Dosen Pembimbing
Sugiharti S.ST,M.KM
Turasmiyati, S.ST. Bdn
Oleh
Lutfia Citra Nurbaiti
220503265056
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Saya
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Rahmat, hidayah-Nya kepada
kami, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “ASI Eksklusif”. Makalah ini telah
saya susun dengan maksimal dan untuk itu saya menyampaikan banyak terimakasih kepada
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang “ASI Eksklusif”. ini dapat memberikan
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ASI Ekslusif adalah makanan alami pertama untuk bayi dan menyediakan semua
vitamin, nutrisi dan mineral yang diperlukan bayi untuk pertumbuhan enam bulan
pertama. Tidak ada cairan atau makanan lain yang di perlukan, ASI terus tersedia hingga
setengah atau lebih dari kebutuhan. Selain itu, ASI mengandung antibodi dari ibu yang
membantu memerangi penyakit. ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik
bagi bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi selama enam bulan pertama. Asi
merupakan makanan utama dan paling sempurna bagi bayi. Dimana ASI mengandung
hampir semua zat gizi dengan komposisi sesuai dengan kebutuhan bayi untuk tumbuh
dan berkembang secara optimal (Pollard, 2016).
Air Susu Ibu (ASI) merupakan air susu ibu yang diberikan selama 6 bulan, tanpa
tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi dan nasi tim
(Roesli, 2012). Kebijakan Nasional untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 (enam)
bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No 450/Menkes/SK/IV/2009 tentang
ASI eksklusif. Menurut keputusan menteri kesehatan nomor 450/MENKES/ 2004 tentang
pemberian ASI secara eksklusif di Indonesia menetapkan ASI eksklusif di Indonesia
selama 6 bulan dan dianjurkan dilanjutkan sampai dengan anak berusia 2 tahun atau lebih
dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai.
Pemberian ASI eksklusif bukan hanya isu nasional namun juga merupakan isu
global. Pemberian susu formula kepada bayi dapat menjamin bayi tumbuh sehat dan kuat,
ternyata menurut laporan mutakhir UNICEF merupakan kekeliruan yang fatal, karena
meskipun insiden diare rendah pada bayi yang diberi susu formula, namun pada masa
pertumbuhan berikutnya bayi yang tidak diberi ASI ternyata memiliki peluang yang jauh
lebih besar untuk menderita hipertensi, jantung, kanker, obesitas, diabetes dan lainlain
(Dinkes Provinsi Jawa tengah, 2015). Melihat manfaat dari ASI eksklusif tersebut,
ternyata cakupan pemberian ASI eksklusif tersebut tidak semua sesuai dengan target
yang telah ditetapkan.
Durasi menyusui di Negara berkembang tergolong tinggi tetapi praktek menyusui
masih kurang baik. Di beberapa Negara seperti Filipina dan Srilanka, praktek menyusui
hanya dilakukan sekitar 4 bulan. Sedangkan di Indonesia, Pakistan dan Thailand hanya
dilakukan hampir 2 bulan (Singh, 2010).
Cakupan bayi mendapatkan ASI eksklusif secara nasional belum tercapai secara
menyeluruh. Cakupan bayi mendapat ASI eksklusif secara nasional untuk tahun 2017
sebesar 61,33%. Jawa Tengah sebesar 64,14% masih di bawah presentase nasional yaitu
65,16% (Kemenkes RI, 2018). Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa cakupan
pemberian ASI eksklusif untuk provinsi Jawa Tengah masih di bawah cakupan nasional.
Persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Jawa Tengah pada
tahun 2017 sebesar 54,4%, sedikit meningkat jika dibandingkan persentase pemberian
ASI eksklusif tahun 2016 yaitu 54,2%. Kabupaten/kota dengan persentase pemberian ASI
eksklusif tertinggi adalah Kota Magelang yaitu 87,2% dan terendah adalah Kabupaten
Temanggung yaitu 8,4 %, sedangkan untuk Kabupaten Semarang sebesar 51,4%, masih
di bawah persentase cakupan pemberian ASI eksklusif Jawa Tengah (Dinkes Prov Jateng,
2017).
ASI memilki banyak manfaat bagi bayi diantaranya merupakan makanan yang
mengandung gizi seimbang untuk bayi serta mengandung zat kekebalan yang mampu
mengurangi resiko bayi terjangkit penyakit. Zat kekebalan tubuh tersebut adalah
immuglobulin, dimana zat kekebalan yang tidak dimilki oleh susu formula adalah
kolostrum yang hanya diproduksi sampai hari kelima pasca persalinan. Pemberian carian
dan makanan lain selain ASI saat usia bayi kurang dari 6 bulan memberikan dampak
negatif diantarnaya meningkatkan resiko masuknya bakteri penyebab diare. Manfaat ASI
bagi bayi yang lain adalah meningkatkan kecerdasan otak, karena dalam ASI terdapat
kandungan asam lemak tak jenuh yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan
sel saraf otak bayi (Roesli, 2012).
Minat ibu dalam memberikan ASI masih rendah. Berdasarkan profil kesehatan
Indonesia tahun 2018 cakupan ASI eksklusif berada di angka 65,16%. Hal tersebut
menunjukkan hanya separuh dari bayi usia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif.
Data Kementerian Kesehatan mencatat mencatat kenaikan pada angka pemberian ASI
eksklusif, dari 29,5% pada 2016 menjadi 35,7% pada 2017. Angka ini juga terbilang
sangat kecil jika mengingat pentingnya peran ASI bagi kehidupan anak dan kenaikannya
dibawah 50% (Kemenkes RI, 2018).
Faktor yang mempengaruhi dalam pemberian ASI diantaranya usia ibu,
pendidikan ibu, pengetahuan ibu , pekerjaan ibu dan paritas ibu (Septia, 2012). Cakupan
ASI di Indonesia masih rendah. Di antaranya disebabkan penyebarluasaan informasi
mengenai ASI di antara petugas kesehatan dan masyarakat yang tidak optimal, yaitu
hanya sekitar 60% masyarakat mengetahui informasi tentang ASI dan sekitar 40% tenaga
kesehatan terlatih yang bisa menberikan konseling menyusui. Rendahnya cakupan ASI
juga dipengaruhi oleh teknik menyusui yang salah (Kristiyanti, 2014).
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain adalah pendidikan ibu,
pengetahuan ibu, sikap dan perilaku ibu, faktor fisik ibu serta faktor emosional.
Sedangkan faktor eksternalnya adalah ibu yang bekerja, jam kerja ibu, dukungan suami,
dukungan tempat kerja, pemberian makanan pralaktal dan pemberian susu formula
(Fikmawati & Syafiq, 2010).Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017
mendapatkan bahwa 62% tenaga kerja Indonesia adalah wanita. Faktor-faktor yang
menghambat keberhasilan menyusui pada ibu bekerja adalah pendeknya waktu cuti
bekerja, kurangnya dukungan tempat kerja, pendeknya waktu istirahat saat bekerja (tidak
cukup waktu untuk memerah ASI), Tidak adanya ruangan untuk memerah ASI. Hal ini
terbukti dengan belum tersedianya ruang laktasi dan perangkat pendukungnya serta
belum maksimalnya kegiatan adukasi,sosialisasi, advokasi, dan kampanye terkait
pemberian ASI, dan belum semua rumah sakit melaksanakan 10 langkah menuju
keberhasilan ASI (Profil kesehatan Jawa tengah,2015).
B. Rumusan Masalah
“Bagaimana cara memberikan Pendidikan Kesehatan ASI Eksklusif Pada Ibu Nifas?”
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memberikan Pendidikan Kesehatan ASI Eksklusif pada ibu nifas.
2. Meningkatkan pengetahuan ibu nifas tentang pentingnya ASI Eksklusif dan ibu mau
memberikan bayinya ASI Eksklusif sampai 6 bulan.
D. Manfaat
Ibu nifas mengetahaui tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif dan mau
memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan tanpa memberikan makanan atau cairan lain,
kecuali vitamin, mineral, dan obat yang telah diijinkan karena adanya alasan medis.
Sehingga diharapkan dapat meningkatkan cakupan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif
sehingga angka kesakitan dan kematian bayi dapat diturunkan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
I. PENDIDIKAN KESEHATAN
A. Pengertian Pendidikan Kesehatan
Menurut (Notoatmodjo, 2018) pendidikan kesehatan adalah sebuah upaya
persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan
tindakan-tindakan untuk memelihara, dan meningkatkan taraf kesehatannya.
Pendidikan kesehatan merupakan bentuk tindakan mandiri keperawatan untuk
membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran yang didalamnya perawat
sebagai perawat pendidik sesuai dengan tugas seorang perawat.
Pendidikan kesehatan merupakan sejumlah pengalaman yang
menguntungkan dalam mempengaruhi pengetahuan, kebiasaan dan sikap yang
berhubungan dengan kesehatan individu, masyarakat (Siswanto, 2015).
D. Jenis-Jenis ASI
ASI yang dihasilkan oleh ibu memiliki jenis dan kandungan yang berbeda-beda,
terdapat 3 jenis ASI yang diproduksi oleh ibu.
a. Kolostrum
Kolostrum adalah cairan kekuning-kuningan yang diproduksi pada hari
pertama hingga keempat dengan kandungan protein dan zat antiinfeksi yang
tinggi serta berfungsi sebagai pemenuhan gizi dan proteksi bayi baru lahir
(Astutik, 2014)
b. Transitional milk (ASI peralihan)
ASI peralihan adalah air susu ibu yang keluar setelah kolostrum. ASI
peralihan diproduksi 8-20 hari dengan kadar lemak, laktosa, dan vitamin larut
air yang lebih tinggi, dan kadar protein, mineral lebih rendah (Widuri, 2013)
c. Mature milk (ASI matang)
ASI matang adalah air susu ibu yang dihasilkan sekitar 21 hari setelah
melahirkan dengan kandungansekitar 90% air untuk hidrasi bayi dan 10%
karbohidrat, protein, dan lemak untuk perkembangan bayi (Widuri, 2013).
ASI matang memiliki dua tipe yaitu foremilk dan hindmilk. Foremik
diproduksi pada awal menyusui dengan kandungan tinggi protein, laktosa dan
nutrisi lainnya namun rendah lemak, serta komposisi lebih encer. Sedangkan
hindmilk diproduksi menjelang akhir menyusui dengan kandungan tinggi
lemak (Astutik, 2014).
Sebagian bayi ada yang menolak ASI perah beku. Jika demikian, Ibu bisa
mencoba memperpendek masa penyimpanan ASI atau menghangatkan ASI
sebelum diberikan kepada bayi.
ASI perah beku dari freezer dapat diturunkan terlebih dahulu di kulkas
selama semalaman, kemudian hangatkan sebagaimana cara di atas. Penting untuk
diketahui, Bunda jangan membekukan ulang ASI perah yang sudah dicairkan.
Berikut ini adalah hal lain yang perlu diperhatikan dalam mencairkan ASI perah:
Jika ASI perah dibutuhkan segera, letakkan wadah ASI perah di bawah air
mengalir. Lanjutkan merendamnya dalam mangkuk air hangat.
Untuk memeriksa apakah suhu ASI sudah sesuai untuk bayi, teteskan ke
pergelangan tangan. Jika suhu sudah sesuai, ASI bisa langsung diberikan kepada
bayi.
Gunakan ASI dalam waktu 24 jam setelah dicairkan seluruhnya. Setelah ASI
dibawa ke suhu kamar atau dihangatkan, ASI harus digunakan dalam 2 jam.
ASI merupakan asupan nutrisi yang terbaik bagi bayi. Penyimpanan ASI perah
yang benar dapat membantu ibu menyusui yang bekerja atau beraktivitas di luar
rumah untuk tetap mencukupi kebutuhan bayi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Indentitas/biodata
Nama : Titin Nama Suami : Abdul Basit
Umur : 25 Tahun Usia : 28 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Sudimara Pinang Rt 02/06 Alamat : Sudimara Pinang Rt
02/06
1. Data Subyektif
- Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertamanya pada tanggal 10/8/2022 secara
SC.karena...indikasinya apah di isi…….. proses SC lancer tidak ada
perdarahan,kontraksi baik.bayi lahir menangis kuat A/S 8/9 BB……dan di
lakukan IMD selama……..
- Ibu mengatakan pengeluaran ASI nya lancer dan banyak dan saat inih menyusui
bayinya secara eklusif
- Ibu mengatakan sebentar lagi cuti melahirkan habis dan akan segera masuk
kerja ,ibu ingin tetap menyusui secara eklusif tetapi belum memahami bagaimana
cara menysui eklusif saat ibu bekerja
- Ibu mengatakan luka oprasi SC sudah kering tetapi masih sedikit nyeri
- Ibu mengatakan pengeluaran darah dari kemaluan sudah tidak ada,,,,,,,,,klo masih
ada isi warnanya apa
- Ibu mengatakan saat ANC( isi riwayat anc berapa kali, dan yang lainnya di
jelaskan yg intinya sekilas
2. Obyektif
Keadaan umum ibu baik
Kesadaran composmentis
Tanda- tanda vital Tekanan darah: 110/ 70 mmHg Nadi : 80x/menit Suhu : 36,7c
Pernapasan : 22x/ menit
Pemeriksaan fisik :
a. Konjungtiva : Tidak anemis Sklera : Tidak ikterik,
b. Leher : Tidak ada benjolan,
c. Dada : Payudara : Simetris, putting susu menonjol, tampak hiperpigmentasi
aerola, ada pembesaran dan tidak ada peradangan,pengeluaran ASI,,,,,,
d. Abdomen : bekas luka operasi sudah kering, TFU sudah tidak teraba
e. Vulva vagina : tampak pengeluaran lochia alba
f. Kedua tangan tidak ada oedema dan kuku tidak pucat. Kedua kaki tidak ada
oedema, kuku tidak pucat, tidak ada varises dan reflex patella positif.
3. Assesment
Ny. T usia 25 tahun P1A0 Nifas Hari ke 28
Masalah: ketidak tauan cara pemberian ASI eklusif pada ibu bekerja
Kebutuhan :Pendidikan Kesehatan ASI Eksklusif
4. Planning
- Memberitahu kepada ibu bahwa kondisinya saat ini dalam keadaan baik. Ibu mengerti
dan telah mengetahui kondisinya saat ini.
- Memberikan inform concent untuk di tanda tangani bahwa ibu akan di berikan penkes
tentang pemberian ASI eklusif saat IBU bekerja,Inform consent sudah di TTD ibu
- Menjelaskan pengertian ASI Eksklusif, ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan
kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan atau
mengganti dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat, vitamin, dan mineral).
Ibu mengerti.
- Menjelaskan manfaat ASI sebagai nutrisi, daya tahan tubuh, meningkatkan
kecerdasan, menjalin kasih sayang, menciptakan generasi penerus bangsa yang
tangguh dan berkualitas. Ibu mengerti
- Menjelaskan zat kekebalan ASI seperti anti alergi, mengandung zat anti virus,
membantu pertumbuhan selaput usus bayi, sebagai faktor bifidus, dan laktoferin. Ibu
mengerti
- Menjelaskan jenis-jenis ASI seperti kolostrum, ASI peralihan dan ASI matur. Ibu
mengerti
- Menjelaskan cara memperbanyak produksi ASI, bayi menyusu setiap 2 jam sekali,
susui ditempat yang nyaman dan ibu optimalkan istirahat dan asupan nutrisi. Ibu
mengerti
- Menjelaskan cara pemerahan ASI dengan tangan atau dengan teknik marmet, tangan
dicuci bersig, siapkan gelas tertutup, payudara dikompres dengan kain handuk yang
hangat dan dimassase, dengan jari disekitar kalang payudara bagian atas dan jari
telunjuk pada sisi lain lalu ditekan ke area dada, ulangi tekan perah epas tekan perah
lepas, gerakan ini bisa diulang pada sekitar payudara pada semua sisi. Ibu mengerti
- Menjelaskan cara penyimpanan ASI. Yaitu……..Ibu mengerti
- Menjelaskan pada ibu bagaimana caranya iu menyusui tetap elusif saat ibu bekerja
yaitu dengan cara ibu menyusui bayi sesering mungkin saat ibu di rumah dan
melakukan perah ASI agar persediaan ASI mencukupi dan berikan ASI saja pada
bayinya saat ibu bekerja dengan ASI yang sudah di perah dan di simpan dengan baik
- Mendokumentasikan hasi tindakan. Dokemntasi telah dilakukan
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus Ny. T P1A0 dengan Pendidikan Kesehatan ASI Eksklusif. Hal ini sejalan
dengan Hasil penelitian oleh Resti Oktora (2017) tentang Gambaran Pemberian Asi Eksklusif
Pada Ibu Bekerja Di Desa Serua Indah, Kecamatan Jombang, Tangerang Selatan, berdasarkan
tingkat pengetahuan mengenai ASI eksklusif menunjukkan bahwa sebagian besar ibu tidak
mengetahui informasi mengenai ASI eksklusif dan manfaatnya terhadap pertumbuhan bayi, yang
ditunjukan dengan prosentase sebanyak 74,8% tidak tahu manfaat ASI eksklusif.
Dengan kondisi ibu dan bayi saat ini, maka dilakukan asuhan masa nifas berupa
Pendidikan Kesehatan tentang pentingnya ASI Ekslusif sejak bayi lahir, sehingga ibu mau
memberikan ASI eksklusif pada bayinya sehingga tumbuh dengan sehat dan cerdas.
BAB V
PENUTUP
I. Kesimpulan
ASI eksklusif merupakan ASI yang diberikan pada bayi mulai dari lahir hingga
usia 6 bulan tanpa diberi makanan atau minuman lain. Pemberian ASI eksklusif
dapat menurunkan mortalitas dan morbiditas bayi, mengoptimalkan pertumbuhan
bayi, membantu perkembangan kecerdasan anak, dan membantu memperpanjang
jarak kehamilan bagi ibu. Namun, masih banyak bayi baru lahir tidak
mendapatkan ASI secara eksklusif dikarenakan kurangnya pengetahuan orang tua
dan juga masalah budaya yang diyakini klien. Sehingga perlu dilakukan
penyuluhan ataupun edukasi mengenai pentingnya ASI eksklusif sejak masa
kehamilan.
II. Saran
Pemberian Pendidikan Kesehatan ASI Eksklusif sebaiknya dilakukan sejak
masa kehamilan sehingga pada saat bayi lahir ibu sudah paham tentang
pentingnya ASI eksklusif dan mau memberikan ASI Eksklusif pada bayinya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/asi-eksklusif-pada-ibu-yang-bekerja
https://www.alodokter.com/penyimpanan-asi-perah-yang-benar
https://www.nutriclub.co.id/article-bayi/menyusui/produksi-asi/cara-memerah-asi-dan-
menyimpan-asi
http://repository.unimus.ac.id/498/3/BAB%20II.pdf
https://www.alodokter.com/memperbanyak-asi-demi-mencukupi-kebutuhan-bayi