Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH STASE V

MANAGEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

PENDIDIKAN KESEHATAN ASI EKSKLUSIF PADA PASIEN NY. T


USIA 25 TAHUN P1A0 PP 28 HARI DI PMB TURASMIYATI, S.ST. Bdn
PADA TANGGAL 16 JULI 2022

Dosen Pembimbing
Sugiharti S.ST,M.KM
Turasmiyati, S.ST. Bdn

Oleh
Lutfia Citra Nurbaiti
220503265056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES BHAKTI PERTIWI INDONESIA
TAHUN 2022-2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Saya

panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Rahmat, hidayah-Nya kepada

kami, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “ASI Eksklusif”. Makalah ini telah

saya susun dengan maksimal dan untuk itu saya menyampaikan banyak terimakasih kepada

semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari

segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya

menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang “ASI Eksklusif”. ini dapat memberikan

manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
ASI Ekslusif adalah makanan alami pertama untuk bayi dan menyediakan semua
vitamin, nutrisi dan mineral yang diperlukan bayi untuk pertumbuhan enam bulan
pertama. Tidak ada cairan atau makanan lain yang di perlukan, ASI terus tersedia hingga
setengah atau lebih dari kebutuhan. Selain itu, ASI mengandung antibodi dari ibu yang
membantu memerangi penyakit. ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik
bagi bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi selama enam bulan pertama. Asi
merupakan makanan utama dan paling sempurna bagi bayi. Dimana ASI mengandung
hampir semua zat gizi dengan komposisi sesuai dengan kebutuhan bayi untuk tumbuh
dan berkembang secara optimal (Pollard, 2016).
Air Susu Ibu (ASI) merupakan air susu ibu yang diberikan selama 6 bulan, tanpa
tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi dan nasi tim
(Roesli, 2012). Kebijakan Nasional untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 (enam)
bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No 450/Menkes/SK/IV/2009 tentang
ASI eksklusif. Menurut keputusan menteri kesehatan nomor 450/MENKES/ 2004 tentang
pemberian ASI secara eksklusif di Indonesia menetapkan ASI eksklusif di Indonesia
selama 6 bulan dan dianjurkan dilanjutkan sampai dengan anak berusia 2 tahun atau lebih
dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai.
Pemberian ASI eksklusif bukan hanya isu nasional namun juga merupakan isu
global. Pemberian susu formula kepada bayi dapat menjamin bayi tumbuh sehat dan kuat,
ternyata menurut laporan mutakhir UNICEF merupakan kekeliruan yang fatal, karena
meskipun insiden diare rendah pada bayi yang diberi susu formula, namun pada masa
pertumbuhan berikutnya bayi yang tidak diberi ASI ternyata memiliki peluang yang jauh
lebih besar untuk menderita hipertensi, jantung, kanker, obesitas, diabetes dan lainlain
(Dinkes Provinsi Jawa tengah, 2015). Melihat manfaat dari ASI eksklusif tersebut,
ternyata cakupan pemberian ASI eksklusif tersebut tidak semua sesuai dengan target
yang telah ditetapkan.
Durasi menyusui di Negara berkembang tergolong tinggi tetapi praktek menyusui
masih kurang baik. Di beberapa Negara seperti Filipina dan Srilanka, praktek menyusui
hanya dilakukan sekitar 4 bulan. Sedangkan di Indonesia, Pakistan dan Thailand hanya
dilakukan hampir 2 bulan (Singh, 2010).
Cakupan bayi mendapatkan ASI eksklusif secara nasional belum tercapai secara
menyeluruh. Cakupan bayi mendapat ASI eksklusif secara nasional untuk tahun 2017
sebesar 61,33%. Jawa Tengah sebesar 64,14% masih di bawah presentase nasional yaitu
65,16% (Kemenkes RI, 2018). Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa cakupan
pemberian ASI eksklusif untuk provinsi Jawa Tengah masih di bawah cakupan nasional.
Persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Jawa Tengah pada
tahun 2017 sebesar 54,4%, sedikit meningkat jika dibandingkan persentase pemberian
ASI eksklusif tahun 2016 yaitu 54,2%. Kabupaten/kota dengan persentase pemberian ASI
eksklusif tertinggi adalah Kota Magelang yaitu 87,2% dan terendah adalah Kabupaten
Temanggung yaitu 8,4 %, sedangkan untuk Kabupaten Semarang sebesar 51,4%, masih
di bawah persentase cakupan pemberian ASI eksklusif Jawa Tengah (Dinkes Prov Jateng,
2017).
ASI memilki banyak manfaat bagi bayi diantaranya merupakan makanan yang
mengandung gizi seimbang untuk bayi serta mengandung zat kekebalan yang mampu
mengurangi resiko bayi terjangkit penyakit. Zat kekebalan tubuh tersebut adalah
immuglobulin, dimana zat kekebalan yang tidak dimilki oleh susu formula adalah
kolostrum yang hanya diproduksi sampai hari kelima pasca persalinan. Pemberian carian
dan makanan lain selain ASI saat usia bayi kurang dari 6 bulan memberikan dampak
negatif diantarnaya meningkatkan resiko masuknya bakteri penyebab diare. Manfaat ASI
bagi bayi yang lain adalah meningkatkan kecerdasan otak, karena dalam ASI terdapat
kandungan asam lemak tak jenuh yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan
sel saraf otak bayi (Roesli, 2012).
Minat ibu dalam memberikan ASI masih rendah. Berdasarkan profil kesehatan
Indonesia tahun 2018 cakupan ASI eksklusif berada di angka 65,16%. Hal tersebut
menunjukkan hanya separuh dari bayi usia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif.
Data Kementerian Kesehatan mencatat mencatat kenaikan pada angka pemberian ASI
eksklusif, dari 29,5% pada 2016 menjadi 35,7% pada 2017. Angka ini juga terbilang
sangat kecil jika mengingat pentingnya peran ASI bagi kehidupan anak dan kenaikannya
dibawah 50% (Kemenkes RI, 2018).
Faktor yang mempengaruhi dalam pemberian ASI diantaranya usia ibu,
pendidikan ibu, pengetahuan ibu , pekerjaan ibu dan paritas ibu (Septia, 2012). Cakupan
ASI di Indonesia masih rendah. Di antaranya disebabkan penyebarluasaan informasi
mengenai ASI di antara petugas kesehatan dan masyarakat yang tidak optimal, yaitu
hanya sekitar 60% masyarakat mengetahui informasi tentang ASI dan sekitar 40% tenaga
kesehatan terlatih yang bisa menberikan konseling menyusui. Rendahnya cakupan ASI
juga dipengaruhi oleh teknik menyusui yang salah (Kristiyanti, 2014).
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain adalah pendidikan ibu,
pengetahuan ibu, sikap dan perilaku ibu, faktor fisik ibu serta faktor emosional.
Sedangkan faktor eksternalnya adalah ibu yang bekerja, jam kerja ibu, dukungan suami,
dukungan tempat kerja, pemberian makanan pralaktal dan pemberian susu formula
(Fikmawati & Syafiq, 2010).Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017
mendapatkan bahwa 62% tenaga kerja Indonesia adalah wanita. Faktor-faktor yang
menghambat keberhasilan menyusui pada ibu bekerja adalah pendeknya waktu cuti
bekerja, kurangnya dukungan tempat kerja, pendeknya waktu istirahat saat bekerja (tidak
cukup waktu untuk memerah ASI), Tidak adanya ruangan untuk memerah ASI. Hal ini
terbukti dengan belum tersedianya ruang laktasi dan perangkat pendukungnya serta
belum maksimalnya kegiatan adukasi,sosialisasi, advokasi, dan kampanye terkait
pemberian ASI, dan belum semua rumah sakit melaksanakan 10 langkah menuju
keberhasilan ASI (Profil kesehatan Jawa tengah,2015).
B. Rumusan Masalah
“Bagaimana cara memberikan Pendidikan Kesehatan ASI Eksklusif Pada Ibu Nifas?”
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memberikan Pendidikan Kesehatan ASI Eksklusif pada ibu nifas.
2. Meningkatkan pengetahuan ibu nifas tentang pentingnya ASI Eksklusif dan ibu mau
memberikan bayinya ASI Eksklusif sampai 6 bulan.
D. Manfaat
Ibu nifas mengetahaui tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif dan mau
memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan tanpa memberikan makanan atau cairan lain,
kecuali vitamin, mineral, dan obat yang telah diijinkan karena adanya alasan medis.
Sehingga diharapkan dapat meningkatkan cakupan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif
sehingga angka kesakitan dan kematian bayi dapat diturunkan.
BAB II

TINJAUAN TEORI

I. PENDIDIKAN KESEHATAN
A. Pengertian Pendidikan Kesehatan
Menurut (Notoatmodjo, 2018) pendidikan kesehatan adalah sebuah upaya
persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan
tindakan-tindakan untuk memelihara, dan meningkatkan taraf kesehatannya.
Pendidikan kesehatan merupakan bentuk tindakan mandiri keperawatan untuk
membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran yang didalamnya perawat
sebagai perawat pendidik sesuai dengan tugas seorang perawat.
Pendidikan kesehatan merupakan sejumlah pengalaman yang
menguntungkan dalam mempengaruhi pengetahuan, kebiasaan dan sikap yang
berhubungan dengan kesehatan individu, masyarakat (Siswanto, 2015).

B. Tujuan Pendidikan Kesehatan


Tujuan pendidikan kesehatan merupakan suatu harapan agar terjadi
perubahan pada pengetahuan, sikap, dan perilaku individu, keluarga maupun
masyarakat dalam memelihara prilaku hidup sehat ataupun peran aktif sebagai
upaya dalam penanganan derajat kesehatan yang optimal (Nursalam & Efendi
dalam Rosymida (2018).

C. Sasaran Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoatmodjo dalam Rosymida (2018) sasaran pendidikan


kesehatan dibagi dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu :
1. Sasaran primer (Primary Target)
Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya
pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan,
maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk
masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan juga
sebagainya.
2. Sasaran sekunder (Secondary Target)
Yang termasuk dalam sasaran ini adalah para tokoh masyarakat, tokoh agama,
tokoh adat, dan sebagainya. Disebut sasaran sekunder, karena dengan
memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok ini diharapkan untuk
nantinya kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan kepada
masyarakat di sekitarnya.
3. Sasaran tersier (Tertiary Target)
Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat pusat, maupun
daerah. Dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh
kelompok ini akan mempunyai dampak langsung terhadap perilaku tokoh
masyarakat dan kepada masyarakat umum.

II. ASI EKSKLUSIF


A. Pengertian ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan
selama enam bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan makanan
atau minuman lain (kecuali obat, vitamin, dan mineral) (Kemenkes RI, 2019).
B. Manfaat ASI
Keuntungan menyusui meningkat seiring lama pemberian ASI eksklusif
hingga enam bulan. Setelah itu, dengan tambahan makanan pendamping ASI pada
usia enam bulan. Menurut Wulandari & Iriana (2013)
Manfaat ASI eksklusif adalah sebagai berikut:
1. Bagi Ibu
a. Menyusui berarti memelihara hubungan emosional ibu dan bayi.
Ketika seorang ibu memeluk bayinya sambil bermain atau
mendekapnya dalam kenyamanan, maka tingkat oksitosin
keduanya akan meningkat dan itu akan memicu sistem
penghargaan pada bagian otaknya. Kondisi ini akan melahirkan
dorongan bagi ibu untuk semakin banyak mencurahkan perhatian
dan kasih sayang kepada anak dan meningkatkan keterikatan
antara bayi dan ibunya.
b. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan. Apabila bayi disusui
setelah dilahirkan maka kemungkinan terjadinya perdarahan
setelah melahirkan (post partum) akan berkurang. Ini terjadi karena
ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna
juga untuk kontriksi (penutupan pembuluh darah) sehingga
peredaran darah akan lebih cepat berhenti. Hal ini akan
menurunkan angka kematian ibu yang melahirkan (Roesli, 2005
dalam Raharjo, 2015).
2. Bagi Bayi
a. Sebagai nutrisi makanan terlengkap untuk bayi, karena
mengandung zat gizi yang seimbang dan cukup serta diperlukan
untuk 6 bulan pertama.
b. ASI terutama kolostrum mengandung immunoglobulin yaitu
secretory IgA (SIgA), yang berguna untuk pertahanan 15 tubuh
bayi. Melindungi terhadap penyakit diantaranya diare, gangguan
pernapasan dan alergi karena tidak mengandung zat yang dapat
menimbulkan alergi.
c. Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi yang diberi ASI
ekslusif akan lebih cepat bisa berjalan.
d. Meningkatkan jalinan kasih sayang.
e. Selalu siap tersedia, dan dalam suhu yang sesuai serta mudah
dicerna dan zat gizi mudah diserap.
f. Mengandung cairan yang cukup untuk kebutuhan bayi dalam 6
bulan pertama, 87% ASI adalah air.
g. Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan
otak sehingga bayi ASI ekslusif potensial lebih pandai.
h. Menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional,
kematangan spiritual dan hubungan sosial yang baik
C. Kandungan ASI
ASI merupakan makanan paling idela dan seimbang bagi bayi, menurut Astutik
(2014), zat gizi yang terkandung dalam ASI adalah :
1. Nutrien
a. Lemak
Lemak merupakan sumber kalori utama dalam ASI yang mudah diserap
oleh bayi. Asam lemak essensial dalam ASI akan membentuk asam lemak
tidak jenuh rantai panjang decosahexaenoic acid (DHA) dan arachidonic
acis (AA) yang berfungsi untuk pertumbuhan otak anak.
b. Karbohidrat
Laktosa merupakan karbohidrat utama dalam ASI yang bermanfaat untuk
meningkatkan absorbs kalsium dan merangsang pertumbuhan lactobacillus
bifidus.
c. Protein
Protein dalam ASI yanitu whey, kasein, sistin, dan taurine. Sistin dan
taurine merupakan asam amino yang tidak dapat ditemukan pada susu
sapi. Sistin diperlukan untuk pertumbuhan somatic dan taurine untuk
pertumbuhan anak.
d. Garam dan Mineral
Kandungan garam dan mineral pada ASI relative rendah karena ginjal bayi
belum dapat mengonsentrasikan air kemih dengan baik. Kandungan garam
dan mineral pada ASI kalsium, kalium, natrium, tembaga, zat besi dan
mangan.
e. Vitamin
Vitamin pada ASI diantaranya vitamin D,E dan K
2. Zat Protektif
a. Lactobasillus bifidus
Lactobasillus bifidus berfungsi mengubah laktosa menjadi asam laktat dan
asam asetat yang menyebabkan saluran pencernaan menjadi lebih asam
untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
b. Laktoferin
Laktoferin berikatan dengan zat besi untuk menghambat pertumbuhan
kuman tertentu seperti E. Coli dan menghambat pertumbuhan jamur
candida.
c. Lisozim
Lisozim merupakan faktor protektif terhadap serangan bakteri pathogen
serta penyakit diare.
d. Komplemen C3 dan C4
Komplemen C3 dan C4 berfungsi sebagai daya opsonic, anafilaktoksik,
dan kemotaktik.
e. Faktor antistreptokokus
Antistrepotokokus melindungi bayi terhadap infeksi kuman steptokokus.
f. Antibody
Antibody dalam ASI dapat bertahan di dalam saluran pencernaan bayi dan
membuat lapisan pada mukosanya sehingga mencegah bakteri pathogen
atau enterovirus masuk ke dalam mukosa usus.
g. Imunitas seluler
Imunitas seluler berfungsi membunuh dan memfagositosis
mikroorganisme, membentuk C3, C4, lisozim, serta laktoferin.
h. Tidak menimbulkan alergi
System Ig E pada bayi belum sempurna, sehingga bayi yang diberikan
susu formula akan merangsang aktivitas system Ig E dan menimbulkan
alergi.

D. Jenis-Jenis ASI

ASI yang dihasilkan oleh ibu memiliki jenis dan kandungan yang berbeda-beda,
terdapat 3 jenis ASI yang diproduksi oleh ibu.

a. Kolostrum
Kolostrum adalah cairan kekuning-kuningan yang diproduksi pada hari
pertama hingga keempat dengan kandungan protein dan zat antiinfeksi yang
tinggi serta berfungsi sebagai pemenuhan gizi dan proteksi bayi baru lahir
(Astutik, 2014)
b. Transitional milk (ASI peralihan)
ASI peralihan adalah air susu ibu yang keluar setelah kolostrum. ASI
peralihan diproduksi 8-20 hari dengan kadar lemak, laktosa, dan vitamin larut
air yang lebih tinggi, dan kadar protein, mineral lebih rendah (Widuri, 2013)
c. Mature milk (ASI matang)
ASI matang adalah air susu ibu yang dihasilkan sekitar 21 hari setelah
melahirkan dengan kandungansekitar 90% air untuk hidrasi bayi dan 10%
karbohidrat, protein, dan lemak untuk perkembangan bayi (Widuri, 2013).
ASI matang memiliki dua tipe yaitu foremilk dan hindmilk. Foremik
diproduksi pada awal menyusui dengan kandungan tinggi protein, laktosa dan
nutrisi lainnya namun rendah lemak, serta komposisi lebih encer. Sedangkan
hindmilk diproduksi menjelang akhir menyusui dengan kandungan tinggi
lemak (Astutik, 2014).

E. Cara memperbanyak produksi ASI


Untuk menjaga kesehatan dan tumbuh kembang Si Kecil, banyak cara yang dapat
dilakukan untuk memperbanyak ASI, yaitu:
a. Berikan ASI terus-menerus
Pada beberapa minggu pertama kelahiran Si Kecil, jadwal pemberian ASI
mungkin belum bisa teratur. Meski begitu, berikanlah ASI kapan pun bayi
membutuhkannya. Anda dapat memberi ASI kira-kira 2 atau 3 jam sekali,
sebab bayi yang baru lahir biasanya minum ASI sebanyak 8–12 kali dalam
sehari. Jika bayi tertidur, maka tidak perlu membangunkan anak, meskipun
pemberian ASI terakhir sudah lebih dari 2 jam. Pada prinsipnya, semakin
sering diberikan, produksi ASI akan semakin bertambah. Hal ini terjadi
karena hormon prolaktin akan bekerja merangsang produksi ASI apabila Anda
terus menyusui.
b. Istirahat yang cukup
Istirahat penting untuk menjaga kestabilan produksi ASI. Aturlah jadwal tidur
Anda. Misalnya, jika bayi sedang tidur, Anda dianjurkan untuk ikut tidur
bersama. Beristirahat pun bisa dilakukan sambil bersantai bersama bayi atau
mengurangi kegiatan di luar rumah. Selain itu, hindari rokok dan minuman
beralkohol karena dapat menyebabkan berkurangnya produksi ASI.
c. Hindari cemas
Anda tidak perlu cemas kekurangan ASI. Selama Anda sehat secara fisik
maupun mental dan mengonsumsi makanan sehat, Anda tetap dapat
memproduksi ASI. Begitu juga dengan kondisi bayi. Selama bayi baik-baik
saja, dia akan terus mengonsumsi ASI.
d. Mengelola stress
Selama masa menyusui, usahakan untuk mengelola stres dengan baik. Stres
mungkin tidak mengurangi produksi ASI, tapi diduga dapat menghambat
proses keluarnya ASI. Mintalah bantuan pasangan untuk melakukan pekerjaan
rumah tangga. Atau bila perlu, mintalah bantuan anggota keluarga yang lain
dalam merawat bayi. Semua ini untuk meringankan beban Anda agar dapat
menyusui dengan tenang.
e. Saling berbagi dengan ibu menyusui lainnya
Bertemu atau bertukar pengalaman dengan sesama ibu menyusui dapat
membantu Anda berbagi masalah maupun kondisi yang sedang Anda alami.
Anda bisa bertukar berbagai hal, mulai dari cara memperbanyak ASI, bahkan
saling memberi semangat agar berhasil memberi ASI eksklusif untuk bayi.
f. Konsumsi makanan sehat
Nutrisi pada makanan dan minuman yang Anda konsumsi akan disalurkan
kepada bayi melalui ASI. Oleh karena itu, selama masa menyusui secara
eksklusif, Anda memerlukan tambahan asupan energi sebesar 330 kilokalori
per hari. Makanan yang dikonsumsi harus mengandung: Serat, diperoleh dari
sayur-sayuran, buah-buahan, dan sereal. Protein, didapatkan dari ikan, telur,
daging, dan kacang-kacangan. Karbohirat kompleks, misalnya dari nasi,
kentang, pasta, dan roti gandum utuh. Kalsium dari susu dan produk
olahannya, seperti keju atau yoghurt.
g. Cukupi kebutuhan cairan
Selama menyusui, ibu dianjurkan untuk mencukupi kebutuhan cairan
sebanyak 3.000 mililiter per hari. Sebab, produksi ASI mungkin berkurang
jika tubuh kekurangan air. Minumlah sebelum Anda merasa haus. Jika urine
Anda berwarna kuning tua, berarti Anda butuh minum air putih lebih banyak.
Anda juga bisa menambah asupan cairan dari susu dan jus buah segar. Hindari
terlalu banyak mengonsumsi minuman yang mengandung kafein, seperti teh
dan kopi. Batasi asupannya, tidak lebih dari 3 cangkir per hari. Kandungan
kafein dalam ASI dapat menyebabkan bayi susah tidur.
h. Konsumsi vitamin
Anda disarankan mengonsumsi vitamin D setidaknya 15 mikrogram per hari.
Asupan vitamin D bisa didapat dari makanan atau suplemen yang
direkomendasikan oleh dokter.
i. Konsumsi obat-obatan
Jika beberapa cara di atas sudah dilakukan namun ASI masih dirasa kurang
cukup untuk memenuhi kebutuhan Si Kecil, Anda bisa mempertimbangkan
untuk menggunakan obat-obatan perangsang produksi ASI dari dokter.
Selama masa menyusui, Anda perlu lebih berhati-hati dalam mengonsumsi
obat-obatan, termasuk pil KB. Sebelum mengonsumsi obat-obatan
apapun, berkonsultasilah dengan dokter terlebih dahulu.

F. Cara Pemerahan ASI


Cara memerah ASI dengan tangan :
a. Sebelum mulai memerah ASI, cuci tangan dengan menggunakan sabun dan
air mengalir serta bersihkan payudara mama dengan handuk kecil basah dan
sabun.
b. Siapkan wadah yang terbuat dari alumunium atau plastik, atau kaca.
c. Kompres payudara dengan handuk hangat untuk merangsang pengeluaran
ASI.
d. Letakkan jari kelingking dibawah payudara dan menempel dengan tulang
rusuk, sementara jempol berada diatas payudara, menjadikan jempol dan
telunjuk membentuk huruf C di sekitar payudara. Jari-jari lain biarkan
meregang untuk menyokong payudara.
e. Jari telunjuk dan jempol harus jauh dari putting karena susu mengalir dari
dalam payudara (areola), bukan dari putting. Tempatkan jari-jari menuju tepi
areola atau area disekitar putting.
f. Rasakan area payudara, terutama disekitar areola, apabila ada perubahan
tekstur lembut menyerupai gundukan kecil maka mulailah tekan dengan kuat
dan perlahan. Lakukan berulang dan berirama senyaman mungkin.
g. Ketika aliran ASI mulai melambat, coba pindahkan jari-jari mama ke area
areola lainnya dan mulai memijat kembali. Hindari memerah dengan kencang
karena akan melukai pembuluh darah payudara

G. Penyimpanan dan Pemberian ASI Perah


Penyimpanan ASI perah sebaiknya disesuaikan dengan penggunaannya.
ASI yang akan digunakan secepatnya, lebih baik dimasukkan ke dalam bagian
lemari pendingin yang tidak akan membuat beku.
ASI perah dapat disimpan mulai dari beberapa jam hingga beberapa bulan,
tergantung dari suhu penempatannya. Berikut prinsip penyimpanan ASI yang
harus diketahui:
 ASI perah tahan hingga 4 jam jika ditaruh pada suhu ruangan sekitar
25°C
 ASI perah tahan hingga 24 jam saat disimpan dalam kotak pendingin
yang ditambah kantung es (ice pack)
 ASI perah tahan sampai 4 hari, ketika ditaruh pada kulkas bagian
lemari pendingin (chiller) dengan suhu minimal 4°C
 ASI perah tahan hingga 6 bulan apabila disimpan di
dalam freezer dengan suhu -18°C atau lebih rendah lagi

Tips Mencairkan ASI Perah


ASI perah beku yang dicairkan kemungkinan akan mengalami perubahan
pada warna, bau, dan konsistensinya dibandingkan ASI segar. Oleh karena itu,
wajar jika ibu mendapati ASI mengendap setelah disimpan di dalam kulkas.

Kondisi ini normal dan cukup menggoyang-goyangkan botol ASI dengan


pelan untuk mencampurnya lagi. Jika tetap terbentuk gumpalan atau tidak bisa
tercampur setelah botolnya digoyang secara perlahan, sebaiknya jangan berikan
ASI perah ini kepada bayi, karena mungkin ASI sudah basi.

Sebagian bayi ada yang menolak ASI perah beku. Jika demikian, Ibu bisa
mencoba memperpendek masa penyimpanan ASI atau menghangatkan ASI
sebelum diberikan kepada bayi.

Untuk mencairkan ASI perah, rendam wadah penyimpanan ASI perah di


dalam mangkuk berisi air hangat. Diamkan beberapa saat. Ingat, jangan
menghangatkan ASI perah di atas kompor atau menggunakan microwave.

ASI perah yang dibekukan sebaiknya tidak langsung dikeluarkan dalam


suhu ruang. Beberapa penelitian mengungkap perubahan suhu yang cepat dapat
memengaruhi kandungan antibodi dalam ASI yang bermanfaat bagi bayi.

ASI perah beku dari freezer dapat diturunkan terlebih dahulu di kulkas
selama semalaman, kemudian hangatkan sebagaimana cara di atas. Penting untuk
diketahui, Bunda jangan membekukan ulang ASI perah yang sudah dicairkan.

Berikut ini adalah hal lain yang perlu diperhatikan dalam mencairkan ASI perah:

 Jika ASI perah dibutuhkan segera, letakkan wadah ASI perah di bawah air
mengalir. Lanjutkan merendamnya dalam mangkuk air hangat.
 Untuk memeriksa apakah suhu ASI sudah sesuai untuk bayi, teteskan ke
pergelangan tangan. Jika suhu sudah sesuai, ASI bisa langsung diberikan kepada
bayi.
 Gunakan ASI dalam waktu 24 jam setelah dicairkan seluruhnya. Setelah ASI
dibawa ke suhu kamar atau dihangatkan, ASI harus digunakan dalam 2 jam.
ASI merupakan asupan nutrisi yang terbaik bagi bayi. Penyimpanan ASI perah
yang benar dapat membantu ibu menyusui yang bekerja atau beraktivitas di luar
rumah untuk tetap mencukupi kebutuhan bayi.

H. Cara Penerapan ASI Eksklusif


Bagi ibu yang bekerja menyusui tidak perlu dihentikan. Ibu bekerja tetap harus
memberi ASI kepada bayinya karena banyak keuntungannya. Jika memungkinkan
bayi dapat dibawa ketempat ibu bekerja. Namun hal ini akan sulit dilaksanakan
apabila di tempat bekerja atau di sekitar tempat bekerja tidak tersedia sarana
penitipan bayi atau pojok laktasi. Bila tempat bekerja dekat dengan rumah, ibu
dapat pulang untuk menyusui bayinya pada waktu istirahat atau minta bantuan
seseorang untuk membawa bayinya ketempat bekerja.
Walaupun ibu bekerja dan tempat bekerja jauh dari rumah, ibu tetap dapat
memberikan ASI kepada bayinya. Berikan ASI secara eksklusif dan sesering
mungkin selama ibu cuti melahirkan. Jangan memberikan makanan lain sebelum
bayi benar benar sudah membutuhkannya. Jangan memberi ASI melalui botol,
berikan melalui cangkir atau sendok yang mulai dilatih 1 minggu sebelum ibu
mulai bekerja.
Ibu sudah harus belajar cara memerah ASI segera setelah bayi lahir. Sebelum
pergi bekerja ASI dikeluarkan dan dititipkan pada pengasuh bayi untuk diberikan
kepada bayi. Sediakan waktu yang cukup dan suasana yang tenang agar ibu dapat
dengan santai mengeluarkan ASI. ASI dikeluarkan sebanyak mungkin dan
ditampung di cangkir atau gelas yang bersih. Walaupun jumlah ASI hanya sedikit
tetap sangat berguna bagi bayi. Tinggalkan sekitar ½ cangkir penuh (100 ml)
untuk sekali minum bayi saat ibu keluar rumah. Tutup cangkir yang berisi ASI
dengan kain bersih, simpan di tempat yang paling sejuk dirumah, di lemari es,
atau ditempat yang aman, agak gelap dan bersih. ASI jangan dimasak atau
dipanaskan, karena panas akan merusak bahanbahan anti infeksi yang terkandung
dalam ASI. Setelah ASI diperah bayi tetap disusui untuk mendapatkan ASI akhir
(hindmilk), karena pengisapan oleh bayi akan lebih baik daripada pengeluaran
ASI dengan cara diperah. Di tempat bekerja, ibu dapat memerah ASI 2-3 kali
(setiap 3 jam). Pengeluaran ASI dapat membuat ibu merasa nyaman dan
mengurangi ASI menetes. Simpan ASI di lemaari es dan dibawa pulang dengan
termos es saat ibu selesai bekerja. Kegiatan menyusui dapat dilanjutkan pada
malam hari, pagi hari sebelum berangkat, dan waktu luang ibu. Keadaan ini akan
membantu produksi ASI tetap tinggi.

BAB III

TINJAUAN KASUS

No. Register : 03578171


Hari/ Tanggal : Selasa, 06 September 2022
Jam : 10.00 WIB
Tempat : PMB Bdn. Turasmiyati, SST

A. Indentitas/biodata
Nama : Titin Nama Suami : Abdul Basit
Umur : 25 Tahun Usia : 28 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Sudimara Pinang Rt 02/06 Alamat : Sudimara Pinang Rt
02/06

No. Telp : 0896-9346-7568

1. Data Subyektif
- Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertamanya pada tanggal 10/8/2022 secara
SC.karena...indikasinya apah di isi…….. proses SC lancer tidak ada
perdarahan,kontraksi baik.bayi lahir menangis kuat A/S 8/9 BB……dan di
lakukan IMD selama……..
- Ibu mengatakan pengeluaran ASI nya lancer dan banyak dan saat inih menyusui
bayinya secara eklusif
- Ibu mengatakan sebentar lagi cuti melahirkan habis dan akan segera masuk
kerja ,ibu ingin tetap menyusui secara eklusif tetapi belum memahami bagaimana
cara menysui eklusif saat ibu bekerja
- Ibu mengatakan luka oprasi SC sudah kering tetapi masih sedikit nyeri
- Ibu mengatakan pengeluaran darah dari kemaluan sudah tidak ada,,,,,,,,,klo masih
ada isi warnanya apa
- Ibu mengatakan saat ANC( isi riwayat anc berapa kali, dan yang lainnya di
jelaskan yg intinya sekilas

2. Obyektif
Keadaan umum ibu baik
Kesadaran composmentis
Tanda- tanda vital Tekanan darah: 110/ 70 mmHg Nadi : 80x/menit Suhu : 36,7c
Pernapasan : 22x/ menit

Pemeriksaan fisik :
a. Konjungtiva : Tidak anemis Sklera : Tidak ikterik,
b. Leher : Tidak ada benjolan,
c. Dada : Payudara : Simetris, putting susu menonjol, tampak hiperpigmentasi
aerola, ada pembesaran dan tidak ada peradangan,pengeluaran ASI,,,,,,
d. Abdomen : bekas luka operasi sudah kering, TFU sudah tidak teraba
e. Vulva vagina : tampak pengeluaran lochia alba
f. Kedua tangan tidak ada oedema dan kuku tidak pucat. Kedua kaki tidak ada
oedema, kuku tidak pucat, tidak ada varises dan reflex patella positif.
3. Assesment
Ny. T usia 25 tahun P1A0 Nifas Hari ke 28
Masalah: ketidak tauan cara pemberian ASI eklusif pada ibu bekerja
Kebutuhan :Pendidikan Kesehatan ASI Eksklusif
4. Planning
- Memberitahu kepada ibu bahwa kondisinya saat ini dalam keadaan baik. Ibu mengerti
dan telah mengetahui kondisinya saat ini.
- Memberikan inform concent untuk di tanda tangani bahwa ibu akan di berikan penkes
tentang pemberian ASI eklusif saat IBU bekerja,Inform consent sudah di TTD ibu
- Menjelaskan pengertian ASI Eksklusif, ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan
kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan atau
mengganti dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat, vitamin, dan mineral).
Ibu mengerti.
- Menjelaskan manfaat ASI sebagai nutrisi, daya tahan tubuh, meningkatkan
kecerdasan, menjalin kasih sayang, menciptakan generasi penerus bangsa yang
tangguh dan berkualitas. Ibu mengerti
- Menjelaskan zat kekebalan ASI seperti anti alergi, mengandung zat anti virus,
membantu pertumbuhan selaput usus bayi, sebagai faktor bifidus, dan laktoferin. Ibu
mengerti
- Menjelaskan jenis-jenis ASI seperti kolostrum, ASI peralihan dan ASI matur. Ibu
mengerti
- Menjelaskan cara memperbanyak produksi ASI, bayi menyusu setiap 2 jam sekali,
susui ditempat yang nyaman dan ibu optimalkan istirahat dan asupan nutrisi. Ibu
mengerti
- Menjelaskan cara pemerahan ASI dengan tangan atau dengan teknik marmet, tangan
dicuci bersig, siapkan gelas tertutup, payudara dikompres dengan kain handuk yang
hangat dan dimassase, dengan jari disekitar kalang payudara bagian atas dan jari
telunjuk pada sisi lain lalu ditekan ke area dada, ulangi tekan perah epas tekan perah
lepas, gerakan ini bisa diulang pada sekitar payudara pada semua sisi. Ibu mengerti
- Menjelaskan cara penyimpanan ASI. Yaitu……..Ibu mengerti
- Menjelaskan pada ibu bagaimana caranya iu menyusui tetap elusif saat ibu bekerja
yaitu dengan cara ibu menyusui bayi sesering mungkin saat ibu di rumah dan
melakukan perah ASI agar persediaan ASI mencukupi dan berikan ASI saja pada
bayinya saat ibu bekerja dengan ASI yang sudah di perah dan di simpan dengan baik
- Mendokumentasikan hasi tindakan. Dokemntasi telah dilakukan

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada kasus Ny. T P1A0 dengan Pendidikan Kesehatan ASI Eksklusif. Hal ini sejalan
dengan Hasil penelitian oleh Resti Oktora (2017) tentang Gambaran Pemberian Asi Eksklusif
Pada Ibu Bekerja Di Desa Serua Indah, Kecamatan Jombang, Tangerang Selatan, berdasarkan
tingkat pengetahuan mengenai ASI eksklusif menunjukkan bahwa sebagian besar ibu tidak
mengetahui informasi mengenai ASI eksklusif dan manfaatnya terhadap pertumbuhan bayi, yang
ditunjukan dengan prosentase sebanyak 74,8% tidak tahu manfaat ASI eksklusif.

Dengan kondisi ibu dan bayi saat ini, maka dilakukan asuhan masa nifas berupa
Pendidikan Kesehatan tentang pentingnya ASI Ekslusif sejak bayi lahir, sehingga ibu mau
memberikan ASI eksklusif pada bayinya sehingga tumbuh dengan sehat dan cerdas.

BAB V
PENUTUP

I. Kesimpulan
ASI eksklusif merupakan ASI yang diberikan pada bayi mulai dari lahir hingga
usia 6 bulan tanpa diberi makanan atau minuman lain. Pemberian ASI eksklusif
dapat menurunkan mortalitas dan morbiditas bayi, mengoptimalkan pertumbuhan
bayi, membantu perkembangan kecerdasan anak, dan membantu memperpanjang
jarak kehamilan bagi ibu. Namun, masih banyak bayi baru lahir tidak
mendapatkan ASI secara eksklusif dikarenakan kurangnya pengetahuan orang tua
dan juga masalah budaya yang diyakini klien. Sehingga perlu dilakukan
penyuluhan ataupun edukasi mengenai pentingnya ASI eksklusif sejak masa
kehamilan.

II. Saran
Pemberian Pendidikan Kesehatan ASI Eksklusif sebaiknya dilakukan sejak
masa kehamilan sehingga pada saat bayi lahir ibu sudah paham tentang
pentingnya ASI eksklusif dan mau memberikan ASI Eksklusif pada bayinya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/asi-eksklusif-pada-ibu-yang-bekerja

https://www.alodokter.com/penyimpanan-asi-perah-yang-benar

https://www.nutriclub.co.id/article-bayi/menyusui/produksi-asi/cara-memerah-asi-dan-
menyimpan-asi

http://repository.unimus.ac.id/498/3/BAB%20II.pdf

https://www.alodokter.com/memperbanyak-asi-demi-mencukupi-kebutuhan-bayi

Anda mungkin juga menyukai