soket bekas pencabutan.
18)Petugas memberikan instruksi post ekstraksi pada pasien.
19)Petugas memberikan resep obat sesuai kebutuhan
6. Bagan Alir

7. Unit Pendaftaran, Unit Layanan. Gigi, Unit Layanan. Umum, KIA, LAB
Terkait dan Loket obat
8. Dokumen Buku registrasi, rekam medik dan informed consent
Terkait
PENCABUTAN GIGI SULUNG
1. Pengertian Pencabutan gigi tetap adalah suatu tindakan mengeluarkan /
ekstraksi gigi dari soketnya tanpa rasa sakit, higienis dan aman
terhadap gigi sulung baik gigi utuh atau berupa sisa akar
2. Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah pecabutan gigi sulung.
3. Kebijakan
4. Referensi 1. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02/MENKES/62/2015 TENTANG PANDUAN
PRAKTIK KLINIK BAGI DOKTER GIGI.
2. SE NO.2776/PB PDGI/II-3/2020 TENTANG PEDOMAN
PELAYANAN KEDOKTERAN GIGI SELAMA PANDEMI VIRUS
COVID-19.
5. Prosedur 1. Persiapan Alat dan Bahan :
1) Alat pelindung diri
2) Dental unit
3) Instrumen dasar kedokteran gigi
4) Povidone iodine dan alcohol 70%
5) Kapas steril dan cotton roll
6) Tampon, tensimeter, stetoskop, spuit 1 cc / 3 cc
7) Alat-alat Pecabutan gigi tetap : tang sesuai indikasi, bein
(elevator) dan cryer
8) Anestesi local (chlorethyl + lidocaine bila diperlukan)
2. Petugas yang melakukan tindakan :
1) Dokter gigi
3. Prosedur tindakan :
1) Petugas mencuci tangan 7 langkah dan memakai alat
pelindung diri.
2) Petugas meminta pasien berkumus dengan larutan povidone
iodine selama 30 detik.
3) Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan terhadap
pasien meliputi vitalistas gigi, perkusi dan palpasi.
4) Petugas melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan
darah, respirasi, denyut nadi dan suhu tubuh).
5) Petugas melakukan evaluasi pre anestesi untuk mengethaui
kondisi sistemik pada pasien, adanya alergi dan kondisi
kehamilan.
6) Petugas melakukan informed consent pada wali pasien baik
secara lisan maupun tertulis.
7) Petugas mengkondisikan pasien agar tidak cemas sehingga
kooperatif selama pencabutan gigi berlangsung.
8) Petugas melakukan tindakan asepsis di sekitar daerah gigi
yang akan di cabut dan pada dearah titik penetrasi spuit
anestesi.
9) Petugas melakukan anestesi (topical atau infiltrasi) sesuai
dengan kebutuhan di sekitar gigi yang akan dicabut.
10)Petugas melakukan evaluasi post anestesi pada pasien untuk
mengetahui apakah anestesi sudah mulai bekerja. Apabila
menggunakan anestesi infiltrasi ditandai dengan adanya mati
rasa di daerah sekiar suntikan. Bila menggunakan chlorethyl
semprotkan ke kapas tahan 2-5 detik pada gigi yang akan
dicabut kemudian lakukan pencabutan.
11)Petugas menggunakan tang ekstraksi sesuai dengan indikasi
gigi yang akan dicabut.
12)Petugas menginstruksikan pasien untuk berkumur.
13)Petugas memeriksa kelengkapan gigi dan soket.
14)Petugas meletakan tampon yang sudah diberi povidone iodine
pada soket bekas pencabutan kurang lebih 10 menit.
15)Petugas memberi instruksi post ekstraksi.
16)Petugas memberikan resep obat sesuai kebutuhan.
6. Unit Terkait Pendaftaran, Unit Layanan. Gigi, Unit Layanan. Umum, KIA, LAB
dan Loket obat
7. Bagan Air

8. Dokumen Buku registrasi, rekam medik dan informed consent


Terkait
PENATALAKASANAAN PENUMPATAN SEMENTARA
1. Pengertian Penumpatan sementara adalah tindakan yang dilakukan untuk
menghilangkan infeksi pada gigi dengan tambalan sementara yang
berisi obat -obatan sebelum penambalan tetap.
2. Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah untuk penumpatan sementara
3. Kebijakan
4. Referensi 1. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02/MENKES/62/2015 TENTANG PANDUAN
PRAKTIK KLINIK BAGI DOKTER GIGI.
2. SE NO.2776/PB PDGI/II-3/2020 TENTANG PEDOMAN
PELAYANAN KEDOKTERAN GIGI SELAMA PANDEMI VIRUS
COVID-19.
5. Prosedur 1. Persiapan Alat dan Bahan :
1) Alat Pelindung Diri
2) Instrumen Dasar kedokteran gigi
3) Povidone Iodone, Alkohol 70%
4) Kapas Steril dan Cutton Roll
5) Diamond bur
6) Spatula semen
7) Plastis filling instrumen, Kaca pengaduk (glass plate)
8) Cavit/ Fletcher + liquid
9) Bahan dressing (eugenol, Chkm, TKF))

2. Petugas yang melakukan tindakan :


1) Dokter gigi

3. Prosedur tindakan :
1) Petugas melakukan cuci tangan 7 langkah dan memakai alat
pelindung diri.
2) Petugas meminta pasien berkumur dengan larutan povidone
iodine
selama 30 detik.
3) Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan terhadap
pasien
meliputi vitalitas gigi, perkusi, palpasi
4) Petugas membuang jaringan nekrosis pada kavitas gigi
dengan
excavator atau bur bila diperlukan
5) Petugas membersihkan kavitas dengan atau pembersih
cavitas dan
mengeringan kavitas dengan kapas/air syringe
6) Petugas mengisolasi gigi yang akan ditambal dengan kapas
gulung
dan memasukan bahan dressing kedalam kavitas
7) Petugas mengaplikasikan tambalan sementara dengan
Once-fil temporary filling atau cavit dan pemberian resep bila
diperlukan dan memberikan intruksi post penambalan
6. Bagan Alir

7. Unit Pendaftaran, Unit Layanan. Gigi, Unit Layanan. Umum, KIA, LAB
Terkait dan Loket obat
8. Dokumen Buku registrasi, rekam medik
Terkait
PENATALAKASANAAN PENUMPATAN GLASS IONOMER
1. Pengertian Penumpatan glass ionomer adalah tindakan yang dilakukan untuk
mengembalikan bentuk dan fungsi gigi seperti semula dengaN
tambalan glassionomer.
2. Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah untuk penumpatan glass ionomer
3. Kebijakan
4. Referensi 1. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02/MENKES/62/2015 TENTANG PANDUAN
PRAKTIK KLINIK BAGI DOKTER GIGI.
2. SE NO.2776/PB PDGI/II-3/2020 TENTANG PEDOMAN
PELAYANAN KEDOKTERAN GIGI SELAMA PANDEMI VIRUS
COVID-19.
5. Prosedur 1. Persiapan Alat dan Bahan :
1) Alat Pelindung Diri
2) Instrumen Dasar kedokteran gigi
3) Povidone Iodone
4) Kapas Steril dan Cotton Roll
5) Alkohol 70%
6) Diamond bur
7) Plastis instrument
8) Pengaduk GIC
9) Burnisher dan glass lab
10) Varnish/cocoa butter
11) Glassionomer

2. Petugas yang melakukan tindakan :


1) Dokter gigi

3. Prosedur tindakan :
1) Petugas melakukan cuci tangan 7 langkah dan memakai alat
pelindung diri.
2) Petugas meminta pasien berkumur dengan larutan povidone
iodine selama 30 detik.
3) Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan terhadap
pasien
meliputi vitalitas gigi, perkusi, palpasi
4) Petugas membuang jaringan nekrosis pada kavitas gigi
dengan
excavator atau bur bila diperlukan
5) Petugas membersihkan kavitas dan mengeringakan kavitas
dengan kapas/air siring
6) Petugas mengisolasi gigi yang akan ditambal dengan kapas
gulung dan mengaduk glassionomer di glass plate dan
mengaplikasikan bahan tambal ke kavitas gigi
7) Petugas melakukan recountouring permukaan tambalan
sesuai
dengan anatomis gigi
8) Petugas mengolesan varnish/cocoa butter dipermukaan
tambalan
dan cek oklusi bila terasa ketinggian maka dilakukan
pembuangan
dengan excavator atau dengan batu poles dan memberikan
intruksi post penambalan

6. Bagan Alir

7. Unit Pendaftaran, Unit Layanan. Gigi


Terkait
8. Dokumen Buku registrasi, rekam medik
Terkait
PENATALAKASANAAN ANASTESI LOKAL
1. Pengertian Ananstesi lokal adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk
menghilangnya sensasi rasa nyeri pada sebagian tubuh yang
bersifat sementara
2. Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah anestesi lokal
3. Kebijakan
4. Referensi 1. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02/MENKES/62/2015 TENTANG PANDUAN
PRAKTIK KLINIK BAGI DOKTER GIGI.
2. SE NO.2776/PB PDGI/II-3/2020 TENTANG PEDOMAN
PELAYANAN KEDOKTERAN GIGI SELAMA PANDEMI VIRUS
COVID-19.
5. Prosedur 1. Persiapan Alat dan Bahan :
1) Alat Pelindung Diri
2) Instrumen Dasar kedokteran gigi
3) Dental Unit
4) Povidone Iodone
5) Kapas Steril dan Cutton Roll
6) Alkohol 70%
7) Chloretil dan pehcain/lidocaine
8) Povidone Iodine
9) Spuit 1 cc/3cc

2. Petugas yang melakukan tindakan :


1) Dokter gigi

3. Prosedur tindakan :
1) Menggunakan Chloretil
Petugas menyemprotkan pada gulungan kapas kecil, peras,
kemudian diletakkan pada bagian bukal/labial dan
lingual/palatal
dari gigi yang akan dicabut. Setelah beberapa saat, baru gigi
tersebut dicabut.
2) Infiltrasi
Petugas mengeringkan dan memberikan antiseptik berupa
Terkait povidone iodine pada daerah kerja. Petugas
menyuntikan jarum dengan bevel menghadap tulang pada
area mucobucofold gigi yang akan di cabut. Aspirasi, deponir
0.5-1 ml. Petugas menyuntikan jarum dengan bevel
menghadap tulang pada bagian lingual / Palatal pada daerah
tertebal dan lunak di mucosa gingiva.
Aspirasi dan deponir 0.5 ml. Petugas melakukan evaluasi
post
anestesi. Setelah anestesi bekerja gigi siap untuk di cabut.
3) Blok Mandibular
Petugas memberikan antiseptik berupa povidone iodine pada
daerah kerja. Petugas meminta pasien membuka mulut,
sejajar
oklusal plane, dibagian oblik internal masukkan jarum suntik
2-2,5
cm setelah kontak dengan tulang. Aspirasi, deposit 1.5 ml.
Kemudian ditarik 1.5 cm aspirasi, deposit 0.5 ml, tarik keluar
secara perlahan.

6. Unit Pendaftaran, Unit Layanan. Gigi


Terkait
8. Dokumen Buku registrasi, rekam medik
Terkait
PENANDAAN LOKASI OPERASI

1. Pengertian Tata cara pemeberian tanda atau marker pada daerah atau lokasi
dari bagian tubuh pasien yang akan dilakukan tindakan terutama
pada bagian tubuh yang bilateral menggunakan alat tulis khusus.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam meningkatkan keselamatan pasien operasi di
Unit Layanan Gigi Klinik Al Barokah
3. Kebijakan

4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11


Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien

5. Prosedur 1. Petugas yang Melakukan Tindakan:


1) Dokter Gigi
2. Prosedur Tindakan :
1) Petugas memberi salam
2) Petugas melakukan ientfikasi pasien minimal 2 (dua)
idintitas yaitu nama dan tanggal lahir
3) Dokter operator memebrikan tanda pada area yang
dioperasi dengan melibatkan pasien dan memberikan
penjelasan yang diberikan setidaknya meliputi tujuan,
diagnosis dan tata cara Tindakan, alternatif Tindakan lain
dan resikonya, resiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi, prognosis terhadap Tindakan yang dilakukan dan
kemungkinan perluasan Tindakan bila ada.
4) Penandaan operasi dilakukan oleh dokter gigi di unit
layanan gigi menggunakan spidol anti air
5) Penandaan lokasi untuk gigi dan jaringan sekitar maksila
dan mandibula dilakukan dengan menggunakan foto
rontgen panoramic atau rontgen periapical dan diberi
tanda ✓
6) Dokter gigi memberikan kesempatan pada pasien dan
keluarga untuk bertanya bila belum mengerti.
6. Unit Unit Layanan Gigi
Terkait
8. Dokumen
Terkait

Anda mungkin juga menyukai